Tanaman Bawang Merah : Klasifikasi, Ciri-ciri, dan Cara Budidaya
Bawang merah (Allium cepa var. aggregatum) adalah salah satu tanaman umbi-umbian yang populer dan banyak digunakan dalam berbagai masakan di seluruh dunia. Meski masih satu jenis dengan bawang bombay yang berukuran lebih besar, bawang merah disebut shallot untuk membedakannya dengan onion (bawang bombay). Tanaman ini tidak hanya memberikan rasa khas pada hidangan, tetapi juga memiliki nilai nutrisi dan manfaat kesehatan. Artikel ini akan membahas klasifikasi, ciri-ciri, serta cara budidaya tanaman bawang merah.
Mengenal bawang merah
Bawang merah (Allium cepa L. var. aggregatum) adalah salah satu bumbu masak utama dunia yang berasal dari Iran, Pakistan, dan pegunungan-pegunungan di sebelah utaranya, tetapi kemudian menyebar ke berbagai penjuru dunia, baik sub-tropis maupun tropis. Wujudnya berupa umbi yang dapat dimakan mentah, untuk bumbu masak, acar, obat tradisional, kulit umbinya dapat dijadikan zat pewarna dan daunnya dapat pula digunakan untuk campuran sayur. Tanaman penghasilnya disebut dengan nama sama.
Bawang merah saat ini dianggap sebagai sebuah varietas dari spesies Allium cepa, spesies yang memuat sejumlah besar varietas bawang yang dikenal dengan nama kolektif bawang bombai. Kenampakan umbi bawang merah seperti suatu kumpulan umbi bawang bombay, yang membedakan adalah ukurannya yang lebih kecil.
Bawang merah adalah tumbuhan hijau yang tumbuh secara tahunan. Tanaman ini memiliki cita rasa aroma yang khas. Secara umum, bawang merah ini juga merupakan salah satu tanaman yang memiliki kandungan dan senyawa yang sangat tinggi, sehingga di zaman dahulu hingga sekarang orang banyak menggunakan bawang merah sebagai bahan herbal dan juga tradisional untuk menyembuhkan berbagai penyakit serta menyehatkan kesehatan tubuh.
Klasifikasi bawang merah
Bawang merah merupakan tanaman semusim berbentuk rumput yang tumbuh tegak dan tinggi mencapai 15-50 cm dan membentuk rumput. Akarnya berbentuk akar serabut yang tidak panjang. Bentuk daun bulat kecil memanjang, ujungnya meruncing sedangkan bagian bawah melebar. Klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut (Rahayu dan Berlian, 2004):
- Kingdom : Plantae
- Divisi : Spermatophyta
- Sub Divisi : Angiospermae
- Class : Monocotyledonae
- Ordo : Liliales
- Famili : Liliaceae
- Genus : Allium
- Spesies : Allium ascalonicum atau Allium cepa var. Ascalonicum
Ciri-ciri bawang merah
Bawang merah merupakan tanaman semusim yang berbentuk rumput, berbatang pendek dan berakar serabut, tinggi dapat mencapai 15-20 cm dan membentuk rumpun.
Morfologi bawang merah bisa dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.
Akar
Bawang merah memiliki akar serabut dengan sistem perakaran dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman antara 15-20 cm di dalam tanah dengan diameter akar 2-5 mm .
Daun bawang merah
Bentuk daun tanaman bawang merah seperti pipa, yakni bulat kecil memanjang antara 50-70 cm, berlubang, bagian ujungnya meruncing, berwarna hijau muda sampai hijau tua dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya relatif pendek. Pangkal daunnya dapat berubah fungsi seperti menjadi umbi lapis.
Batang
Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut dengan discus yang berbentuk seperti cakram , tipis, dan pendek sebagai melekatnya akar dan mata tunas, diatas discus terdapat batang semu yang tersusun dari pelepah-pelepah daun dan batang semua yang berbeda didalam tanah berubah bentuk dan fungsi menjadi umbi lapis.
Bunga bawang merah
Bunga pada tanaman bawang merah keluar dari ujung tanaman (titik tumbuh) yang panjangnya antara 30-90 cm, dan diujungnya terdapat 50-200 kuntum bunga yang tersusun melingkar seolah berbentuk payung. Tiap kuntum bunga terdiri atas 5-6 helai daun bunga berwarna putih, 6 benang sari berwarna hijau atau kekuning kuningan, 1 putik dan bakal buah berbentuk hampir segitga (Sudirja, 2007).
Buah
Buah bawang merah berbentuk bulat dengan ujungnya tumpul membungkus biji berjumlah 2-3 butir. Biji bawang merah berbentuk pipih, berwarna putih, tetapi akan berubah menjadi hitam setelah tua.
