Jumat, 04 Agustus 2023

Kedelai: Asal Usul, Klasifikasi, Ciri-ciri, Budidaya, Jenis, dan Syarat Tumbuh

Kacang kedelai (Glycine max), juga disebut soja bean atau soya bean, merupakan salah satu tanaman legum dari keluarga Fabaceae. Kedelai adalah kacang yang paling penting secara ekonomi di dunia, menyediakan protein nabati bagi jutaan orang dan bahan untuk ratusan produk kimia. Artikel ini akan membahas asal usul kacang kedelai, klasifikasi ilmiahnya, ciri-ciri botani, jenis, dam syarat tumbuh budidaya kedelai supaya efektif.

kedelai


Kedelai merupakan bahan pangan yang sangat popular di kalangan masyarakat. Hampir setiap hari sebagian besar masyarakat mengkonsumsi makanan olahan berbasis kedelai, misalnya tempe, tahu, oncom, susu kedelai, kecambah (tauge kedelai) dan lain-lain. Alasan pemilihan kedelai sebagai bahan pangan adalah kandungan protein serta kandungan gizi lainnya yang tinggi. 

Asal Usul Kacang Kedelai

Berdasarkan britannica.com, asal usul tanaman kedelai tidak jelas, tetapi banyak ahli botani percaya bahwa tanaman ini pertama kali didomestikasi di Tiongkok tengah pada awal 7000 SM. Tanaman kuno, kedelai telah digunakan di Cina, Jepang, dan Korea selama ribuan tahun sebagai makanan dan komponen obat-obatan. Kedelai diperkenalkan ke Amerika Serikat pada tahun 1804 dan menjadi sangat penting di Selatan dan Midwest pada pertengahan abad ke-20. Brasil dan Argentina juga merupakan produsen utama.

Tanaman kedelai merupakan tanaman yang dibudidayakan di Indonesia sejak 1746. Tanaman kedelai ditanam pada lahan sawah sebagai rotasi tanaman padi. Sayangnya penanaman kedelai kurang berhasil di Indonesia hingga saat ini.

Klasifikasi tanaman kedelai

Kedelai termasuk dalam jenis kacang-kacangan. Merupakan tanaman semusim, berupa semak rendah, tumbuh tegak, berdaun lembut, dengan beragam morfologi. Tinggi tanaman berkisar antara 10-200 cm. Dapat bercabang sedikit atau banyak tergantung kultivar dan lingkungan hidup. Morfologi tanaman kedelai didukung oleh komponen utamanya yaitu akar, daun, batang, bunga, polong dan biji sehingga pertumbuhannya bisa optimal (Adisarwanto, 2005). Perakaran terdiri atas akar lembaga (ridicula), akar tunggang (radix primaria), dan akar cabang (radix lateris) berupa akar rambut (Rukmana dan Yuniarsih, 1996).

Menurut Rukmana dan Yuniarsih (1996) kedudukan tanaman kedelai dalam sistematik tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut:

  • Kingdom     : Plantae
  • Divisi      : Spermatophyta
  • Sub-divisi  : Angiospermae
  • Kelas       : Dicotyledonae
  • Ordo        : Polypetales
  • Famili      : Leguminosae (Paplionaceae)
  • Sub-famili  : Papilionoideae
  • Genus       : Glycine
  • Spesies     : Glycine max (L.) Meril, sinonim dengan G. soya (L.) Sieb dan Zucc. Atau Soya max atau S. hispida

BACA JUGA :

 

Ciri ciri / morfologi tanaman kacang kedelai

Karakteristik kedelai yang dibudidayakan di Indonesia merupakan tanaman semusim, tanaman tegak, dengan tinggi 40 sampai 90 cm, bercabang, memiliki daun tunggal dan daun bertangkai tiga (trifoliate), terdapat bulu pada daun dan polong, serta umur tanaman antara 72-90 hari. Menurut Adie dan Krisnawati (2007), pada tanaman kedelai, biji merupakan komponen morfologi yang bernilai ekonomis.

