Minggu, 13 Agustus 2023

Tanaman Jambu Monyet / Kacang Mete : Asal Usul, Klasifikasi, Ciri-ciri dan Syarat Tumbuh

 Tanaman jambu monyet, juga dikenal dengan sebutan kacang mete, adalah salah satu tanaman buah-buahan yang populer di banyak negara tropis. Dikenal dengan rasa manis dan tekstur gurih, jambu monyet memiliki asal usul dan klasifikasi yang menarik, serta memiliki ciri-ciri khas yang membedakannya dari tanaman lain. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang tanaman jambu monyet, termasuk asal usulnya, klasifikasi ilmiah, ciri-ciri morfologi, dan syarat-syarat tumbuh yang optimal.

jambu monyet

  Asal Usul Sejarah Jambu Monyet  / Kacang Mete

Jambu mete pertama kali ditemukan oleh orang Eropa di Brasil sekitar tahun 1558. Karena buahnya membuat iritasi, awalnya mereka dianggap tidak dapat dimakan. Seiring waktu, ada kesadaran bahwa itu adalah kulit buahnya, bukan bijinya yang menjadi penyebab iristasi. Itu adalah suku asli setempat, Tupi-Indian, yang menunjukkan sebaliknya kepada orang Eropa. Akibatnya, orang Portugis terbukti memanggang kacang mete untuk menghilangkan iritasi.

Orang Eropa menganggap biji mete cukup enak. Namun, mereka juga menggunakan bubur jambu mete untuk membuat anggur. Penduduk asli telah belajar makan kacang mete dari monyet capuchin setempat. Primata menggunakan alat primitif untuk memecahkan cangkang dan membuang kacang dengan cara tertentu.

BACA JUGA :  Manfaat Tanaman Jambu Mete / Jambu Monyet


Portugis membawa kacang mete ke Goa sekitar tahun 1560. Pada akhirnya, kacang tersebut tumbuh subur di iklim baru dan kemudian melakukan perjalanan ke India segera setelah itu. Orang India menemukan khasiat penyembuhan pada kacang, dan kacang mete menjadi sangat populer. Pada paruh kedua abad ke-16, kacang mete menyebar ke Asia Tenggara dan Afrika. Akhirnya, banyak negara dan budaya saat ini bergantung pada biji mete sebagai makanan pokok dan untuk perdagangan.

Sejarah modern kacang mete menunjukkan bahwa mereka mencapai Amerika Serikat sekitar tahun 1905. Setelah itu, kacang mete menjadi populer pada pertengahan 1920-an ketika General Food Corporation mulai mengirimkannya secara teratur ke Amerika Serikat dan Eropa. Akhirnya, jambu mete menjadi populer. Pada tahun 1941, jumlah impor dari India setiap tahunnya adalah 20.000 ton kacang mete.

Pada tahun 2019, empat juta ton kacang mete diproduksi secara global, dengan Pantai Gading dan India sebagai produsen utama. Selain kacang dan buahnya, tanaman ini memiliki beberapa kegunaan lain. Cangkang biji mete menghasilkan turunan yang dapat digunakan dalam banyak aplikasi termasuk pelumas, anti air, cat, dan, mulai Perang Dunia II, produksi senjata. 


Klasifikasi jambu monyet / mete

Secara botani, tumbuhan ini sama sekali bukan anggota jambu-jambuan (Myrtaceae) maupun kacang-kacangan (Fabaceae), melainkan malah lebih dekat kekerabatannya dengan mangga (suku Anacardiaceae). 


 Tanaman jambu mete (Anacardium occidentale L.) berasal dari negara Brazil. Tanaman ini termasuk dalam famili Anacardiaceae yang terdiri dari 60 genus dan 400 spesies, dalam bentuk pohon maupun perdu. 

Berikut klasifikasi tanaman jambu mete

  • Divisi    Tracheophyta
  • Subdivisi    Spermatophytes
  • Klad    Angiospermae
  • Klad    mesangiosperms
  • Klad    eudicots
  • Klad    core eudicots
  • Klad    Superrosidae
  • Klad    rosids
  • Klad    malvids
  • Ordo    Sapindales
  • Famili    Anacardiaceae
  • Genus    Anacardium
  • Spesies    Anacardium occidentale


Penamaan lain jambu monyet / kacang mete

Jambu monyet merupakan nama yang sering disebutkan selain jambu mete atau atau jambu mede. Buah tanaman ini juga mempunyai nama lain sesuai kebiasaan daerah masing masing:

  • Jambu mèdè : Bahasa Sunda
  • Mangga monyèt : Bahasa betawi
  • jambu mété atau jambu ménté : Bahasa Jawa
  • Jhambu monyèt  : bahasa Madura
  • Jambu dwipa, jambu jipang, nyambu monyèt : Bahasa Bali
  • Nyambuk nyĕbèt : Bahasa sasak
  • Jambu érang, jambu monyé : Bahasa Minangkabau
  • Jambu dipa : Bahasa Banjar
  • Buwah monyet : Bahasa (Timor)
  • Buwah yaki, Buwa yakis, wo yakis: Sulawesi Utara
  • Buwa yaki : Ternate, Tidore
  • Buwa jakis : Halmahera Utara
  • Jambu daré, jambu masong : Makassar
  • Jampu sèrĕng, jampu tapĕsi : Bahasa Bugis


Karena buah jambu monyet ini berasal dari Brasil, sehingga nama buah ini awalnya dari bahasa Portugis yaitu Caju, merupakan pinjaman dari nama dalam bahasa Tupi, acajú, asal tanaman ini berasal.