Budidaya tanam bawang merah
Syarat tanam bawang merah
Pada dasarnya, bawang merah mudah dibudidayakan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam keberhasilan budidaya bawang merah. Sebagai contoh, diketahui bahwa bawang merah tumbuhbaik pada media tanah yang gembur, subur, dan cukup bahan organik. Pertumbuhannya akan terganggu jika terlalu banyak hujan atau terlalu kering.
Agar tumbuh subur, bawang merah harus ditanam di tempat yang memenuhi syarat tumbuhnya, meliputi iklim, dan kesuburan tanah. Apabila syarat tumbuh tidak terpenuhi, akan menyebabkan turunnya produksi
- Menurut Santoso (2008) tanaman bawang merah baik ditanam di dataran rendah atau ketinggian sekitar 30 m dpl (di atas permukaan laut).
- Curah hujan tahunan yang dibutuhkan sekitar 1.000-2.000 mm/tahun dengan bulan basah 5-7 bulan dan bulan kering 4-6 bulan.
- Suhu udara untuk tanaman ini 25-32ÂșC, kelembapan sedang, dan cukup mendapatkan sinar matahari langsung.
- Jenis tanah yang dikehendaki adalah tanah lempung berpasir atau lempung berdebu dengan keasaman (pH) 6-6,8.
- Kedalaman air tanah sebaiknya sekitar 50cm dari permukaan tanah.
Persiapan Lahan
- Hal pertama yang harus dilakukan yaitu melakukan pembersihan dengan cara membabat rumput dan gulma. Setelah itu tanah harus digemburkan.
- Bedengan dibuat dengan lebar 1-1,2 meter dan panjang disesuaikan dengan keadaan lahan. Jarak antar bedengan 20-30 cm, dengan kedalaman parit 20-30 cm.
- Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk kandang sapi (15-20 t/ha) atau kotoran ayam (5-6 ton/ha) atau kompos (2,5-5 ton/ha), pupuk buatan TSP/SP-36 (120-200 kg/ha), pupuk kandang atau kompos dan pupuk buatan (TSP) disebar serta diaduk rata dengan tanah satu sampai tiga hari sebelum tanam.
- Apabila pH tanah kurang dari 5,6 diberi Dolomit/kapur pertanian dosis + 1,5 ton/ha disebarkan di atas bedengan dan diaduk rata dengan tanah lalu biarkan kurang lebih seminggu agar kadar asam tidak terlalu tinggi.
Persiapan Umbi Bibit
- Umbi bibit yang kualitasnya baik adalah berukuran sedang, sehat, keras dan permukaan kulit luarnya licin/ mengkilap. Ukuran umbi bibit yang optimal adalah 3-4 gram/umbi.
- Umbi bibit yang baik yang telah disimpan 2-3 bulan dan umbi masih dalam ikatan (umbi masih ada daunnya).
- Untuk lahan dataran rendah, benih yang dianjurkan adalah Kuning, Bima Brebes, Bangkok, Kuning Gombong, Klon No. 33, Klon No. 86.
- Untuk lahan dataran medium dan dataran tinggi disarankan memakai benih Sumenep, Menteng, Klon No. 88, Klon No. 33, Bangkok 2.
Penanaman
- Jarak tanam untuk budidaya bawang merah pada saat musim kemarau dipadatkan hingga 15×15 cm. Sedangkan pada musim hujan setidaknya dibuat hingga 20×20 cm
- Lubang tanam dibuat sedalam umbi.
- Umbi dimasukkan ke dalam tanah dengan seperti memutar sekerup.
- Penanaman diusahakan jangan terlalu dalam karena umbi mudah mengalami pembusukan.
- Jika umbi bawang merah belum siap benar ditanam (pertumbuhan tunas dalam umbi kurang dari 80%) atau usia umbi kurang dari 2 bulan, pemogesan terlebih dahulu. Pemogesan adalah pemotongan bagian ujung umbi, sekitar 0,5 cm. Fungsinya untuk memecahkan masa dorman dan mempercepat tumbuhnya tananaman.
Pemupukan
- Pemupukan susulan menggunakan Urea (150-200 kg/ha), ZA (300-500 kg/ha) dan KCl (150-200 kg/ha).
- Pemupukan susulan I dilakukan pada umur 10-15 hari setelah tanam dan susulan II pada waktu umur 1 bulan setelah tanam, masing-masing ½ dosis.
- Sementara, 100 kg NPK(15-15-15) Mutiara diaplikasikan pada umur 3 minggu.
- Sedangkan pupuk hayati diaplikasikan melalui bibit sebelum tanam dan/atau dengan penyemprotan pada tanaman umur 1-4 minggu.
BACA JUGA : Kandungan Nutrisi dan Berbagai Jenis Pengolahan Bawang Merah
Pengairan dan Penyiangan
- Bawang merah memerlukan banyak air, namun dia tidak tahan terhadap genangan atau tanah yang becek.
