Tanaman Bidara : Taksonomi, Jenis, Ciri-ciri dan Manfaat
Tumbuh subur di wilayah tropis dan subtropis, tanaman bidara (Ziziphus mauritiana) telah menjadi perhatian para petani dan pecinta kebun selama berabad-abad. Juga dikenal sebagai jujube, tanaman ini merupakan anggota keluarga buckthorn dan memiliki banyak manfaat yang menarik. Dengan daun hijau yang menggugah, buah-buah kecil yang manis, dan kulit kayu yang kuat, bidara menjadi pilihan populer dalam berbagai aplikasi, mulai dari pengobatan tradisional hingga keindahan lanskap. Artikel ini akan mengeksplorasi keunikan dan manfaat tanaman bidara, serta memberikan wawasan tentang bagaimana menggali potensi tanaman yang menarik ini.
Pengertian bidara
Bidara atau widara (Ziziphus mauritiana) adalah sejenis pohon kecil penghasil buah yang tumbuh di daerah kering. Tanaman ini dikenal pula dengan berbagai nama daerah seperti :- Widara (Sunda, Jawa) atau dipendekkan menjadi dara (Jawa);
- Bukkol (Bahasa Madura.)
- Bĕkul (Bahasa Bali.);
- Gol (Bahasa Sasak);
- Kok (Rote); kom,
- Kon (Timor);
- Bĕdara (Alor);
- Bidara (Makassar);
- Rangga (Bima);
- Kalangga (Sumba).
Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Jujube, Indian Jujube, Indian plum, atau Chinese Apple; serta Jujubier dalam bahasa Prancis.
Taksonomi tanaman bidara
Berikut ini adalah taksonomi atau klasifikasi ilmiah tumbuhan bidara, yaitu:- Kingdom Plantae
- Divisi Magnoliophyta
- Kelas Magnoliopsida
- Ordo Rosales
- Famili Rhamnaceae
- Genus Ziziphus
- Spesies Ziziphus mauritiana
Jenis tanaman bidara
Ada beberapa jenis bidara yang banyak dikenal masyarakat yaitu Bidara Upas, Bidara Laut, Bidara Cina, Putsa/Apel India dan Bidara Arab/Sidr. Bidara acap dipertukarkan identitasnya dengan bidara cina (Ziziphus zizyphus; sinonim Z. jujuba Miller, Z. vulgaris Lamk.). Bidara yang terakhir ini dibudidayakan di Tiongkok bagian utara.Sementara Ziziphus spina-christi, atau dikenal sebagai Christ's Thorn Jujube ("bidara mahkota duri Kristus"), tumbuh di daerah Afrika utara dan tropis serta Asia Barat, termasuk di Israel/Palestina. Diyakini merupakan bahan membuat mahkota duri yang ditaruh di kepala Yesus Kristus menjelang penyaliban-Nya.
Namun di Indonesia, Ziziphus spina-christi lebih dikenal sebagai bidara Arab. Bidara yang digunakan untuk menangkal gangguan sihir/jin dalam prosesi rukyah dan keperluan lain sebagaimana sunnah nabi dalam agama Islam adalah Bidara Arab ( karena Beliau (Nabi Muhammad SAW) menggunakan bidara ini di daerah Mekah dan Madinah.
Ciri - ciri botani pohon bidara
Berdasarkan ciri fisik yang dimilikinya, pohon bidara dapat dikelompokkan ke dalam tanaman perdu atau semak. Hal ini bisa dilihat dari kesatuan daun dan bunganya yang membentuk tajuk seperti payung rindang.
Morfologi tumbuhan ini dapat dibagi menjadi empat bagian utama, yaitu batang, daun, bunga, dan juga buah sebagai berikut:
Daun bidara
Perdu atau pohon kecil, biasanya bengkok, tinggi hingga 15 m dan gemang batang hingga 40 cm. Cabang-cabang menyebar dan acap menjuntai, dengan ranting-ranting tumbuh simpang siur dan berambut pendek. Selalu hijau atau semi menggugurkan daun.
Daun-daun penumpu berupa duri, sendirian dan lurus (5–7 mm), atau berbentuk pasangan dimorfis, di mana yang kedua lebih pendek dan melengkung, kadang-kadang tanpa duri.
Daun-daun tunggal terletak berseling. Helai daun bundar telur menjorong atau jorong lonjong, 2–9 cm x 1.5–5 cm; bertepi rata atau sedikit menginggit; gundul dan mengkilap di sisi atas, dan rapat berambut kempa keputihan di sisi bawahnya; dengan tiga tulang daun utama yang tampak jelas membujur sejajar; bertangkai pendek 8–15 mm.
