Senin, 25 September 2023

Bayam Jepang: Pengenalan, Ciri-ciri, Klasifikasi, Syarat Tumbuh, dan Kandungan Gizi

Bayam Jepang, yang juga dikenal sebagai "Hōrensō" dalam bahasa Jepang, adalah salah satu sayuran yang sangat populer di negara tersebut. Dengan cita rasa yang lembut dan kandungan nutrisi yang tinggi, bayam Jepang sering dijadikan bahan makanan dalam berbagai hidangan tradisional Jepang. Dalam artikel ini, kita akan mengenali lebih dekat tentang bayam Jepang, mencari tahu ciri-ciri, mengklasifikasikannya, dan memahami syarat tumbuhnya.


Pengenalan bayam jepang

Bayam jepang atau horenso (Spinacia oleracea), disebut juga poleng adalah sayuran yang dimakan daunnya, dari genus Spinacia. Di Indonesia dapat dijumpai di supermarket dan kadang dikenal sebagai spinach (dari bahasa Inggris), berbeda dengan bayam (Amaranthus) yang banyak dikenal di Indonesia sebagai "spinach". Horenso biasanya tidak cocok untuk daerah beriklim tropis seperti Indonesia karena cepat berbunga sehingga tidak menumbuhkan banyak daun.

Horenso (Spinacia oleracea L.) atau lebih dikenal oleh masyarakat di Indonesia sebagai dengan bayam jepang adalah tanaman semusim dan termasuk dalam famili Chenopodiaceae. Horenso diperkirakan pertama kali dibudidayakan di Iran (Persia kuno) dan akhirnya ke Afrika. Setelah itu menyebar ke Eropa dan saat ini telah tersebar di seluruh dunia.

Salah kaprah penyembutan bayam dan spinach

Spinacia sering dipakai dalam masakan Eropa dan wilayah Laut Tengah. Daunnya yang muda dapat dimakan mentah dan dijadikan salad. Dalam masakan India, sayur jenis Spinacia ini sering dimasak dalam palak paneer dengan "paneer" (semacam keju), atau aloo palak dengan kentang.

Sama seperti bayam, spinacia yang dipanasi berulang-ulang bisa berbahaya untuk anak di bawah 6 bulan. Untuk orang yang lebih dewasa, biasanya tidak ada masalah. Pemanasan berulang-ulang mengoksidasi kandungan besi di dalam daun sehingga ketersediaannya menurun dan dapat meracuni tubuh.

BACA JUGA : Daftar Resep Memasak Bayam Brazil


Walaupun sering disebut "bayam," sebetulnya Spinacia berbeda dengan bayam yang dikenal. Rasanya pun berbeda. Tidak jelas asal usul kerancuan ini, tetapi penerjemahan tulisan "spinach" dalam film kartun "Popeye" menjadi 'bayam' memopulerkan kerancuan ini. Penerjemahan itu sendiri dari sudut pandang ilmu gizi tidak terlalu salah karena keduanya sama-sama kaya akan besi dan spinach bukanlah sayuran yang populer di Indonesia.
Spinach diketahui juga diterjemahkan sebagai bayam Jepang (asal-usulnya tidak jelas) dan spinasi (bahasa Belanda: spinazie). 

BACA JUGA : Pengenalan Tanaman Bayam: Sejarah, Ciri-ciri, Klasifikasi, Jenis, Syarat Tanam, Kandungan Gizi, dan Manfaat

Ciri-ciri bayam jepang

Bayam jepang (Spinacia Oleracea L.) adalah tanaman setahun yang ditanam di wilayah beriklim sedang, khusus untuk diambil daunnya.

Akar

Sistem perakaran spinasi terdiri atas banyak akar serabut lateral dangkal, berkembang dari akar tunggang gemuk yang memiliki beberapa akar lateral besar.

Daun

Segera setelah fase kecambah, tanaman mencapai pola pertumbuhan roset dengan banyak daun berdaging yang melekat pada batang pendek. Jarak tanam dan kondisi lingkungan berpengaruh terhadap jumlah dan ukuran daun. 

daun bayam jepang

 

Bentuk lembar daun berkisar dari bulat telur atau mendekati segitiga hingga panjang dan bentuk kepala panah sempit, bentuk yang terakhir adalah panah yang berbentuk primitif. Sembir daun rata atau bergelombang dan permukaan daun rata, agak keriput, hingga sangat keriput. Penampakan melepuh jaringan keriput disebabkan oleh perbedaan pertumbuhan jaringan parenkina diantara vena daun.

Tangkai daun biasanya sama panjang dengan lebar daun, dan sering menjadi berongga ketika daun telah berkembang penuh. Pola pertumbuhan daun beragam dimulai dari merayap hingga tegak, sebagian dipengaruhi oleh jarak tanam, kemiringan dan kerapatan.


Klasifikasi bayam jepang / horenso

Walaupun disebut "bayam," sebetulnya namun bayam jepang ini masuk genus Spinacia berbeda dengan bayam yang dikenal berbeda dengan bayam yang banyak dikenal di Indonesia yang masuk ke dalam genus Amaranthus. Berikut taksonomi bayam jepang sebagai berikut :

  • Divisi    Tracheophyta
  • Subdivisi    Spermatophytes
  • Klad    Angiospermae
  • Klad    mesangiosperms
  • Klad    eudicots
  • Klad    core eudicots
  • Ordo    Caryophyllales
  • Famili    Amaranthaceae
  • Subfamili    Chenopodioideae
  • Tribus    Anserineae
  • Genus    Spinacia
  • Spesies    Spinacia oleracea


Syarat tumbuh bayam jepang

  • Tanaman horenso tumbuh dengan baik pada dataran tinggi, dengan ketinggian 1400 m diatas permukaan laut. 
  • Benih horenso berkecambah optimalpada suhu 11°C sampai 20°C (Bergquist, 2006).
  • Horenso tumbuh baik pada berbagai jenis tanah, namun lebih menyukai tanah liat berpasir dengan kandungan bahan organik tinggi. Pengambilan sampel tanah dan pengujian dilakukan sebelum tanam. 
  • Horenso tidak toleran terhadap tanah asam, oleh karena itu pH tanah harus antara 6 dan 6,8. Seperti sayuran hijau lainnya, horenso memilikikandungan air yang tinggi dan dipanen biasanya kurang lebih 35 hari setelah tanam (HST) (Rico, Martin, Diana, dan Barat, 2007)

Kandungan Gizi Bayam Jepang/ Horenzo

Seperti sayur-sayur lainnya, Horenzo juga mempunyai kandungan gizi yang baik bagi tubuh. Berikut adalah beberapa kandungan yang terdapat dalam Horenzo:

  • Betakaroten
  • Zat Besi
  • Kalsium
  • Protein
  • Sodium
  • Natrium
  • Vitamin B2
  • Vitamin A
  • Vitamin K


Horenzo sendiri berguna mempunyai beberapa manfaat, seperti:

  • Mencegah Anemia
  • Menjaga Kesehatan Mata
  • Mengurangi Resiko Penyakit Jantung
  • Melancarkan Pencernaan, dan lain-lain.

Admin