Budidaya Rambutan Binjai: Tips dan Panduan
Rambutan Binjai (Nephelium lappaceum) adalah salah satu varietas rambutan yang sangat populer di Indonesia, terutama di daerah Sumatera Utara. Buah ini terkenal karena rasa manisnya yang lezat dan aroma khasnya. Jika Anda tertarik untuk mengembangkan kebun rambutan Binjai sendiri, berikut adalah beberapa tips dan panduan budidaya yang dapat Anda ikuti.
Sesuai namanya, tanaman rambutan varietas ini berasal dari daerah Binjai, Sumatera Utara. Rasanya manis segar sehingga tak salah jika rambutan ini dilepas sebagai varietas rambutan unggul. Buahnya tampak menarik dengan warna merah mencolok dan berbentuk bulat agak lonjong. Kulit buahnya tebal dan agak keras. Rambut buahnya panjang, jarang, kasar, dan berwarna merah dengan ujung hijau.
Daging buahnya berwarna putih, kenyal, dan ngelotok dengan kulit biji melekat. Daging buahnya agak renyah karena kadar airnya sedikit. Bijinya bulat dan berukuran sedang. Produktivitasnya termasuk rendah, per pohonnya menghasilkan 1.200-2.000 buah/tahun atau sekitar 40-68 kg/tahun.
Manfaat pohon rambutan
Kayu pohon rambutan cukup keras dan kering, tetapi mudah pecah sehingga kurang baik untuk bahan bangunan. Namun, kayu rambutan bagus sekali untuk kayu bakar. Akar tanaman ini untuk obat demam, kulit kayunya untuk obat radang mulut, dan daunnya untuk obat sakit kepala sebagai tapal (popok). Daging buah yang telah matang dapat dikalengkan.
BACA JUGA : Tanaman Jambu Monyet / Kacang Mete : Asal Usul, Klasifikasi, Ciri-ciri dan Syarat Tumbuh
Syarat tumbuh tanaman rambutan Binjai
- Tanaman tumbuh dan berbuah baik di dataran rendah hingga ketinggian 500 m dpl dengan tipe iklim basah.
- Curah hujan 1.500-3.000 mm per tahun.
- Tanah yang gembur dan subur lebih disenangi.
- Tanaman ini relatif tahan pada lahan gambut yang masam dan tanah latosol cokelat dengan pH tanah 4-6,5. Suhu udara 22-35° C.
- Tipe tanah latosol kuning sangat disenangi.
- Hembusan angin yang kering, biasanya di pantai, dapat menyebabkan tepi-tepi daun berwarna kecokelatan seperti terbakar.
- Namun, untuk merangsang pembungaan diperlukan musim kemarau (kering) antara 3-4 bulan.
- Hujan yang jatuh pada saat tanaman sedang berbunga menyebabkan banyak bunga berguguran dan mendorong timbulnya serangan penyakit mildu tepung (Oidium sp.).
- Bila kemarau berkepanjangan, buah menjadi kurang berisi (kerempeng) dan bijinya tidak berkembang (kempis, rudimenter).
Persiapan Tanah dan Lokasi
- Pilih Lokasi yang Tepat: Rambutan Binjai membutuhkan cahaya matahari yang cukup, namun juga harus dilindungi dari angin kencang. Pilihlah lokasi yang mendapatkan sinar matahari pagi dan naungan pada siang hari.
- Pemeriksaan Tanah: Tanah yang cocok untuk rambutan Binjai adalah tanah dengan pH netral hingga sedikit asam (pH 5,5-6,5). Pastikan tanah memiliki drainase yang baik untuk mencegah genangan air.
- Pembersihan Lahan: Sebelum menanam, bersihkan lahan dari gulma dan sisa-sisa tanaman lainnya. Hal ini membantu tanaman rambutan Binjai tumbuh dengan optim
Pedoman budidaya tanaman rambutan
Perbanyakan tanaman / bibit
Tanaman diperbanyak dengan okulasi. Perbanyakan dengan susuan dan cangkok jarang dilakukan karena kurang efisien. Sebagai batang bawah digunakan bibit semai dari varietas sinyonya (tidak ngelotok).
Umur batang bawah yang dapat diokulasi seldtar 6-8 bulan. Untuk mata tempel, diambil dari cabang tanaman rambutan varietas unggul yang daunnya mulai menua, tetapi belum tua benar. Biasanya pada cabang tersebut mata tempelnya masih tidur.
Untuk mempercepat mata tempel mulai bangun (matanya menonjol), dilakukan perompesan daun dari cabang entres yang akan digunakan sebagai sumber mata tempel antara 2-3 minggu sebelum cabang dipotong.
