Kamis, 13 Juli 2023

Pedoman Dalam Budidaya Tomat : Bibit, Jarak Tanam, Penanaman Hingga Panen

Budidaya tomat adalah salah satu kegiatan pertanian yang populer dan menguntungkan. Tomat merupakan salah satu jenis tanaman sayuran yang paling umum ditanam di berbagai belahan dunia, karena ketersediaannya yang melimpah, kandungan nutrisinya yang tinggi, dan beragamnya penggunaan dalam masakan. Jika Anda tertarik untuk terlibat dalam budidaya tomat, artikel ini akan memberikan pedoman langkah demi langkah yang berguna untuk memulai dan mengelola kebun tomat Anda sendiri.

budidaya tomat

Sebelum memulai budidaya tomat, ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan. Pertama, pemilihan varietas tomat yang cocok dengan kondisi iklim dan lingkungan tempat Anda tinggal sangat penting. Ada berbagai varietas tomat yang tersedia, termasuk tomat biasa, tomat sayur, tomat kumato, tomat ranti, tomat ceri, tomat beefsteak, dan tomat plum, masing-masing dengan keunikan dan karakteristiknya sendiri. Selain itu, perhatikan juga aspek tanah, pemupukan, penyiraman, dan perlindungan tanaman dari hama dan penyakit yang umum terjadi pada tomat. Dalam artikel ini, Anda akan menemukan panduan yang komprehensif tentang bagaimana menyiapkan lahan, menanam bibit, merawat tanaman, serta tips dan trik dalam budidaya tomat yang berhasil.

A. PEMBIBITAN TOMAT

1. Persyaratan Benih

Kriteria-kriteria teknis untuk seleksi biji/benih tanaman tomat adalah :

  1. Pilih biji yang utuh, tidak cacat atau luka, karena biji yang cacat biasanya sulit tumbuh.
  2. Pilih biji yang sehat, artinya biji tidak menunjukkan adanya serangan hama atau penyakit.
  3. Benih atau biji bersih dari kotoran
  4. Pilih benih atau biji yang tidak keriput

2. Penyiapan Benih

Pengadaan benih tomat dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu dengan cara membeli benih yang telah siap tanam dan dengan membuat benih sendiri. Apabila pengadaan benih dilakukan dengan membeli, hendaknya membeli pada toko pertanian yang terpercaya menyediakan benih-benih yang bermutu baik dan telah bersertifikat.

tomat servo
Cek di SINI

B. TEKNIK PENYEMAIAN BENIH

Benih atau biji-biji tomat yang telah terpilih sebelum disemaikan di desinfektan. Caranya, dengan merendam benih ke dalam larutan fungisida agar mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit mati.

Ada beberapa cara menyemai pada bedeng persemaian, yaitu :

  1. Benih tomat ditaburkan merata pada permukaan bedeng, kemudian ditutup tanah tipis-tipis. Bedeng dibuat guritan sedalam 1 cm dengan jarak antar guritan 5 cm, lalu biji ditaburkan kedalam guritan secara merata dan tidak saling tumpuk, kemudian  ditutup kembali dengan tanah tipis-tipis.
  2. Dengan menanamkan benih pada lubang-lubang tanam yang dibuat dengan jarak 5 cm dan kedalaman lubang tanam sekitar 1 cm. Dalam satu lubang tanam dapat diisikan 1 atau 2 benih, kemudian ditutup tanah tipis-tipis.
  3. Penyemaian dapat langsung dilakukan pada kantong-kantong polybag yang telah diisi media tanam berupa tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1. Setiap kantong polybag diisi satu benih saja dan tanamkan benih dengan kedalaman sekitar 1 cm. Setelah biji ditanam, media semai sebaiknya dibasahi dengan air.


Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian

Selama awal pertumbuhan, pemeliharaan bibit tanaman dipersemaian harus dilakukan secara intensif dengan pengawasan kontinyu. Pemeliharaan bibit meliputi kegiatan-kegiatan :

  1. Penyiraman
    • Penyiraman dilakukan sejak benih ditaburkan ke bedeng persemaian sampai tanaman siap dipindah ke kebun. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari, yaitu pagi dan sore hari. Penyiraman sebaiknya dilakukan dengan menggunakan alat/gembor yang memiliki lubang halus, agar tidak merusak bibit tanaman yang sudah atau baru tumbuh.
  2. Penyiangan
    • Penyiangan dapat dilakukan dengan cara langsung mencabuti tanaman pengganggu tanpa peralatan. Penyiangan sebaiknya dilakukan seperlunya saja dengan melihat keadaan tanaman.
  3. Pemupukan
    • Pada media persemaian selain diberikan pupuk kandang, sebaiknya juga diberikan pupuk kimia NPK secukupnya sebagai pupuk tambahan yang diberikan setelah benih tumbuh menjadi bibit.
  4. Pencegahan dan Pemberantasan Hama Penyakit
    • Hama yang umunya menyerang benih atau bibit dipersemaian berasal dari golongan serangga, seperti semut dan golongan nematoda, seperti cacing tanah. Penyakit yang sering menyerang dari golongan cendawan. Untuk mencegah berkembangnya hama dan penyakit dapat dilakukan sterilisasi tanah. Untuk memberantas hama dan penyakit yang menyerang dapat disemprotkan obat-obatan. Insektisida untuk memberantas hama dari golongan serangga dan fungisida untuk memberantas penyakit yang disebabkan oleh golongan jamur.
    • Nama-nama formulasi yang dapat digunakan antara lain Furadan 3 g, Dithane Hostathion dan Antracol.

C. PEMINDAHAN BIBIT

  • Bibit tomat dapat dipindahkan ke kebun setelah berumur 30-45 hari dipersemaian.
  • Pada saat dilakukan penanaman ke kebun, sebaiknya dilakukan pemilihan lagi terhadap bibit-bibit yang telah berumur 30-45 hari agar diperoleh tanaman yang baik pertumbuhannya dan memiliki daya produktivitas tinggi dalam menghasilkan buah. Untuk itu, bibit yang dipilih sebaiknya yang berpenampilan menarik dan baik, penampakannya segar dan daun-daunnya tidak rusak.
  • Pilihlah bibit yang kuat, yaitu tegak pertumbuhannya dan pilihlah bibit yang sehat, artinya bibit tidak terserang hama dan penyakit.
  • Waktu yang baik untuk menanam bibit tomat di kebun adalah pagi atau sore hari. Pada saat itu keadaan cuaca belum panas sehingga mencegah kelayuan pada tanaman.
  • Pemindahan bibit yang ceroboh dapat merusak perakaran tanaman, sehingga pada saat bibit telah ditanam maka akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan bahkan mati.
jarak tanam tomat

Cara pemindahan bibit dari persemaian yaitu :

  1. Sistem cabut, yakni bibit yang telah tumbuh dipersemaian dan cukup umur dicabut dengan hati-hati. Namun, sebelum dilakukan pencabutan bedeng persemaian harus dibasahi dengan air untuk memudahkan pencabutan dan tidak merusak akar.
  2. Sistem putaran, yaitu bibit diambil beserta tanahnya. Namun, sebelum bibit diambil tanah dibasahi dengan air terlebih dahulu.
  3. Sedangkan untuk bibit yang disemaikan dalam bumbung atau polybag cara pemindahannya adalah basahi bumbung terlebih dahulu, kemudian keluarkan bibit dari bumbung beserta tanahnya dengan menyobek kantong polybag.


D. PENGOLAHAN MEDIA TANAM

Persiapan

Pengolahan tanah untuk penanaman bibit dikebun produksi harus memperhitungkan waktu, antara lain lamanya bibit dipersemaian hingga dapat dipindah ditanam ke kebun dengan lamanya proses pengolahan tanah sampai siap tanam.

 Lamanya waktu pembibitan sekitar 30-45 hari, sedangkan lamanya pengolahan tanah yang intensif sampai siap tanam adalah 21 hari. Oleh karena itu, agar tepat waktu penanamannya di kebun, jadwal pengolahan tanahnya sebaiknya dilakukan 1-2 minggu setelah banih disemaikan.

