Pohon Aren : Taksonomi, Morfologi, Manfaat & Cara Menanam Enau
Pohon aren, juga dikenal dengan nama enau atau pohon siwalan (Arenga pinnata), adalah salah satu tumbuhan yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat di berbagai wilayah tropis dan subtropis. Artikel ini akan mengajak Anda untuk menjelajahi lebih dalam tentang pohon aren, termasuk taksonomi dan morfologi yang membedakan tanaman ini, manfaat luar biasa yang ditawarkan dari berbagai bagian pohon aren, dan juga panduan praktis cara menanam enau dengan sukses.
Sebagai anggota keluarga Arecaceae, pohon aren memiliki nilai ekonomi dan budaya yang tinggi di berbagai negara di Asia Tenggara. Dari akar, batang, daun, hingga bunga dan buahnya, semua bagian dari pohon aren dimanfaatkan untuk berbagai keperluan manusia. Bambu enau, salah satu jenis batang aren yang khas, digunakan sebagai bahan bangunan dan kerajinan tangan, sementara nektar dari bunga enau dihasilkan menjadi gula aren yang lezat. Manfaat pohon aren juga mencakup hasil yang bermanfaat bagi petani seperti getah yang bisa diolah menjadi gula merah, dan serat dari daun yang digunakan dalam pembuatan anyaman dan produk lainnya. Dalam artikel ini, kami akan membahas lebih lanjut tentang taksonomi dan morfologi pohon aren yang menarik, serta mengungkapkan berbagai manfaat yang telah lama memberi kontribusi bagi kehidupan manusia. Selain itu, kami juga akan memberikan panduan langkah demi langkah dalam cara menanam enau agar Anda dapat memanfaatkan potensi luar biasa dari pohon ini dalam lingkungan pertanian atau halaman rumah Anda sendiri.
Taksonomi / Klasifikasi Pohon Aren / Enau
Tanaman yang ctumbuh di wilayah tropis ini memiliki sistem klasifikasi ilmiah atau taksonomi sebagai berikut:
- Kingdom Plantae
- Subkingdom Viridiplantae
- Infrakingdom Streptophyta
- Superdivisi Embryophyta
- Divisi Tracheophyta
- Subdivisi Spermatophyta
- Kelas Magnoliopsida
- Superordo Lilianae
- Ordo Arecales
- Famili Arecaceae
- Genus Arenga
- Spesies Arenga pinnata
Asal, Sebaran dan Syarat Tumbuh Aren / Enau
Pohon aren yang juga disebut enau merupakan tanaman yang berasal dari kawasan Asia tropis. Tumbuhan aren secara alami tersebar dari India timur bagian barat hingga wilayah Asia Tenggara, seperti Malaysia, Indonesia, dan Filipina.
Selain kawasan tersebut, daerah torpis lain yang menjadi sebaran aren yaitu Taiwan, Laos, dan Vietnam. Selain tumbuh liar di hutan belantara, di negara-negara tersebut aren juga dikembangkan menjadi tanaman budidaya.
Penamaan lain
- Sumatra, Semenanjung Malaya dan Sunda dinamakan kawung, taren
- Sulawesi dinamakan akol, akel, akere, inru, indu
- Nusa Tenggara dinamakan moka, moke, tuwa, tuwak
- Masa kolonial Hindia Belanda : arenpalm atau zuikerpalm.
- Bahasa Jerman : zuckerpale
- Bahasa Inggris : sugar palm, gomuti palm.
Morfologi / Ciri ciri Pohon Aren / Enau
Morfologi pohon aren (Arenga pinnata) adalah aspek yang menarik dan khas dari tanaman ini.
Pohon aren adalah kelompok tanaman palm yang tumbuh tinggi dan besar. Ketinggian maksimal yang bisa dicapai sekitar 25 meter dengan diameter 65 cm.
