Tanam Padi di Sawah: Panduan untuk Menanam Padi
Memahami proses menanam padi di sawah adalah langkah awal yang penting bagi para petani yang ingin terlibat dalam budidaya padi. Tanam padi di sawah bukanlah tugas yang mudah, tetapi dengan panduan yang tepat, petani dapat meningkatkan peluang keberhasilan panen mereka.
Artikel ini bertujuan untuk memberikan panduan praktis bagi para petani yang ingin memulai menanam padi di sawah. Dalam panduan ini, akan dijelaskan langkah-langkah penting yang harus diperhatikan mulai dari persiapan lahan hingga perawatan tanaman padi. Pembaca akan dipandu melalui proses menanam padi dengan penekanan pada praktik terbaik yang telah teruji dan diakui dalam budidaya padi.
BACA JUGA : Ciri Tanaman Padi dan Fase Pertumbuhan
Panduan ini mencakup berbagai aspek, termasuk pemilihan varietas padi yang tepat, persiapan lahan, penyemaian benih, pengaturan irigasi, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, hingga panen dan pasca-panen. Dengan memahami setiap tahapan dengan baik, petani akan dapat mengoptimalkan produktivitas dan kualitas hasil panen mereka.
Dengan membaca panduan ini, diharapkan para petani dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang teknik dan strategi yang diperlukan untuk sukses dalam menanam padi di sawah. Budidaya padi yang efektif dan efisien akan membantu meningkatkan hasil panen, meningkatkan pendapatan, dan berkontribusi pada ketahanan pangan masyarakat.
Sebelum kita membahas cara menanam padi harus mengetahui fase pada tanaman padi, tanaman padi terdapat tiga fase pertumbuhan, yaitu fase vegetatif, fase generatif dan fase pemasakan. Kebutuhan air, nutrisi dan hormon pada ketiga fase tersebut bervariasi yaitu tahap pembentukan akar, pembentukan anakan aktif, anakan maksimum, inisiasi pembentukan malai, fase bunting dan fase pembungaan.
Agar hasil panen padi melimpah, ada beberapa faktor yang harus dimaksimalkan, diantaranya :
- Media tanah harus gembur, subur dan terbebas dari pathogen tanah.
- Anakan padi / bibit padi produktif harus banyak .
- Jumlah rumpun per hektar banyak.
- Minimalisir gabah kosong dan maksimalkan gabah bernas.
- Jumlah per 1000 bulir padi lebih berbobot.
- Cara budidaya padi yang tepat dan benar
Agar beberapa faktor diatas dapat tercapai dan agar hasil padi dapat menghasilkan per hektar, maka faktor-faktor di bawah ini perlu diawasi:
- Pengolahan Tanah
- Pemilihan Benih Padi Unggul
- Persemaian Padi
- Tahapan Cara Menanam Padi
- Penyiangan Lahan Padi
- Cara Pemupukan Padi
- Perlindungan Tanaman Padi Terhadap Hama dan Penyakit
Cara Penanaman Padi
Proses
budidaya padi sawah melibatkan beberapa tahap penting, termasuk
persiapan lahan, penanaman bibit padi, pemeliharaan tanaman, dan panen.
Persiapan lahan mencakup pengeringan dan penggemburan tanah, serta
pengaturan saluran irigasi. Bibit padi ditanam dalam jarak yang teratur
di lahan yang telah disiapkan, dan kemudian dipelihara dengan pemupukan,
pengendalian hama dan penyakit, serta pengaturan air yang tepat.
Tahap Penyemaian
1. Memilih Tempat Penyemaian
Tempat
untuk membuat pesemaian merupakan syarat yang harus diperhatikan agar
diperoleh bibit yang baik, dengan ketentuan sebagai berikut:
- Tanahnya harus yang subur, banyak mengandung humus, dan gembur.
- Tanah itu harus tanah yang terbuka, tidak terlindung oleh pepohonan, sehingga sinar matahari dapat diterima dan dipergunakan sepenuhnya.
- Dekat dengan sumber air terutama untuk pesemaian basah, sebab pesemaian banyak membutuhkan air. Sedangkan pesemaian kering dimaksudkan mudah mendapatkan air untuk menyirami apabila persemaian itu mengalami kekeringan.