Pembukaan Lahan

Pengolahan tanah yang intensif pada dasarnya melalui 3 tahapan, yaitu :
1. Tahap pertama
Membalik agregat tanah sehingga tanah yang berada pada lapisan dalam dapat terangkat ke permukaan. Pengolahan tanah tahap ini sebaiknya dilakukan dengan bajak yang ditarik oleh tenaga hewan atau dengan menggunakan traktor. Tanah diolah dengan kedalaman 25-30 cm. Setelah dibajak, tanah dibiarkan selama 1 minggu agar bongkahan-bongkahan tanah hasil pembajakan cukup terkena angin, terkena cahaya matahari, dan supaya terjadi proses oksidasi (pemasaman) zat-zat beracun dari dalam tanah seperti asam sulfida yang sangat membahayakan kehidupan tanaman.

2. Tahap kedua
Tanah digemburkan dengan cara dicangkul tipis-tipis sehingga diperoleh struktur tanah yang gembur atau remah, sekaligus untuk meratakannya. Selanjutnya, tanah hasil pengolahan tahap ini dibiarkan selama 1 minggu.

3. Tahap ketiga
Dilakukan pemupukan dasar dengan pupuk kandang yang masak sebanyak 15-20 ton/ha. Pemberian pupuk kandang yang belum masak dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, bahkan dapat mematikan tanaman karena akar tanaman tidak kuat menahan panas. Pada tahap ini, tanah yang telah ditaburi pupuk kandang dicangkuli kembali tipis-tipis dan diratakan.

Pembentukan Bedengan

  • Setelah pengolahan tanah selesai dilakukan, selanjutnya dibuat bedeng-bedeng membujur ke arah Timur Barat agar penyebaran cahaya matahari dapat merata ke seluruh tanaman.
  • Selain pembuatan bedeng, juga dibuat parit-parit atau selokan untuk irigasi.
  • Bedengan dapat dibuat lebar dengan ukuran lebar 1-1,2 m, panjang disesuaikan dengan keadaan lahannya dan tinggi bedeng 30 cm.
  • Jika penanaman tomat dilakukan pada musim penghujan, bedengan dibuat lebih tinggi yaitu 40-45 cm.
  • Sedangkan ukuran parit dibuat lebar 20-30 cm dan kedalamannya 30 cm. Dengan demikian jarak antar bedeng adalah 20-30 cm.
  • Kemudian pada sekeliling petak-petak bedengan dibuat saluran pembuangan air dengan ukuran lebar 50 cm, dan kedalamannya 50 cm.
bedengan tomat

Pengapuran

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pengolahan lahan atau penyiapan lahan adalah pengapuran pada tanah-tanah yang terlalu asam dan tidak sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman.

Pengapuran ini diberikan bersamaan dengan saat pengolahan tanah, sebab pada umumnya akar tanaman tidak kuat terhadap pengapuran secara langsung, tanaman dapat menderita gangguan pertumbuhan bahkan dapat mati. Kapur yang dapat digunakan adalah kapur tohor, kapur karbonat, atau kapur tembok.

Pengapuran, selain menaikkan nilai pH tanah juga dapat memperbaiki struktur tanah, mendorong aktivitas mikroorganisme tanah dalam membantu proses penguraian bahan organik tanah dan menurunkan zat yang bersifat racun tanpa menghilangkan zat-zat penting yang lain. Dosis pengapuran harus memperhatikan nilai pH tanah setempat.

Pemupukan

Sebelum tanaman tomat ditanam, lahan harus diberi pupuk dasar. Pemupukan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
Cara 1
Kompos atau pupuk kandang yang telah jadi tanah dan TSP ditabur secara merata ke seluruh bedengan. Selanjutnya, tanah dicangkul sampai homogen agar kompos atau pupuk kandang dan TSP tercampur merata dengan tanah.

