Tumbuhan Lumut: Pengertian, Ciri Ciri, Jenis, Habitat, dan Manfaat
Lumut adalah tumbuhan yang memiliki kemampuan untuk menyerap air dan zat hara, serta untuk melekatkan dengan rizoid, yang berbentuk benang halus. Lumut dapat tumbuh dengan mudah di tempat yang basah dan lembab, seperti lantai dasar hutan, batang pohon, dan daerah yang lembab. Dalam artikel kali ini, kita akan mengenal lebih dekat tentang tumbuhan lumut. Berikut penjelasannya.
Pengertian Tumbuhan Lumut
Tumbuhan lumut merupakan salah satu kelompok tumbuhan yang besar, dengan perkiraan 18,000 hingga 23,000 spesies yang telah teridentifikasi di bumi. Lumut juga dikenal sebagai tumbuhan purba.
Dilansir dari britannica.com, lumut diduga sudah ada sejak Periode Permian (298,9 juta hingga 251,9 juta tahun yang lalu), dan lebih dari 100 spesies telah diidentifikasi dari fosil periode Paleogen dan Neogen (66 juta hingga 2,58 juta tahun yang lalu).
Lumut (Bryophyta) adalah golongan tumbuhan tingkat rendah, sebab tidak memiliki jaringan pembuluh selayaknya pada tumbuhan paku (Pteridophyta) ataupun tumbuhan berbiji (Spermatophyta). Bersamaan dengan alga, lichen, paku serta jamur, lumut juga tergolong dalam kelompok Cryptogamae, yaitu sekelompok tumbuhan atau organisme mirip tumbuhan yang bereproduksi melalui spora, tanpa struktur organ berupa bunga ataupun biji.
Ciri Ciri Lumut
Sebelumnya kita sudah mengetahui berbagai kelompok dari kerajaan tumbuhan. Nah, supaya paham lebih lanjut, mari kita kenali ciri-ciri dan karakter utama dari lumut.
BACA JUGA : Tanaman Paku: Pengertian, Ciri Ciri, Jenis, dan Manfaat
- Akar, batang dan daun belum dapat dibedakan dengan jelas (masih berupa thalus).
- Tidak memiliki organ pembuluh (non-vascular plant).
- Menghasilkan spora.
- Tidak menghasilkan bunga ataupun biji.
- Merupakan organisme kosmopolit, bisa ditemukan hampir di semua tempat.
- Mengalami pergiliran keturunan (metagenesis).
- Fase gametofit mendominasi sebagian besar siklus hidup.
- Organ reproduksi dibedakan menjadi arkegonium (betina) dan anteridium (jantan) yang menghasilkan gamet.
Siklus Hidup Lumut
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, lumut mengalami suatu proses pergiliran keturunan. Siklusnya terbagi menjadi dua tahapan, (1) fase sporofit dan (2) fase gametofit. Fase sporofit akan menghasilkan spora, sedangkan fase gametofit menghasilkan sel kelamin (gamet). Fase yang paling mencolok dan mendominasi siklus hidup lumut adalah fase gametofit.
Taksonomi lumut
Dalam dunia taksonomi, lumut lebih dikenal dalam filum tersendiri, yaitu Bryophyta. Kemudian, lumut terbagi lagi menjadi 3 kelompok utama yaitu, Lumut hati, Lumut tanduk dan Lumut daun/sejati.
Jenis-jenis lumut
Bryopsida (lumut sejati)
Lumut daun atau lumut sejati, adalah kelompok lumut dengan anggota terbanyak. Terdiri atas 5 kelompok, yaitu Bryales, Andreales, Sphagnales, Polytrichales dan Buxbaumiales. Ciri utama dari kelompok ini dapat dilihat dari struktur arkegonium dan anteridium yang terdapat pada gametofit, kemudian terdapat sporangium di ujungnya.
Hepaticopsida (lumut hati)
Berasal dari kata “hepatic” yang artinya adalah hati. Terdiri atas 4 kelompok, yaitu Marchantiales, Sphaerocarpales, Calobryales, dan Jungermanniales. Ciri utama dari lumut hati dapat dilihat dari struktur gametangia yang berbentuk seperti payung, dan fase sporofitnya menggantung pada arkegonium.
Anthocerotopsida (lumut tanduk)
Umumnya dikenal dari bentuknya yang menyerupai tanduk, terdiri dari kurang lebih 300 spesies. Hanya memiliki satu ordo yaitu Anthocerotales. Fase sporofit berbentuk kapsul dan memanjang menyerupai tanduk, di bawahnya fase gametofit menyerupai lembaran.
Habitat Lumut
Pada dasarnya lumut bersifat kosmopolit, artinya dapat hidup dan berkembang di berbagai kondisi habitat. Kita dapat menemukan lumut hidup berkoloni, serta menempel pada berbagai jenis substrat seperti batu, tembok, ataupun pohon.
Umumnya, lumut menyukai lingkungan yang lembap, basah, dan cenderung terlindungi dari cahaya matahari. Namun beberapa jenis lumut justru dapat bertahan pada lingkungan yang cukup kering, loh!
Dengan sifat yang seperti sponge, lumut dapat menyerap air dan menjaga kelembaban tanah yang berada di bawahnya. Fungsi ekologis lumut ini jugalah yang berperan sebagai penyubur tanah dan tumbuhan lain di sekitarnya.
Peran dan Potensi Pemanfaatan Lumut
Lumut berperan cukup penting dalam ekosistem. Pada suksesi ekologi, lumut termasuk ke dalam jenis perintis yang memulai kehidupan awal pasca gangguan lingkungan. Selain itu, lumut juga dapat menjadi bioindikator dan menjaga kelembapan lingkungan. Faktanya, terdapat berbagai peran dan manfaat lain yang belum banyak diketahui dari lumut. Beberapa di antaranya yaitu.
- Sebagai bioindikator logam berat
- Sebagai bioindikator perairan
- Sebagai indikator radioaktivitas
- Bahan persemaian dan media tanam
- Obat-obatan dan sumber makanan
- Agen biopestisida
- Budidaya untuk tanaman hias
- Pengondisian dan pembiakan tanah
Lumut biasa tumbuh di tembok, dekat dengan saluran air, ataupun menempel di pepohonan. Banyak ditemukan mulai di sekitar perumahan, di pinggir jalan, taman, hingga pada ekosistem hutan yang masih asri.
Uniknya, jenis-jenis lumut yang lebih beragam dapat ditemukan di kawasan dataran yang lebih tinggi, semisal di hutan pegunungan. Menjaga kelembaban dan kesuburan tanah, koloni lumut dalam jumlah besar juga berperan sebagai perintis dalam suksesi ekologi.
Sumber:
https://lindungihutan.com/blog/pengertian-lumut-dan-manfaatnya/#Peran_dan_Potensi_Pemanfaatan_Lumut