BACA JUGA :
- Gula Merah : Bahan Kelapa, Pembuatan Gula Jawa, dan Manfaat
- Pembuatan Gula Aren Secara Tradisional
- Tanaman Ketumbar: Taksonomi, Morfologi, dan Khasiat
- Jenis Gulma Padi Sawah dan Cara Pengendalian
Batang pohon aren
Struktur batang aren berkayu pada bagian luarnya dan berserabut di bagian dalamnya. Morfologi batang dari tanaman ini sangatlah khas dan mirip dengan pohon kelapa.
Daun enau
Jenis daun tanaman aren adalah majemuk dengan pertulangannya menyirip, kurang lebih sama dengan daun kelapa atau pohon nipah. Panjang daunnya dapat mencapai 5 meter dan memiliki tangkai daun dengan panjang hingga 1,5 meter. Helaian daun daunnya memiliki panjang sekitar 1,4 meter dengan lebar 7 cm.
Anak daun pohon aren juga memiliki pertulangan menyirip dengan bentuk lanset. Ujung daun muda meruncing, sedangkan bagian pangkalnya membulat. Bagian tepinya rata dan mempunyai gradasi warna dari hijau muda sampai hijau tua. Tepat di bagian bawah anak daun terdapat lapisan lilin.
Bunga tanaman aren
Bunga aren berbentuk tongkol dan merupakan bunga berumah satu, artinya bunga betina dan bunga jantan tumbuh menyatu di tongkolnya. Letak tumbuhnya bunga aren jenis jantan adalah di bagian ketiak daun dan mempunyai benang sari, sedangkan bunga betinanya berbentuk bulat.
Buah aren
Buah aren tumbuh secara bergerombol pada tandan dan memiliki bentuk mirip buah buni dengan diameter sekitar 4 cm. Di dalam buah terdapat tiga ruang dan juga memiliki tiga biji yang terdapat pada untaian yang menyerupai rantai. Satu tandan setidaknya mempunyai 10 tangkai dan setiap tangkai terdapat sekitar 50 buah aren.
Akar aren
Pohon aren mempunyai jenis akar serabut yang cukup tebal dan berkayu serta bentuknya berkerumun layaknya bonggol. Akar ini sangat kuat sehingga mampu menopang pertumbuhan aren, bahkan kuat untuk menahan terjangan angin.
Manfaat Pohon Aren / Enau
Pohon aren (Arenga pinnata) memberikan manfaat yang melimpah bagi manusia. Setiap bagian tanaman ini memiliki kegunaan yang beragam. Getah pohon aren diolah menjadi gula aren yang lezat dan sehat, serta air kelapa aren yang menyegarkan dan bergizi. Serat daun aren digunakan dalam pembuatan anyaman, karung, dan produk kerajinan tangan. Bambu enau, yang merupakan jenis batang aren, digunakan sebagai bahan bangunan dan berbagai produk rumah tangga. Selain itu, bunga aren menghasilkan nektar yang digunakan sebagai sumber utama untuk memproduksi gula merah yang kaya akan nutrisi. Pohon aren juga memiliki peran ekologis dalam pelestarian lingkungan, termasuk dalam penghijauan dan konservasi tanah. Manfaat serba guna dari pohon aren menjadikannya sebagai aset berharga dalam kehidupan masyarakat di berbagai wilayah tropis dan subtropis.
Sebagai tanaman serbaguna, maka seluruh bagian aren dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup manusia. Air nira untuk menghasilkan gula aren serta buah kolang-kaling merupakan dua yang populer diantara manfaat lain yang dimilikinya.
1. Nira dan Gula
Gula aren merupakan gula alami yang diperoleh dari proses menyadap tandan bunga jantan yang mulai mekar dan menyebarkan serbuk sari berwarna kuning.
Untuk melakukan air nira, tandan harus dipukul-pukul hingga memar selama beberapa sehingga menghasilkan cairan. kemudian tandan dipotong dan pada bagian ujungnya digantung dengan bambu sebagai wadang menampung cairan yang menetes.
