Sabtu, 09 September 2023

Tanaman Temulawak : Pengenalan, Klasifikasi, Ciri-ciri, Kandungan dan Syarat Tumbuh

Tanaman temulawak, atau yang memiliki nama latin ilmiah Curcuma banyak ditemukan di hutan-hutan daerah tropis yang telah lama dikenal karena berbagai manfaatnya. Tanaman ini termasuk dalam keluarga Zingiberaceae dan memiliki akar-akar yang kaya akan senyawa aktif, terutama kurkuminoid, yang memiliki potensi kesehatan yang signifikan. Artikel ini akan memberikan wawasan lebih lanjut mengenai tanaman temulawak, termasuk klasifikasinya, ciri-cirinya, kandungannya, dan syarat-syarat tumbuhnya.

tanaman temulawak

Pengenalan singkat tanaman temulawak

Tanaman temulawak (Curcuma zanthorrihiza L.) tumbuh liar di hutan-hutan jati di Jawa dan Madura. Tumbuhan semak berumur tahunan, batang semunya terdiri dari pelepah-pelepah daun yang menyatu, mempunyai umbi batang. Tinggi tanaman antara 50-200 cm, bunganya berwarna putih kemerah-merahan atau kuning bertangkai 1,5-3 cm berkelompok 3 sampai 4 buah.

Tumbuhan ini tumbuh subur pada tanah gembur, dan termasuk jenis temu-temuan yang sering berbunga. Panen dapat dilakukan pada umur 7-12 bulan setelah tanam atau daun telah menguning dan gugur. Sebagai bahan tanaman untuk bibit digunakan tanaman sehat berumur 12 bulan .


Temulawak dimanfaatkan sebagai pewarna alami pada pengolahan makanan serta sebagai salah satu bahan untuk pembuatan jamu tradisional. Temulawak mengandung zat kuning kurkuminoid, minyak atsiri, pati, protein, lemak (fixed oil), sellulosa dan mineral. Dari beberapa senyawa tersebut yang merupakan zat warna kuning adalah kurkuminoid yang merupakan salah satu bahan pewarna alami (natural curcumin) dan aman digunakan untuk pewarna makanan maupun tekstil .

Klasifikasi Temulawak (Curcuma zanthorrhiza L.)

Menurut klasifikasi dalam tata nama ( sistematika ) tumbuhan, tanaman temulawak (Curcuma zanthorrhiza L.) termasuk ke dalam :

  • Kingdom     : Plantae
  • Divisi         : Spermatophyta
  • Sub divisi     : Angiospermae
  • Kelas         : Monocotyledonae
  • Ordo         : Zingiberales
  • Familia     : Zingiberceae
  • Genus         : Curcuma
  • Spesies     : Curcuma zanthorrhiza L.

Ciri-ciri /Morfologi Temulawak (Curcuma zanthorrhiza L.)

1. Bagian Batang

Batang temulawak termasuk tanaman tahunan yang tumbuh merumpun.Tanaman ini berbatang semu dan habitusnya dapat mencapai ketinggian 2-2,5 meter. Tiap rumpun tanaman terdiri atas beberapa tanaman (anakan), dan tiaptanaman memiliki 2-9 helai daun.

2. Bagian Daun

Daun tanaman temulawak bentuknya panjang dan agak lebar. Lamina daun dan seluruh ibu tulang daun bergaris hitam. Panjang daun sekitar 50-55 cm, lebarnya + 18 cm, dan setiap helai daun melekat pada tangkai daun yang posisinya saling menutupi secara teratur. Daun berbentuk lanset memanjang berwana hijau tua dengan garis–garis coklat. Habitus tanaman dapat mencapai lebar 30-90 cm, dengan jumlah anakan perumpun antara 3-9 anak.

3. Bagian Bunga

Bunga tanaman temulawak dapat berbunga terus-menerus sepanjang tahun secara bergantian yang keluar dari rimpangnya (tipe erantha), atau dari samping batang semunya setelah tanaman cukup dewasa. 

bunga temulawak

 Warna bunga umumnya kuning dengan kelopak bunga kuning tua, serta pangkal bunganya berwarna ungu. Panjang tangkai bunga ± 3 cm dan rangkaian bunga (inflorescentia) mencapai 1,5 cm. Dalam satu ketiak terdapat 3-4 bunga.

4. Bagian Rimpang

Rimpang induk temulawak bentuknya bulat seperti telur, dan berukuran besar, sedangkan rimpang cabang terdapat pada bagian samping yang bentuknya memanjang. Tiap tanaman memiliki rimpang cabang antara 3-4 buah. Warna rimpang cabang umumnya lebih muda dari pada rimpang induk. Warna kulit rimpang sewaktu masih muda maupun tua adalah kuning kotor, atau coklat kemerahan. Warna daging rimpang adalah kuning atau orange tua, dengan cita rasa yang pahit, atau coklat kemerahan berbau tajam, serta keharumannya sedang. 

rimpang temulawak
 

Rimpang terbentuk dalam tanah pada kedalaman ±16 cm. Tiap rumpun tanaman temulawak umumnya memiliki enam buah rimpang tua dan lima buah rimpang muda.

