Tahap-Tahap Budidaya Lada
Budidaya lada adalah kegiatan pertanian yang telah ada sejak zaman kuno dan tetap menjadi bagian integral dari industri pertanian dan perdagangan rempah-rempah. Lada tidak hanya memberikan cita rasa pedas khas, tetapi juga merupakan sumber penghasilan bagi banyak petani di berbagai wilayah. Dalam artikel ini, kami akan membahas secara rinci tahap-tahap budidaya lada yang perlu Anda ketahui untuk mencapai hasil panen yang sukses.
Syarat tumbuh tanaman lada
Untuk budidaya tanaman lada, harap memperhatikan kondisi di bawah ini.
1. Iklim
Iklim yang sesuai untuk tanaman lada adalah
- Curah hujan 2000—3000 mm.tahun
- Cukup sinar matahari (10 jam sehari)
- Suhu udara 20 derajat s/d 34 derajat Celcius
- Kelembaban udara 50% - 100% dan kelembaban udara optimal antara 60% - 80%
- Terlindung dan tiupan angin yang terlalu kencang
2. Media Tanam
- Subur dan kaya materi organik
- Tidak tergenang air atau terlalu kering
- PH Tanah 5,5 - 7, 0
- Warna tanah merah hingga merah kuning ibarat Podsolik, Lateritic, Latosol dan Ultisol
- Bahan humus tanah sedalam 1—2,5 m
- Kelerengan/kemiringan lahan maksimal + 30 derajat
- Ketinggian tempat 300—1,100 dpl. Makin tinggi makin bagus
BACA JUGA ; Tanaman Lada : Asal Usul, Ciri-ciri, Klasifikasi, Syarat Tumbuh dan Metode Perbanyakan
A. Penentuan varietas tanaman lada dan bibit
Penentuan variasi bahan tanaman lada yang akan ditanam harus berdasarkan produk yang akan dihasilkan (lada putih atau lada hitam). Di Indonesia ada tujuh varietas lada yang telah dilepas yaitu :
- Petaling I
- Petaling II
- Natar I
- Natar II
- Chuncuk
- LDK
- Bengkaya.
Bahan tanaman/stek diambil dari tanaman yang sehat (bebas serangan hama dan penyakit) dengan produktivitas tinggi (stabil tinggi selama tiga tahun atau lebih). Jangan mengambil bahan tanaman dari kebun lada yang telah ada gejala penyakit kerdil/keriting daun yang disebabkan oleh virus.
Sumber bahan tanaman baik berasal dari stek/sulur panjang yang tidak terlalu tua tapi sudah berkayu
- Stek panjang (3-5 buku) digunakan apabila sumber bahan tanaman tersedia cukup banyak. Stek panjang dapat ditanam di lapang dengan terlebih dahulu di akarnya (stek panjang berakar)
- Stek pendek (satu buku berdaun tunggal) dijadikan sumber bibit dengan cara disemai/dibibitkan terlebih dahulu. Untuk merangsang pembentukan akar dapat digunakan larutan gula 1-2 % air kelapa atau IBA
B. Pembibitan
- Media untuk pembibitan adalah campuran tanah, pasir dan bahan organic dengan perbandingan 2:1:1 atau 1:1:1. Sebaiknya media tersebut disterilkan dengan cara sterilisasi uap atau perlakuan solarisasi (sterilisasi dengan bantuan matahari).
- Segera setelah sterilisasi, media tersebut diinfentasi dengan mikroba yang menguntungkan seperti Trichoderma spp, pseudomonas flurescens dan mikoriza (AM atau VAM). Media pembibitan yang telah disediakan dimasukkan dalam polibag.
- Stek satu buku berdaun tunggal ditanam dalam polibag tersebut.
- Kemudian diberi ruangan/tutup plastik yang dapat dilalui oleh cahaya matahari 60-70% dan bila memungkinkan diberi pengaman jarring/net dengan tujuan melindungi bibit lada dari serangan –serangan hama.
- Monitoring persemaian atau pembibitan harus dilakukan secara rutin. Apabila terjadi serangan hama atau penyakit, segera laukan pengendalian.
- Lokasi pembibitan harus dipindah setelah digunakan 2-3 tahun. Bibit lada siap ditanam di lapangan apabila telah tumbuh mencapai 5-7 buku.
BACA JUGA ARTIKEL BUMBU DAN REMPAH LAINNYA : Kapulaga: Pengenalan, Gambar, Ciri-ciri, Syarat Tumbuh, dan Manfaat
C. Penanaman Lada
1. Jarak dan lubang tanam
- Jarak tanam lada yang direkomendasikan adalah 2,5 x 2,5 m (1600 tanaman/Ha) atau 3,0 x3,0 m (1100 tanaman/Ha), sedangkan ukuran lubang tanam untuk lada adalah 45 cm x 45 cm sampai 60 cm x 60 cm (panjang x lebar x dalam).
- Tanah galian dibiarkan terbuka (kena matahari) minimal selama 40 hari sebelum tanam.
- Tanah yang berasal dari bagian atas dicampur dengan bahan organic/kompos dan mikroba berguna seperti mikoriza, trichoderma spp, pseudomonas flourescens, aplikasi dolomite dapat dilakukan apabila diperlukan.
