Jumat, 02 Agustus 2024

Cara Perbanyakan Bibit Tanaman Kakao (Theobroma Cocoa) Metode Tanam Benih

Perbanyakan bibit tanaman kakao (Theobroma cacao) adalah langkah penting dalam menjaga pasokan biji kakao berkualitas tinggi untuk industri coklat dan produk turunannya. Untuk itu ada beberapa metode dalam pembibitan kakao, salah satunya dalah dengan tanam benih biji. Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan langkah langkah n yang umum digunakan untuk pembibitan  tanaman kakao yang sehat dan produktif.

gambar pembibitan kakao

Pembibitan Kakao

Pembibitan merupakan tahapan mulai dari penyiapan benih, penyiapan media tanam, penyemaian, penanaman, pemeliharaan sampai bibit siap ditanam ke lapangan. Penyiapan bibit kakao dilakukan secara generatif atau dengan benih Kakao berupa biji.

A. Tahap Persiapan

  1. Benih kakao
  2. Areal Persemaian
  3. Pembuatan Bedengan Persemaian
  4. Pembuatan bedengan polibag dan transplanting

B. Tahap Pemeliharaan Bibit

  1. Penyulaman
  2. Penyiraman
  3. Seleksi
  4. Penjarangan dan Pengaturan naungan
  5. Pengendalian Gulma
  6. Pengendalian Hama dan Penyakit
  7. Pemupukan
  8. Sortir bibit siap tanam


Melalui tahapan tersebut, diharapkan dapat dihasilkan kualitas bibit dari Benih yang baik dan mampu tumbuh dan bertahan pada saat ditanam serta menghasilkan produksi yang optimum.

Persiapan pembibitan dengan benih kakao

Benih Kakao

Benih kakao dapat diperoleh dari beberapa sumber lebih baik dari penangkar yang sudah melalui survey sesuai prosedur pengadaan benih. Harap memperhatikan karena  benih kakao bersifat rekalsitran atau tidak tahan kekeringan dan penyimpanan. Selain itu masa simpan kurang dari 30 hari, dan harus disimpan di ruangan dingin dengan suhu 7 s/d 10 derajat Celcius. 

gambar benih kakao

Membuat benih kakao sendiri

Jika ingin membuat benih kakao sendiri, maka siapkan buah kakao. Karena benih harus diambil dari buah. Buah kakao membutuhkan waktu 150-170 hari dari penyerbukan hingga mencapai tahap panen. Tahap kematangan terlihat dari perubahan warna polong dari hijau menjadi kuning (Forestero) dan merah menjadi kuning (Criollo). Pengumpulan benih dari kebun benih biklonal atau poliklonal yang melibatkan tetua unggul yang tidak kompatibel sendiri direkomendasikan untuk memastikan keunggulan genetik bahan tanam. 

memilih benih dari buah kakao

Kriteria pemilihan tanaman induk untuk pengambilan benih:

  1. Jenis forastero (hijau-belum matang, kuning-matang) memiliki polong berukuran sedang hingga besar dengan berat tidak kurang dari 350 g, alur halus atau dangkal di permukaan tanpa penyempitan yang menonjol di bagian leher dapat dipilih.
  2. Ketebalan kulit buah harus kurang dari 1 cm.
  3. Jumlah buah (jumlah buah untuk menghasilkan 1 kg biji basah) harus kurang dari 12.
  4. Jumlah biji per buah harus lebih dari 35.
  5. Bobot kering  biji kakao  menjadi lebih dari 1 g.
  6. Benih terbaik untuk disemai adalah benih dari tengah buah

Jika merasa sulit, tidak ada salahnya membeli dari penangkar yang sudah teruji. 

Perhitungan kebutuhan Benih

Kebutuhan benih untuk luas area lahan bisa dihitung, sehingga bisa dilakukan perencanan anggaran biaya.

