Senin, 11 September 2023

Green House : Pengertian, Sejarah, Fungsi dan Jenis

Greenhouse atau rumah kaca adalah struktur pertanian yang dirancang khusus untuk membantu pertumbuhan tanaman dengan kondisi lingkungan yang terkendali. Artikel ini akan menjelaskan konsep bangunan greenhouse dalam pertanian dan manfaatnya yang signifikan.

Pengertian green house

Menurut Britannica, green house adalah suatu bangunan yang dirancang secara khusus untuk melindungi tanaman lunak (sprout) maupun tanaman yang tidak tahan terhadap cuaca dingin atau panas yang ekstrim.

Dengan kata lain, green house adalah sebuah bangunan yang berfungsi untuk membudidayakan tanaman yang tidak sesuai dengan iklim lokal, seperti tanaman hias, beberapa jenis sayur dan buah-buahan yang sulit dibudidayakan di lahan luar, dan tunas tanaman yang baru saja tumbuh.

Green House atau disebut juga “Rumah Tanam” adalah sebuah bangunan konstruksi dengan struktur bersifat tembus cahaya yang  berfungsi untuk menghindari dan memanipulasi kondisi lingkungan agar tercipta kondisi lingkungan yang dikehendaki dalam pemeliharaan tanaman atau budidaya tanaman untuk berkembang secara optimal. Seiring berkembangnya teknologi dalam budidaya tanaman hias dan pendukung bidang pertanian lainya peranan Green House sangat dibutuhkan, hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas hasil panen.

green house


Dengan adanya Green House, kondisi lingkungan dapat dimanipulasi sesuai dengan kebutuhan tanaman tersebut, sehingga produksi dapat berjalan dengan baik, meminimalisir kegagalan produksi dan meningkatkan produktifitas.

Sejarah Green House

Gagasan menanam tanaman di kawasan yang terkendali lingkungan telah ada setidaknya sejak zaman Romawi. Mentimun adalah salah satu makanan yang harus ada bagi Kaisar Romawi Tiberius, (Pliny the Elder 77 M dalam Bostock dan Riley 1855). Untuk itu, tukang kebun Romawi menggunakan metode penanaman buatan (mirip dengan sistem rumah kaca) agar tersedia di mejanya setiap hari sepanjang tahun. Mentimun ditanam di gerobak beroda, yang dijemur setiap hari, kemudian dibawa ke dalam agar tetap hangat di malam hari dalam kondisi khusus (Pliny the Elder 77 M.). Mentimun disimpan di bawah bingkai atau di rumah mentimun yang dilapisi dengan kain yang diminyaki, yang dikenal sebagai "specularia", atau dengan lembaran mika.

Rumah kaca modern pertama dibangun di Italia pada abad keenam belas untuk menampung tanaman eksotik yang dibawa pulang oleh para penjelajah dari daerah tropis. Awalnya disebut giardini botanici (kebun raya). Konsep rumah kaca segera menyebar ke Belanda dan kemudian Inggris, begitu pula dengan tanamannya. Beberapa dari upaya awal ini memerlukan banyak pekerjaan untuk menutupnya pada malam hari atau untuk musim dingin. Ada masalah serius dalam menyediakan panas yang cukup dan seimbang di rumah kaca awal ini.



Jules Charles, seorang ahli botani Perancis, sering dianggap berjasa membangun rumah kaca modern dan praktis pertama di Leiden, Belanda, yang menanam tanaman obat tropis.

Awalnya dibangun di perkebunan orang kaya, rumah kaca menyebar ke universitas seiring dengan berkembangnya ilmu botani. Orang Inggris terkadang menyebut green house mereka sebagai konservatori, karena mereka melestarikan tanaman. Orang Prancis menyebut green house pertama mereka sebagai glass house / rumah kaca, karena digunakan untuk melindungi pohon jeruk dari pembekuan. Ketika nanas menjadi populer, pineries, atau lubang nanas, dibangun. Eksperimen dengan desain rumah kaca berlanjut selama abad ketujuh belas di Eropa, seiring dengan kemajuan teknologi yang menghasilkan kaca yang lebih baik dan teknik konstruksi yang semakin baik. Rumah kaca di Istana Versailles adalah contoh ukuran dan kerumitannya; panjangnya lebih dari 500 kaki, lebar 42 kaki, dan tinggi 45 kaki.

contoh rumah kaca
Rumah kaca / green house Orangerie di Weilburg, Jerman. DIbangun pada abad 19



Pada abad kesembilan belas, rumah kaca terbesar dibangun. Konservatorium di Kew Gardens di Inggris, adalah contoh utama rumah kaca bergaya Victoria, meskipun ditujukan untuk pameran hortikultura dan non-hortikultura. Ini termasuk Crystal Palace di London, Crystal Palace di New York, dan Glaspalast di Munich. Joseph Paxton, yang pernah bereksperimen dengan kaca dan besi dalam pembuatan rumah kaca besar sebagai kepala tukang kebun di Chatsworth di Derbyshire, bekerja untuk Duke of Devonshire, merancang dan membangun Crystal Palace di London. Pencapaian arsitektur besar dalam bangunan rumah kaca yang monumental adalah pembangunan Rumah Kaca Kerajaan Laeken (1874-1895) untuk Raja Leopold II dari Belgia.


