Budidaya Tanaman Kedelai
Kedelai (Glycine max) merupakan salah satu tanaman pangan yang memiliki nilai ekonomi dan gizi tinggi. Kedelai adalah sumber utama protein bagi manusia dan hewan, serta mengandung berbagai nutrisi penting seperti serat, vitamin, dan mineral. Selain itu, tanaman kedelai juga berperan dalam meningkatkan kesuburan tanah melalui fiksasi nitrogen, sehingga menjadi komponen penting dalam sistem pertanian berkelanjutan. Dalam artikel ini, kita akan membahas langkah-langkah budidaya kedelai yang efektif.
Syarat tumbuh kedelai
Sesuaikan lokasi lahan dengan syarat tumbuh tanaman kedelai
- Iklim
- Tanaman kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan subtropis. Sebagai barometer iklim yang cocok bagi kedelai adalah bila cocok bagi tanaman jagung. Bahkan daya tahan kedelai lebih baik daripada jagung. Iklim kering lebih disukai tanaman kedelai dibandingkan iklim lembab.
- Tanaman kedelai dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki curah hujan sekitar 100-400 mm/bulan.
- Sedangkan untuk mendapatkan hasil optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah hujan antara 100-200 mm/bulan.
- Suhu yang dikehendaki tanaman kedelai antara 21-34 derajat C, akan tetapi suhu optimum bagi pertumbuhan tanaman kedelai 23-27 derajat C. Pada proses perkecambahan benih kedelai memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 derajat C.
- Saat panen kedelai yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik dari pada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil.
- Media Tanam
- Pada dasarnya kedelai menghendaki kondisi tanah yang tidak terlalu basah, tetapi air tetap tersedia. Jagung merupakan tanaman indikator yang baik bagi kedelai. Tanah yang baik ditanami jagung, baik pula ditanami kedelai.
- Kedelai tidak menuntut struktur tanah yang khusus sebagai suatu persyaratan tumbuh. Bahkan pada kondisi lahan yang kurang subur dan agak asam pun kedelai dapat tumbuh dengan baik, asal tidak tergenang air yang akan menyebabkan busuknya akar. Kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah, asal drainase dan aerasi tanah cukup baik.
- Tanah-tanah yang cocok yaitu: alluvial, regosol, grumosol, latosol dan andosol.
- Pada tanah-tanah podsolik merah kuning dan tanah yang mengandung banyak pasir kwarsa, pertumbuhan kedelai kurang baik, kecuali bila diberi tambahan pupuk organik atau kompos dalam jumlah cukup.
- Tanah yang baru pertama kali ditanami kedelai, sebelumnya perlu diberi bakteri Rhizobium, kecuali tanah yang sudah pernah ditanami Vigna sinensis (kacang panjang). Kedelai yang ditanam pada tanah berkapur atau bekas ditanami padi akan lebih baik hasilnya, sebab tekstur tanahnya masih baik dan tidak perlu diberi pemupukan awal.
- Kedelai juga membutuhkan tanah yang kaya akan humus atau bahan organik. Bahan organik yang cukup dalam tanah akan memperbaiki daya olah dan juga merupakan sumber makanan bagi jasad renik, yang akhirnya akan membebaskan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman.
- Tanah berpasir dapat ditanami kedelai, asal air dan hara tanaman untuk pertumbuhannya cukup. Tanah yang mengandung liat tinggi, sebaiknya diadakan perbaikan drainase dan aerasi sehingga tanaman tidak kekurangan oksigen dan tidak tergenang air waktu hujan besar. Untuk memperbaiki aerasi, bahan organik sangat penting artinya.
BACA JUGA:
- Perangkat Uji Tanah Kering / PUTK
- Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) Untuk Mengukur Unsur Hara Pada Lahan Sawah
- PERANGKAT UJI PUPUK (PUP) UNTUK MENGUJI PUPUK
- Toleransi keasaman tanah sebagai syarat tumbuh bagi kedelai adalah pH= 5,8-7,0 tetapi pada pH 4,5 pun kedelai dapat tumbuh.
- Pada pH kurang dari 5,5 pertumbuhannya sangat terlambat karena keracunan aluminium. Pertumbuhan bakteri bintil dan proses nitrifikasi (proses oksidasi amoniak menjadi nitrit atau proses pembusukan) akan berjalan kurang baik.