BACA JUGA : 7 Manfaat Daun Bidara bagi Kesehatan Tubuh
Bunga pada tanaman bidara
Bunga tanaman bidara berbentuk payung menggarpu tumbuh di ketiak daun, panjang 1–2 cm, berisi 7–20 kuntum. Bunga-bunga berukuran kecil, bergaris tengah antara 2–3 mm, kekuningan, sedikit harum, bertangkai 3–8 mm; kelopak bertaju 5 bentuk delta (menyegitiga), berambut di luarnya dan gundul di sisi dalam; mahkota 5, agak seperti sudip, cekung dan melengkung.
Buah tanaman bidara
Buah bidara berbentuk bulat hingga bulat telur, hingga 6 cm × 4 cm pada kultivar-kultivar yang dibudidayakan, tetapi kebanyakan berukuran jauh lebih kecil pada pohon-pohon yang meliar; berkulit halus atau kasar, mengkilap, tipis namun liat, kekuningan, kemerahan hingga kehitaman jika masak; daging buahnya putih, mengeripik, dengan banyak sari buah yang agak masam hingga manis rasanya, menjadi menepung pada buah yang matang penuh.
Biji terlindung dalam tempurung yang berbingkul dan beralur tak teratur, berisi 1–2 inti biji yang coklat bentuk jorong.
Nilai nutrisi Buah Bidara Segar per 100 g
Energi | 2.476 kJ (592 kcal) |
---|---|
Karbohidrat | 17 g |
Gula | 5.4-10.5 g |
Serat pangan | 0.60 g |
Lemak | 0.07 g |
Protein | 0.8 g |
Vitamin | Kuantitas | %DV† |
---|---|---|
Tiamina (B1) | 0.02-0.024 mg | -2% |
Riboflavin (B2) | 0.02-0.038 mg | -3% |
Niasin (B3) | 0.7-0.873 mg | -5% |
Mineral | Kuantitas | %DV† |
---|---|---|
Kalsium | 25.6 mg | 3% |
Zat besi | 0.76-1.8 mg | -13% |
Fosfor | 26.8 mg | 4% |
Kegunaan dari tanaman bidara
Manfaat buah bidara
Buah bidara kultivar unggul diperjual belikan sebagai buah segar, untuk dimakan langsung atau dijadikan minuman segar. Di beberapa tempat, buah ini juga dikeringkan, dijadikan manisan, atau disetup. Buah muda dimakan dengan garam atau dirujak. Buah dari pohon yang meliar kecil-kecil dan agak pahit rasanya. Buah bidara merupakan sumber karoten, vitamin A dan C, dan lemak.
Manfaat daun bidara
Daun-daunnya yang muda dapat dijadikan sayuran. Daunnya yang tua untuk pakan ternak. Rebusan daunnya diminum sebagai jamu. Daun-daun ini membusa seperti sabun apabila diremas dengan air, dan digunakan untuk memandikan orang yang sakit demam.
Di Indonesia, daun-daun bidara digunakan untuk memandikan jenazah dan menghilangkan najis pada tubuh mayat, sesuai dengan tradisi Islam yang mesunnahkan memandikan dengan air yang dicampur dengan daun bidara.
Daun bidara juga dipercaya memiliki beberapa manfaat untuk kesehatan seperti menjaga kesehatan jantung, mempercepat penyembuhan luka, menurunkan kolesterol, memperbaiki sistem pencernaan, menurunkan risiko diabetes, mengatasi wasir, mengatasi jerawat, antibakteri, menurunkan berat badan, hingga merawat rambut. Manfaat daun bidara ini dilihat berdasarkan kandungan daun bidara dan masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efektivitasnya.
BACA JUGA :
- Bidara Cina, Asalnya Buah Jujube - Si Kurma Merah
- Manfaat Tomat Cherry Buat Kesehatan dan Cara Konsumsi yang Tepat
- Manfaat Buah Tomat dan kandungan Vitamin
Kegunaan kulit kayu bidara
Selain daun, buah, biji, kulit kayu, dan akarnya juga berkhasiat obat, untuk membantu pencernaan dan sebagai tapal obat luka. Di Jawa, kulit kayu ini digunakan untuk mengatasi gangguan pencernaan; dan di Malaysia, kulit kayu yang dihaluskan dipakai sebagai obat sakit perut. Kulit kayu bidara diyakini memiliki khasiat sebagai tonikum, meski tidak terlalu kuat, dan dianjurkan untuk penyakit lambung dan usus. Kulit akarnya, dicampur dengan sedikit pucuk, pulasari, dan bawang putih, diminum untuk mengatasi kencing yang nyeri dan berdarah.Kegunaan kayu bidara
Kayunya berwarna kemerahan, bertekstur halus, keras, dan tahan lama. Kayu ini dijadikan barang bubutan, perkakas rumah tangga, dan peralatan lain. Kayu bidara juga dimanfaatkan untuk gagang kapak, pisau, pahat, dan perkakas tukang kayu lainnya. Berat jenis kayu bidara berkisar antara 0,54-1,08. Kayu terasnya yang bervariasi dalam warna kuning kecokelatan, merah pucat atau cokelat hingga cokelat gelap, tidak begitu jelas terbedakan dari kayu gubal. Kayu ini dapat dikeringkan dengan baik, tetapi kadang-kadang sedikit pecah. Di samping penggunaan di atas, kayu bidara juga cocok digunakan untuk konstruksi, furnitur dan almari, peti pengemas, venir dan kayu lapis.