Akar kedelai

Akar tanaman kedelai terdiri dari akar tunggang dan akar sekunder yang tumbuh dari akar tunggang. Untuk memperluas permukaan kontaknya dalam menyerap unsur hara, akar juga membentuk bulu akar yang merupakan penonjolan dari sel-sel epidermis akar. Kedelai tergolong tanaman leguminosa yang dicirikan oleh kemampuannya membentuk bintil akar. Salah satu kekhasan dari sistem perakaran tanaman kedelai adalah adanya interaksi simbiosis antara bakteri nodul akar (Rhizobium japonicum) dengan akar tanaman kedelai yang menyebabkan terbentuknya bintil akar. Adanya bintil akar memiliki peran dalam proses fiksasi N2 yang sangat dibutuhkan oleh tanaman kedelai untuk kelanjutan pertumbuhan, khususnya dalam aspek penyediaan unsur hara nitrogen. 

akar kedelai


Ciri bintil akar yang telah matang adalah berwarna merah muda yang disebabkan adanya leghemoglobin, yang diduga aktif menambat nitrogen. Pada minggu keenam hingga ketujuh bintil akar telah lapuk.

Batang

Pada tanaman kedelai memiliki dua tipe pertumbuhan batang, yaitu determinit dan indeterminit. Tipe determinit ditunjukkan dengan batang yang tidak tumbuh lagi pada saat tanaman mulai berbunga, sedangkan tipe tumbuh indeterminit dicirikan bila pucuk batang tanaman masih bisa tumbuh daun, walaupun tanaman sudah mulai berbunga.

Ciri tipe determinit apabila pada akhir fase generatif pada pucuk batang tanaman kedelai ditumbuhi polong, sedangkan tipe indeterminit pada pucuk batang tanaman masih terdapat daun yang tumbuh. Batang tanaman kedelai ditumbuhi bulu berwarna abu-abu atau cokelat, tetapi ada juga varietas kedelai yang tidak berbulu.

batang kedelai


Jumlah buku pada batang akan bertambah sesuai pertambahan umur tanaman, tetapi pada kondisi normal berkisar 15 – 20 buku dengan jarak antara buku berkisar 2 – 9 cm. Jumlah buku pada batang tanaman kedelai dipengaruhi oleh tipe tumbuh batang dan periode panjang penyinaran pada siang hari. Menurut Adie dan Krisnawati (2007), tipe pertumbuhan indeterminit umumnya memiliki buku lebih banyak dibandingkan dengan tipe pertumbuhan determinit.

Daun

Tanaman kedelai mempunyai dua bentuk daun yang dominan, yaitu stadia kotiledon yang tumbuh saat tanaman masih berbentuk kecambah dengan dua helai daun tunggal dan daun bertangkai tiga (trifoliate leaves) yang tumbuh selepas masa perkecambahan. Tangkai daun lateral umumnya pendek sepanjang 1 cm.

Menurut Carlson (1973), terdapat lima macam bentuk daun tanaman kedelai, yaitu lancip, bulat, lonjong, lonjong-lancip dan daun berempat ditunjukkan pada Gambar  di bawah ini.

Daun kedelai
Bentuk daun tanaman kedelai (Carlson, 1973)
a=lancip ; b,d=bulat ; e=lonjong ; f=lonjong-lancip ; g=daun berempat


Bunga kedelai

Kedelai merupakan tanaman menyerbuk sendiri yang memiliki bunga sempurna karena pada setiap bunga memiliki alat reproduksi jantan dan betina. Penyerbukan bunga terjadi pada saat bunga masih tertutup sehingga sangat kecil kemungkinan terjadi penyerbukan silang, yaitu hanya 0,1% .

bunga kedelai
Bagian bunga kedelai (Carlson, 1973)
a=tampak utuh ; b=tampak belakang ; c=tampak depan ; ca=kelopak bunga ;
brl = brakteola ; ba=daun bendera ; wn=sayap mahkota ; ke=petal


Bunga kedelai berbentuk seperti kupu-kupu, berwarna putih atau ungu. Mahkota bunga terdiri dari lima helai yang menyelubungi bakal buah dan benang sarinya. Tidak semua bunga kedelai berhasil membentuk polong, dengan tingkat keguguran 20-80%. 