Biji rambutan adalah monoembrional sehingga semai generatif dari varietas sinyonya yang digunakan untuk batang bawah pengaruhnya bervariasi terhadap batang atas. Sifat tanaman rambutan adalah heterozigot dan menyerbuk silang.
Penanaman bibit rambutan
- Setelah lahan diolah, dibuat lubang tanaman ukuran 60 cm x 60 cm x 50 cm.
- Pupuk kandang yang digunakan adalah 40 kg/lubang tanam. Jarak tanam 10 m x 12 m atau 12 m x 12 m, tergantung pada kondisi lahan.
- Pada lahan miring, jarak tanam lebih rapat.
- Pada lahan gambut atau lahan masam dengan pH kurang dari 5, perlu ditambahkan kapur mati atau abu dapur.
- Bibit ditanam di lahan setelah tingginya lebih dari 75 cm, yakni berumur lebih dari delapan bulan.
- Pupuk buatan berupa campuran urea, TSP atau SP-36, dan KCI, dengan perbandingan 2 : 2: 1 diberikan sebanyak 50-250 gram per tanaman.
- Pupuk diberikan tiga kali dengan selang empat bulan sekali. Sesudah tanaman berumur lebih dari sepuluh tahun, dapat diberi pupuk NPK hingga 500-1.000 g per pohon.
Pemeliharan
Pemeliharaan tanaman yang penting adalah membersihkan kebun dari gulma dan memangkas tunas-tunas liar/tunas air yang muncul.
Hama dan penyakit tanaman
Lalat daun Tarsolepis sommeri sering merusak bunga dan daun yang baru trubus, terutama saat musim kemarau menjelang musim hujan. Kutu putih Pseudococcus lilacinus sering menyelinap di antara bulu buah rambutan sehingga buah tampak kotor hitam. Insektisida dapat mengatasi hama tersebut. Namun, penyemprotan insektisida saat buah mendekati merah (matang) sangat berbahaya karena mengakibatkan residu.
Penyakit lain yang biasa mengancam akar tanaman adalah cendawan putih Armilaria sp., busuk akar Phytophthora parasitica, dan busuk cokelat leher batang Fusarium sp. Penyakit ini dapat diatasi dengan aerasi yang baik atau disiram Benlate 0,3%. Cendawan yang biasa menyerang batang adalah busuk cokelat batang Cortisium salmonicolor yang dapat ditularkan melalui angin dan alat-alat pertanian. Penyakit jamur upas ini dapat diatasi dengan jalan mengolesi bagian yang sakit dengan lisol.
BACA JUGA : Tanaman Buah Rambutan : Ciri-ciri, Klasifikasi, Jenis, Syarat Tumbuh dan Manfaat
Panen dan pasca panen rambutan
Pohon rambutan menghasilkan bunga setelah tujuh tahun jika ditanam dari biji, tetapi pada usia 2 tahun sudah dapat berbunga jika diperbanyak secara vegetatif.
Pembungaan rambutan dipengaruhi oleh musim atau ketersediaan air. Masa kering tiga bulan menghentikan pertumbuhan vegetatif dan merangsang pembentukan bunga.
Di daerah Sumatra bagian utara, yang tidak mengenal musim kemarau rambutan dapat menghasilkan buah dua kali dalam setahun. Di tempat lain, bunga muncul biasanya setelah masa kering 3 bulan (di Jawa dan Kalimantan biasanya pada bulan Oktober dan November).
- Buah rambutan dapat dipetik setelah matang pohon atau umur 120 hari setelah anthesis (bunga mekar).
- Panen dilakukan dengan memotong tangkai rangkaian (tandan) buah.
- Hasilnya dapat mencapai 500-700 kg/pohon.
- Musim panen rambutan terjadi pada bulan Desember–Februari.
Penutup
Budidaya rambutan Binjai bisa menjadi usaha yang menjanjikan dan menyenangkan. Dengan perawatan yang tepat, Anda dapat memanen buah-buah rambutan yang lezat dan berkualitas tinggi. Ingatlah untuk memberikan perhatian khusus pada persiapan tanah, penanaman, perawatan, dan pasca panen agar tanaman Anda dapat tumbuh subur dan menghasilkan hasil yang memuaskan.
Dengan mengikuti panduan di atas dan terus meningkatkan pengetahuan Anda tentang budidaya rambutan Binjai, Anda dapat menjadi seorang petani yang sukses dalam mengembangkan kebun rambutan yang produktif dan berkualitas.