Bidara menghasilkan kayu bakar yang berkualitas baik; nilai kalori dari kayu gubalnya adalah 4.900 kkal/kg. Kayu ini juga baik dijadikan arang. Ranting-rantingnya yang menjuntai mudah dipangkas dan dipanen sebagai kayu bakar.
Kulit kayu dan buah bidara juga menghasilkan bahan pewarna. Bahan-bahan ini menghasilkan tanin dan pewarna coklat kemerahan atau keabuan dalam air. Di India, pohon bidara juga digunakan dalam pemeliharaan kutu lak; ranting-rantingnya yang terbungkus kotoran kutu lak itu dipanen untuk menghasilkan sirlak (shellac).
Lokasi Tumbuh Tanaman Bidara
Tanaman ini terutama tumbuh baik di wilayah yang memiliki musim kering yang jelas. Kualitas buahnya paling baik jika tumbuh pada lingkungan yang panas, kaya cahaya matahari, dan cukup kering; namun hendaknya mengalami musim hujan yang memadai untuk menumbuhkan ranting, daun dan bunga, serta untuk mempertahankan kelembaban tanah selama mematangkan buah.
Bidara berkembang luas pada wilayah dengan curah hujan 300–500 mm pertahun. Untuk keperluan komersial, pohon bidara dapat dikembangkan hingga ketinggian 1.000 m dpl.; akan tetapi di atas ketinggian ini pertumbuhannya kurang baik.
Tahan iklim kering dan penggenangan, bidara mudah beradaptasi dan kerap tumbuh meliar di lahan-lahan yang kurang terurus dan di tepi jalan. Tumbuh di pelbagai jenis tanah: laterit, tanah hitam yang berdrainase baik, tanah berpasir, tanah liat, tanah aluvial di sepanjang aliran sungai (riparian).
Bidara diperkirakan memiliki asal usul dari Asia Tengah, dan menyebar alami di wilayah yang luas mulai dari Aljazair, Tunisia, Libia, Mesir, Uganda dan Kenya di Afrika; Afganistan, Pakistan, India utara, Nepal, Bangladesh, Tiongkok selatan, Vietnam, Thailand, Semenanjung Malaya, Indonesia, hingga Australia.
Kini bidara telah ditanam di banyak negara di Afrika, dan juga di Madagaskar. Namun yang mengembangkannya secara komersial hanyalah India, Tiongkok, dan sedikit di Thailand.
Cara Menanam Pohon Bidara
Tanaman yang dipercaya memiliki kemampuan menangkal sihir ini bisa kita tanam sendiri.
Berikut ini adalah tahapan menanam bidara yang bisa kita ikuti, yaitu:
1. Pembenihan
Proses pembenihan terdiri dari 3 tahap, antara lain:- Menyiapkan biji bidara yang telah dikupas cangkangnya. Selanjutnya rendam biji tersebut bersama bawang merah sebagai zat untuk merangsang pertumbuhan di dalam air hangat selama 1 malam.
- Siapkan media pembenihan, seperti wadah, tisu dan plastik sungkup. Kemudian pasang tisu 2 sampai 3 lembar dan bashi tisu tersebut denagn cara menyemprotnya.
- Lakukan proses penyusunan biji bidara dan siram kembali dengan cara semportan air. Tutuplah hasil semaian dengan plastik sungkup dan tunggu selama 2 hari, dimana biji bidara telah mengeluarkan akar.
2. Pemindahan Tanaman
Kita perlu menyiapkan media tanam berupa campuran tanah hmus, abus sekam padi dan pupuk kandang. Masukkan campuran tersebut ke dalam polybag.
Pindahkan bibit bidara ke polybag secara hati-hati. Pastikan posisi akar menghadap bawah. Benamkan akar tersebut setidaknya 2 sampai 3 cm. Siramlah tanaman dengan sedikit air secara rutin. Sekitar 1 minggu kemudian maka daun-daun bidara muda akan mulai tumbuh.
3. Merawat Pohon Bidara
Tanaman bidara umumnya akan berbuah saat menginjak tahun kedua. Kita bisa melakukan pemangaksan setelah masa panen. Waktu yang tepat ialah setelah pohon menghasilkan bunga dan pucuk baru. Pemangkasan ini bertujuan agar tanaman tetap tumbuh subur.
Pupuk juga bisa diberikan untuk merangsang pertumbuhan tanaman. Gunakanlah pupuk kandang dan pupuk nitrogen sebagai pelengkap pembentukan buah.