Sabtu, 05 Agustus 2023

Penyakit Karat Daun Tanaman Kedelai: Penyebab, Gejala, dan Penanganan

Penyakit karat daun merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi oleh para petani kedelai. Karat daun disebabkan oleh infeksi jamur yang dapat menyebabkan kerugian ekonomi dan menurunkan hasil panen. Dalam artikel ini, kita akan membahas penyebab, gejala, serta solusi untuk mengatasi penyakit karat daun pada tanaman kedelai.

Produksi kedelai di Indonesia sejak tahun 1995 cederung mengalami penurunan. Pada tahun 2007 produksi kedelai hanya 35% dibanding produksi tahun 1995 (BPS, 2008). Sedangkan Yulianto B.etal (2008). Mengemukakan bahwa produksi kedelai tahun 2006 dan 2007 masing-masing mencapai 795.340 dan 782.530 ton, dan tahun 2009 diperkirakan turun menjadi 757.540 ton. Konsekwensi dari penurunan produksi adalah terjadinya defisit kedelai yang terus bertambah, karena konsumsi nasional cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini, rata-rata nasional produktivitas kedelai di tingkat petani hanya sekitar 1,3 t/ha dengan kisaran 0,6 -2,0 t/ha, sedangkan di tingkat penelitian telah mencapai 1,7 – 3,2 t/ha bervariasi menurut kesuburan lahan dan penerapan teknologinya (Puslitbangtan 2008).

ciri ciri penyakit karat daun


Salah satu hambatan dalam peningkatan dan stabilisasi produksi kedelai di Indonesia selain masalah iklim adalah serangan penyakit karat daun yang disebabkan oleh cendawan Phakopsora pachyrhizi. Penyakit karat telah tersebar luas di sentra produksi kedelai di dunia. Di Indonesia, penyakit karat terdapat di sentra produksi kedelai di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan dan Sulawesi (Semangun.1991).

Phakopspora pachyrhizi merupakan penyakit yang sangat berbahaya pada kedelai. Penyakit karat dapat menurunkan hasil karena daun-daun yang terserang akan mengalami defoliasi lebih awal sehingga akan mengakibatkan berkurangnya berat biji dan jumlah polong yang bervariasi antara 10-90%, tergantung pada fase perkembangan tanaman, lingkungan dan varietas kedelai (Sinclair dan Hartman. 1999). Kehilangan hasil akibat penyakit karat di Indonesia mencapai 90% (Sudjono et al 1985).Besarnya kehilangan hasil bergantung pada berbagai faktor antara lain ketahanan tanaman. Pada varietas Orba, kehilangan hasil dapat mencapai 36%, sedangkan pada varietas TK-5 sebesar 81%(Sumarno dan Sudjono. 1977).

Penyebab penyakit karat daun pada kedelai

Karat kedelai adalah penyakit agresif yang disebabkan oleh jamur Phakopsora pachyrhizi. Ini bukan jamur yang ditularkan oleh benih dan membutuhkan jaringan hijau untuk hidup dan menyelesaikan siklus hidupnya. Jika tidak ada tanaman kedelai di sekitarnya, jamur ini memerlukan inang alternatif untuk bertahan hidup. Spora yang diproduksi di pustula berpindah dari tanaman satu ke tanaman lainnya dan menembus sel-sel tanaman secara langsung, bukan melalui pori-pori atau luka di jaringan daun. Perkembangan penyakit ini didukung oleh kondisi  basah daun 6 hingga 12 jam terus-menerus, pada suhu dingin hingga sedang (16 - 28 °C) dan kelembaban tinggi

Klasifikasi dan ciri jamur

  • Kingdom  : Fungi
  • Phylum   : Basidiomycota
  • Class    : Urediniomycetes
  • Subclass : Incerae sedis
  • Family   : Phakopsoraceae
  • Genus    : Phakopsora
  • Spesies  : P. pachyrizi

Cendawan P. pachyrhizi merupakan parasit obligat. Jika di lapangan tidak terdapat tanaman kedelai, spora hidup pada tanaman inang lain. Spora hanya bertahan 2 jam pada tanaman bukan inang.spora tidak dapat bertahan pada kondisi kering, jaringan mati atau tanah. Jika tidak ada tanaman kedelai, gulma yang termasuk ke dalam family Leguminosae dapat menjadi tanaman inang alternatif.

Gejala penyakit karat daun keledai

Infeksi berawal di bagian bawah tanaman dan selanjutnya menyebar ke atas, terutama mempengaruhi daun-daun muda. Gejala pertama muncul di sekitar tahap pembungaan dalam bentuk bintik-bintik kecil merah bata di bagian bawah daun, seringkali terlihat pula di sepanjang pembuluh vena. 

Selanjutnya, bintik-bintik ini bertambah banyak dan menjadi coklat kemerahan atau hitam.

 Saat penyakit ini berkembang, bintik-bintik tersebut tertutup oleh pustula jamur berwarna coklat pucat yang terlihat oleh mata telanjang. Beberapa darinya menyatu dan membentuk bintik-bintik coklat tua yang tidak teratur yang dikelilingi oleh lingkaran cahaya kekuningan. Bintik-bintik bisa hadir di kedua sisi daun, kadang juga terlihat pada tangkai dan batang. Penggundulan daun tanaman secara prematur dimungkinkan terjadi.



penyakit karat daun pada kedelai

Akibat

Akibat yang ditimbulkan pada tanaman kedelai yang disebabkan oleh cendawan Phakopsora pachyrhizi adalah sebagai berikut :

  1. Berkurangnya produktifitas hasil panen
  2. Kerontokan pada daun sebelum masa panen
  3. Tanaman cepat layu dan mati karena proses foosintesis terganggu.

