Mengenal Hama Belalang Di Lahan Pertanian Dan Cara Pengendalian
Hama belalang merupakan serangga pemakan daun yang dapat menyebabkan kerusakan serius pada berbagai tanaman. Belalang memiliki tubuh yang ramping dan terbagi menjadi tiga bagian utama: kepala, dada, dan perut. Mereka memiliki sepasang antena yang panjang dan dua pasang sayap yang tipis. Hama belalang biasanya menghuni lahan pertanian, padang rumput, atau area terbuka dengan sumber makanan yang melimpah. Serangga ini mampu berkembang biak dengan cepat, dan dalam populasi yang besar, mereka dapat membentuk kelompok besar yang bergerak bersama, disebut "banteng belalang". Ketika belalang menyerang tanaman, mereka akan memakan daun-daun muda secara intensif, menyebabkan kerusakan pada pertumbuhan tanaman dan potensi penurunan hasil panen.
Penting bagi petani dan para pelaku pertanian untuk memahami siklus hidup dan perilaku belalang agar dapat mengidentifikasi serangan dengan cepat. Dalam pengendalian hama belalang, terdapat berbagai metode yang dapat diterapkan, baik secara pencegahan maupun pengendalian setelah serangan terjadi. Metode pengendalian dapat mencakup penggunaan insektisida yang aman dan efektif, penggunaan predator alami belalang, seperti burung pemangsa, atau penerapan teknik budidaya yang mencegah serangan belalang, seperti pemilihan varietas tanaman yang tahan terhadap serangan hama.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang hama belalang, termasuk jenis-jenis belalang yang umum menyerang tanaman, tanda-tanda serangan, serta berbagai metode pengendalian yang dapat dilakukan. Dengan pengetahuan yang memadai tentang hama belalang dan upaya pengendalian yang tepat, kita dapat melindungi tanaman dari ancaman serangga ini dan menjaga hasil panen yang optimal.
Bagi sebagian petani terutama petani hortikultura dan tanaman pangan, belalang merupakan salah satu hama yang dapat merusak tanaman. Belalang memakan daun sayuran hingga berlubang dan menyisakan tulang daun. Bila tidak segera dikendalikan, serangan belalang akan bertambah parah dan menyebabkan kerugian besar bagi petani.
BACA JUGA : Hama Belalang Pada Tanaman Padi
Jenis hama belalang di pertanian
Beberapa jenis belalang yang sering dijumpai di alam dapat menyerang tanaman. Belalang dari famili Locustidae seperti belalang kayu, belalang kembara dan belalang pedang adalah jenis belalang yang menimbulkan kerusakan bagi tanaman. Sebaliknya, belalang dari famili Mantidae seperti belalang sembah. Jenis ini tidak bersifat hama, sebaliknya belalang sembah tergolong jenis predator yang dapat memakan hama kutu tanaman.
1.Belalang hijau (OXYA CHINESIS)
Belalang hijau umumnya ditemukan di ladang atau di sawah. Belalang merusak tanaman, baik tanaman pangan maupun hortikultura. Ciri gejala serangan yaitu bagian ujung daun bergerigi. Ciri khas belalang hijau, yaitu tungkai atau kaki belakang berukuran besar digunakan untuk melompat, sedangkan sepasang tungkai depannya berukuran kecil untuk berjalan.
2. Belalang kayu (VALANGA NIGRICORNIS)
Belalang kayu berwarna coklat, coklat kekuningan, atau hijau dengan panjang tubuh 49-63 mm (belalang jantan) dan 58-71 mm (belalang betina). Belalang kayu memiliki kisaran inang yang luas. Belalang kayu merusak tanaman pada bagian daun maupun pucuk tanaman tua dan muda. Gejala kerusakan belalang kayu, diantaranya daun berlubang dan bergerigi kasar tidak beraturan, menyisakan urat dan tulang daun.