5. Bagian Akar

Sistem perakaran tanaman temulawak termasuk akar serabut. Akar-akarnya melekat dan keluar dari rimpang induk. Panjang akar sekitar 25 cm dan letaknya tidak beraturan



Kandungan Temulawak (Curcuma zanthorrhiza L.)

Rimpang temulawak mengandung kurkuminoid, mineral minyak atsiri serta minyak lemak. Tepung merupakan kandungan utama, jumlahnya bervariasi antara48-54 % tergantung dari ketinggian tempat tumbuhnya, makin tinggi tempat tumbuhnya makin rendah kadar tepungnya. Selain tepung, temulawak juga mengandung zat gizi antara lain karbohidrat, protein dan lemak serta serat kasar mineral seperti kalium ( K ), natrium ( Na), magnesium (Mg ), zat besi (Fe), mangan (Mn ) dan Kadmium ( Cd).

Komponen utama kandungan zat yang terdapat dalam rimpang temulawak adalah zat kuning yang disebut ” kurkumin” dan juga protein, pati, serta zat-zat minyak atsiri. Minyak atsiri temulawak mengandung phelandren, kamfer, borneol, xanthorrizol, tumerol dan sineal.

Kandungan kurkumin berkisar antara 1,6 % - 2,22 % dihitung berdasarkan berat kering. Berkat kandungan dan zat-zat minyak atsiri tadi, diduga penyebab berkhasiatnya temulawak.

Dari hasil tes uji yang dilakukan oleh Balai penelitian tanaman dan obat, diperoleh sejumlah zat/senyawa dalam rimpang temulawak antara lain :

  • Air 19,98%
  • Pati 41,45%
  • Serat 12,62%
  • Abu 4,62%
  • Abu tak larut asam 0,56%
  • Sari air 10,96%
  • Sari alkohol 9,48%
  • Kurkumin 2,29%.

Dari hasil pengujian tersebut, ditemukan juga kandungan alkaloid, flavonoid, fenolik, triterpennoid, glikosida, tannin, saponin dan steroid. Selain itu, terdapat juga kandungan minyak atsiri sebesar 3,81%, meliputi: d-kamfer, sikloisoren, mirsen, p-toluil metikarbinol, pati, d-kamfer, siklo isoren, mirsen, p-toluil metilkarbinol, falandren, borneol, tumerol, xanthorrhizol, sineol, isofuranogermakren, zingiberen, zingeberol, turmeron, artmeron, sabinen, germakron, dan atlantone (Kasiran, 2009)


Syarat Tumbuh Temulawak (Curcuma zanthorrhiza L.)

1. Iklim

Secara alami temulawak tumbuh dengan baik di lahan-lahan yang teduh dan terlindung dari teriknya sinar matahari. Di habitat alami rumpun tanaman ini tumbuh subur di bawah naungan pohon bambu atau jati. Namun demikian temulawak juga dapat dengan mudah ditemukan di tempat yang terik seperti tanah tegalan. Secara umum tanaman ini memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap berbagai cuaca di daerah beriklim tropis.

  • Suhu udara yang baik untuk budidaya tanaman ini antara 19-30 derajat Celcius.
  • Tanaman ini memerlukan curah hujan tahunan antara 1.000-4.000 mm/tahun.

2. Media Tanam

Perakaran temulawak dapat beradaptasi dengan baik pada berbagai jenis tanah baik tanah berkapur, berpasir, agak berpasir maupun tanah-tanah berat yang berliat. Namun demikian untuk memproduksi rimpang yang optimal diperlukan tanah yang subur, gembur dan berdrainase baik. Dengan demikian pemupukan anorganik dan organik diperlukan untuk memberi unsur hara yang cukup dan menjaga struktur tanah agar tetap gembur. Tanah yang mengandung bahan organik diperlukan untuk menjaga agar tanah tidak mudah
tergenang air.

3. Ketinggian Tempat

Temulawak dapat tumbuh pada ketinggian tempat 5-1.000 m/dpl dengan ketinggian tempat optimum adalah 750 m/dpl. Kandungan pati tertinggi di dalam rimpang diperoleh pada tanaman yang ditanam pada ketinggian 240 m/dpl. Temulawak yang ditanam di dataran tinggi menghasilkan rimpang yang hanya mengandung sedikit minyak atsiri. Tanaman ini lebih cocok dikembangkan di dataran sedang.

Penutup

Tanaman temulawak adalah tumbuhan yang memiliki nilai penting dalam pengobatan tradisional dan industri farmasi. Dengan kandungan senyawa aktifnya yang beragam, temulawak memiliki potensi untuk berbagai aplikasi kesehatan. Namun, pemahaman mengenai klasifikasi, ciri-ciri, kandungan, dan syarat tumbuh tanaman ini sangat penting untuk memanfaatkannya dengan benar. Semoga artikel ini memberikan informasi yang berguna tentang tanaman temulawak.

Admin