Varietas / Jenis Padi Unggulan di Indonesia
Padi adalah tanaman pangan yang memiliki peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Di Indonesia, terdapat berbagai varietas padi yang telah dikembangkan untuk menghasilkan hasil panen yang optimal sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan pasar. Setiap varietas padi memiliki karakteristik unik, seperti masa tanam, tinggi tanaman, ketahanan terhadap penyakit, dan hasil produksi yang berbeda.
Salah satu contoh varietas padi yang populer di Indonesia adalah varietas Ciherang. Ciherang adalah varietas padi yang tahan terhadap hama dan penyakit serta memiliki potensi hasil yang tinggi. Varian Ciherang sering digunakan oleh petani di berbagai daerah di Indonesia karena dapat tumbuh dengan baik di berbagai jenis tanah dan kondisi agroekologi.
Selain Ciherang, terdapat juga varietas padi IR64 yang menjadi favorit petani di Indonesia. IR64 adalah varietas padi yang memiliki umur panen yang relatif singkat sehingga dapat mengurangi risiko serangan hama dan penyakit. Selain itu, IR64 juga memiliki potensi hasil yang tinggi dan beras berkualitas baik, menjadikannya pilihan yang populer di banyak daerah.
Contoh-contoh varietas padi di Indonesia tidak terbatas pada Ciherang dan IR64 saja. Ada banyak varietas padi lainnya seperti Inpari, Cisadane, Mentik Wangi, dan Ciherang Sub1 yang juga memiliki karakteristik dan keunggulan masing-masing. Varietas-varietas ini dikembangkan melalui program penelitian dan pengembangan untuk memenuhi kebutuhan petani dalam menghadapi tantangan lingkungan dan meningkatkan produktivitas padi di Indonesia.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa contoh varietas padi yang lebih mendalam, memperkenalkan karakteristik, keunggulan, dan penyebaran mereka di berbagai daerah di Indonesia. Dengan memahami beragam varietas padi yang ada, petani dan pemangku kepentingan padi dapat memilih varietas yang paling cocok dengan kondisi setempat dan mengoptimalkan hasil panen mereka.
Jenis varietas padi di Indonesia
Varietas padi di Indonesia dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu Varietas Padi Hibrida, Varietas Padi Unggul, dan Varietas Padi Lokal, yang akan dijelaskan di bawah ini.
1. Varietas Padi Hibrida
Hibrida secara definitif berarti turunan pertama (F1) antara persilangan 2 varietas yang berbeda. Varietas hibrida mampu berproduksi lebih tinggi dibandingkan varietas inbrida karena adanya pengaruh heterosis yaitu kecenderungan F1 lebih unggul dari kedua tetuanya.
Kecenderungan ini muncul di semua tanaman, dan pada padi hibrida diharapkan dapat muncul pada potensi hasil.
Varietas ini dapat dikatakan varietas padi sekali tanam, hasilnya akan maksimal bila sekali ditanam. Tetapi bila keturunannya (benih) ditanam kembali maka hasilnya akan berkurang jauh. Memang varietas ini dibuat atau direkayasa oleh perusahaan swasta, namun ada juga yang dilepas pemerintah tetapi lebih banyak diimpor. Padi jenis ini hanya untuk sekali tanam saja, mungkin tujuannya adalah agar petani membeli benih kembali. Harga benih hibrida sangat mahal, bisa mencapai 40 ribu-60 ribu per kilo.
Contoh varietas padi hibrida: Intani 1 dan 2, PP1, H1, Bernas Prima, Rokan, SL 8 dan 11 SHS, Segera Anak, SEMBADA B3, B5, B8 DAN B9, Hipa4, Hipa 5 Ceva, Hipa 6 Jete, Hipa 7, Hipa 8, Hipa 9, Hipa 10, Hipa 11, Long Ping (pusaka 1 dan 2), Adirasa-1, Adirasa-64, Hibrindo R-1, Hibrindo R-2, Manis-4 dan 5, MIKI-1,2,3, SL 8 SHS, SL 11 HSS, Maro dll.
2. Varietas Padi Unggulan
Upaya pemerintah dalam mengatasi masalah benih unggul ini dapat diatasi dengan terciptanya banyak varietas benih unggul terbaru dengan kelebihan maupun keunggulan masing-masing. Dari pihak pemerintah, instansi yang berwenang dalam melahirkan dan mensertifikasi benih-benih unggul ini adalah Kementrian Pertanian.