Cairan yang menetes dan terkumpul tersebut disebut nira. Warnanya jernih agak keruh dan tidak tahan lama. Oleh sebab itu, nira yang tertampung harus segera diolah.
Pembuatan gula aren dimulai dengan memasak nira hingga mengental dan menjadi gula cair. Setelah itu, cairan gula tersebut diberi bahan pengeras seperti campuran getah nangka agar membeku, mengeras dan dapat dicetak menjadi bongkahan gula.
Gula aren juga dapat dijadikan gula bubuk atau krital. Untuk membuatnya, maka campuran getah nangka diganti dengan bahan pemisah seperti minya kelapa.
Nira juga dapat difermentasikan menjadi produk-produk minuman beralkohol atau tuak. Tuka dibuat melalu proses penambahan beberapa macam kulit kayu atau akar-akaran dan dibiarkan selama beberapa hari agar terfermentasi.
Nira mentah juga bermanfaat sebagai obat pencahar, serta bahan campuran pembuatan roti agar lebih mengembang.
2. Kolang-Kaling
Kolang-kaling adalah buah aren yang telah diolah sedemikian rupa dan sehingga terbebas dari gerahnya yang beracun. Buah aren yang juga disebut beluluk atau caruluk umumnya memiliki 2 atau 3 butir inti biji yang warnanya putih dengan batok tipis dan keras.
Buah aren muda memiliki inti yang lunak dan agak bening. Untuk mengeluarkannya, buah harus dibakar dan direbus dan kemudian inti biji direndam dalam air kapur selama beberapa hari agar getahnya yang beracun hilang.
Selain itu, buah juga dapat dikukus selama 3 jam agar mudah dikupas. Biji yang ada didalamnya dikumpulkan dan dipukul hingga gepeng kemudian di direndam dalam air selama 2 atau 3 minggu.
Inti buah tersebutlah yang dinamakan kolang-kaling atau buah atep / atap. Kolang-kaling umumnya dimanfaatkan untuk campuran pembuatan es, kolak, dan manisan.
3. Bahan Bangunan & Rumah Tangga
Bagian pohon aren yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan adalah daun, ijuk, dan batangnya. Beberapa masyarakat di pedalaman biasa memanfaatkan daun pohon aren sebagai atap rumah adat. Sementara batangnya dijadikan papan yang dapat digunakan untuk sekat rumah dan sebagainya.
Selain untuk struktur bangunan, kayu aren juga dapat diolah menjadi bahan makanan. Empulur batang dapat ditumbuh kemudian diolah menjadi sagu. Sedangkan akarnya yang berserat dapat digunakan untuk bahan tali pancing dan cambuk.
Pucuk daun aren muda atau janur juga bisa dimanfaatkan untuk daun rokok atau kawung. Daun aren juga dapat dianyam menjadi tali, serta wadah untuk keperluan sehari-hari. Sedangkan lidinya dapat dibuat untuk sapu lidi.
Ijuk aren dapat dipintal menjadi tali yang kuat, awet dan tahan terhadap air laut. Ijuk juga dapat digunakan untuk atap rumah, pembuatan sikat, serta sapu ijuk.
4. Pohon aren sebagai Pelestari Alam dan Pencegah Banjir
Pohon Aren memiliki kemampuan menahan terlama dan terbanyak volume air hujan di atas pohon, saat hujan (setiap batang pelepah daun bisa menahan 1-2 liter selama beberapa jam, pada umur 5-7 tahun memiliki pelepah dari pangkal batang sampai ke ujung pohon) sehingga memberikan waktu yang panjang untuk tanah di bawah pohon untuk dapat menyerap lebih banyak air, dan dengan sendirinya akan menyimpan air tanah yang paling banyak .