Cara 2
Pada jarak yang telah ditentukan dibuat lubang sedalam + 15 cm dan bergaris tengah + 20 cm. Lubang-lubang tersebut kemudian diberi pupuk kandang atau kompos sebanyak 0,5 kg (satu genggam besar) dan diberi TSP sebanyak + 5 gram. Lubang ditimbun tanah, kemudian diaduk-aduk sehingga kompos atau pupuk kandang, TSP dan tanah tercampur rata.

Pemberian Mulsa

Plastik hitam-perak sebagai mulsa (penutup tanah) telah banyak dipergunakan oleh para petani. Penggunaan plastik hitam-perak sebagai mulsa lebih praktis dibandingkan dengan penggunaan sisa-sisa tanaman yang telah mati, misalnya jerami padi.

BACA JUGA :

E. TEKNIK PENANAMAN TOMAT

 Penentuan Pola Tanam / Jarak Tanam Tomat

Tomat dapat ditanam dengan 2 macam jarak tanam yaitu :
1. Sistem dirempel
Jarak tanam sistem ini adalah 50x50 cm, atau 60x60 cm, bujur sangkar atau segi tiga sama sisi. Cara menanam dengan sistem ini maksudnya yaitu tunas-tunas yang tumbuh diambil (dipotong) sedini mungkin, sehingga tanaman hanya memiliki satu batang tanpa cabang.

2. Sistem bebas
Ukuran jarak tanam sistem bebas adalah 80x100 cm; 80x80 cm; 80x100 cm; 100x100 cm. Bentuk yang digunakan dapat berupa bujur sangkar, segi panjang atau segi tiga sama sisi. Selain itu dapat juga dibuat antar barisan berjarak 100 cm, dan dalam barisan berjarak 50-60 cm.

 Cara menanam dengan sistem ini bertujuan membiarkan tunas-tunas yang tumbuh menjadi cabang-cabang besar dan dapat berubah.

Pembuatan Lubang Tanam

Bedengan yang telah dipersiapkan untuk penanaman bibit, sehari sebelumnya hendaknya diairi terlebih dahulu supaya basah. Kemudian pada bedeng yang telah tertutup mulsa plastik dibuat lubang tanam dengan diameter 7-8 cm sedalam 15 cm. Lubang-lubang tanam dibuat sesuai dengan jarak tanam yang telah ditentukan.

Cara Penanaman

Penanaman dapat dilakukan pada musim kemarau dan musim hujan. Apabila penanaman dilakukan pada musim kemarau, pakailah mulsa plastik hitam-perak atau kertas alumunium. Mulsa tersebut harus sudah dipasang dibedengan sebelum bibit ditanam. Apabila penanaman dilakukan pada musin hujan, pasanglah lebih dahulu atap plastik transparan (tembus cahaya) pada bedengan yang akan ditanami.

F. PEMELIHARAAN TOMAT

 Penjarangan dan Penyulaman

Penyulaman adalah mengganti tanaman yang mati, rusak atau yang pertumbuhannya tidak normal, misalnya tumbuh kerdil. Penyulaman sebaiknya dilakukan seminggu setelah tanam. Namun jika satu minggu sudah terlihat adanya tanaman yang mati, layu, rusak atau pertumbuhannya tidak normal, penyulaman sebaiknya segera dilakukan. Hal lain yang juga harus diperhatikan dalam penyulaman adalah bibit yang digunakan. Bibit yang digunakan untuk menyulam diambil dari bibit cadangan yang telah dipersiapkan sebelumnya bersamaan dengan bibit lain yang bukan bibit cadangan.

Cara penyulamannya adalah :
Apabila tanaman yang telah mati, rusak, layu, atau pertumbuhannya tidak normal dicabut, kemudian dibuat lubang tanam baru ditempat tanaman terdahulu,
dibersihkan dan diberi Furadan 0,5 gram bila dipandang perlu.
Setelah itu, bibit yang baru ditanam pada tempat tanaman terdahulu dengan cara penanaman bibit terdahulu.