 

struktur bunga kedelai

Struktur bunga kedelai (Carlson, 1973)
a=benangsari ; b=putik ; c=benangsari

Kerontokan bunga kedelai dapat dikategorikan wajar apabila terjadi pada kisaran 20-40%. Adie dan Krisnawati (2007) menyatakan, pada kondisi optimal, rata-rata jumlah bunga yang berhasil membentuk polong isi adalah 84 %. Rentan umur berbunga tanaman kedelai pada lingkungan tidak ternaungi berkisar antaran 36-48 HST.

Polong

Polong kedelai berwarna hijau dengan panjang polong muda sekitar 1 cm. Polong pertama kali muncul sekitar 10-14 hari setelah munculnya bunga pertama. Adie dan Krisnawati (2007), menyatakan bahwa satu polong berisi 1-5 biji, tetapi umumnya berisi 2-3 biji per polong. 

polong kedelai

 Polong kedelai berbulu dan berwarna kuning kecoklatan serta abu-abu. Polong berlekuk lurus atau ramping dengan panjang 2-7 cm. Selama proses pematangan, polong yang mula-mula berwarna hijau berubah menjadi kecokelatan. 

 Periode pengisian biji pada kedelai merupakan fase paling kritis dalam pencapaian hasil optimal. Pada fase ini, ketersediaan air dan adanya serangan hama penyakit akan berpengaruh buruk pada proses pengisian biji.

BACA JUGA:

Biji  kedelai

Bentuk biji kedelai bermacam-macam, dari lonjong hingga bulat. Biji dikelompokkan berdasarkan ukuran, di Indonesia kedelai berukuran besar meiliki berat >14 g / 100 biji, berukuran sedang 10 sampai 14 g/ 100 biji, dan berukuran kecil memiliki berat 30 g/ 100 biji.

Biji kedelai terbagi menjadi dua bagian utama yaitu kulit biji dan embrio/janin. Pada kulit biji terdapat bagian yang disebut pusar yang berwarna cokelat, hitam, atau putih. Pada ujung pusar terdapat mikrofil, berupa lubang kecil yang terbentuk saat proses pembentukan biji. Sebagian besar biji kedelai berbentuk bulat (Adisarwanto, 2005), namun bentuk biji sebenarnya bervariasi tergantung pada varietas tanaman yaitu bulat, agak gepeng, dan agak bulat. Sedangkan untuk warna kulit biji terdapat beberapa variasi warna yaitu kuning, hijau, kuning kehijauan, hijau kekuningan, hitam, dan cokelat (Balitkabi, 2009).

jenis kedelai

Adapun hal yang berhubungan dengan ukuran biji, Permanasari et al., (2014), menambahkan bahwa peningkatan ukuran biji dipengaruhi oleh besarnya fotosintat yang dihasilkan oleh tanaman untuk didistribusikan ke biji. Pertumbuhan tanaman terbagi atas dua fase yaitu fase vegetatif dan fase generatif (reproduktif). 

 

Fase vegetatif dimulai sejak tanaman tumbuh dan umumnya dicirikan oleh banyaknya buku pada batang utama yang telah memiliki daun terbuka penuh. Fase generatif dimulai dengan terbentuknya satu bunga dan diakhiri jika 95% polong telah matang.

biji kedelai


Adie dan Krisnawati (2007), menyatakan bahwa berdasarkan umur panen, kedelai di Indonesia terbagi atas tiga golongan yaitu :

  • Varietas berumur genjah (<80 hari)
  • Varietas berumur sedang (80-85 hari)
  • Varietas berumur dalam (>85 hari).

Umur panen kedelai yang rendah memiliki hasil yang lebih rendah daripada umur panen sedang dan dalam


Jenis kedelai

Jenis kedelai yang telah banyak dimanfaatkan adalah kedelai kuning dan kedelai hitam. Namun diantara keduanya, kedelai kuning lebih banyak dimanfaatkan, misalnya diolah menjadi tempe, susu kedelai, tahu, dan lain-lain. Sedangkan kedelai hitam masih sebatas diolah menjadi kecap.

jenis kedelai


Ada beberapa varietas kedelai kuning, salah satunya adalah varietas Gepak Kuning. Menurut Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (2010), Gepak Kuning merupakan varietas kedelai unggul lokal yang berumur genjah. Kedelai varietas ini juga mempunyai kelebihan lebih toleran terhadap kekeringan, juga mempunyai potensi mengurangi resiko gagal panen akibat serangan hama dan meningkatkan indeks pertanaman.

Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai (Glycine max L.)

Tanah

Lahan yang tergolong baik bagi pertumbuhan kedelai adalah wilayah dengan pH 5.5 - 6,5, serta hara NPK cukup.
Kedelai tidak dapat tumbuh dengan baik pada tanah kering berpasir serta tanah dangkal.
Jenis tanah yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman kedelai adalah alluvial,regosol, grumusol, latosol, dan andosol.

Sumarno dan Manshuri (2007), menambahkan bahwa pada sebagian besar lahan yang ditanami kedelai di Indonesia, masalah yang sering dihadapi adalah dangkalnya lapisan olah tanah. Baik di lahan sawah maupun tegalan, kedalaman lapisan olah kurang dari 25 cm, kebanyakan 15-20 cm. Lapisan bajak yang dangkal akan membatasi perkembangan
akar kedelai, tanaman mudah tercekam kekeringan, dan penyerapan hara terbatas yang kemudian berdampak terhadap rendahnya produktivitas kedelai.

Iklim

Iklim merupakan faktor yang tidak kalah penting untuk diperhatikan. Beberapa komponen penting yang termasuk dalam faktor iklim antara lain suhu, panjang hari,
kelembaban udara, dan curah hujan. Komponen tersebut, baik secara terpisah maupun terpadu sangat menentukan tingkat keberhasilan pertumbuhan tanaman kedelai.

  • Suhu yang tepat untuk pertanaman kedelai yaitu berkisar 20-30ºC.
Penyataan tersebut sesuai dengan Sumarno dan Manshuri (2007), yang menerangkan bahwa
kedelai memerlukan suhu yang sesuai berkisar 22o- 27 derajat Celcius. Pertumbuhan tanaman kedelai di musim kemarau akan lebih baik bila dibandingkan dengan musim hujan.
Apabila musim hujan terjadi pada masa generatif, yaitu curah hujan tinggi dan banyak terjadi awan mendung yang menghalangi pancaran sinar matahari maka akan mempengaruhi kualitas biji. Namun suhu yang terlalu tinggi (>30ºC), dapat memperlambat proses perkecambahan biji sehingga polong menjadi cepat masak.
Hal tersebut akan membuat pembentukan jumlah polong dan proses pengisian biji tidak optimal. (Adisarwanto, 2013)
  • Panjang hari.
Panjang hari yaitu lamanya sinar matahari menyinari permukaan bumi. Di daerah tropis, panjang penyinaran umumnya 11-12 jam/hari. Panjang hari merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan rendahnya tingkat produktivitas. Hal ini terkait dengan sifat kedelai yang peka terhadap lama penyinaran sinar matahari.
  • Kelembaban
Kelembaban merupakan faktor iklim yang juga penting untuk mendukung pertumbuhan kedelai. Menurut Adisarwanto (2013), kelembaban udara optimal tanaman kedelai berkisar 75-90%. Kelembaban udara yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan berkembangnya hama dan penyakit sehingga serangan akan semakin meningkat. 
Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan adalah kelembaban udara berpengaruh langsung terhadap proses pemasakan biji. Oleh karena hal tersebut, apabila semakin tinggi kelembaban udara akan mempercepat proses pemasakan polong sehingga pembentukan biji kurang optimal.
  • Curah hujan.
Selama pertumbuhan tanaman, kedelai membutuhkan air sekitar 350-550 mm. Sumarno dan Manshuri (2007) menambahkan, tepatnya curah hujan yang tepat untuk pertumbuhan kedelai berkisar 100-150 mm/bulan. 
Kekurangan atau kelebihan akan mempengaruhi hasil kedelai. Ketersediaan air dapat berasal dari saluran irigasi maupun air hujan. Pada fase vegetatif mulai dari perkecambahan, berbunga serta pembentukan atau pengisian polong, kedelai membutuhkan curah air yang banyak dengan kondisi kelembaban tanah yang tinggi. 
Namun harus diwaspadai apabila curah hujan tinggi, maka harus dibuat saluran drainase yang tepat sehingga tidak menyebabkan polong busuk dan kualitas biji yang dihasilkan menurun.

Admin