Pohon Aren bisa menyimpan / menyerap 200 liter air – 10 galon minyak atau galon Aqua). Tak dipungkiri, ini berperan mencegah banjir.dengan kapasitas jaringan parenkim dan volume tubuhnya yang cukup besar untuk dapat menampung air. Adanya kutikula dan lilin akan menurunkan laju transpirasi sehingga air dapat tertampung dengan waktu yang lama. Sementara sistem perakaran yang kuat dan panjang hingga mencapai kedalaman 15 meter dapat memberikan kestabilan pada tanah, sehingga dapat mencegah erosi dan longsor
Jika daerah yang banyak ditumbuhi oleh tanaman aren, akan muncul mata air
mata air sebagai sumber air bagi masyarakat. Hal ini dimungkingkan
karena akarnya sedalam enam sampai delapan meter sangat efektif menarik
dan menahan air.
Pohon Aren sangat efektif menahan tanah. Ini karena Pohon Aren sangat dalam menancap di tanah
Dengan sifatnya yang banyak menyimpan air, jelas dapat menyuburkan pohon atau tanaman lain yang ada di bawahnya atau disekitarnya. Jadi Pohon Aren dapat dijadikan tanaman perintis pada lahan gundul. Pohon Aren akan tetap tumbuh dan memberikan nilai ekonomis, meskipun nantinya telah tertutup dengan pohon lain yang tumbuhnya menyusul. Karena, Pohon Aren memiliki batas ketingian dan akan selalu tumbuh dan mati setelah mencapai umur ketinggian tertentu.
Cara Menanam Pohon Enau
Syarat tumbuh tanaman aren sebagai berikut :
- Tanaman aren dapat tumbuh pada tanah-tanah liat, berlumur dan berpasir, tetapi aren tidak tahan pada tanah dengan pH terlalu asam.
- Kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan aren adalah jenis tanah vulkanis yang berada di sekitar lereng gunung, tanah gembur, ataupun tanah berpasir yang dapat dijumpai di dekat aliran sungai.
- Pohon enau dapat tumbuh pada ketinggian 9 – 1.400 meter di atas permukaan laut. Namun yang paling baik pertumbuhannya pada ketinggian 500 – 800 meter di atas permukaan laut
- Curah hujan lebih dari 1.200 mm setahun atau pada iklim sedang dan basah.
- Dalam pertumbuhan tanaman ini membutuhkan kisaran suhu 20-25°C, terutama untuk mendorong perkembangan generatif agar dapat berbunga dan berbuah.
Langkah budidaya pohon aren
Menyiapkan Bibit
Siapkan bibit pohon enau dari biji buah yang berkualitas unggulan. Ciri-ciri biji eanau yang memiliki kualitas baik adalah sebagai berikut:
- Biji berasal dari pohon enau yang sehat dan diambil dari buah enau yang telah matang sempurna dilihat dari kulit buahnya yang kuning kecoklatan dan berdaging empuk
- Buah yang akan diambil bijinya sebagai bibit hendaknya berukuran besar atau setidaknya 4 cm
- Sedangkan bijinya sendiri pun memiliki ukuran besar dan berwarna hitam kecoklatan dengan permukaan halus tanpa keriput
Menyemai Biji
Proses penyemaian biji enau atau aren biasanya membutuhkan waktu yang relative lama, namun kita dapat mempercepat proses tersebut dengan 3 langkah berikut:
- Merendam biji dalam larutan HCl berkonsentrasi 95 % selama kurang lebih 15 – 20 menit
- Merendam biji dengan air bersuhu 50 derajat Celsius selama 3 menit
- Nengikir atau mengelupas penutup embrio biji
Setelah itu Anda dapat menyiapkan media tanahnya yang berupa campuran dari pupuk kompos atau kandang, pasir, dan Tanah dengan komposisi 3:1:1.
Diamkan campuran tersebut selama 1 hari pada polybag atau tempat penyemaian yang lain dengan tujuan agar pupuk terserap dengan rata oleh tanah. Jangan lupa juga untuk melubangi bagian bawah polybag agar system drainasenya berjalan dengan baik.
