Kamis, 27 Juli 2023

Klasifikasi / Jenis Jenis Tanah Berdasarkan USDA dan FAO/UNESCO

 

Tanah adalah salah satu sumber daya alam yang sangat penting dan berperan vital dalam mendukung kehidupan manusia dan ekosistem. Untuk memahami beragam karakteristik dan kualitas tanah di seluruh dunia, para ilmuwan dan ahli telah mengembangkan sistem klasifikasi tanah. Dalam artikel ini, kita akan mengulas dua sistem klasifikasi tanah yang paling umum digunakan, yaitu sistem klasifikasi tanah oleh USDA (United States Department of Agriculture) dan FAO/UNESCO (Food and Agriculture Organization/United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization).

jenis jenis tanah

Pengertian Klasifikasi Tanah

Klasifikasi tanah adalah suatu sistem yang digunakan untuk mengelompokkan tanah berdasarkan berbagai karakteristik fisik, kimia, dan biologi yang dimilikinya. Tujuan dari klasifikasi tanah adalah untuk menyederhanakan kompleksitas tanah yang ada di seluruh dunia menjadi kelompok-kelompok yang dapat dikenali dan dipahami dengan lebih baik. Dengan melakukan klasifikasi, para ilmuwan, ahli pertanian, dan praktisi lingkungan dapat mengidentifikasi tipe tanah dengan lebih jelas, menggambarkan hubungan antara tanah dengan lingkungan sekitarnya, dan mengembangkan strategi pengelolaan lahan yang tepat dan berkelanjutan.

Sistem klasifikasi tanah mengikuti hierarki yang mencakup berbagai tingkatan kategori, mulai dari kategori paling umum hingga yang paling spesifik. Seringkali, klasifikasi tanah mencakup aspek-aspek seperti ciri fisik tanah (misalnya tekstur, struktur, dan porositas), kandungan nutrisi, aspek kimia (misalnya pH dan kapasitas tukar kation), dan juga aspek biologis (misalnya keberagaman mikroorganisme dan flora tanah). Melalui klasifikasi ini, para ahli dapat memberikan identifikasi yang lebih jelas tentang tanah, memberikan rekomendasi pemupukan dan perlakuan tanah yang tepat, serta memahami bagaimana tanah dapat berdampak pada pertanian, keanekaragaman hayati, dan kualitas lingkungan secara keseluruhan.

Tanah dapat diklasifikasikan dalam dua bagian, yaitu :

  1. Klasifikasi yang didasarkan pada teknis. Klasifikasi teknis disini artinya tanah dikelompokan berdasarkan kegunaannya secara khusus.
  2. Klasifikasi alami . Klasifikasi tanah sberdasarkan sifat tanah tanpa dikaitkan dengan penggunaannya sama sekali.


Tujuan Klasifikasi Tanah

Berikut yang menjadi tujuan dari klasifikasi tanah, setidaknya terdapat 4 (empat) tujuan;

  1. Mengelompokan, mengorganisasi serta menata tanah.
  2. Mengetahui secara mendalam mengenai hubungan individu tanah.
  3. Memberikan kemudahan dalam mengingat sifat-sifat tanah.
  4. Dimanfaatkan untuk menaksir sifat, melakukan penelitian serta untuk mengetahui lahan yang baik.


Macam Macam Klasifikasi Tanah

Sistem klasifikasi tanah dianggap baik apabila memenuhi hal-hal berikut ini;

  1. Isogenus, artinya suatu tanah memiliki genesis yang sama.
  2. Isomorf, artinya tanah yang memiliki kenampakan yang sama.
  3. Isofungsi, artinya tanah yang memiliki fungsi sama dalam suatu lingkup.
  4. Isotropik, artinya tanah yang memiliki lokasi sama.


Sedangkan sistem yang sangat umum sekali digunakan terdapat tiga. Hal ini juga kiranya yang akan menjadi fokus pembahasan kita pada tulisan ini.

Klasifikasi Tanah USDA

Sistem klasifikasi tanah USDA, juga dikenal sebagai Soil Taxonomy, dikembangkan oleh Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) pada tahun 1938 dan telah mengalami berbagai revisi sejak itu. Sistem ini didasarkan pada hierarki kategori yang mencerminkan hubungan antara tanah dan lingkungannya.

