Rabu, 26 Juli 2023

Kandungan Gizi dan Budidaya Tanaman Daun Mint ( M. Averensis)

Daun mint (Mentha) dari spesies M. Averensis adalah salah satu tanaman mint  yang populer di berbagai belahan dunia. Selain memberikan aroma segar yang menyenangkan, daun mint juga kaya akan kandungan gizi yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Artikel ini bertujuan untuk mengulas secara mendalam tentang kandungan gizi yang terdapat dalam daun mint M. Averensis, termasuk vitamin, mineral, dan senyawa fitokimia yang berperan penting dalam mendukung kesehatan tubuh. Selain itu, pembaca juga akan dibimbing dalam cara menanam daun mint M. Averensis menggunakan metode stek pucuk, sebuah teknik efektif untuk memperbanyak tanaman secara vegetatif. Dengan pengetahuan ini, diharapkan pembaca dapat memanfaatkan daun mint M. Averensis secara lebih optimal baik sebagai bahan makanan, minuman, atau sebagai tanaman hias dengan manfaat kesehatan yang luar biasa.

daun mint

 

 Kandungan Gizi / Nutrisi Daun Mint 

Daun mint mengandung minyak essensial seperti mentol dan menton serta senyawa flavonoid, asam fenolik, triterpenes, vitamin C, provitamin A, dan beberapa mineral fosfor, besi, kalsium, serta potassium. Serta Menurut Raghavendra, dkk., (2008) dan Zakaria, dkk., (2008), yang dalam penelitiannya menyatakan bahwa Mentha arvensis memiliki aktivitas antioksidan yang cukup tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber antioksidan untuk penghambatan radikal bebas.

Metabolit SekunderHasil
Tannins Positif
Flavones Positif
Flavonol Positif
Xantones Positif
Flavononols Positif
Flavonones Positif
Alkaloids Negatif
Steroids Negatif
Triterpenes Negatif

Tanaman mint (Mentha arvensis L.) memiliki komponen kimia yang berbeda-beda dalam jumlah besar seperti α-menthol, neomenthol, menthofuran, d-menthone, isomenthol, isomnethone, menthylacetate, cineol, phellandrene, p-cymene, aromadendrene, limonine, piperitone, carvomenthone, pinene, carvacrol,α-pinene, α-phellandrene, dipentene, cadinene, thujone, menthofuran, carvone,linalool. Senyawa-senyawa tersebut digunakan dalam bidang farmasi, makanan,perasa, kosmetik, dan diaplikasikan pula pada sebagian besar bidang industri(Ghani, 2003; Satyavati, dkk., 1987; Council of Scientific and Industrial Research,
1972; dan Verma, dkk., 2010).

Senyawa spesifik dari daun mint dan minyak daun mint memiliki kandungan Amyl alcohol, methyl esters, limonene, β-phellandrene, cadinene, dimethyl sulphide, dan sedikit α-pinene, sabinene, terpinolene, transcimene, g-terpinene, fenchene, α-thujone, β-thujone, citronellol dan luteloin-7-O-rutinnoside (Rastogi, dkk., 1990).
Pada daun mint juga mengandung senyawa spesifik antara lain: flavonoid seperti quercetin, menthoside, dan isorhoifolin, vitamin K, eugenol, dan thymol
(Styavati, dkk., 1987).

Berdasarkan beberapa penelitian pula, daun mint memiliki kandungan 90% mint oil. Minyak dari daun mint (mint oil) memiliki kandungan monoterpenes (menthone, menthonefuran, methyl acetate cineole dan limonene), sesquiterpenes (viridiflorol), flavonoid (luteolin, methoside, isorhoifolin, rutin hesperidin), Phenolic acids (ceffeic acid, chlorogenic dan rosmarinic), tripenes (squalene, a-amyrin, urosolic acid dan sitosterol), phytol, tocopherol, carotenoids, choline, betaine, cyclenes, rosmarinic acid, tannin dan mineral (Oinen, dkk., 2006; Institute for Medical Research, Herbal Medical Research Centre, 2002; dan Rajesh,dkk., 2013). 

Syarat tumbuh Tanaman daun mint (M. Arvensis)

Tanaman mint M.arvensis memiliki beberapa persyarat supaya tumbuh dengan baik.

Tanah

  1. Tanaman ini butuh tanag subur, gembur, dan berdrainase baik (air tidak tergenang). 
  2. Pengairan yang teratur sangat diperlukan untuk menjaga kelembaban tanah sehingga tanaman tidak kekeringan yang dapat menganggu pertumbuhan dan produksi terna.
  3. Tanaman ini tumbuh baik pada jenis tanah latosol dan andosol. Tanah berpasir dengan tekstur lempung, debu berpasir, subur  dan kaya bahan organik, dan berdrainase baik.
  4. pH tanah 5,5 s/d 7.0
  5. Lokasi di dataran rend (100-400 mdpl) sampai medium(400-700 mdpl)