Varietas padi unggul adalah varietas yang telah di lepas oleh pemerintah
dengan SK Menteri Pertanian dan telah melewati berbagai uji
coba. Harga benih verietas ini murah, harganya bisa mencapai 5 ribu- 10
ribu per kilo.
Contoh dari varietas ini yang banyak di tanam
petani adalah Ciherang (bisa mencapai 47 % dari total varietas yang
ditanam), IR-64, Mekongga, Cimelati, Cibogo, Cisadane, Situ Patenggang,
Cigeulis, Ciliwung, Cimelati, Membramo, Sintanur, Jati luhur, Fatmawati,
Situbagendit, dll.
Untuk menciptakan benih padi unggul tidak harus dari Lembaga Kementan, banyak pihak atau lembaga lain yang ikut berkontribusi untuk menciptakan atau melahirkan benih-benih padi varietas unggul. Salah satu diantaranya adalah BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional). BATAN melalui Litbangnya di bidang Pertanian telah melahirkan varietas-varietas padi sawah unggul. Itu artinya BATAN telah memberikan kontribusi yang nyata dan memberikan manfaat bagi pemberdayaan masyarakat khususnya petani.
Adapun varietas-varietas unggul padi yang telah dihasilkan BATAN dan sudah mendapat sertifikat dari Kementan antara lain : Atomita 1,2,3,4, Cilosari, Situ Gintung, DanauAtas, Merauke, Winongo, Kahayan, Diah Suci, Mayang, Yuwono, Mira-1, Mira-2, Inpari Sidenuk (Si Dedikasi Nukli), Bestari, Pandan Putri, dll.
Varietas ini bisa berkali-kali ditanam dengan perlakuan yang baik. Hasil dari panen varietas ini bisa dijadikan benih kembali. Ada petani yang bisa menanam sampai 10 kali lebih dengan hasil yang hampir sama.
Penamaan varietas padi unggulan
Sejak tahun 2008, penamaan padi berubah. Untuk padi sawah dinamakan Inpari (Inbrida Padi Irigasi). Misalnya: Inpari 1-10, Inpari 11, Inpari 12 dan Inpari 13, dll.
Pada tahun 2010/2011 untuk varietas Inpari, INPARI 13 lah yang banyak banyak ditanam petani. Pemerintah ingin agar INPARI 13 menggeser varietas ciherang yang paling banyak ditanam petani.
Untuk tahun 2011 juga, BB Padi telah mengeluarkan varietas terbaru dengan keunggulan yang lebih beragam seperti : Inpari 14 Pakuan, Inpari 15 Parahyangan, Inpari 16 Pasundan, Inpari 17, Inpari 18, Inpari 19, Inpari 20, inpari 21, dll.
Tahun 2012 : telah dilepas beberapa varietas padi, antara lain: inpari 22-29.
Padi Rawa ( Inpara ) juga banyak dilepas pemerintah. Contohnya: Inpara 1-8, dll.
Demikian pula untuk padi gogo (inpago). Contohnya: Inpago 1-5, dll.
Jenis padi unggulan paling banyak hasilnya ?
Sebagaimana disebutkan di atas, unggulan tidak hanya soal per hektar, tapi juga karakteristik misal ketahanan terhadap penyakit, kebutuhan air, pupuk, kecepatan panen, dan kualitas beras nantinya. Berikut adalah daftar padi unggulan yang telah disertifikasi.
- INPARA 3
- Jenis padi unggul ini pertama kali dilepas pada tahun 2008 dan memiliki potensi hasil 5,6 t/ha GKG. Selain itu, rata-rata hasil jenis padi unggul ini adalah 4,6 t/ha GKG.
- INPARA 4
- INPARA 4 memiliki benih padi unggul yang agak tahan terhadap hama wereng batang cokelat biotipe tiga. Jenis padi unggul ini dapat bertahan di lahan yang rawan banjir. Padi ini memiliki tingkat kerontokan sedang dan tingkat kerebahan tahan.
- INPARA 5
- INPARA 5 dilepas pada tahun 2010. Jenis padi ini merupakan salah satu varietas unggul yang tahan terhadap lahan yang rawan banjir. Indeks glikemik padi INPARA 5 ini adalah 59. Selain itu, padi ini memiliki ketahan terhadap hawar daun bakteri patotipe IV dan VIII.
- Situ Bagendit
- Varietas padi situ bagendit dilepas sudah cukup lama, yakni di tahun 2003. Padi situ bagendit agak tahan terhadap blas dan hawar daun bakteri patotipe III.