 

Klasifikasi tanah USDA

 Klasifikasi tanah USDA terdiri dari enam tingkat kategori utama, yaitu:

a. Ordo
Kategori tertinggi dalam klasifikasi, mengelompokkan tanah berdasarkan ciri-ciri dominan dan proses-proses pembentukan yang dominan. Contoh: Inceptisols, Entisols, dan Aridisols.
Ordo tanah dapat dibedakan atas dasar ada atau tidaknya horison penanda serta jenis dari penanda horison itu sendiri. Contoh yang menunjukan ordo tanah, sebuah tanah dengan horison argilik serta memiliki atau berkejunahan basa > 35% termasuk kategori ordo alfisol.

Kemudian ordo tanah dengan horison argilik serta memiliki atau berkejuhan bahasa < 35% termasuk ke dalam kategori ordo ultisol.
Ultisol sendiri merupakan ordo tanah dengan horison argilik serta berkejunahan basa < 35%. Kemudian untuk penamaan sub-ordonya biasanya menggunakan “ult” saja, yang menandakan kependekan dari ultisol.

b. Subordo
Menunjukkan subkelompok dari ordo tanah yang menggambarkan variasi dalam sifat dan proses pembentukannya. Contoh: Ustic Entisols dan Xeric Aridisols.
Apabila ordo tanah dilihat berdasarkan ada tidaknya horison, sedangkan untuk sub-ordo ini yang menjadi alat ukur atau penanda ialah genetik tanah.
Sebagai contoh ialah ada tidaknya sifat-sifat tanah yang berhubungan dengan pengaruh vegetasi, air, batuan induk serta kelembabannya.
Sedangkan untuk pembeda sub-ordo untuk tanah ordo histosol atau tanah liat dilihat dari tingkat pelapukannya.
Pelapukan yang dilihat  dari bahan organik pembentuknya, seperti febris, hemis dan safaris.

BACA JUGA :

 

Sebagai contoh sub-ordo dari tanah ultisol yang senantiasa lembab, atau dalam artian tidak pernah kering, maka dinamakan udus.
Sub-ordo dari ultisol yang senantisa lembab sendiri ialah “udult” yang merupakan gabungan dari “ult” dan “ud”. Seperti yang kita ketahui “ult” adalah sub-ordo dari ultisol, sedangkan “ud” merupakan penanda atau ciri dari tanah yang selalu lembab, fragipant dan lain sebagainya.

c. Kelompok / Great Grup
Menggambarkan kesamaan dalam sifat-sifat dan kondisi tanah. Contoh: Typic Ustipsamments dan Petrogypsids.
Kelompok tanah atau dalam bahasa Inggrisnya Great Group ditentukan berdasarkan tingkat perkembangan tanah, regim suhu, susunan horison, jenis tanah, kelembaban, kejenuhan basa serta ciri lainnya. Contoh dari sebuah nama pengelompokan tanah adalah “Fragiudult”, yang merupakan sebuah lapisan tanah yang rapuh.

d. Subgrup / Sub-kelompok Tanah
Membedakan tanah berdasarkan perbedaan kecil yang lebih spesifik dalam sifat-sifatnya.
Sub-kelompok tanah sangat berkaitan erat sekali dengan kelompok tanah, dimana sub-kelompok ini diambil dari inti kelompok tanah, sifat-sifat tanah dalam peralihan kelompok lain, ordo lain, sub-ordo lain dan bukan tanah.

Contoh nama dari sub-kelompok tanah salah satunya ialah Aquic Fragiudult. Perhatikan pemberian nama Aquic berasal dari Aqualt dimana merupakan tanah yang senantiasa dipenuhi air, atau selalu berair.

e. Famili
Menunjukkan variasi dalam tekstur dan komposisi mineral. Contoh: Coarse-loamy, mixed, superactive, thermic Haplocambids.
Famili tanah berkaitan erat dengan sifat-sifat tanah itu sendiri, pertanian, susunan mineral, sebaran besar butir, serta suhu pada kedalamannya sebagai pembedanya. Contoh penamaan Famili yaitu Aquic Fragiudult, kaolinitik, isohipertermik, berliat halus.

f. Seri Tanah
Level terendah dalam klasifikasi yang mencakup jenis tanah tertentu dengan sifat-sifat yang sama. Contoh: Miami, Apopka, dan Oxisol. Sub-ordo satu ini dibedakan berdasarkan beberapa jenis. Diantaranya susunan tekstur, struktur, warna, rekahan pada tiap horison, sifat mineral pada tiap horison, serta sifat kimia pada tanah.
Seri tanah sendiri ditetapkan pada mulanya dengan menggunakan nama lokasi sebagai ciri serit tanah tersebut. Sebagai contoh Aquic Fragiudult.