Merawat Bibit Pohon Enau
Masa penyemaian bibit akan berlangsung selama 12 – 15 bulan sebelum pohon layak tanam atau telah mencapai ukuran 40 cm. Berikan penyiraman secara teratur 2 kali dalam 1 hari dan bersihkan dari gulma yang mengganggu, atau jauhkan dari hama penyakit yang mungkin mendatangi bibit pohon enau Anda.
Menyiapkan Lahan
Langkah selanjutnya yaitu dengan menyiapkan lahan pertanian. Bajaklah tanah yang akan ditanami agar menjadi gembur dan terbebas dari gulma atau sampah yang lain.
Setelahnya buatlah lubang dengan ukuran 30x30x30 cm dengan jarak antar lubang 5×5 hingga 9×9. Berikan pupuk pada tiap lubangnya berupa pupuk kompos, urea, dan TSP lalu diamkan selama 3 – 5 hari agar unsur hara dalam pupuk diserap seluruhnya oleh tanah. Letakkan bibit pohon enau yang sudah siap tanam pada lubang tanam, kemudian tutup kembali dengan Tanah dan berikan siraman secukupnya demi menjaga kelembapan tanaman.
Pohon enau biasanya ditanam dengan system monoculture dan jua tumpang sari atau menanam dua jenis pohon sekaligus pada satu lahan. Jika Anda menghendaki system tumpang sari, maka tanaman yang cocok disandingkan adalah tanaman jenis pelindung atau leguminose, dapat pula ditanam berseling dengan ketela atau kacang panjang.
Berikan Pupuk Lanjutan
Pupuk lanjutan tersebut dapat diberikan ketika pohon telah berusia 1 – 3 tahun. Taburkan pupuk pada tanah yang telah digemburkan terlebih dahulu. Pemupukan lanjutan ini bertujuan untuk merangsang pertumbuhan pohon dan menghasilkan buah yang unggul. Jenis pupuk yang cocok digunakan sebagai pupuk lanjutan adalah pupuk urea, pupuk kandang, KCL, dan NPK.
Pengendalian Hama Penyakit
Metode pengendalian hama dan penyakit pada pohon enau dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara mekanis dan kimia. Cara mekanis maksudnya memotong daun yang terserang hama penyakit, atau membasmi dengan mengusir dan menangkapi hama yang mengganggu tersebut.
Sedangkan cara kimia dilakukan dengan menyemprotkan pestisida secara langsung pada bagian tanaman yang diserang.
Hama yang kerap menyerang pohon enau adalah sebagai berikut:
- Badak kumbang atau disebut pula Oryctes thinoceros
- Kumbang sagu atau disebut Hinochophorus ferrugineus
- Belalang
- Musang
- Kelelawar
Sedangkan penyakit yang kerap menyerang pohon enau adalah bercak kuning yang Nampak pada permukaan daun yang disebakan oleh Pestalotia sp, cara pencegahan dari serangan penyakit ini adalah dengan jalan menyemprotkan fungisida.
Disamping itu, langkah penyiangan atau menghilangkan gulma secara rutin dapat menghindarkan pohon enau terserang hama dan penyakit yang mengganggu.
Panen
Masa tanam hingga panen pohon aren akan membutuhkan jangka waktu 7 – 8 tahun, setelah pohon melewati usia 14 tahun, pohon enau akan mati dengan sendirinya.
Memang sebuah penantian yang lama untuk tanaman budidaya, namun tentu semua berbanding lurus dengan penghasilan yang akan kita peroleh. Jika pandai mengolah lahan dan merawat pohon enau, maka keuntungan bersih yang Anda peroleh dapat mencapai 1 juta per hari, itulah sebabnya pohon enau dijuluki juga dengan “emas hijau”.
Masa tunggu setelah pohon enau mencapai usia lanjut dapat Anda manfaatkan dengan menanam bibit enau baru, dengan demikian budidaya enau Anda akan terus berkesinambungan.