Valanga nigricornis umumnya berkembang biak pada hutan jati, namun apabila tidak ada pohon jati serangga ini akan berpindah ke tanaman yang ada di sekelilingnya (Setiawan 2008: 4). Komoditas pertanian yang juga diserang antara lain seperti kopi, kakao, kelapa, jagung, pisang, mangga, kapuk, kapas, tebu, singkong, dan lain-lain sehingga Valanga nigricornis termasuk ke dalam kategori hama polifag (Zulfahmi 2013: 1).
BACA JUGA : Penggerek Batang Padi : Hama Pada Tanaman Padi
Pada komoditas kelapa sawit, Valanga nigricornis menyerang bagian tepi daun muda pada masa pembenihan kelapa sawit. Meskipun kerusakan yang ditimbulkan tergolong ringan namun, bila populasinya tinggi dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman bahkan dapat menyebabkan kematian tanaman (Sawitnotif 2020: 1).
Berdasarkan data serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang dihimpun oleh Direktorat Jenderal Perkebunan pada tahun 2019 dan 2020, Valanga nigricornis tercatat menyerang komoditas Kelapa Sawit, Tembakau, dan Mete.
3. Belalang kembara (LOCUSTA MIGRATORIA)
Belalang kembara dikenal sebagai hama utama yang menyerang tanaman dari famili gramineae seperti padi, jagung, sorgum, dll. Belalang kembara mengalami 3 fase populasi yang khas, yaitu fase soliter, transisi dan gregarius. Gejala khas serangan belalang kembara yaitu robekan bergerigi tidak beraturan pada daun. Pada tingkat serangan yang tinggi, belalang kembara mampu memakan batang, daun hingga tunas tanaman.
4. Belalang pedang (SEXAVA SP.)
Ciri khas belalang pedang yaitu memiliki antena yang cukup panjang berukuran 1,5-2 kali ukuran tubuhnya dan ovipositor betina mirip seperti pedang. Belalang pedang merupakan hama utama yang menyerang tanaman kelapa, pinang, sagu, dll. Hama belalang pedang menyerang daun, bunga dan buah muda kelapa yang secara langsung menurunkan produksi kelapa. Serangan berat dapat mengakibatkan kematian tanaman kelapa.
Nimfa dan imago hama Sexava spp. memakan daun tanaman dari pinggir, meninggalkan bekas gigitan yang tidak rata. Serangan dimulai dari pelepah yang paling bawah sebelum daun di bagian bawah habis di makan maka hama Sexava spp. tidak akan pindah ke daun sebelah atasnya. Pada serangan berat yang tertinggal hanya beberapa pelepah pucuk, sedangkan daun – daun di bagian bawah tinggal lidinya saja.
BACA JUGA : Pengendalian Hama Sundep / Beluk Pada Tanaman Padi
Pengendalian hama belalang pada tanaman
Sebelum populasi belalang meningkat dan menyebabkan kerugian bagi petani, perlu mengetahui cara-cara untuk mengendalikan hama belalang. Berikut pengendalian hama belalang :
1. Pengendalian secara kultur teknis
Melakukan pengolahan tanah dengan membajak lahansecaa baik, agar telur belalang terpapar sinar matahari dan mati. Setelah lahan dibajak disarankan untuk tidak langsung melakukan penanaman, biarkan lahan dijemur selama 2-3 hari. Lakukan pengolahan lahan kedua agar tidak adanya gumpalan tanah yang besar dan keras. Melakukan sanitasi lahan (membersihkan kotoran yang tersisa) sebelum penanaman.
2. Pengendalian hayati
Pengendalian hayati belalang dengan memanfaatkan predator alami (tawon, semut, burung, katak, laba-laba, dll), yang efektif memangsa kantung telur belalang yang ada di dalam tanah. Patogen (Metarhizium acridum, Metarhizium anisoplae, Beauvatia bassiana, Leefmansia bicolor, dll )
3. Pengendalian kimiawi
Pengendalian kimiawi dengan cara menggunakan insektisida berbahan aktif asepat, diazinon, karbosulfan untuk mengendalikan belalang.