Persyaratan Tumbuh Tanaman Kopi Supaya Maksimal
Kopi adalah salah satu komoditas pertanian yang paling berharga di seluruh dunia, dan cita rasa serta kualitasnya sangat dipengaruhi oleh lingkungan di mana tanaman kopi tumbuh. Untuk menghasilkan biji kopi yang berkualitas tinggi, penting untuk memahami dan memenuhi persyaratan pertumbuhan tanaman kopi. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan berbagai persyaratan yang diperlukan untuk memastikan tanaman kopi tumbuh dan berproduksi secara maksimal.
Ketinggian Tempat
Kopi di Indonesia saat ini umumnya dapat tumbuh baik pada ketinggian tempat di atas 700 m di atas permukaan laut (dpl). Dalam perkembangannya dengan adanya introduksi beberapa klon baru dari luar negeri, beberapa klon saat ini dapat ditanam mulai di atas ketinggian 500 m dpi, namun demikian yang terbaik seyogyanya kopi ditanam di atas 700 m dpi, terutama jenis kopi robusta.
Kopi arabika tumbuh dengan citarasa yang bermutu pada ketinggian di atas 1000 m dpi. Namun demikian, lahan pertanaman kopi yang tersedia di Indonesia sampai saat ini sebagian besar berada di ketinggian antara 700 sampai 900 m dpl.
BACA JUGA : Tanaman Biji Kopi: Asal Usul, Ciri-Ciri, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh
Mungkin hal ini yang menyebabkan mengapa sebagian besar (sekitar 95%) jenis kopi di Indonesia saat ini adalah kopi robusta. Oleh sebagian besar negara pengguna, kopi arabika dikonsumsi dalam jumlah lebih banyak dibanding kopi robusta. Hal ini berkaitan dengan kebiasaan cara minum kopi, yaitu dua pertiga atau lebih campuran seduhan merupakan kopi arabika, sedangkan sisanya adalah kopi robusta.
Secara tidak langsung kebiasaan tersebut juga mempengaruhi pangsa pasar kopi dunia terhadap kebutuhan kopi arabika. Kondisi pasar kopi ini justru bertolak belakang dengan produksi kopi
Indonesia yang hingga saat ini masih didominasi jenis robusta.
Curah Hujan dan Lahan
Curah hujan yang sesuai untuk kopi seyogyanya adalah 1500 - 2500 mm per tahun, dengan rata-rata bulan kering 1-3 bulan dan suhu rata-rata 15-25 derajat celcius dengan lahan kelas S1 atau S2 (Puslitkoka, 2006). Ketinggian tempat penanaman akan berkaitan juga dengan citarasa kopi.
Bahan Tanaman dan Lingkungan Tumbuh
Salah satu penyebab rendahnya produktivitas kopi robusta di Indonesia adalah belum digunakannya bahan tanam unggul yang sesuai dengan agroekosistem tempat tumbuh kopi robusta. Umumnya petani masih menggunakan bahan tanam dari biji berasal dari pohon yang memiliki buah lebat atau bahkan dari benih sapuan.
Salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas kopi robusta adalah dengan perbaikan bahan tanam. Penggantian bahan tanam anjuran dapat dilakukan secara bertahap, baik dengan metode sambungan di lapangan pada tanaman kopi yang telah ada, maupun penanaman baru dengan bahan tanaman asal setek.
Adapun klon-klon kopi robusta yang dianjurkan adalah BP 42, BP 234, BP 288, BP358, BP 409, dan SA 203. Oleh karena kopi robusta bersifat menyerbuk silang, maka penanamannya harus poliklonal, dapat 3-4 klon untuk tiap hamparan kebun. Demikian pula sifat kopi robusta yang sering menunjukkan reaksi berbeda apabila ditanam pada kondisi lingkungan berbeda, Komposisi klon kopi robusta
untuk suatu lingkungan tertentu harus berdasarkan pada stabilitas daya hasil, kompatibilitas (keserempakan saat berbunga) antar klon untuk kondisi lingkungan tertentu serta
keseragaman ukuran biji. Adapun komposisi klon yang dapat dipilih untuk setiap tipe iklim dan ketinggian tempat tertentu diuraikan pada tabel berikut :
Tabel 1. Komposisi kopi robusta untuk setiap tipe iklim dan tinggi tempat agar memberikan potensi produksi yang tinggi
Iklim | Ketinggian > 400 mdpl | Ketinggian < 400 mdpl |
---|---|---|
A atau B | Klon BP 42 : BP 234 : BP 358 : SA 237 (1:1:1:1) | Klon BP 42 : BP 234 : BP 358 (2:1:1) |
Klon BP 42 : BP 234 : BP 920: BP936 (1:1:1:1) | Klon BP 42 : BP 234 : BP 920: BP936 (1:1:1:1) | |
C atau D | Klon BP 42 : BP 234 : BP 409 (2:1:1) | Klon BP 42 : BP 234 : BP288 : BP 409 (1:1:1:1) |
Klon BP 936: BP 234 : BP939 : SA 203 (2:1:1) | Klon BP 936: BP 234 : BP939 : SA 203 (2:1:1) |
*) Menurut klasifikasi schm idt dan ferguson
Referensi : Puslikoka, 2003.
BACA JUGA : Panen dan Pengolahan Pasca Panen Kopi
Tinggi tempat optimal yang ideal untuk penanaman kopi robusta adalah 500-700 m dpi. Perbandingan klon (komposisi) dalam penanaman kopi robusta yang dianjurkan untuk ketinggian tempat di atas atau di bawah 400 m dpi dengan tipe iklim A/B serta C/D tercantum dalam Tabel 1.
Sumber dan kebutuhan bahan tanam.
Sumber tanaman klonal kopi harus berasal dari kebun entres resmi, dapat dalam bentuk entres maupun setek berakar. Disarankan, apabila akan melakukan penanaman baru sebaiknya tidak
menggunakan teknik penyambungan dengan batang bawah tetapi dengan menggunakan setek berakar, kecuali pada daerah-daerah yang endemik nematoda.
Teknik penyambungan dengan menggunakan batang bawah memiliki resiko yang tinggi akan terjadi kesalahan klon, yaitu apabila yang tumbuh bukan klon dari entres yang disambungkan di atasnya. Untuk mencukupi keperluan bahan
tanam berupa setek berakar, pada setiap hektarnya di tambah 20% dari jumlah populasi tanaman kopi yang direncanakan.
Sumber : Budidaya dan Pasca Panen KOPI Pusat Penelitian dan Perkembangan Perkebunan, Tahun 2010