Benih Per ha =  D /G/T/SR/B x D


Keterangan
D : Jarak tanam  3 x 3 m : 1.111 pohon
G : Daya Kecambah 90%
T : Kecambah transplanting : 95%
SR : Keberhasilan BST : 80%
B : Blanking 20%


Perkecambahan Benih

Masa penyemaian lebih kurang 12 hari, dan benih mulai disortasi dan seleksi setelah umur 4 – 12 hari.
Penyemaian dapat dilakukan dengan media karung goni atau dengan bedeng persemaian
Kriteria kecambah yang dipindah adalah panjang radikula 1-2 cm dan umur kurang dari 12 hari.  

kecambah benih kakao

Areal Persemaian

Beberapa kriteria untul lahan atau area persemaian benih kakao sebagai berikut :

  1. Lahan rata
  2. Dekat sumber air
  3. Mudah dikontrol, aman dari gangguan hewan
  4. Dekat areal yang akan ditanami

Pembuatan Bedengan untuk persemaian

  1. Bedengan berukuran panjang 10m (atau sesuai lokasi), tinggi 15 -25 cm
  2. Letak bedengan membujur Utara – Selatan dengan jarak 0,50 cm – 0,75 cm
  3. Dibuat sekat-sekat penahan dari papan atau bambu keliling bedengan sehingga bentuk kotak
  4. Dalam bedengan diisi tanah setinggi 5 cm dan diatasnya kemudian diisi pasir setinggi 10 cm, tanah pasir bebas dari akar-akar dan sampah.
  5. Penyemaian dilakukan di bedengan yang sudah diberi naungan dapat dibuat dengan sederhana yaitu menggunakan kerangka bambu dan atapnya dapat menggunakan shade net 60 - 70% atau sesuai dengan rekomendasi
  6. Supaya penyinaran matahari yang cukup, bedengan dengan naungan dibuat menghadap ketimur dengan tinggi 150 cm di bagian timur dan 100 cm di bagian barat, jika lokasi tidak memungkinkan posisi di dapat dirubah tetapi areal persemaian harus bebas dari halangan pohon atau bangunan.
  7. Biji disemai pada bedengan dengan jarak 5 cm, dengan kedalaman penanaman sekitar 0,5-1 cm dari permukaan tanah, kemudian ditutup dengan tanah.
  8. Biji akan mulai berkecambah setelah 4-12 hari dengan daya kecambah dipesemaian sekitar 80-90%.
  9. Untuk melindungi bibit yang masih muda dari panas matahari langsung, bedengan pesemaian di beri naungan atau pengatapan dengan paranet 60 – 70 % atau sesuai dengan rekomendasi.
  10. Penyiraman dilakukan 2 (dua) kali sehari pagi dan sore  kecuali hari hujan.
  11. Setiap bedengan berisi satu klon
  12. Setiap bedengan diberi label berisi
    • Nomor Bedeng            :
    • Klon                             :
    • Tanggal Penanaman     :
    • Jumlah dideder             :

 