Apabila areal yang akan ditanami cukup luas sebaiknya tempat pembuatan pesemaian tidak berkumpul menjadi satu tempat tetapi dibuat memencar. Hal itu untuk menghemat biaya atau tenaga pengangkutannya.
BACA JUGA:
2. Mengerjakan Tanah Untuk Pesemaian
Tanah
pesemaian harus mulai dikerjakan kurang lebih 50 hari sebelum
penanaman. Karena adanya dua jenis padi, yaitu padi basah dan padi
kering, maka tanah pesemaian juga dapat dibedakan atas pesemaian basah
dan pesemaian kering.
Pesemaian Basah
Dalam
membuat tanah sawah basah persemaian seharusnya benar-benar subur.
Rumput dan jerami yang masih harus dibersihkan terlebih dahulu. Kemudian
sawah dibanjiri, tujuannya adalah agar tanah menjadi lembut, rumput
akan tumbuh menjadi mati, dan berbagai serangga yang dapat merusak bibit
mati pula.
Selain itu, jika tanah cukup lembut dan dibajak
berkali kali hingga halus. Pada saat itu juga juga membuat dan
memperbaiki tanggul dan pematang sawah. Sebagai tindakan dasar
persemaian luas harus dibuat sekitar 1/20 dari areal padi yang akan
ditanam.
Jadi, ketika padi yang akan ditanam daerah 1 ha, area
pembibitan yang harus dilakukan adalah 1/20 x 10 000 m² = 500 m². Benih
yang dibutuhkan adalah sekitar 75 gram biji per 1 m², atau sebanyak
kurang lebih 40 kg.
Pesemaian Kering
Prinsip pembuatan
pesemaian kering sama dengan pesemaian basah. Rumput-rumput dan
sisa-sisa jerami yang ada harus dibersihkan terlebih dahulu. Tanah
dibolak-balik dengan bajak dan digaru, atau bisa dan halus. juga
memakai cangkul yang terpenting tanah menjadi gembur.
Setelah
tanah menjadi halus, diratakan dan dibuat bedengan-bedengan. Adapun
ukuran bedengan sebagai berikut : Tinggi 20 cm, lebar 120 cm, panjang
500-600 cm.Antara bedengan yang satu dengan yang lain diberi jarak 30 cm
sebagai selokan yang dapat digunakan untuk memudahkan : Penaburan biji,
pengairan, pemupukan, penyemprotan hama, penyiangan, dan pencabutan
bibit.
3. Penaburan benih padi
Untuk memilih biji-biji yang bertunas dan tidak, biji harus direndam dalam air. Biji-biji yang bertunas akan tenggelam sedangkan yang biji-biji yang hampa akan terapung. Dan biji-biji yang terapung bisa dibuang.
BACA JUGA : Varietas / Jenis Padi Unggulan di Indonesia
Tujuan perendaman selain memilih biji yang bertunas, biji juga agar cepat
berkecambah. Lama perendaman cukup 24 jam, kemudian biji diambil dari
rendaman lalu di peram dibungkus memakai daun pisang dan karung.
Pemeraman
dibiarkan selama 8 jam.Apabila biji sudah berkecambah dengan panjang 1
mm, maka biji disebar ditempat pesemaian. Diusahakan agar penyebaran
biji merata, tidak terlalu rapat dan tidak terlalu jarang. Apabila
penyebarannya terlalu rapat akan mengakibatkan benih yang tumbuh
kecil-kecil dan lemah, tetapi penyebaran yang terlalu jarang biasanya
menyebabkan tumbuh benih tidak merata.
4. Pemeliharaan Pesemaian
- Pengairan
- Pada pesemaian basah, begitu biji ditaburkan terus digenangi air selama 24 jam, baru dikeringkan. Genangan air dimaksudkan agar biji yang disebar tidak berkelompok-kelompok sehingga dapat merata. Adapun pengeringan setelah penggenangan selama 24 jam itu dimaksudkan agar biji tidak membusuk dan mempercepat pertumbuhan.