- Tingkat kerontokan dan kerebahan padi situ bagendit adalah sedang. Padi ini memiliki umur tanaman sekitar 110 hingga 120 hari.
- Selain itu, padi ini digolongkan ke dalam varietas unggul, karena dapat bertahan di lahan yang rawan kekeringan.
- INPAGO 6
- INPAGO 6 merupakan salah satu jenis padi unggul yang dilepas pada tahun 2010. Bibit padi unggul ini dapat menghasilkan tanaman dengan tinggi mencapai 117 cm.
- Potensi hasil INPAGO 6 adalah sekitar 5,8 t/ha GKG dengan rata-rata hasilnya 3,9 t/ha GKG. Sama seperti padi situ bagendit padi INPAGO 6 ini juga terkenal memiliki ketahanan terhadap lahan yang rawan kekeringan.
- INPAGO 7
- Varietas padi yang tahan terhadap lahan rawan kekeringan selanjutnya adalah padi INPAGO 7. Benih padi INPAGO 7 dapat menghasilkan tanaman yang berbentuk tegak dengan tinggi mencapai kurang lebih 107 cm.
- Jenis padi unggul ini berasal dari seleksi IR68886/BP68/Slegreng/Maninjau/Asahan. Padi ini memiliki keunggulan yakni tahan terhadap hama wereng batang cokelat biotipe satu dan biotipe dua. Selain itu, varietas ini juga tahan terhadap penyakit blas ras 133.
- INPARI 5
- Jenis padi unggul ini dilepas pada tahun 2008. Tinggi tanaman INPARI 5 bisa mencapai 105 cm dengan tingkat kerontokan dan kerebahan sedang.
- INPARI 5 agak tahan terhadap hama wereng batang cokelat biotipe satu, dua, dan tiga. Selain itu, varietas ini juga unggul, karena memiliki ketahanan terhadap hawar daun bakteri patotipe III.
- INPARI 7
- Jenis padi unggul ini dilepas pada tahun 2009. Tinggi tanaman INPARI 7 bisa mencapai 104 cm dengan tingkat kerontokan sedang.
- Jenis bibit padi varietas ini dapat menghasilkan tanaman yang unggul, karena diketahui agak tahan terhadap hawar daun bakteri patotipe III.
- INPARI 21
- Persilangan Sitali/ S3383-1d-Pn-16-2/ S969B-265-1-4-1 menghasilkan jenis bibit padi unggul yaitu INPARI 21.
- Padi bergolongan Cere ini memiliki umur tanaman kurang lebih 120 hari setelah sebar.
- Jenis padi unggul ini memiliki bentuk gabah yang sedang dan sedikit bulan serta warna gabah yang kuning bersih. Keunggulan padi ini adalah dapat bertahan di lahan yang rawan tungro.
- INPARI 13
- INPARI 13 menjadi salah satu varietas unggul yang dikembangkan oleh Kementan Indonesia dan dilepas pada tahun 2010.
- Varietas ini terkenal akan ketahanannya terhadap wereng batang cokelat. Potensi hasil INPARI 13 adalah 8 t/ha GKG dan rata-rata hasilnya sebesar 6,6 t/ha GKG.
- INPARI 18
- Jenis padi unggul ini dapat bertahan di wilayah yang rawan wereng batang cokelat. Bibit padi yang bagus dari varietas ini dapat memberikan potensi hasil sebesar 9,5 t/ha GKG dan rata-rata hasilnya 6,7 t/ha GKG.
- Selain tahan terhadap hama wereng batang cokelat, varietas ini juga unggul, karena tahan terhadap hawar daun bakteri patotipe III.
- INPARI 31
- Jenis padi INPARI 31 memiliki umur tanaman kurang lebih 112 hari setelah sebar. INPARI 31 tahan terhadap wereng batang cokelat biotipe satu, dua, dan tiga serta tahan terhadap hawar daun bakteri patotipe III.
- Tanaman yang dilepas pada tahun 2013 ini cocok ditanam di ekosistem lahan sawah yang berada pada ketinggian maksimal 600 mdpl agar dapat menghasilkan bibit padi yang unggul.
- INPARI 11
- INPARI 11 merupakan salah satu jenis padi unggul, karena tahan terhadap hawar daun bakteri patotipe III dan tahan blas ras 033 dan 133.