Pembuatan bedengan  Polibag dan Transplanting

  1. Bedengan dibuat dengan arah membujur Utara – Selatan dengan jarak 0,5 – 0,75 m
  2. Bedengan dibuat memanjang dengan panjang sesuai lokasi pembibitan.
  3. Naungan bedengan dibuat dengan atap paranet, daun kelapa atau daun tebu dengan ketinggian 1,5 – 2,0 m atau di bawah naungan alami tanaman lamtoro, gliricidae atau kelapa.
  4. Intensitas cahaya yang diteruskan sekitar 30 -50%.
  5. Media polibag dibuat dengan media campuran top soil, pasir dan pupuk kandang atau sesuai rekomendasi.
  6. Media polibag diayak dengan ukuran ayakan 0,5 x 0,5 cm kemudian dicampur sampai merata.
  7. Polibag disiapkan dengan ukuran 20 x 30 cm dan tebal minimal 0,08 cm, dengan lubang drainase ukuran 1 cm sebanyak 18 lubang.
  8. Polibag dsusun di bawah bedengan dengajarak antar polibag 15 x 15 cm atau sesuai kondisi iklim di lokasi nursery.
  9. Benih yang sudah berkecambah diseleksi sebelum dilakukan transplanting
  10. Kecambah diseleksi dengan umur 4 – 12 hari, panjang radikula 1-2 cm dan kecambah yang berumur lebih dari 12 hari diafkir.
  11. Sebelum ditransplanting , media terlebih dahulu dilakukan penyiraman sampai jenuh.
  12. Pembuatan lubang tanam dengan kedalaman lubang ± 5 cm dari permukaan tanah dan diameter ± 5 cm.
  13. Kecambah ditanam dengan hati-hati kemudian media tanam di kanan kiri hipokotil ditekan dengan ringan supaya kecambah tertancap kokoh dengan tanah di sekelilingnya dan pastikan posisi akar tunggang tegak lurus dan tunas di atas.
  14. Posisi akar tidak boleh tertekuk untuk menghindari akar bengkok dan akar tunggang tidak boleh patah, agar tidak menimbulkan akar tunggang ganda.
  15. Kecambah juga tidak boleh ditanam terlalu dalam untuk menghindari akar melengkung atau bengkok.
  16. Setelah proses transplanting/penanaman lakukan penyiraman agar tanah tetap kompak dan lembab.
  17. Setiap klon ditanam terpisah dan diberi label berisi
    • Nomor petak                :
    • Klon                             :
    • Tanggal Penanaman     :
    • Jumlah tanaman           :


B. Pemeliharaan Bibit

Setelah persiapan, tahap berikutnya pemeliharaan. Tahap ini juga penting, karena masalah di tahap ini beisa berakibat pada kekurangan bibit pada saat penanaman bibit kakao. 

1. Penyulaman bibit

Setiap hari dilakukan pengecekan dan pemeriksaan, tanaman yang mati segera cabut dan diganti yang baru, jika persediaan bibit masih ada. Pelaksanaan penyulaman dilakukan sampai batas umur 30 hari setelah penanaman pertama.

2. Penyiraman bibit

Penyiraman bibit dilakukan pada pagi dan sore hari sampai umur bibit 6 bulan atau sesuai kondisi bibit di area pembibitan.  Penyiraman tidak dilakukan pada hari hujan dengan  jumlah curah hujan harian minimal 10 mm.

BACA JUGA : Tentang Kakao

3. Seleksi bibit

Seleksi dilakukan untuk mengeluarkan bibit yang pertumbuhannya tidak baik dan  meningkatkan keseragaman pertumbuhan
Kriteria seleksi yaitu bibit yang tidak lolos adalah

  • Tanaman kerdil
  • Pertumbuhan abnormal
  • Bibit berwarna kuning atau yellowish
  • Bibit berindikasi akar bengkok
  • Pertumbuhan bibit dipermukaan tanah melengkung

Tahapan Seleksi

  • Seleksi 1, pada waktu bibit berumur 2 bulan, dengan membuang bibit yang terserang penyakit layu.
  • Seleksi 2, pada waktu bibit berumur  4 bulan.
  • Seleksi 3, pada waktu umur bibit 6 bulan, yaitu pada saat bibit sudah siap tanam.


Sebelum dan setelah dilaksanakan seleksi dilakukan inventarisasi tanaman dengan melakukan pencatatan:

  • Jumlah bibit sebelum seleksi       :
  • Jumlah bibit afkir karena seleksi :
  • Jumlah bibit yang sudah seleksi :


4. Penjarangan dan pengaturan naungan

  • Penjarangan polibag dilakukan apabila daun antar bibit sudah saling menaungi.
  • Polibag disusun dengan jarak 15 x 30 cm supaya pertumbuhan bibit seragam dan lebih kekar.
  • Pengaturan naungan dilakukan dengan cara membuka secara bertahap naungan bedeng sehingga secara berangsur intensitas cahaya tinggal 50%.
  • Tahap akhir pada 2 minggu saat bibit akan dikeluarkan, atap bedengan seluruhnya dibuka atau tanpa naungan sehingga bibit sudah mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan tanpa penaung.