- Pada pesemaian kering, pengairan dilakukan dengan air rembesan. Air dimasukan dalam selokan antara bedengan-bedengan, sehingga bedengan akan terus-menerus mendapatkan air dan benih akan tumbuh tanpa mengalami kekeringan. Apabila benih sudah cukup besar, penggenangan dilakukan dengan melihat keadaan. Pada bedengan pesemaian bila banyak ditumbuhi rumput, perlu digenangi air. Apabila pada pesemaian tidak ditumbuhi rumput, maka penggenangan air hanya kalau memerlukan saja.
- Pengendalian Hama dan penyakit
- Untuk menjaga kemungkinan serangan penyakit, pesemaian perlu disemprot dengan Insektisida 2 kali, yaitu 10 hari setelah penaburan dan sesudah pesemaian berumur 17 hari.
Tahap Pengolahan Tanah Atau Lahan Calon Tanam Padi
Pengolahan tanah
Pengolahan tanah untuk penanaman padi harus sudah disiapkan sejak dua bulan penanaman. Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan 2 cara :
- Pengolahan tanah sawah tradisional
- Pengolahan tanah sawah dengan cara tradisional, yaitu pengolahan tanah sawah dengan alat-alat sederhana seperti sabit, cangkul, bajak dan garu yang semuaya dilakukan oleh manusia atau dibantu oleh binatang misalnya, kerbau dan sapi.
- Pengolahan tanah sawah modern
- Pengolahan tanah sawah dengan cara modern yaitu pengolahan tanah sawah yang dilakukan dengan mesin. Dengan traktor dan alat-alat pengolahan tanah yang serba dapat kerja sendiri.
1. Pembersihan
Sebelum
tanah sawah dicangkul harus dibersihkan lebih dahulu dari jerami-jerami
atau rumput-rumput yang ada. Dikumpulkan di satu tempat atau dijadikan
kompos. Sebaiknya jangan dibakar, sebab pembakaran jerami itu akan
menghilangkan zat nitrogen yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman.
2. Pencangkulan
Sawah
yang akan dicangkul harus digenangi air terlebih dahulu agar tanah
menjadi lunak dan rumput-rumputnya cepat membusuk. Pekerjaan
pencangkulan ini dilanjutkan pula dengan perbaikan pematang-pematang
yang bocor.
3. Pembajakan
Sebelum pembajakan, sawah-sawah harus digenangi air lebih dahulu. Pembajakan dimulai dari tepi atau dari tengah petakan sawah yang dalamnya antara 12-20 cm. tujuan pembajakan adalah mematikan dan membenamkan rumput, dan membenamkan bahan-bahan organis seperti : pupuk hijau, pupuk kandang, dan kompos sehingga bercampur dengan tanah. Selesai pembajakan sawah digenangi air lagi selama 5-7 hari untuk mempercepat pembusukan sisa-sisa tanaman dan melunakan bongkahan-bongkahan tanah.
BACA JUGA : Traktor Bajak Sawah Model Quick Capung Metal
4. Penggaruan
Pada
waktu sawah akan digaru genangan air dikurangi. Sehingga cukup hanya
untuk membasahi bongkahan-bongkahan tanah saja. Penggaruan dilakukan
berulang-ulang sehingga sisa-sisa rumput terbenam dan mengurangi
perembesan air ke bawah.
Setelah penggaruan pertama selesai,
sawah digenangi air lagi selama 7-10 hari, selang beberapa hari diadakan
pembajakan yang kedua. Tujuannya yaitu: meratakan tanah, meratakan
pupuk dasar yang dibenamkan, dan pelumpuran agar menjadi lebih sempurna.
BACA JUGA : 11 ALAT PERTANIAN TRADISIONAL DAN FUNGSI MASING-MASING
Cara Penanaman Padi
Pemilihan Bibit (Anakan Padi)
Pekerjaan penanaman didahului dengan pekerjaan pencabutan bibit dari area persemaian. Bibit yang akan dicabut adalah bibit yang sudah berumur 25-40 hari (tergantung jenisnya), berdaun 5-7 helai. Sebelum pesemaian 2 atau 3 hari tanah digenangi air agar tanah menjadi lunak dan memudahkan pencabutan.