- Dalam pembudidayaan tanaman kedelai, sebaiknya dipilih lokasi yang topografi tanahnya datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan tanggul.
- Ketinggian Tempat
- Varietas kedelai berbiji kecil, sangat cocok ditanam di lahan dengan ketinggian 0,5- 300 m dpl.
- Sedangkan varietasi kedelai berbiji besar cocok ditanam di lahan dengan ketinggian 300-500 m dpl.
- Kedelai biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian tidak lebih dari 500 m dpl.
Tahap budidaya tanaman kedelai
Pembibitan
Untuk mendapatkan hasil panen yang baik, maka benih yang digunakan harus yang berkualitas baik, artinya benih mempunyai daya tumbuh yang besar dan seragam, tidak tercemar dengan varietas-varietas lainnya, bersih dari kotoran, dan tidak terinfeksi dengan hama penyakit. Benih yang ditanam juga harus merupakan varietas unggul yang berproduksi tinggi, berumur genjah/pendek dan tahan terhadap serangan hama penyakit. Beberapa varietas unggul kedelai adalah:
- Ainggit (137)
- Clark 63
- Davros
- Economic Garden
- Galunggung
- Guntur, Lakon
- Limpo Batang
- Merbabu
- No.27
- No.29
- No.452
- Orba
- Peter
- Raung
- Rinjani
- Shakti
- Taichung
- Tambora
- Tidar
- TK 5,
- Wilis
Waktu Tanam
Pemilihan waktu tanam kedelai ini harus tepat, agar tanaman yang masih muda tidak terkena banjir atau kekeringan. Karena umur kedelai menurut varietas yang dianjurkan berkisar antara 75-120 hari, maka sebaiknya kedelai ditanam menjelang akhir musim penghujan, yakni saat tanah agak kering tetapi masih mengandung cukup air.
Waktu
tanam yang tepat pada masing-masing daerah sangat berbeda. Sebagai
pedoman: bila ditanam di tanah tegalan, waktu tanam terbaik adalah
permulaan musim penghujan. Bila ditanam di tanah sawah, waktu tanam
paling tepat adalah menjelang akhir musim penghujan. Di lahan sawah
dengan irigasi, kedelai dapat ditanam pada awal sampai pertengahan musim
kemarau.
Penyiapan Benih
Pemilihan benih kedelai memegang peranan penting dalam proses penanaman kedelai. Pilihlah benih yang mampu beradaptasi dengan kondisi lapang dan memenuhi standar mutu benih.Beberapa indikator benih yang baik adalah produktivitas tinggi, umur panen pendek, ukuran biji besar, warna biji cerah, dan memiliki tingkat adaptasi lingkungan yang tinggi. Jangan lupa juga pilih benih dari varietas unggul yang cocok di daerah Anda.
Pada tanah yang belum pernah ditanami kedelai, sebelum benih ditanam harus dicampur dengan legin, (suatu inokulum buatan dari bakteri atau kapang yang ditempatkan di media biakan, tanah, kompos untuk memulai aktifitas biologinya Rhizobium japonicum). Pada tanah yang sudah sering ditanam dengan kedelai atau kacang-kacangan lain, berarti sudah mengandung bakteri tersebut. Bakteri ini akan hidup di dalam bintil akar dan bermanfaat sebagai pengikat unsur N dari udara.
Cara pemberian legin:
- Sebanyak 5-10 gram legin dibasahi dengan air sekitar 10 cc;
- Legin dicampur dengan 1 kg benih dan kocok hingga merata (agar seluruh kulit biji terbungkus dengan inokulum;
- Setelah diinokulasi, benih dibiarkan sekitar 15 menit baru dapat ditanam. Dapat juga benih diangin-anginkan terlebih dahulu sebelum ditanam, tetapi tidak lebih dari 6 jam.
- Selain itu, yang perlu diperhatikan dalam ha memilih benih yang baik adalah: kondisi dan lama penyimpanan benih tersebut.
- Biji kedelai mudah menurun daya kecambah/daya tumbuhnya (terutama bila kadar air dalam biji ≥ 13% dan disimpan di ruangan bersuhu ≥ 25 derajat C, dengan kelembaban nisbi ruang ≥ 80%
Teknik Penyemaian bibit
Benih Penanaman dengan benih yang mempunyai daya tumbuh agak rendah dapat diatasi dengan cara menanamkan 3-4 biji tiap lubang, atau dengan memperpendek jarak tanam.