- Tanaman berumur 0-10 hari, penyiraman dilakukan dua kali yakni pagi dan sore hari, sedangkan sesudah umur tersebut penyiraman cukup dilakukan sekali sehari (sebaiknya dilakukan pada pagi hari).
- Penyiraman dengan cara ”leb” (memasukkan air ke bedengan hingga merata) digunakan di lahan persawahan, untuk lahan kering menggunakan gembor atau selang.
- Apabila digunakan cara ini (”leb”), sebaiknya dilakukan setelah tanaman berumur lebih dari 10 hari.
- Penyiangan tanaman bawang merah dengan cara manual dilakukan sesuai keadaan gulma di lapangan, yaitu antara satu sampai dua kali penyiangan yakni pada saat tanaman berumur 10-15 hari dan 28-35 hari (sebelum pemupukan susulan).
Pengendalian Hama dan Penyakit
Beberapa hama penting pada tanaman bawang merah serta cara pengendaliannya adalah sebagai berikut.
1. Ulat daun bawang (Spodoptera exigua)
Gejala serangan:
Pada daun yang terserang terlihat bercak putih transparan. Hal ini karena ulat menggerek daun dan masuk ke dalamnya sehingga merusak jaringan daun sebelah dalam sehingga kadang-kadang daun terkulai.
Cara pengendalian:
Rotasi tanaman, waktu tanam serempak, atau dengan pengendalian secara kimiawi yaitu menggunakan Curacron 50 EC, Diasinon 60 EC, atau Bayrusil 35 EC.
2. Trips (Trips tabaci Lind.)
Gejala serangan:
Terdapat bintik-bintik keputihan pada helai daun yang diserang, yang akhirnya daun menjadi kering. Serangan biasanya terjadi pada musim kemarau.
Cara pengendalian:
Pengatur waktu tanam yang tepat, atau secara kimiawi yakni dengan penyemprotan Curacron 50 EC, Diasinon 60 EC, atau Bayrusil 35 EC.
BACA JUGA ; Kandungan Nutrisi dan Berbagai Jenis Pengolahan Bawang Merah
3. Ulat tanah (Agrotis epsilon)
Pengendalian dilakukan secara manual yakni dengan mengumpulkan ulat ulat pada sore/senja hari di antara pertanaman serta menjaga kebersihan areal pertanaman.
4. Penyakit bercak ungu atau trotol (Alternaria porri)
Gejala serangam:
Pada daun yang terserang (umumnya daun tua) terdapat bercak keputih-putihan dan agak mengendap, lama kelamaan berwarna ungu berbentuk oval, keabu-abuan dan bertepung hitam. Serangan umumnya terjadi pada musim hujan.
Cara pengendalian:
Rotasi tanaman, melakukan penyemprotan setelah hujan dengan air untuk mengurangi spora yang menempel pada daun. Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan penyemprotan fungisida, antara lain Antracol 70 WP, Ditane M-45, Deconil 75 WP, atau Difolatan 4F.
Pemanenan bawang merah
- Panen dilakukan apabila tanaman telah berumur 65-75 hari setelah tanam. Tanaman yang telah siap dipanen memiliki ciri-ciri:
- Tanaman telah cukup tua, dengan hampir 60-90% batang telah lemas dan daun menguning
- Umbi lapis terlihat padat berisi dan sebagian tersembul di permukaan tanah
- Warna kulit umbi mengkilat atau memerah
- Panen dilakukan dengan cara mencabut tanaman bersama daunnya dan diusahakan agar tanah yang menempel pada umbi dibersihkan.
- Biarkan umbi beberapa jam pada bedengan, kemudian diikat (1-1,5 kg/ikat)
- Umbi yang telah diikat dijemur dengan posisi daun berada di atas (selama 5-7 hari). Setelah daun kering, ikatan diperbesar dengan menyatukan 3-4 ikatan kecil menggunakan tali bambu.
- Selanjutnya ikatan dijemur kembali dengan posisi umbi di atas (selama 2-3 hari),
- Bila umbi telah kering, umbi siap disimpan di gudang atau di para-para.atau dilakukan pengasapan agar tidak mudah busuk dan tahan lama.
Pasca Panen
- Umbi dijemur hingga cukup kering (1-2 minggu) dibawah sinar matahari langsung.
- Pembalikan dilakukan setiap 2-3 hari saat susut bobot umbi mencapai 25-40%.
- Kemudian dilakukan pengelompokan (grading) sesuai dengan ukuran umbi.
Penutup
Tanaman bawang merah adalah tanaman umbi-umbian yang memiliki ciri khas dan manfaat kuliner yang besar. Dengan memahami klasifikasi, ciri-ciri, serta cara budidaya tanaman bawang merah, Anda dapat mengembangkan kebun sendiri dan menikmati hasil panen yang lezat serta bergizi. Ingatlah untuk memberikan perawatan yang baik agar tanaman dapat tumbuh optimal dan menghasilkan umbi yang berkualitas.