Pencabutan bibit padi dari area persemaian |
Caranya, 5 sampai 10 batang bibit kita pegang menjadi satu kemudian ditarik ke arah badan kita, usahakan batangnya jangan sampai putus. Ciri-ciri bibit yang baik antara lain :
- Umurnya tidak lebih dari 40 hari
- Tingginya kurang lebih dari 40 hari
- Tingginya kurang lebih 25 cm
- Berdaun 5-7 helai
- Batangnya besar dan kuat
- Bebas dari hama dan penyakit
Penanaman bibit padi
- Bibit yang telah dicabut lalu diikat dalam satu ikatan besar untuk memudahkan pengangkutan. Bibit yang sudah dicabut harus segera ditanam, jangan sampai bermalam.
- Penanaman padi yang baik harus menggunakan larikan ke kanan dank e kiri dengan jarak 20 x 20 cm, hal ini untuk memudahkan pemeliharaan, baik penyiangan atau pemupukan dan memungkinkan setiap tanaman memperoleh sinar matahari yang cukup dan zat-zat makanan secara merata.
- Dengan berjalan mundur tangan kiri memegang bibit, tangan kanan menanam, tiap lubang 2 atau 3 batang bibit, dalamnya kira-kira3 atau 4 cm. usahakan penanaman tegak lurus jangan sampai miring.
- Usahakan penanaman bibit tidak terlalu dalam ataupun terlalu dangkal. Bibit yang ditanam terlalu dalam akan menghambat pertumbuhan akar dan anakannya sedikit.
- Bibit yang ditanam terlalu dangkal akan menyebabkan mudah rubuh atau hanyut oleh aliran air. Dengan demikian jelas bahwa penanaman bibit yang terlalu dalam maupun terlalu dangkal akan berpengaruh pada hasil produksi.
Pemeliharaan Tanaman Padi
Pengairan
Air
merupakan syarat mutlak bagi pertumbuhan tanaman padi sawah. Masalah
pengairan bagi tanaman padi sawah merupakan salah satu factor penting
yang harus mendapat perhatian penuh demi mendapat hasil panen yang akan
datang.
Air yang dipergunakan untuk pengairan padi di sawah
adalah air yang berasal dari sungai, sebab air sungai banyak mengandung
lumpur dan kotoran-kotoran yang sangat berguna untuk menambah kesuburan
tanah dan tanaman. Air yang berasal dari mata air kurang baik untuk
pengairan sawah, sebab air itu jernih, tidak mengandung lumpur dan
kotoran.
Memasukan air kedalam sawah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
- Air yang dimasukan ke petakan-petakan sawah adalah air yang berasal dari saluran sekunder. Air dimasukan ke petakan sawah melalui saluran pemasukan, dengan menghentikan lebih dahulu air pada saluran sekunder.
- Untuk menjaga agar genangan air di dalam petakan sawah itu tetap, jangan lupa dibuat pula lubang pembuangan. Lubang pemasukan dan lubang pembuangan tidak boleh dibuat lurus.
- Hal ini dimaksudkan agar ada pengendapan lumpur dan kotoran-kotoran yang sangat berguna bagi pertumbuhan tanaman. Apabila lubang pemasukan dan lubang pembuangan itu dibuat lurus, maka air akan terus mengalir tanpa adanya pengendapan.
Pada
waktu mengairi tanaman padi di sawah, dalamnya air harus diperhatikan
dan disesuaikan dengan umur tanaman tersebut. Kedalaman air hendaknya
diatur dengan cara sebagai berikut :
- Tanaman yang berumur 0-8 hari dalamnya air cukup 5 cm.
- Tanaman yang berumur 8-45 hari dalamnya air dapat ditambah hingga 10-20 cm.
- Tanaman padi yang sudah membentuk bulir dan mulai menguning dalamnya air dapat ditambah hingga 25 cm. setelah itu dikurangi sedikit demi sedikit.
- 10 hari sebelum panen sawah dikeringkan sama sekali. Agar padi dapat masak bersama-sama.
Penyiangan dan Penyulaman
Setelah
penanaman, Apabila tanaman padi ada yang mati harus segera diganti
(disulam). Tanaman sulam itu dapat menyamai yang lain, apabila
penggantian bibit baru jangan sampai lewat 10 hhari sesudah tanam.