Jarak tanam pada penanaman benih berdasarkan
pertumbuhan tegak dapat diperpendek, sebaliknya untuk tipe pertumbuhan
agak condong (batang bercabang banyak) diusahakan agak panjang, supaya
pertumbuhan tanaman yang satu dengan lainnya tidak terganggu.
Pengolahan lahan
Persiapan Terdapat 2 cara mempersiapkan penanaman kedelai, yakni:
- Persiapan tanpa pengolahan tanah (ekstensif) di sawah bekas ditanami padi rendheng
- Persiapan dengan pengolahan tanah (intensif)
- Pertama dibiarkan bongkahan terangin-angin 5-7 hari
- Pencangkulan ke 2 sekaligus meratakan, memupuk, menggemburkan dan membersihkan tanah dari sisa-sia akar.
- Jarak antara waktu pengolahan tanah dengan waktu penanaman sekitar 3 minggu.
Pembentukan Bedengan Pembuatan bedengan dapat dilakukan dengan pencangkulan ataupun dengan bajak lebar 50-60 cm, tinggi 20 cm.
Apabila akan dibuat drainase, maka jarak antara drainase yang satu dengan lainnya sekitar 3-4 m.
Pemindahan Bibit
Ketika memindah yaitu menunjuk akar tanaman di kebun, perlu memperhatikan cara-cara yang baik dan benar. Pemindahan bibit yang ceroboh dapat merusak perakaran tanaman, sehingga pada saat bibit telah ditanam maka akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan bahkan mati.
BACA JUGA :
- Kedelai: Asal Usul, Klasifikasi, Ciri-ciri, Budidaya, Jenis, dan Syarat Tumbuh
- Kembang Tahu : Pengertian dan Proses Pembuatan
- Cara Membuat Serta Kandungan Nutrisi Susu Kedelai
- Mesin Pemecah Kulit Kedelai Untuk Pembuatan Tempe
- Kacang Merah : Klasifikasi, Ciri-ciri, Kandungan Gizi, dan Manfaat Kesehatan
- Cara Membuat Susu Kacang Hijau / Sari Kacang Hijau
Teknik Penanaman
Penentuan Pola Tanaman
Jarak tanam pada penanaman dengan membuat tugalan berkisar antara 20-40 cm. Jarak tanam yang biasa dipakai adalah 30 x 20 cm, 25 x 25 cm, atau 20 x 20 cm.
Jarak tanam hendaknya teratur, agar tanaman memperoleh ruang tumbuh yang seragam dan mudah disiangi. Jarak tanam kedelai tergantung pada tingkat kesuburan tanah dan sifat tanaman yang bersangkutan. Pada tanah yang subur, jarak tanam lebih renggang, dan sebaliknya pada tanah tandus jarak tanam dapat dirapatkan.
Pembuatan Lubang Tanam
Jika areal luas dan pengolahan tanah dilakukan dengan pembajakan, penanaman benih dilakukan menurut alur bajak sedalam kira-kira 5 cm.
Sedangkan jarak jarak antara alur yang satu dengan yang lain dapat dibuat 50-60 cm, dan untuk alur ganda jarak tanam dibuat 20 cm.
Pemasangan Mulsa.
Untuk menekan pertumbuhan gulma lakukan
pemasangan mulsa pada gundukan/bedengan. Pasang mulsa di seluruh
permukaan bedengan, kecuali di sekitar lubang tanam. Lakukan pemasangan
mulsa sejak sebelum penanaman benih.
Penyulaman
Penyulaman
bertujuan untuk menanam kembali tanaman yang mati dalam satu lubang
tanam. Segera lakukan penyulaman setelah benih mulai tumbuh.
Pemupukan Dosis
pupuk yang digunakan sangat tergantung pada jenis lahan dan kondisi tanah. Pada tanah subur atau tanah bekas ditanami padi dengan dosis pupuk tinggi, pemupukan tidak diperlukan. Pada tanah yang kurang subur, pemupukan dapat menaikkan hasil. Dosis pupuk secara tepat adalah sebagai berikut:
- Sawah kondisi tanah subur: pupuk Urea=50 kg/ha.
- Sawah kondisi tanah subur sedang: pupuk Urea=50 kg/ha, TSP=75 kg/ha dan KCl=100 kg/ha.