Penyiangan

Gulma yang tumbuh di areal penanaman tomat harus disiangi agar tidak menjadi pesaing dalam menghisap unsur hara. Gulma yang terlalu banyak akan mengurangi unsur hara sehingga tanaman tomat menjadi kerdil. Gulma juga dapat menjadi sarang hama dan penyakit yang akan menyerang tanaman tomat. Pemberian mulsa plastik atau daun-daunan akan mengurangi gulma. Waktu penyiangan dapat dilakukan 3-4 kali tergantung kondisi kebun.

Pembubunan

Tujuan pembubunan adalah memperbaiki peredaran udara dalam tanah dan mengurangi gas-gas atau zat-zat beracun yang ada dalam tanah sehingga perakaran tanaman akan menjadi lebih sehat dan tanaman akan menjadi cepat besar. Tanah yang padat harus segera digemburkan. Pembubunan dilakukan dengan hati-hati dan tidak terlalu dalam agar tidak merusak perakaran tanaman. Luka pada akar akan menjadi tempat penyakit yang berbahaya.

Perempalan/Pemangkasan

Tunas yang tumbuh di ketiak daun harus segera dirempel/dipangkas agar tidak menjadi cabang. Perempelan paling lambat dilakukan 1 minggu sekali. Pada tanaman tomat yang tingginya terbatas, perempalannya harus dilakukan dengan hati-hati agar tunas terakhir tidak ikut dirempel supaya tanaman tidak terlalu pendek.

Perempelan yang baik dilakukan pada pagi hari agar luka bekas rempelan cepat kering dengan cara: ujung tunas dipegang dengan tangan yang bersih, lalu digerakkan ke kanan ke kiri sampai tunas tersebut lepas. Apabila terlambat merempel, tunas akan menjadi cabang yang besar dan sukar putus.

Tunas yang terlanjur menjadi cabang besar harus dipotong dengan pisau atau gunting tajam yang bersih.

Ketinggian tanaman tomat dapat dibatasi dengan memotong ujung tanaman apabila jumlah dompolan buah sudah mencapai 5-7 buah.

Pemupukan Tomat

Pemupukan bertujuan untuk merangsang pertumbuhan tanaman. Tata cara pemupukan adalah :

  1. Setelah tanaman hidup sekitar 1 minggu setelah ditanam, harus segera diberi pupuk buatan. Dosis pupuk Urea dan KCl dengan perbandingan 1:1 untuk setiap tanaman antara 1-2 gram. Pemupuka dilakukan disekeliling tanaman pada jarak 3 cm dari batang tanaman tomat kemudian pupuk ditutup tanah dan siram dengan air. Pupuk Urea dan KCl tidak boleh mengenai tanaman karena dapat melukai tanaman.
  2. Pemupukan kedua dilakukan ketika tanaman berumur 2-3 minggu sesudah tanam berupa campuran Urea dan KCl sebanyak 5 gram. Pemupukan dilakukan disekeliling batang tanaman sejauh 5 cm dan dalamnya 1 cm, kemudian pupuk ditutup tanah dan siram dengan air.
  3. Bila pada umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur, dapat dipupuk lagi dengan Urea dan KCl sebanyak 7 gram. Jarak pemupukan dari batang dibuat makin jauh yaitu 7 cm.


Penyiraman dan Pengairan  

Kebutuhan air pada budidaya tanaman tomat tidak terlalu banyak, namun tidak boleh kekurangan air. Pemberian air yang berlebihan pada areal tanaman tomat dapat menyebabkan tanaman tomat tumbuh memanjang, tidak mampu menyerap unsur-unsur hara dan mudah terserang penyakit. Kelembaban tanah yang tinggi dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan patogen sehingga tanaman tomat dapat mati keracunan karena kandungan oksigen dalam tanah berkurang.

Kekurangan air yang berkepanjangan pada tanaman tomat dapat mengganggu pertumbuhan tanaman pada stadia awal, mengakibatkan pecah-pecah pada buah akibat kekurangan air terjadi pada stadia pembentukan hasil dan dapat menyebabkan kerontokan bunga apabila kekurangan air terjadi selama periode pembungaan.