Selain
penyulaman yang perlu dilakukan adalah penyiangan agar rumput-rumput
liar yang tumbuh di sekitar tanaman padi tidak bertumbuh banyak dan
mengambil zat-zat makanan yang dibutuhkan tanaman padi. Penyiangan
dilakukan dua kali yang pertama setelah padi berumur 3 minggu dan yang
kedua setelah padi berumur 6 minggu.
Pemupukan
Pemupukan
bertujuan untuk menambah zat-zat dan unsur-unsur makanan yang
dibutuhkan oleh tanaman di dalam tanah. Untuk tanaman padi, pupuk yang
digunakan antara lain:
- Pupuk alam, sebagai pupuk dasar yang diberikan 7-10 hari sebelum tanaman dapat digunakan pupuk-pupuk alam, misalnya: pupuk hijau, pupuk kandang, dan kompos. Banyaknya kira-kira 10 ton / ha.
- Pupuk buatan diberikan sesudah tanam, misalnya: ZA/Urea, DS/TS, dan ZK. Adapun manfaat pupuk tersebut sebagai berikut:
- ZA/Urea : menyuburkan tanah, mempercepat tumbuhnya anakan, mempercepat tumbuhnya tanaman, dan menambah besarnya gabah.
- DS/TS : mempercepat tumbuhnya tanaman, merangsang pembungaan dan pembentukan buah, mempercepat panen.
- ZK : memberikan ketahanan tanaman terhadap hama / penyakit, dan mempercepat pembuatan zat pati.
Pengendalian Hama Dan Penyakit
Hama di Persemaian Basah (untuk padi sawah)
1. Hama putih (Nymphula depunctalis)
Gejala : menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung daun padi.
Pengendalian:
- Pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat, melepaskan musuh alami, menggugurkan tabung daun;
- Penyemprotan insektisida Kiltop 50 EC atau Tomafur 3G.
2. Padi trip (Trips oryzae)
Gejala
: daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan
bibit terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi.
Pengendalian : insektisida Mipein 50 WP atau Dharmacin 50 WP.
3. Ulat tentara (Pseudaletia unipuncta, berwarna abu-abu; Spodoptera litura, berwarna coklat hitam; S. exempta, bergaris kuning)
Gejala : ulat memakan helai daun, tanaman hanya tinggal tulang-tulang daun.
Pengendalian: cara mekanis dan insektisida Sevin, Diazenon, Sumithion dan Agrocide.
Hama di Sawah
1. Wereng
Wereng penyerang batang padi : wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung putih (Sogatella furcifera).
Merusak
dengan cara mengisap cairan batang padi. Saat ini hama wereng paling
ditakuti oleh petani di Indonesia. Wereng ini dapat menularkan virus.
Gejala
: tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tnaman seperti
terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil.
Pengendalian:
- Bertanam padi serempak
- Menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR 64, Cimanuk, Progo dsb,
- Membersihkan lingkungan
- Melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah.
- Penyemprotan insektisida Applaud 10 WP, Applaud 400 FW atau Applaud 100 EC.
2. Walang sangit (Leptocoriza acuta)
Menyerang buah padi yang masak susu.
Gejala
: dan menyebabkan buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut,
berwarna coklat dan tidak enak; pada daun terdapat bercak bekas isapan
dan buah padi berbintik-bintik hitam.
Pengendalian
- Bertanam serempak
- Peningkatan kebersihan
- Mengumpulkan dan memunahkan telur
- Melepas musuh alami seperti jangkrik;
- Menyemprotkan insektisida Bassa 50 EC, Dharmabas 500 EC, Dharmacin 50 WP, Kiltop 50 EC.
3. Kepik hijau (Nezara viridula)
Menyerang batang dan buah padi.
Gejala
: pada batang tanaman terdapat bekas tusukan, buah padi yang diserang
memiliki noda bekas isapan dan pertumbuhan tanaman terganggu.
Pengendalian
: mengumpulkan dan memusnahkan telurtelurnya, penyemprotan insektisida
Curacron 250 ULV, Dimilin 25 WP, Larvin 75 WP.