- Sawah kondisi tanah subur rendah: pupuk Urea=100 kg/ha, TSP=75 kg/ha dan KCl=100 kg/ha.
- Lahan kering kondisi tanah kurang subur: pupuk kandang=2000-5000 kg/ha; Urea=50-100 kg/ha, TSP=50-75 kg/ha dan KCl=50-75 kg/ha.
Waktu Penyemprotan
Pestisida Penyemprotan pestisida dilakukan pada waktu yang berbeda-beda tergantung jenis hama dan pola penyerangannya.
- Lalat bibit, diberi insektisida Marshal 200 EC, dicampur dengan benih, dilakukan sebelum benih ditanam.
- Ulat prodenia dilakukan penyemprotan dengan insektisida Azodrin 15 WSC, Huslation 40 EC, Thiodon 35 EC dan Barudin 60 EC sebanyak 2 kali seminggu setelah ditemukan telur.
- Wereng kedelai atau kumbang daun, disemprot dengan insektisida Surecide 25 EC, Kharpos 50 EC, Hosthathion 40 EC, Azodrin 15 WSC, Sevin 85 SP atau Tamaron pada tanaman setelah berumur di atas 20 hari.
- Kepik coklat disemprot dengan Azodrin 15 WSC, Diazinois 60 EC dan Dusban 20 EC atau Bayrusil setiap 1-2 minggu, setelah tanam 50 hari.
- Ulat penggerek polong, disemprot dengan insektisida Agrothion 50 EC, Dursban 20 EC, Azodrin 115 WSC, Thiodan 35 EC pada waktu pembentukan polong.
Hama pada tanaman kedelai
- Aphis SPP (Aphis Glycine)
- Kutu dewasa ukuran kecil 1-1,5 mm berwarna hitam, ada yang bersayap dan tidak. Kutu ini dapat dapat menularkan virus SMV (Soyabean Mosaik Virus). Menyerang pada awal pertumbuhan dan masa pertumbuhan bunga dan polong.
- Gejala: layu, pertumbuhannya terhambat.
- Pengendalian:
- Menanam kedelai pada waktunya, mengolah tanah dengan baik, bersih, memenuhi syarat, tidak ditumbuhi tanaman inang seperti: terung-terungan, kapas-kapasan atau kacangkacangan
- Membuang bagian tanaman yang terserang hama dan membakarnya
- Menggunakan musuh alami (predator maupun parasit)
- Penyemprotan insektisida dilakukan pada permukaan daun bagian atas dan bawah.
- Melano Agromyza Phaseoli, kecil sekali (1,5 mm)
- Lalat bertelur pada leher akar, larva masuk ke dalam batang memakan isi batang, kemudian menjadi lalat dan bertelur. Lebih berbahaya bagi kedelai yang ditanam di ladang. Pengendalian:
- Waktu tanam pada saat tanah masih lembab dan subur (tidak pada bulan-bulan kering)
- Penyemprotan Agrothion 50 EC, Azodrin 15 WSC, Sumithoin 50 EC, Surecide 25 EC
- Kumbang daun tembukur (Phaedonia Inclusa)
- Bertubuh kecil, hitam bergaris kuning. Bertelur pada permukaan daun.
- Gejala: larva dan kumbang memakan daun, bunga, pucuk, polong muda, bahkan seluruh tanaman.
- Pengendalian: penyemprotan Agrothion 50 EC, Basudin 50 EC, Diazinon 60 EC, dan Agrothion 50 EC.
- Cantalan (Epilachana Soyae)
- Kumbang berwarna merah dan larvanya yang berbulu duri, pemakan daun dan merusak bunga.
- Pengendalian: sama dengan terhadap kumbang daun tembukur.
- Ulat polong (Etiela Zinchenella)
- Ulat yang berasal dari kupu-kupu ini bertelur di bawah daun buah, setelah menetas, ulat masuk ke dalam buah sampai besar, memakan buah muda. Gejala: pada buah terdapat lubang kecil. Waktu buah masih hijau, polong bagian luar berubah warna, di dalam polong terdapat ulat gemuk hijau dan kotorannya.
- Pengendalian:
- Kedelai ditanam tepat pada waktunya (setelah panen padi), sebelum ulat berkembang biak;
- Penyemprotan obat Dursban 20 EC sampai 15 hari sebelum panen.