Cara Indentifikasi

Cara mengidentifikasi dapat diketahui melalui proses infeksi dimulai dengan perkecambahan uredospora membentuk tabung kecambah tunggal yang menembus permukaan daun 5–400 µm melalui bagian tengah sel epidermis, sampai terbentuk apresorium (hifa infeksi).

Berbeda dengan cendawan karat yang lain, pada cendawan ini penetrasi apresorium ke sel-sel epidermis daun langsung melalui kutikula, jarang melalui stomata. Jika melalui stomata, umumnya apresorium masuk melalui sel penjaga, bukan melalui sel pembuka.
Proses penetrasi pada cendawan ini bersifat unik, cendawan mampu melakukan penetrasi secara langsung. Proses penetrasi tersebut memudahkan P. pachyrhizi mendapatkan inang yang luas. Uredium akan berkembang 5-8 hari setelah proses infeksi.

Uredospora baru terbentuk 9 hari setelah infeksi, dan pembentukan dapat berlanjut sampai 3 minggu, sedangkan uredium berkembang sampai 4 minggu. Uredium generasi kedua akan tumbuh pada bagian pinggir dari tempat infeksi pertama, dan hal ini dapat berlangsung terus-menerus sampai 8 minggu Uredospora berkembang sangat cepat dan dapat dibentuk dalam jumlah yang sangat banyak.

Jika satu bercak rata-rata memproduksi lebih dari 12.000 uredospora dalam 4-6 minggu maka dari 400 bercak akan terjadi serangan yang berat.

Cara Penanganan / Solusi / Cara Pengendalian

Penanganan penyakit karat dianjurkan dilakukan dengan memadukan beberapa komponen pengendalian yang ramah lingkungan untuk mendukung pertanian berkelanjutan.
 Komponen pengendalian penyakit karat meliputi penanaman varietas tahan serta penggunaan bahan nabati dan hayati.

Penanganan dengan Fungisida Nabati

Penanganan dengan fungisida nabati mempunyai keunggulan karena tidak mencemari lingkungan, bahannya tersedia di lingkungan sekitar, dan lebih murah dari pada fungisida sintetis. Dapat menggunakan minyak cengkih dalam melindungi tanaman kedelai dari infeksi penyakit karat.

Intensitas serangan karat pada tanaman tanpa perlakuan minyak cengkih cukup tinggi; pada pengamatan umur 65 hari setelah tanam (hst) di rumah kaca dan pada umur 78 hst di lapangan, intensitas serangan karat berturut-turut sebesar 73% dan 34%. Intensitas serangan karat dengan perlakuan minyak cengkih bervariasi dari 5% hingga 21,60%.

BACA JUGA :

 
 

Daun tanaman kedelai yang diberi perlakuan minyak cengkih secara visual tampak sehat dan tidak terdapat atau sedikit gejala penyakit karat, sedangkan daun tanpa perlakuan minyak cengkih terdapat gejala penyakit karat. Dinding sel spora yang diberi perlakuan minyak cengkih mengalami lisis sehingga isi sel tersebar ke luar sel. Spora tanpa minyak cengkih memiliki dinding sel yang tetap utuh dan dapat membentuk tabung kecambah. Hal ini menunjukkan bahwa spora masih hidup.

Penanganan dengan agen hayati

Pengendalian dengan agens hayati dimaksudkan mengaplikasikan mikro organisme antagonis dari penyebab penyakit. Menurut Zadoks dan Schein (1979), cara pengendalian tersebut dapat meminimalkan jumlah inokulum awal dan mengurangi perkembangan penyakit.

Keunggulan cara pengendalian tersebut adalah tidak mencemari lingkungan dan dengan satu kali aplikasi, efek residunya dapat bertahan lama, sampai beberapa musim tanam.

Penggunaan bakteri sebagai agen antagonis juga berpeluang untuk pengendalian penyakit karat karena bakteri masuk ke dalam jaringan tumbuhan dan mengikuti transportasi cairan di dalam sel tanaman sehingga tidak terkena panas matahari secara langsung.

Penanganan Kimiawi 

Selalu pertimbangkan pendekatan terpadu dengan tindakan pencegahan bersama dengan perlakuan hayati jika tersedia. Memilih fungisida yang tepat dan menerapkannya pada waktu yang tepat sangatlah penting. Semprotkan fungisida berbahan dasar heksakonazol (2 ml/l air) dan propikonazol (1 ml/l air). Berikan formulasi kompleks seng-besi maneb secara berkala sepanjang musim tanam.

Tindakan Pencegahan

  • Pilih varietas yang toleran atau tahan penyakit.
  • Lakukan penanaman lebih awal dan jika mungkin pilihlah kultivar (varietas tanaman) yang mulai matang.
  • Atau, lakukan penanaman lebih terlambat untuk memanfaatkan musim yang lebih kering.
  • Beri jarak tanam yang lebih renggang untuk mempercepat pengeringan kanopi.
  • Pantau tanaman Anda secara teratur dan singkirkan tanaman inang alternatif.
  • Sesuaikan kesuburan tanah, khususnya dengan kadar kalium dan fosfor yang sesuai.

Kesimpulan

Penyakit karat daun pada tanaman kedelai dapat menyebabkan kerugian yang signifikan jika tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu, pemahaman tentang penyebab, gejala, dan solusi untuk mengatasi penyakit ini sangat penting bagi para petani kedelai. Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian yang tepat, diharapkan dapat mengurangi dampak dan meningkatkan hasil panen tanaman kedelai.

 

Admin