4. Hama tikus (Rattus argentiventer)
Tanaman
padi akan mengalami kerusakan parah apabila terserang oleh hama tikus
dan menyebabkan penurunan produksi padi yang cukup besar. Menyerang
batang muda (1-2 bulan) dan buah.
Gejala : adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak ada tanaman.
Pengendalian:
pergiliran tanaman, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seperti
ular dan burung hantu, penggunaan pestisida dengan tepat, intensif dan
teratur, memberikan umpan beracun seperti seng fosfat yang dicampur
dengan jagung atau beras.
5. Burung
Burung (manyar
Palceus manyar, gelatik Padda aryzyvora, pipit Lonchura lencogastroides,
peking L. puntulata, bondol hitam L. ferraginosa dan bondol putih L.
ferramaya).
Menyerang padi menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan.
Pengendalian: mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.
Pengendalian Penyakit
1. Bercak daun coklat
Penyebab: jamur (Helmintosporium oryzae).
Gejala:
menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru
berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi
dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati.
Pengendalian:
- Merendam benih di dalam air panas, pemupukan berimbang, menanam padi tahan penyakit ini, menaburkan serbuk air raksa dan bubuk kapur (2:15);
- Dengan insektisida Rabcide 50 WP.
2. Blast
Penyebab: jamur Pyricularia oryzae.
Gejala:
menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai. Serangan
menyebabakn daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal
malai membusuk. Proses pemasakan makanan terhambat dan butiran padi
menjadi hampa.
Pengendalian:
- Membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani, Cimandirim IR 48, IR 36, pemberian pupuk N di saaat pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan bulir;
- Menyemprotkan insektisida Fujiwan 400 EC, Fongorene 50 WP, Kasumin 20 AS atau Rabcide 50 WP.
3. Penyakit garis coklat daun (Narrow brown leaf spot.)
Penyebab: jamur Cercospora oryzae.
Gejala:
menyerang daun dan pelepah. Tampak gari-garis atau bercak-bercak sempit
memanjang berwarna coklat sepanjang 2-10 mm. Proses pembungaan dan
pengisian biji terhambat.
Pengendalian:
- Menanam padi tahan penyakit ini seperti Citarum, mencelupkan benih ke dalam larutan merkuri;
- Menyemprotkan fungisida Benlate T 20/20 WP atau Delsene MX 200.
4. Busuk pelepah daun
Penyebab: jamur Rhizoctonia sp.
Gejala:
menyerang daun dan pelepah daun, gejala terlihat pada tanaman yang
telah membentuk anakan dan menyebabkan jumlah dan mutu gabah menurun.
Penyakit ini tidak terlalu merugikan secara ekonomi.
Pengendalian:
- Menanam padi tahan penyakit ini;
- Menyemprotkan fungisida pada saat pembentukan anakan seperti Monceren 25 WP dan Validacin 3 AS.
5. Penyakit fusarium
Penyebab: jamur Fusarium moniliforme.
Gejala:
menyerang malai dan biji muda, malai dan biji menjadi kecoklatan hingga
coklat ulat, daun terkulai, akar membusuk, tanaman padi. Kerusakan yang
diderita tidak terlalu parah.
Pengendalian: merenggangkan jarak tanam, mencelupkan benih pada larutan merkuri.
Tahap Panen Padi
Ciri dan Umur Panen
Padi
siap panen: 95 % butir sudah menguning (33-36 hari setelah berbunga),
bagian bawah malai masih terdapat sedikit gabah hijau, kadar air gabah
21-26 %, butir hijau rendah.
Cara Panen Padi
- Keringkan sawah 7-10 hari sebelum panen, gunakan sabit tajam untuk memotong pangkal batang, simpan hasil panen di suatu wadah atau tempat yang dialasi.
- Panen dengan menggunakan mesin akan menghemat waktu, dengan alat Reaper binder, panen dapat dilakukan selama 15 jam untuk setiap hektar sedangkan dengan Reaper harvester panen hanya dilakukan selama 6 jam untuk 1 hektar.
Referensi : Budidaya Tanaman Padi Sawah Secara Umum