Pemasangan Ajir / Lenjeran

Pemasangan ajir dimaksudkan untuk mencegah tanaman tomat roboh. Hal-hal yang perlu diperhatikan :

  1. Ajir (lanjaran) terbuat dari bambu atau kayu dengan panjang antara 100-175 cm, tergantung dari varietasnya. Untuk penanaman dalam green house yang modern dapat menggunakan tali (warna putih).
  2. Pemasangan ajir dilakukan sedini mungkin, ketika tanaman masih kecil akar masih pendek, sehingga akar tidak putus tertusuk ajir. Akar yang luka akan memudahkan tanaman terserang penyakit yang masuk lewat luka. Jarak ajir dengan batang tomat 10-20 cm.
  3. Cara memasang ajir bermacam-macam, misalnya ajir dibuat tegak lurus atau ujung kedua ajir diikat sehingga membentuk segitiga. Agar tidak dimakan rayap, ajir diolesi dengan ter atau minyak tanah.
  4. Tanaman tomat yang telah mencapai ketinggian 10-15 cm harus segera di ikat pada ajir. Pengikatan jangan terlalu erat yang penting tanaman tomat dapat berdiri. 
  5. Pengikatan dilakukan dengan model angka 8 sehingga tidak terjadi gesekan antara batang tomat dengan ajir yang dapat menimbulkan luka. 
  6. Setiap tanaman bertambah tinggi sekitar 20 cm, harus dilakukan pengikatan lagi agar batang tomat selalu berdiri tegak.


G. PANEN TOMAT

Ciri dan Umur Panen

Pemetikan buah tomat dapat dilakukan pada tanaman yang telah berumur 60-100 hari setelah tanam tergantung pada varietasnya. Varietas tomat yang tergolong indeterminatre memiliki umur panen lebih panjang, yaitu berkisar antara 70-100 hari setelah tanam baru bisa dipetik buahnya.
Penentuan waktu panen dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti keadaan iklim setempat dan tanah. 

panen tomat

Kriteria masak petik yang optimal dapat dilihat dari warna kulit buah, ukuran buah, keadaan daun tanaman dan batang tanaman, yakni :

  1. Kulit buah berubah, dari warna hijau menjadi kekuning-kuningan.
  2. Bagian tepi daun tua telah mengering.
  3. Cabang tanaman menguning/mengering.

Waktu pemetikan (pagi, siang, sore) juga berpengaruh pada kualitas tomat yang dipanen. Saat pemetikan buah tomat yang baik adalah pada pagi atau sore hari dan keadaan cuaca cerah.

 Pemetikan yang dilakukan pada siang hari dari segi teknis kurang menguntungkan karena pada siang hari proses fotosintesis masih berlangsung sehingga mengurangi zat-zat gizi yang terkandung. Panen dalam keadaan cuaca yang panas di siang hari dapat meningkatkan temperatur dalam buah tomat sehingga dapat mempercepat proses transpirasi (penguapan air) dalam buah. Keadaan ini dapat menyebabkan daya simpan buah menjadi lebih pendek. 

BACA JUGA :



2. Cara Panen

  1. Cara memetik buah tomat cukup dilakukan dengan memuntir buah secara hati-hati hingga tangkai buah terputus. 
  2. Pemuntiran buah harus dilakukan satu per satu dan dipilih buah yang sudah matang.
  3.  Selanjutnya, buah tomat yang sudah terpetik dapat langsung dimasukan ke dalam keranjang untuk dikumpulkan ke dalam tempat penampungan. 
  4. Tempat penampungan hasil panen tomat hendaknya dipersiapkan ditempat yang teduh atau dapat dibuatkan tenda di dalam kebun.


3. Periode Panen

Pemetikan buah tomat tidak dapat dilakukan sampai 1 kali pemetikan karena masaknya buah tomat tidak bersamaan waktunya. Pemetikan buah tomat dapat dilakukan setiap selang 2-3 hari sekali sampai seluruh tomat habis terpetik.

Admin