Iklim

  1. Curah hujan 2000-4000 mm/tahun
  2. Kelembapan 70-80%
  3. Intensitas cahaya penuh
  4. Temperatur : 20 s/d 30 derajat Celcius

Persiapan bahan tanaman

Mentha termasuk suku Lamiaceae, yang marganya terdiri dari 25 jenis.  Tanaman daun mint bisa dibudidayakan. Meski bisa dengan metode benih, namun memperbanyak bibit dengan vegetatif juga bisa dilakukan. Perbanyakan tanaman yang sering dilakukan menggunakan stek pucuk, stek batang, dan stek stolon.  

cara perbanyakan tanaman mint

Tentang stolon

 

stolon mint

Stolon adalah bagian jaringan tanaman yang merambat. Jaringan ini akan menjalar di atas tanah, dan membentuk akar juga di permukaan tanah.

Cara persemaian di polybag sebagai berikut :

  1. Bahan tanaman berupa setek pucuk sepnajang 5-10 cm (3-5 ruas atau 2-4 buku), minimal 2 pasang mudah. Bahan tanaman dapat juga berupa setek batang dan setek stolon. Untuk stek batang caranya sama dengan stek pucuk, sedang setek stolong bisa langsung ditanam di lapang dengan cara membenamkan 2/3 stolon ke dalam tanah. Kelemahan setek stolon, tumbuhnyanya lambat dibanding stek pucuk dan batang.
  2. Ukuran polybag 12x10, dan berlubang untuk menghindari genangan air
  3. Media semaia dalah campuran tanah dan pupuk kandang (2;1) atau (3:1). Masukkan media ke dalam polybag sebanyak 3/4 bagian, biarkan 4-5 hari
  4. Setek ditanama dalam polybag pada posisi tegak sedalam 2-3 cm, kemudian disungkup dengan plastik berukuran lebar 1 m, tinggi 0,5 mm sedangkan panjangnya disesuai kebutuhan, selama 1 minggu untuk menjaga kelembaban, sungkup dibuka setelah 1 minggu.
  5. Selama di persemaian diberi naungan dari daun kelapa, alang-alang atau paranet. naungan dibuat ke arah timur setinggi 180 cm dan 150 cm arah barat. Bentuk naungan disesuaikan dengan jumlah benih yang disemai. 
  6. Lakukan pemeliharaan berupa penyiraman. Penyiraman dilakukan 1 kali sehari pada pagi hari atau disesuaikan dengan kondisi.
  7. Setelah benih (setek pucuk) berumur 1 bulan (15-20 cm), benih dapat ditanam ke lapangan.
    benih tanaman mint

  8. Jumlah benih dalam polybag yang diperlukan 1 hektar luas lahan adalah 40.000 dan 2000 untuk cadangan/sulaman. 

 

BACA JUGA:

 

Persiapan lahan

Persiapan lahan bertujuan untuk memperoleh lahan siap tanam, gembur, bebas gulma, dan penanaman lebih teratur sesuai rencana. 


Tahapan persiapan lahan:

  1. Tanah dibersihkan dengan cangkul sedalam 30 cm, agar akar tanaman tumbuh mudah masuk ke dalam tanam. Daun mint ( mentha) mempunyaia kar serabut dengan kedalam akar 20-30 cm, serta stolon yang tumbuh menyebar di sekitar perakaran.
  2. Setelah 2 minggu, bersihkan sisa sisa gulma. Tanah yang sudah gembur dan bebas gulam kemudian dibuat bedangan/guludan dengan tinggi 20-40 cm, lebar1-1,5 meter. Panjang bedeng disesuaikan degnan kebutuhan . Jarak antar bedengan selebar 40-50 cm
  3. Pembuatan lubang tanama dilakuan 1 minggu sebelum waktu tanam dengan ukuran 30x30x30 cm, dengan jarak tanam 60x40 cm (jarak antar baris 60 cm, dan jarak dalam baris 40 cm). Setiap lubang diberi pupuk kandng dengan dosis 30 ton/hektar atau 0,75 kg/lubang tanam. , diberikan 1 minggu sebelum tanam dengan cara dibenamkan dan diaduk merata dengan tanah.

Penanaman

  1. Dilakukan pada pagi hari, lalu disiram.
  2. Benih yang sudah berumur 1 bulan, sia[p ditanam dalam lubang tanam.
  3. Tanaman mint (mentha) sangat peka kekeringan, maka setelah selesai tanam, tamana dalam guludan harus disiram sampai betul betul basah. Apabila diperlukan, diberi naungna untuk menghindari panas matahari langsung dengan batang pisang atau bahan lain.
  4. Apa bila ada tanaman yang mati, harus segera disulam.

Pemeliharaan

Pemupukan
Selain pupuk organik, tanaman mentha ( daun mint) juga memerlukan pupuk anorganik ( Urea, SP-36 dan KCL). Jika tanaman mint dibudiaya untuk diambil minyaknya, maka pemberian pupuk bisa meningkatkan produksi minyak.