  • Cashew nut : bahasa Inggris
  • Caju  : bahasa Portugis

Sementara nama marganya (Anacardium) merujuk pada bentuk buah semunya yang seperti jantung terbalik.


Ciri ciri / Morofologi tanaman jambu mete

Pohon jambu mete (Anacardium occidentale) adalah pohon tropis asli Amerika Selatan dalam genus Anacardium yang menghasilkan biji jambu mete dan jambu monyet. Kacang mete umumnya dianggap sebagai makanan ringan (cashew nut) yang dimakan sendiri, digunakan dalam resep masakan, atau diolah menjadi keju mete atau mentega mete. Seperti pohonnya, kacang sering disebut kacang mete.

Bagian vegetatif tanaman jambu mete yang memiliki fungsi penting untuk mempertahankan hidup adalah akar, batang, dan daun. Bagian generatif yang memiliki tugas meneruskan keturunan terdiri atas tiga komponen, yaitu bunga, buah
dan biji.

Akar

Akar tanaman jambu mete terdiri atas akar tunggang yang tumbuh tegak lurus dan akar yang tumbuh mendatar.

Batang

Batang tanaman jambu mete tumbuh tegak dengan ketinggian mencapai 7-20 m dan diameter mahkota pohon 8-15 m.

Bunga

 

bunga tanaman jambu mete

Bunga jambu mete termasuk bunga majemuk yang berbentuk panicula (ibu tangkai mengadakan percabangan monopodial) dan bermunculan di ujung ranting. Tanaman jambu mete mulai berbunga umumnya pada umur 3 - 5 tahun. Bunga jambu mete ukurannya kecil, memiliki aroma harum, dan jumlahnya sangat banyak.

Buah

Yang dikenal umum sebagai "buah", yakni bagian lunak yang membengkak berwarna kuning atau merah, sesungguhnya adalah dasar bunga (receptaculum) yang mengembang setelah terjadinya pembuahan. 

jambu monyet dan kacang mete



Buah sesungguhnya adalah bagian "monyet"nya yang keras, cokelat kehitaman berisi biji yang dapat diolah menjadi makanan; yakni kacang mete yang lezat. Secara tradisional kacang ini biasanya digoreng sebagai camilan teman minum teh atau kopi; sedangkan secara modern kini umum dijumpai sebagai pengisi dan penghias penganan semacam cokelat dan kue-kuean.

Meskipun dianggap sebagai kacang di dalam dunia boga, dalam ilmu botani kacang mete sebenarnya merupakan biji tunggal dari buah sejatinya, itu sebabnya masuk ke dalam suku Anacardiaceae atau mangga-manggan.

kacang mete
Biji kacang mete



Buah sejati jambu mete berbentuk seperti ginjal berukuran panjang 15-25 mm dengan lebar antara 18 - 20 mm. Biji atau kacang mete terdiri atas tiga lapisan, yaitu lapisan kulit keras (pericarp) yang terletak di bagian paling luar, lapisan kulit ari, dan lapisan kernel (biji mete).

Secara umum, ketika menyebut jambu monyet atau jambu mete maka itu menunjuk kepada buah semu seperti jambu air, namun jika menyebut kacang mete, maka merujuk pada buah sejati yang berada di bawahnya.


Daun

daun jambu monyet

 Daun jambu mete secara keseluruhan berbentuk bulat telur, bagian ujung berbentuk bulat dan bagian pangkal berbentuk runcing. Daun jambu mete merupakan daun tunggal yang letaknya tersebar. Warna daun jambu mete bervariasi, antara hijau tua hingga cokelat kemerahan. Panjang daun umumnya mencapai 10 - 12 cm dengan lebar 5 - 10 cm.

Syarat tumbuh jambu monyet

  1. Jambu mete dapat tumbuh di ketinggian tempat 1-1.200 m dpl. Batas optimum ketinggian tempat sampai 700 m dpl, kecuali untuk tujuan rehabilitasi tanah kritis.
  2. Suhu harian di sentra penghasil jambu mete minimum antara 15-25 derajat celcius dan maksimum antara 25-35 derajat celcius. Tanaman ini akan tumbuh baik dan produktif bila ditanam pada suhu harian rata-rata 27 derajat celcius.
  3. Jambu mete paling cocok dibudidayakan di daerah-daerah dengan kelembapan nisbi antara 70-80%. Akan tetapi tanaman jambu mete masih dapat bertoleransi pada tingkat kelembapan 60-70%.
  4. Daerah yang paling sesuai untuk budidaya jambu mete ialah di daerah yang mempunyai jumlah curah hujan antara 1.000-2.000 mm/tahun dengan 4-6 bulan kering (<60 mm).
  5. Jenis tanah paling cocok untuk pertanaman jambu mete adalah tanah berpasir, tanah lempung berpasir dan tanah ringan berpasir dengan pH antara 6,3-7,3, tetapi masih sesuai pada pH antara 5,5-6,3.


Kesimpulan

Tanaman jambu monyet, atau lebih dikenal sebagai kacang mete, merupakan tanaman buah yang menarik untuk dipelajari. Dengan asal usulnya yang eksotis, klasifikasi ilmiah yang terperinci, ciri-ciri morfologi yang unik, dan syarat tumbuh yang khusus, tanaman ini menambah keberagaman flora di berbagai wilayah tropis di dunia. Jika Anda tertarik untuk menanam tanaman jambu monyet / kacang mete, pastikan untuk memberikan perhatian pada kondisi lingkungan yang tepat agar tanaman ini dapat tumbuh dengan sehat dan menghasilkan buah yang lezat.


Admin