Senin, 28 Agustus 2023

Tanaman Cengkeh : Sejarah, Klasifikasi, Morfologi (Ciri Ciri), Dan Cara Budidaya

Tanaman cengkeh atau cengkih adalah tanaman khas Indonesia yang terkenal karena mengadung manfaat untuk kesehatan tubuh. Di negara negara Eropa, cengkeh sering kali digunakan sebagai bumbu untuk masakan masakan pedas. Sedangkan di Indonesia, cengkeng digunakan sebagai bahan utama untuk rokok kretek. Selain itu, cengkeh juga dapat digunakan untuk memberikan kualitas aromatik dan rasa pada minuman panas, sering dikombinasikan dengan bahan lain seperti lemon dan gula. Dalam artikel kali ini akan membahas tentang asal usul, klasifikasi, morfologi, dan cara budidaya cengkeh. Berikut pembahasannya.

cengkeh

Sejarah Cengkeh

Tanaman cengkeng, awalnya hanya tumbuh di 5 daerah yaitu Kepulauan Maluku, yakni Bacan, Makian, Moti, Ternate, dan Tidore. Seiring berjalannya waktu, tanaman ini mulai menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia. Perjalanan cengkeh tak hanya dalam tumbuh tumbuhan saja, melainkan juga dalam jejak perdagangan. Sekitar tahun 500 SM, cengkeh mulai diperdagangkan ke Tionkok, sedangkan India menjadi tujuannya pada sekitar 200 SM.

Pada abad keempat, pemimpin Dinasti Han di Tiongkok bahkan memerintahkan semua yang akan mendekatinya untuk mengunyah cengkih terlebih dahulu, guna menyegarkan napas mereka. Nilai cengkih, pala, dan merica sangatlah tinggi pada zaman Romawi. Mereka menjadi bahan langka yang diperdagangkan oleh bangsa Arab pada era pertengahan. Kemudian, dominasi perdagangan cengkih beralih ke tangan Portugis pada akhir abad ke-15, membawa rempah dari Kepulauan Maluku ke Eropa. Pada masa itu, harga 1 kg cengkih setara dengan 7 gram emas.

Namun, kendali perdagangan cengkih berpindah tangan lagi saat Belanda mengambil alih pada abad ke-17. Upaya pembatasan produksi cengkih di luar Ambon melalui pelayaran hongi dengan menebang pohon-pohon cengkih justru gagal ketika Prancis berhasil menyelundupkan cengkih ke Mauritius. Dari sana, penyebaran cengkih meluas ke Penang dan Zanzibar, menggoyahkan monopoli Belanda atas rempah berharga ini.

Klasifikasi Cengkeh

  • Kingdom : Plantae
  • Sub Kingdom : Viridiplantae
  • Division : Tracheophyta
  • Sub Division : Spermatophytina
  • Class : Magnoliopsida
  • Order : Myrtales
  • Family : Myrtaceae
  • Genus : Syzygium
  • Species : Syzygium aromaticum

Morfologi Cenkeh

tanaman cengkeh

Cengkeh (Syzygium aromaticum) memiliki morfologi atau ciri ciri fisik yang khas diantaranya.

Daun

Daun cengkeh adalah daun hijau yang berbentuk elips dengan ujung runcing dan pangkal meruncing. Permukaan daun memiliki tekstur yang halus.

Bunga

Bunga cengkeh tumbuh dalam kelompok yang dikenal sebagai "bongkol bunga" atau inflorescence. Kelopak bunga berwarna merah muda hingga merah terang dan melingkari bunga yang berwarna lebih cerah di tengahnya. Bunga cengkeh memiliki aroma yang khas dan kuat.

Buah

Setelah mekar, bunga cengkeh akan menghasilkan buah berbentuk bulat dengan diameter sekitar 1 cm. Buah cengkeh memiliki warna merah hingga ungu tua saat matang.

Kuncup Bunga

Bagian yang paling berharga dari cengkeh adalah kuncup bunga yang belum mekar. Kuncup ini memiliki bentuk yang mirip dengan paku, dengan panjang sekitar 1 cm. Setelah dikeringkan, kuncup bunga ini menjadi rempah cengkeh yang digunakan dalam masakan dan obat-obatan.

BACA JUGA :

Batang

Batang cengkeh memiliki kulit yang berwarna coklat keabu-abuan dan tekstur yang kasar. Pohon cengkeh dapat tumbuh dengan ketinggian hingga sekitar 10-15 meter.

Cara Budidaya Cengkeh

pohon cengkeh

Budidaya pohon cengkih memerlukan perhatian khusus terhadap berbagai aspek, mulai dari iklim yang tepat hingga pemeliharaan rutin. Berikut adalah langkah langkah untuk budidaya cengkeh.

Lokasi dan Iklim

Pohon cengkih tumbuh subur di iklim tropis lembap atau subtropis dengan curah hujan sekitar 2.332 mm/tahun. Tanaman ini lebih cocok ditanam di daerah yang jauh dari laut dan memiliki ketinggian 0-1500 m di atas permukaan laut.

Suhu Optimal

Cengkih tumbuh paling baik pada suhu sekitar 20-30 derajat Celsius.

Metode Penanaman

Pohon cengkih dapat ditanam baik secara vegetatif melalui stek batang maupun generatif melalui biji.

Jenis Tanah

Hindari menanam cengkih di tanah berpasir. Pilih tanah dengan pH antara 4,5-6, memiliki drainase yang baik, dan tinggi kandungan senyawa organik.

Penyemaian Biji

Biji cengkih dari buah yang matang harus direndam dalam air semalam untuk mempermudah proses perkecambahan. Media perkecambahan harus memiliki lapisan tanah setinggi 20 cm, lebar 1 meter, dan panjang yang sesuai. Biji ditanam sedalam 2 cm dengan jarak antar biji sekitar 3 cm.

Transplantasi Kecambah

Setelah 15-60 hari, biji akan berkecambah. Kecambah yang telah tumbuh dapat dipindahkan ke media yang terdiri dari tanah, pasir, dan kompos.

Penanaman di Lahan

Lahan perkebunan cengkih sebaiknya berada di lereng perbukitan, lembah dengan drainase baik, dan tepian sungai. Lahan perlu dibersihkan dari semak dan rerumputan sebelum membuat lubang tanam berukuran 60-75 cm dengan jarak 6-7 meter.

Perawatan

Saat pohon cengkih masih muda (3-7 tahun), disarankan untuk menyiram secara teratur dan memupuk dengan kompos dan tepung ikan. Pemupukan berupa urea, superfosfat, dan MOP perlu diberikan sesuai usia tanaman.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pohon cengkih rentan terhadap layu bibit, busuk daun, dan bercak daun. Pengendalian hama seperti kutu putih juga perlu diperhatikan.

Produksi dan Panen

Cengkih baru akan mulai berproduksi pada usia sekitar 7 tahun. Produktivitasnya akan meningkat hingga berumur 30 tahun, namun akan mengalami penurunan setelahnya. Pola panen besar biasanya diikuti oleh 1-2 tahun panen kecil.

Admin