2. Tajar
Tajar lada merupakan tanaman memanjat karena memiliki sulur panjat yang tumbuh ke atas. Dalam proses pertumbuhannya tanaman lada memerlukan media untuk memanjat. Media untuk memanjat ini dikenal sebagai tajar. Jenis tajar terdiri dari: tajar hidup, tajar mati dari kayu ulin, dan tajar beton.
![]() |
Contoh penanaman lada dengan tajar beton |
- Tajar hidup merupakan penggunaan tanaman tertentu yang dijadikan media panjat tumbuh tanaman lada. Kelebihan penggunaan tajar hidup ini adalah mudah didapat, dikembangkan, dan ekonomis; kemudian daun hasil pangkasan atau gugurannya dapat digunakan sebagai kompos alami.
- Tajar mati dengan kayu ulin banyak digunakan, dan tiang dari kayu ulin paling praktis dan ekonomis dibandingkan dengan tiang beton. Selain itu juga kayu ulin memiliki karakteristik kuat, anti rayap, serta dapat bertahan lama. Banyaknya penggunaan tajar dari kayu ulin dapat mengancam kelestarian tanaman ulin.
- Tajar mati dari beton, penggunaanya memerlukan biaya yang mahal, kurang praktis namun tahan lama.
3. Penanaman bibit
- Sebelum bibit di tanam, plastic polibag harus dibuka dan dibuang, bibit lada yang telah berakar dan tumbuh menjadi 5-7 buku ditanam dengan cara diletakkan miring mengarah ke tajar 3-4 buku bagian pangkal (tanpa daun) ditanamkan mengarah ke tajar sedang sisanya 2-3 buku (berdaun) disandarkan dan diikat pada tajar.
- Kemudian tanah di sekeliling dipadatkan.
- Hal yang serupa dilakukan apabila menggunakan bahan tanaman stek panjang (3-5 buku) yang dilakukan terlebih dulu yaitu menambahkan 2-3 buku bagian pangkal (tanpa daun).
- Bibit yang ditanam diberi perlindungan/naungan agar terlindung dari sinar matahari. Bahan untuk naungan dapat berupa daun alang-alang atau lainnya yang mudah diperoleh. Naungan dibuka/diangkat apabila tanaman lada telah kuat.
- Pada daerah dengan curah hujan rendah penyemaian bibit ada yang baru ditanam perlu dilakukan selama 6-9 bulan.
- Pada daerah dengan curah hujan tinggi, diperlukan pembuatan saluran drainase agar tidak terjadi genangan air hujan terutama di sekeliling bibit lada yang baru ditanam.
BACA JUGA : Budidaya Singkat Tanaman Lada
D. Pemanfaatan lahan dan pemeliharaan
a. Pemanfaatan lahan
Tanaman penutup tanah (cover crop) yang dapat digunakan sebagai makanan ternak dan mudah didekomposisi seperti Arachi pintoi, centrosema pubescens, calopogonium mucunoides, dapat ditanam diantara tanaman lada.
Selain itu tanaman tersebut dapat juga digunakan sebagai sumber bahan organic untuk tanaman lada. Pada penanaman lada secara monokultur pemanfaatan lahan dapat dilakukan pada saat tanaman lada masih muda, yaitu dengan menanam tanaman yang memerlukan pengolahan tanah minimal diantara tanaman lada seperti palawija. Tanaman lada juga dapat ditanam dengan tanaman lain seperti tanaman kopi, kepala dan pinang.
b. Pemeliharaan
- Mengikat sulur
- Pengikatan sulur panjat dan pembentukan kerangka tanaman lada. Pemangkasan tanaman lada dengan tujuan membentuk kerangka tanaman dengan baik, dilakukan tiga kali sebelum tanaman diproduksi.
- Pangkas pertama dilakukan pada saat tanaman telah tumbuh mencapai 6-9 buku (berumur 5-6 bulan setelah tanam), pangkas pada ketinggian 25-30 cm dari permukaan tanah (diatas 2 buku yang telah melekat kuat pada tajar).
- Pemangkasan kedua dilakukan pada saat tanaman telah tumbuh mencapai 7-9 buku (±12 bulan), yaitu pada saat buku yang tidak mengeluarkan cabang buah. Pemangkasan ketiga dilakukan pada saat tanaman berumur 24 bulan (tinggi tanaman ±2,5 m), sehingga akan terbentuk kerangka tanaman lada yang mempunyai banyak cabang produktif/cabang buah.
- Memangkas Sulur
- Pemangkasan sulur meliputi sulur gantung dan sulur tanah/cacing.
- Kedua sulur tersebut merupakan sulur panjat tapi karena tidak melekat pada tajar maka berubah menjadi sulur gantung atau sulur cacing yang tidak dapat menghasilkan buah.
- Jadi kedua sulur tersebut hanya dibuang/diapngkas secara rutin.
- Menyiang
- Penyiangan gulma/rumput dilakukan secara terbatas.