- INPARI 12
- Jenis benih padi INPARI 12 memiliki beberapa keunggulan, seperti tahan terhadap blas ras 033 dan agak tahan terhadap hama wereng batang cokelat biotipe satu dan dua.
- INPARI 17
- Jenis padi unggul selanjutnya agak tahan terhadap hama wereng batang cokelat biotipe satu, dan dua, serta tahan terhadap hawar daun bakteri patotipe III, IV, dan VIII.
- INPARI 1
- INPARI 1 merupakan salah satu varietas unggul yang dilepas pada tahun 2008. Varietas ini tahan terhadap wereng batang cokelat biotipe dua dan hawar daun bakteri patotipe III, IV, dan VIII.
- INPARI 4
- INPARI 4 menjadi jenis padi unggul yang terkenal memiliki ketahanan terhadap hawar daun bakteri patotipe III dan VIII. Selain itu, padi ini memiliki ketahanan yang baik pada wilayah lahan rawan kresek.
- INPARI 32
- INPARI 32 diketahui memiliki benih padi paling banyak hasilnya. Hasil panen dari varietas ini bisa mencapai 8-9 ton/ha.
- Conde
- Conde berasal dari salah satu benih padi terbaik yang ada di Indonesia. Varietas ini tahan terhadap hama wereng batang cokelat biotipe satu dan dua.
- INPARI 45 Dirgahayu
- INPARI 45 Dirgahayu dikenal memiliki bibit padi terbaik. GDM menjual Padi Organik Varietas INPARI 45 Dirgahayu dengan kualitas terbaik dan harga terjangkau.
- Keunggulan padi varietas ini antara lain umur pendek, produktivitas tinggi, anakan produktif banyak, dan lain sebagainya.
3. Varietas Padi Lokal
Varietas padi lokal adalah varietas padi yang sudah lama beradaptasi di daerah tertentu. Sehingga varietas ini mempunyai karakteristik spesifik lokasi di daerah tsb. Setiap varietas mempunyai keunggulan dan kelemahan. Demikian juga untuk varietas lokal tsb.
Contoh varietas lokal: Varietas Kebo, Dharma Ayu, Pemuda Idaman (Indramayu), Gropak, Ketan tawon, Gundelan ( Malang), Merong ( pasuruan ), Simenep , Srimulih, Andel Jaran, Ketan Lusi, Ekor Kuda, hingga Gropak ( Kulon Progo-Jogja), Angkong, Bengawan, Engseng, Melati, Markoti, Longong, Rejung Kuning, Umbul-umbul, Tunjung, Rijal, Sri Kuning, Untup, Tumpang Karyo, Rangka Madu, Sawah Kelai, Tembaga, Tjina, dll.
BACA JUGA:
- Mesin panen padi ( Combine Harvester )
- Budidaya Tanaman Padi Sawah Secara Umum
- Waktu Panen Pada Tanaman Padi
- Mesin Penggilingan Padi : Pengertian Dan Penjelasan Komponen
Varietas padi lokal Banyumas
Sebanyak 13 varietas padi lokal Banyumas terancam punah akibat tidak diperdayakan secara intensif. Dan ke 13 varietas padi lokal Banyumas tersebut adalah Padi Hitam, Gandamana, Kidangsari, Padi Konyal, Cere Unggul, Cere Kuning, Sari Wangi, Pandan Wangi, Mentik Wangi, Mentik, Mendali, Sri Wulan, dan Wangi Lokal.
Beras dari jenis padi tersebut, sebelum ditemukan jenis padi IR telah menjadi primadona masyarakat Banyumas. Terutama jenis Gandamana atau padi Grendeng. Namun saat ini, varietas tersebut hanya dapat dijumpai pada daerah-daerah tertentu di pelosok Banyumas. Itu pun populasinya sangat sedikit dan terbatas. Jenis padi Hitam, Konyal, Cere Unggul, Cere Kuning benihnya masih ada di Grumbul Kalipagu Desa Ketenger Kecamatan Baturraden. Varietas Gandamana, Kidangsari, Sari Wangi, Pandan Wangi, Mentik, Mendali, Sri Wulan ditemukan di Desa Glempang Kecamatan Pekuncen.
Varietas Mentik Wangi dan Wangi Lokal benihnya didapat dari Fakultas Pertanian Unsoed.
Agar ketiga belas varietas tersebut tidak punah, sekarang varietas itu tengah dikembangkan di Balai Benih Bojongsari.
Sifat tanah pada masing-masing daerah yang berbeda ini butuh jenis tanaman padi yang berbeda pula