Klasifikasi Tanah FAO/UNESCO

FAO/UNESCO Soil Classification System atau disebut juga World Reference Base for Soil Resources (WRB) dikembangkan oleh Food and Agriculture Organization (FAO) dan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Sistem ini bertujuan untuk menjadi klasifikasi tanah universal yang dapat digunakan di seluruh dunia. WRB tidak hanya didasarkan pada proses pembentukan tanah, tetapi juga mempertimbangkan sifat-sifat fisik, kimia, dan biologis tanah.

Klasifikasi WRB mencakup beberapa tingkat kategori, termasuk:
a. Reference Soil Group (RSG)

 Kategori tertinggi yang mencakup kelompok tanah dengan sifat-sifat dan proses pembentukan yang sama. Contoh: Ferralsols, Arenosols, dan Luvisols.

b. Subgroup

Menggambarkan variasi dalam sifat-sifat fisik atau kimia dari tanah dalam RSG tertentu. Contoh: Eutric Arenosols dan Rhodic Ferralsols.

c. Family

Tingkatan terendah dalam klasifikasi WRB yang menggambarkan sifat-sifat kimia atau fisik dari tanah yang lebih spesifik. Contoh: Arenic Haplustepts dan Kandic Ferralsols.

BACA JUGA :


Tanah menurut FAO/UNESCO di kelompokan ke dalam beberapa bagian, setidaknya terdapat 23 (dua puluh tiga) kelompok tanah sebagai berikut.

  1. Tanah fluvisol merupakan sebuah tanah hasil dari endapan baru, bahan organik menurun serta tidak teratur.
  2. Gleysol adalah tanah dengan sifat hidromorfik artinya tanahnya dipengaruhi oleh air sehingga berwarna kelabu.
  3. Regosol adalah tanah yang hanya memiliki epipedon ochrik, serta memiliki sifat mengembang dan mengerut.
  4. Litosol adalah kategori tanah dengan ketebalan hanya 10 cm atau bahkan kurang.
  5. Arenosol adalah tanah yang memiliki tekstur kasar yang terdiri dari bahan albk.
  6. Renzina adalah suatu tanah yang terdapat di atas batuan kapur.
  7. Ranker merupakan tanah dengan epipedon ubrik serta memiliki tebal yang kurang dari 25 cm.
  8. Andosol adalah tanah dengan epipedon mollik atau umbrik.
  9. Vertisol adalah tanah yang memiliki kandungan liat setidaknya 30 %.
  10. Solonet adalah tanah yang memiliki horison natrik.
  11. Yermosol merupakan tanah yang ada di tempat dengan iklim sangat kering.
  12. Xerolsol adalah tanah yang mirip dengan yermosol, namun lebih sedikit berkembang.
  13. Kastanozem adalah tanah dengan epipedon mollik, memiliki warna coklat serta tebbal 15 cm atau lebih.
  14. Chernozem, tanah dengan ketebalan 15 centi meter serta epipedon mollik warna hitam.
  15. Phaeozem, tanah yang tidak memiliki horison dengan kandungan kapur halus.
  16. Greyzem, tanah yang memiliki ketebalan 15 cm dengan epipedon mollik warna hitam.
  17. Cambisol, tanah yang memiliki ketebalan 25 cm serta horison kambik.
  18. Luvisol, tanah dengan horison argillik dan mempunyai KB 50 % atau lebih.
  19. Podzoluvisol, tanah dengan horison agrilik.
  20. Podsol, tanah dengan horison spordik.
  21. Planosol, tanah dengan horison albik.
  22. Acrisol, tanah dengan horison argilik.
  23. Nitosol, tanah yang memiliki kandungan liat tidak kurang dari 20%.
  24. Ferrasol, tanah dengan horison oksik.
  25. Histosol. tanah dengan ketebalan 40 centimeter lebih. Selain itu tanah ini berjenis epipedon histik.


Kesimpulan

Klasifikasi tanah oleh USDA dan FAO/UNESCO adalah dua sistem yang berbeda namun komplementer untuk memahami karakteristik dan variasi tanah di seluruh dunia. Dengan menggunakan klasifikasi ini, ilmuwan, ahli pertanian, dan praktisi lingkungan dapat mengidentifikasi tanah dengan lebih baik, mengembangkan praktik pertanian yang sesuai, serta merencanakan pengelolaan lahan yang berkelanjutan dan efisien.

Admin