- Penyiangan bersih hanya dilakukan di sekeliling tanaman lada (radius ± 60 cm) pemberian mulsa daun atau bahan organic dapat dilakukan pada musin kemarau, yaitu di sekeliling tanaman lada dengan tujuan menekan pertumbuhan gulma/rumput.
- Memangkas tajar
- Asumsi yang dipilih adalah tajar hidup.
- Pemangkasan tajar setidaknya dilakukan 3-5 kali pertahun agar tanaman lada mendapat cahaya matahari yang cukup.
- Pemangkasan harus dilakukan sebelum pemupukan tanaman lada dengan tujuan untuk mengoptimalkan masuknya sinar matahari dan menekan kompetisi pengambilan unsure hara dan air diantara pohon lada dan tanaman panjatannya/tajar.
c. Pemupukan
Analisis tanah sebaiknya dilakukan untuk menentukan kandungan hara tanah. Dosis dan aplikasi pupuk akan diberikan ditentukan berdasarkan hasil analisis tanah, dan mempertimbangkan keragaman tanaman, umur dan potensi produksinya. Untuk analisis tanah bisa memeriksa dengan PUTK (Perangkat Uji Tanah Kering)
- Pemberian pupuk
- Pemberian pupuk organik untuk tanaman muda sebanyak 5-10 kg/tanaman sedang untuk tanaman lada produktif pupuk diberikan 10-15 kg/tanaman.
- Pemberian dapat dipilih/dibagi 2 kali atau lebih.
- Abu yang berasal dari pembakaran kayu dapat diberikan sebagai tambahan unsure kalium dan rock phosphate sebagai sumber fospor.
- Disamping itu dapat juga ditambahkan formulasi pupuk yenag terdiri dari campuran mikroba berguna dengan tujuan meningkatkan kesehatan tanaman.
- Secara umum pada tahun pertama pertumbuhan diberikan 5 kg bahan organik/tanaman dan pupuk anorganik sebanyak 100 g/tahun (12:12:17 NPK) .
- Pembagian pupuk anorganik dipilih/dibagi 4 kali yaitu 30 g, 60 g, 90 g, dan 120 g dengan interval 3 bulan.
- Tanaman lada yang belum berproduksi dipupuk 5-10 kg bahan organik/tanaman.
- Pemberian pupuk NPK diberikan 600g/tahun dengan cara diplit 4 kali yaitu 40%, 30%, 20% dan 10%.
- Pemupukan dilakukan selama musim hujan, pemberian pertama dilakukan pada awal musim hujan.
- Cara pemberian pupuk
- Pemberian pupuk anorganik dilakukan dengan cara mengikis (mengangkut) lapisan tanah disekeliling tanaman lada secara hati-hati
- Kemudian pupuk disebarkan di seluruh permukaan tanah kemudian ditutup bahan organic dan tanah yang tadi diangkat ditambah tanah yang berasal dari antara tanaman lada.
d. Pengawasan kebun secara berkala
Monitoring kebun harus dilakukan secara berkala apabila terlihat ada gejala serangan hama atau penyakit maka segara lakukan pengendalian misalnya membuang atau memusnahkan bagian tanaman yang terserang dan alat pertanian yang dipakai harus dibersihkan dulu apabila akan dipakai untuk tanaman lada yang lain.
BACA JUGA : Pengolahan Lada Hitam
E. Masa panen lada
Tanaman lada membutuhkan waktu 3 tahun hingga buah pertama bisa dipanen. Setelah itu akan bisa dipanen terus sampai 5 tahun.
Lada hitam bisa dipetik atau dipanen saat berumur 6-7 bulan, dan buah berwarna hijau tua. Cara yang bisa dilakukan untuk mengecek apakah bual lada siap dipanen atau belum adalah dengan memencetnya. Apabila buah yang dipencet masih mengeluarkan cairan putih, berarti lada tersebut belum siap dipanen.
Tanaman lada siap panen juga ditandai dengan komposisi buah lada dalam satu tandan sekitar 2 % berwarna merah, 23 % berwarna kuning, serta 75 % berwarna hijau tua.
Sedangkan lada putih siap dipanen saat tanaman berumur 8-9 bulan dengan warna buah lada yang kuning kemerahan. Apabila lada putih dipanen terlalu tua (buah berwarna merah) akan menghasilkan buah lada yang terlalu masak dan bermutu rendah, karena menghasilkan lada yang berwarna kehitaman. Panen buah lada sebaiknya beberapa kali selama musim panen agar menghasilkan buah lada yang kualitasnya seragam serta bermutu tinggi. Jika panen hanya dilakukan sekali, kemungkinan buah yang tidak masak atau terlalu tua akan terbawa.
Penutup
Budidaya lada melibatkan serangkaian tahap yang perlu diperhatikan dengan cermat untuk mencapai hasil panen yang berkualitas. Dengan memahami dan mengikuti tahap-tahap budidaya lada dengan benar, Anda dapat mengoptimalkan pertumbuhan tanaman, mengurangi risiko penyakit dan hama, serta mendapatkan hasil panen yang memuaskan. Jaga kesabaran dan dedikasi Anda, karena budidaya lada dapat memberikan hasil yang bermanfaat dan memuaskan dalam jangka panjang.