5. Pengendalian gulma

Pengendalian gulma dilakukan secara manual dengan interval waktu sebagai berikut:

  • Umur bibit 1 bulan : 1 x 10 hari (3 x 1 bulan)
  • Umur bibit 2 – 3 bulan : 1 x  15 hari (2 x 1 bulan)
  • Umur bibit 4 – 6  bulan : 1 x 1 bulan (1 x 3 bulan)

Selain itu perhatikan beberapa ketentuan berikut :

  • Penggunaan herbisida sebaiknya dihindari untuk pengendalian gulma.
  • Pada saat pengendalian gulma harus hati-hati, pucuk atau tunas tidak boleh patah, akar-akar lateral seminimal mungkin terlukai, dan akar tidak menggantung.
  • Penyiangan secara manual dilakukan dengan mengarahkan penyiangan ke arah tanaman. 

6. Pengendalian hama dan penyakit 

Meski berada di area yang lebih terkontrol, tetap ada kemungkinan bibit kakao diserang penyakit dan hama tanaman. 

Penyakit yang sering menyerang bibit Kakao juga menyerang tanaman dewasa dan yang sering menyerang adalah hawar daun disebabkan oleh jamur Phytophthora palmivora dan penyakit vascular streak dieback (VSD) yang disebabkan oleh jamur Oncobasidium theobromae.

Hama yang sering menyerang bibit Kakao adalah Ulat kilan (Hyposidra talaca), belalang,  jangkrik dan bekicot  yang dapat dikendalikan dengan insektisida.

Berikut tabel nama penyakit, fungisida dam dosis.

NoPenyakitFungisidaDosis
1Hawar Daun (Phytophthora palmivora)Belerang, Bayleton 250 EC, Dithane M 45, Anvill atau fungisida pengganti1 liter / 600 liter air dengan penyemprotan 1 kali/minggu dan sampai 3 minggu
2Vascular Streak Dieback / VSD Oncobasidium theobromaeDithane M 45-80 WP, Bayleton, atau fungisida pengganti1 kg/600 liter disemprotkan 1 kali per minggu. 0.75 kg / 600 liter air dengan penyemprotan 1 kali/minggu

Tabel hama penting

NoHamaInsektisidaDosis
1Ulat Kilan ( Hyposidra talaca )Curacron, Supracide Matador atau Decis Dan insektisida pengganti lainnya1 liter / 600 liter air dengan penyemprotan 2 kali/minggu, dan sampai 3 minggu
2Belalang, Jangkrik dan bekicotCuracron, Supracide Matador atau Decis Dan insektisida pengganti lainnya1 kg/600 liter disemprotkan 1 kali per minggu.0,75 kg / 600 liter air dengan penyemprotan 1 kali/minggu

BACA JUGA 

 

Pemupukan

Pemupukan dilakukan dengan pupuk majemuk (NPK) dan pupuk tunggal, apabila diperlukan dengan pupuk ekstra seperti pupuk daun.

  • Umur 1 bulan : 2 gr/bibit
  • Umur 2 bulan : 5 gr/bibit
  • Umur 4 bulan : 5 gr/bibit
  • Umur 6 bulan : 20 gr/bibit


Kriteria Bibit siap Tanam 

Bibit yang sudah disiapkan bisa ditanam dilahan dengan ketentuan / kriteria sebagai berikut :

  • Umur 4 – 6 bulan
  • Tinggi 40 – 60 cm
  • Jumlah daun minimum 12 helai
  • Diameter batang 0,7 – 1 cm

Kesimpulan

Budidaya tanaman kakao membutuhkan perencanaan dan perawatan yang cermat, tetapi hasilnya dapat memberikan manfaat ekonomi yang signifikan. Dengan mengikuti langkah-langkah  pembibitan yang tepat, petani dapat menghasilkan bibit kakao yang berkualitas.


Admin