Pembuatan Gula Aren Secara Tradisional
Gula aren merupakan salah satu hasil olahan nira dari tanaman aren yang dibuat dalam bentuk padatan yang dicetak dengan tempurung kelapa atau bambu sehingga bentuknya silindris. Tanaman aren (Arenga pinnata Merr.) adalah komoditas perkebunan sejenis palma yang memiliki banyak manfaat dan bernilai ekonomi, dikenal dengan berbagai nama seperti enau, nau, hanau, peluluk, biluluk, kabung, juk atau ijuk, taren, aren, kawung dan lain-lain.
Syarat tumbuh tanaman aren sebagai berikut :
- Tanaman aren dapat tumbuh pada tanah-tanah liat, berlumur dan berpasir, tetapi aren tidak tahan pada tanah dengan pH terlalu asam.
- Aren dapat tumbuh pada ketinggian 9 – 1.400 meter di atas permukaan laut. Namun yang paling baik pertumbuhannya pada ketinggian 500 – 800 meter di atas permukaan laut
- Curah hujan lebih dari 1.200 mm setahun atau pada iklim sedang dan basah.
- Dalam pertumbuhan tanaman ini membutuhkan kisaran suhu 20-25°C, terutama untuk mendorong perkembangan generatif agar dapat berbunga dan berbuah.
Seluruh bagian dari tanaman aren dapat dimanfaatkan mulai nira yang dapat diolah menjadi gula, dan nata de pinna; batangnya dapat diolah menjadi tepung aren; buah yang belum matang diolah menjadi kolang-kaling; daun diolah menjadi atap dan lidinya dapat dibuat menjadi sapu, serta ijuknya dapat diolah menjadi kerajinan (Ruslan, dkk., 2018).
Gula aren merupakan produk turunan aren, dimana bahan bakunya berasal dari tanaman aren yang dinamakan nira. Nira adalah cairan manis yang diperoleh dari tandan tanaman aren.
![]() |
Sumber : analisadaily.com |
Bunga aren jika tidak segera disadap maka bunga akan berkembang menjadi buah sehingga kesemepatan untuk mengambil niranya menjadi terlewat, untuk buah muda hanya dapat dimanfaatkan sebagai makanan ternak kambing/domba dan jika dibiarkan kuning tua dapat dimanfaatkan menjadi makanan olahan kolang-kaling untuk campuran kolak, manisan atau lainnya.
BACA JUGA :
- Tanaman Ketumbar: Taksonomi, Morfologi, dan Khasiat
- Jenis Gulma Padi Sawah dan Cara Pengendalian
- Gulma : Pengertian, Klasifikasi, dan Jenis
- Peralatan Pembersih Gulma Lahan Pertanian
- Budidaya Tanaman Azolla
- Manfaat Azolla Pinnata Di Pertanian Sawah
Cara pembuatan gula aren tradisional
Pembuatan gula aren oleh pengrajin di daerah masih dilakukan dengan cara dan alat yang tradisional.
Cara pembuatan gula aren sebagai berikut:
- Pohon aren yang siap disadap niranya ditandai dengan keluarnya aroma harum.
- Gula aren diperoleh dengan menyadap tandan bunga jantan yang mulai mekar dan menghamburkan serbuk sari yang berwarna kuning.
- Tandan ini mula-mula dimemarkan dengan memukul-mukulnya hingga keluar cairan dari dalamnya.
- Proses pemukulan ini dilanjutkan untuk melemaskan pori-pori atau jalur air nira yang akan keluar.
- Agar keluarnya lancar dan lebih deras, setiap melakukan pemukulan diakhiri dengan mengayunkan tandan yang bertujuan untuk meratakan hasil dari pemukulan atau meratakan pelemasan jalur dari air nira.
- Proses pemukulan dilakukan kurang lebih 30 menit hingga keluar cairan dari dalamnya.
- Tandan kemudian dipotong dan di ujungnya digantungkan tahang bambu untuk menampung cairan yang menetes dan wadah penampungan sebaiknya diberi tutup atau saringan guna menjaga kebersihan nira dari benda atau kotoran serta menghindarkan dari semut dan musang yang dapat meminum nira aren tersebut.
- Cairan manis yang diperoleh dinamai nira, berwarna jernih agak keruh.
- Nira ini tidak tahan lama, sehingga harus segera diambil untuk diolah niranya.
- Pengambilan atau penyadapan nira dilakukan dua kali dalam sehari, yakni pagi dan sore.
- Nira yang diambil pada pagi hari hasilnya akan lebih banyak dibanding nira yang diambil pada sore hari, jumlah nira yang dihasilkan tergantung pada tingkat kesuburan tanah dan perawatannya. Kualitas nira terbaik bila kadar sukrosa tinggi
- Nira yang telah terkumpul kemudian disaring terlebih dahulu agar lebih bersih.
- Lalu dimasak dengan cara direbus di atas wajan yang besar dan dengan api yang sedang.
- Agar nira tidak mudah terfermentasi dan supaya gula menjadi agak berwarna kuning, perajin gula merah menggunakan satu kilogram kayu nangka atau akar kawao yang telah dicincang seperti kripik, direndam dalam satu liter air masak hingga pekat kemudian disaring dan dimasukan ke dalam nira yang dipanaskan
- Selama proses perebusan, nira aren harus sering diaduk agar tidak gosong dan mencegah hasil gula terasa pahit.
- Lama pemasakan sekitar 4-5 jam. Ketika mendidih, nira yang sedang dipanaskan ini akan mengeluarkan buih.
- Untuk mencegah meluapnya buih nira saat dimasak, taburkan dua butir daging buah kemiri yang telah dihaluskan pada setiap wajan. Cara lainnya adalah dapat menggunakan dua sendok minyak kelapa.
- Setelah kental dan matang, gula aren di masukkan ke dalam cetakan.
- Selanjutnya gula aren yang sudah membeku di cetakan, dibiarkan satu malam hingga dingin.
- Gula aren yang telah dingin dapat ditiriskan ke tempat yang terpisah untuk kemudian dibungkus dibungkus menggunakan daun salak, pisang, upih pinang, daun jati, dan perangkat alami lainnya.
- Hindari membungkus gula aren dalam keadaan panas, karena akan membuat gula menjadi lembab dan mudah berjamur.
- Setelah itu, tunggu sampai gula merah menjadi dingin.
- Gula merah atau gula aren yang telah dingin dapat ditiriskan ke tempat yang terpisah untuk kemudian dibungkus dan dikonsumsi.
Produk gula aren bisa dijadikan sebagai bahan tambahan atau penyedap rasa dalam industri pangan seperti pada pembuatan kecap dan dodol, bahan tambahan atau penyedap rasa pada olahan makanan seperti kue, kolak, dan olahan makanan lainnya, serta bahan pemanis pada minuman seperti bandrek, bajigur, kopi, dan lainnya. Selain itu, gula aren dapat diolah kembali menjadi gula semut dan gula cair, hal ini dilakukan untuk memperluas pemasaran dan menstabilkan harga gula aren.