- Kepala polong (Riptortis Lincearis)
- Gejala: polong bercak-bercak hitam dan menjadi hampa.
- Pengendalian: penyemprotan Surecide 25 EC, Azodrin 15 WSC.
- Lalat kacang (Ophiomyia Phaseoli)
- Menyerang tanaman muda yang baru tumbuh.
- Pengendalian:
- Saat benih ditanam, tanah diberi Furadan 36, kemudian setelah benih ditanam, tanah ditutup dengan jerami .
- Satu minggu setelah benih menjadi kecambah dilakukan penyemprotan dengan insektisida Azodrin 15 WSC, dengan dosis 2 cc/liter air, volume larutan 1000 liter/ha.
- Penyemprotan diulangi pada waktu kedelai berumur 1 bulan.
Penyakit pada tanaman kedelai
- Penyakit layu lakteri (Pseudomonas solanacearum)
- Penyakit ini menyerang pangkal batang. Penyerangan pada saat tanaman berumur 2-3 minggu. Penularan melalui tanah dan irigasi.
- Gejala: layu mendadak bila kelembaban terlalu tinggi dan jarak tanam rapat.
- Pengendalian:
- Biji yang ditanam sebaiknya dari varietas yang tahan layu
- Kebersihan sekitar tanaman dijaga
- Pergiliran tanaman dilakukan dengan tanaman yang bukan merupakan tanaman inang penyakit tersebut.
- Pemberantasan: belum ada.
- Penyakit layu (Jamur tanah : Sclerotium Rolfsii)
- Penyakit ini menyerang tanaman umur 2-3 minggu, saat udara lembab, dan tanaman berjarak tanam pendek.
- Gejala: daun sedikit demi sedikit layu, menguning. Penularan melalui tanah dan irigasi.
- Pengendalian:
- Varietas yang ditanam sebaiknya yang tahan terhadap penyakit layu;
- Menyemprotkan Dithane M 45, dengan dosis 2 gram/liter air.
- Penyakit lapu (Witches Broom: Virus)
- Penyakit ini menyerang polong menjelang berisi. Penularan melalui singgungan tanam karena jarak tanam terlalu dekat.
- Gejala: bunga, buah dan daun mengecil.
- Pengendalian: menyemprotkan Tetracycline atau Tokuthion 500 EC.
- Penyakit anthracnose (Cendawan Colletotrichum Glycine Mori)
- Penyakit ini menyerang daun dan polong yang telah tua. Penularan dengan perantaraan biji-biji yang telah kena penyakit, lebih parah jika cuaca cukup lembab.
- Gejala: daun dan polong bintik-bintik kecil berwarna hitam, daun yang paling rendah rontok, polong muda yang terserang hama menjadi kosong dan isi polong tua menjadi kerdil.
- Pengendalian:
- Perhatikan pola pergiliran tanam yang tepat;
- Penyemprotan Antracol 70 WP, Dithane M 45, Copper Sandoz.
- Penyaklit karat (Cendawan phakospora Phachyrizi)
- Penyakit ini menyerang daun. Penularan dengan perantaraan angin yang menerbangkan dan menyebarkan spora.
- Gejala: daun tampak bercak dan bintik coklat.
- Pengendalian:
- Menanam kedelai yang tahan terhadap penyakit;
- Menyemprotkan Dithane M 45.
Ciri dan Umur Panen
Panen kedelai dilakukan apabila sebagian besar daun sudah menguning, tetapi bukan karena serangan hama atau penyakit, lalu gugur, buah mulai berubah warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan dan retak-retak, atau polong sudah kelihatan tua, batang berwarna kuning agak coklat dan gundul.
Panen yang terlambat akan merugikan, karena banyak buah yang sudah tua dan kering, sehingga kulit polong retak-retak atau pecah dan biji lepas berhamburan.
Selain itu, buah akan gugur akibat tangkai buah mengering dan lepas dari cabangnya. Perlu diperhatikan umur kedelai yang akan dipanen yaitu sekitar 75-110 hari, tergantung pada varietas dan ketinggian tempat.
Perlu diperhatikan, kedelai yang akan digunakan sebagai bahan konsumsi dipetik pada usia 75-100 hari, sedangkan untuk dijadikan benih dipetik pada umur 100-110 hari, agar biji matang betul betul sempurna dan merata.