Pupuk yang diberikan :

  • Pupuk kandang diberikan dengan dosis 30 ton/hektar
  • Pupuk Urea, SP-36 dan KCL, masing masing 150 kg.


Dalam menentukan dosis pupuk ada yang perlu diperhatikan:
Tingkat kesuburan tanah
Kondisi iklim
Umur tanaman

BACA JUGA  : Perangkat Uji Tanah Kering / PUTK

Jadwal pemberian pupuk anorganik:

  • Umur tanaman 2-3 minggu : 1/2 dosis Urea dan dosis penuh SP-36 dan KCL
  • Umur tanaman 1-2 bulan : 1/2 dosis Urea
  • Pemupukan anorganik diulang kembali setelah panen dengan dosis yang sama.


Penyiangan

  1. Tanaman daun mint (mentha) harus bebas gulma. JIka gulma terbawa waktu panen, bisa mempengarui kualitas minya mint.  
  2. Penyiangan 1 minggu sekali atau apabila gulma sudah mulai tumbuh menggangggu.


Pengairan
Tanaman mentha memburuhkan air banyak, karena tanaman ini peka kekeringan. Pengairan dilakukan setiap hari, terutama jika tidak turun hujan.

Hama dan penyakit

Hama
Serangga yang banyak ditemukan menyerang tanaman mentha adalah :

  1. Tungau merah (Tetranychus sp.) / spider mites /red spider mites
    1. Serangga ini mengisap cairan daun.
    • Gejala berwarna putih kekuningan, lama kelamaan berubah seperti karat. Bercak ini dapat meluas pada permukaan daun seiring meluasnya serangan.
    • Pengendalian :
      • Pengaturan budidaya tanaman seperti :
        • Pengaturan waktu tanam dan panen
        • Penanaman serempak
        • Pengaturan jarak tanam
        • Penggunaan tanaman perangkap seperti Angelica acutiliba dan Rinus Comunis (jarak kepyar)
        • Pemangkasan /pemetikan daunterserang
        • Pemupukan yang tepat
      • Pengendalian secara hayati (biologi)
        • Manfaatkan musuh alami seperti : Coccinela repanda, C. arcuata, Chilomens sexmaculata, Verenia afficta, V. lincara, dan Chilorocus sp.
      • Pengendalian secara kimiawi
        • Gunakan akarisida, kombinasi dengan karbofurna 3% pada dosis 17 kg/hektar
        • Amitraz diaplikasikan pada konsentrasi 0,1 cc/liter/, diberikan pada 2,4, 6,dan 8 minggu setelah tanam.
        • Monitoring tanaman pada bulan ke 3,4,5,6,7 dan 8. Jika populasi hama meningkat akarsida bisa aplikasikan.
  2. Rayap tanah (Coptotermes sp.)
    • Pengendalian dilakukan setiap 2 minggu sekali. Caranya dengan membongkar tanam di sekitar tanaman yang terserang dan semprot dengan insektisida  karbofuran atau karbanat dengan konsentrasi 2 cc/liter. 

Selain itu ada pula serangga lain, tapi tidak terlalu berbahaya :

  1. Ulat pemakan daun
  2. Ulat penggulung daun (Sylepta sp)
  3. Belalang
  4. Kutu putih (Planacoccus sp.)

Penyakit
Penyakit yang menytrang tanaman daun mint (mentha) adalah :Penyait karat

  1. Bercak daun
  2. Layu busuk batang
  3. Busuk daun/akar/stolon


Panen dan Pasca Panen Daun Mint (Mentha)

Panen

Cara panen

  1. Panen sebaiknya pada pagi hari jam 08.00 - 10.00, saat udara cerah dan tidak embun menempel pada daun yang bisa menyebabkan daun busuk.
  2. Pemanenan dengan cara memotong tanaman dengan sabit atau gunting stek kurang lebih 20 cm dari permukaan tanah.
  3. Panen pertama saat usia tanaman 3-4 bulan, saat 50-70 tanaman berbunga.
  4. Bekas potong batang akan mulai tumbuh dan berkembang 3-4 bulan kemudian, dan siap dipanen kembali. Panen dilakukan 2 kali setahun.


Pengeringan

  1. Pengeringan dilakukan dengan mengangin-anginkan hingga kandungan air kira kira 30% dari berat semula. 
  2. Keringkan selama 3-4 hari ditempat teduh, dan harus dibolak balik.
Penyulingan
  1. Penulingan bisa dengan metode kukus, atau uap langsung dari boiler. Penyulingan ini untuk mendapatkan hasil cornmint (minyak mint / oil mint). 
  2. Penyulingan cara kukus dilakukan 6 jam, sedangkan cara uap selama 4 jam.

Pengemasan

  • Minyak yang sudah disuling, disaring, dengan kain sablon atau kain saring.
  • Bila masih keruh, tambahkan Na2SO4, anhidris  yang sudah dikeringan sebanyak 2% dari jumlah minyak, kemudian diaduk dan disaring.
  • Minyak sudah jernih, dikemas dalam botol warna gelap, dan tutup rapat. 


Admin