Di Jepang, green house pertama dibangun pada tahun 1880, oleh Samuel Cocking, seorang pedagang Inggris yang mengekspor tanaman herbal.

Pada abad kedua puluh, kubah geodesik ditambahkan ke berbagai jenis rumah kaca.

Konsep Green House

Budidaya tanaman di dalam Green House memiliki keunggulan berupa lingkungan mikro yang lebih terkontrol dan keseragaman hasil produksi pada tiap tanaman. Rancangan Green House berpengaruh besar terhadap lingkungan mikro di dalamnya. Salah satu parameter lingkungan mikro tanaman adalah suhu. 

Fungsi green house

 Suhu yang tinggi dapat mempercepat  evapotranspirasi tanaman yang akan mempercepat kehilangan air dan energi. Salah satu cara untuk mengendalikan lingkungan mikro tanaman di dalam Green House khususnya suhu adalah dengan ventilasi alamiah. Keuntungan pemakaian ventilasi alamiah adalah biaya yang relatif murah dan tidak diperlukan perawatan. Penempatan dan luas bukaan ventilasi sangat menentukan pergerakan udara di dalam Green House yang akan membantu penurunan suhu. Letak ventilasi dan bentuk Green House akan mempengaruhi pergerakan udara di dalamnya.

Pergerakan udara tersebut dimanfaatkan untuk memindahkan udara panas dari dalam Green House. Semakin banyak udara panas yang dikeluarkan akan membantu menurunkan suhu udara.

Fungsi Green House

Green House memiliki fungsi yaitu:

  1. Menghindari terpaan air hujan yang dapat merusak tanaman, karena air hujan dapat menyebabkan tumbuhan tersebut rusak atau mati, karena suhu di luar ruangan yang erbeda-beda.
  2. Menghindarkan lahan dari kondisi yang becek, jika lahan becek, maka struktur tanah akan berubah yang dapat menyebabkan pertumbuhan suatu tumbuhan dapat terganggu.
  3. Mencegah masuknya air hujan ke dalam media tumbuh (karena dapat mengencerkan larutan hara).
  4. Mengurangi intensitas cahaya yang masuk sehingga daun tidak terbakar pada saat terik. Ada dua fungsi atap plastik pada Green House yaitu menghindari panas terik, dan ketika matahari menyentuh atap Green House maka panas akan diserap dan akan dihasilkan pencahayaan yang di butuhkan oleh tumbuhan yang ada di dalamnya. Dalam hal ini, Green House biologi juga sudah memenuhi kriteria. Hanya saja atap Green House yang kurang bening sehingga kurang maksimal untuk menerima cahaya.
  5. Mengurangi tingkat serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Organisme Pengganggu Tumbuhan sendiri merupakan organisme pengganggu tanaman seperti kutu dan lain-lain.
  6. Fotosintesis dapat berlangsung secara sempurna. Jadi, kualitas atap pada Green House berpengaruh pada proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan yang ada di dalam OPT tersebut.


Faktor lingkungan fisik tanaman pada Green House antara lain adalah cahaya, suhu udara, kelembaban relatif (RH) udara, kadar CO2 dalam udara, kecepatan angin, polutan dan lingkungan akar/media tanam.

Cahaya yang paling penting bagi tanaman merupakan cahaya tampak yang mempunyai panjang gelombang 390 – 700 nm. Aspek penting dari cahaya adalah intensitas, durasi, dan distribusi spektral cahaya. Suhu udara di sekitar tanaman dipengaruhi oleh radiasi matahari, pindah panas konveksi, laju evaporasi, intensitas cahaya, kecepatan dan arah angin serta suhu lingkungan secara umum.Perubahan suhu udara akan berpengaruh pada proses fisiologi dalam tanaman. 

BACA JUGA :Pembuatan Green House Tropis : Cek Lokasi dan Persyaratan Lainnya 

Secara praktik, bagi tanaman dalam Green House disarankan perbedaan suhu antara siang dan malam berkisar antara 5 – 10 derajat. Faktor utama yang harus diperhatkan dalam budidaya florikultura di dalam Green House adalah menjaga agar perbedaan suhu antara suhu di dalam Green House dan di luar Green House tidak terlalu besar.

Perbedaan suhu tersebut juga dipengaruhi oleh kondisi lokasi dan jenis tanaman. Aspek penting dalam pergerakan udara dalam budidaya tanaman adalah kecepatannya, angin berpengaruh pada laju transpirasi, laju evaporasi, serta ketersediaan CO2 dalam udara. Menurut ASAE (American Society of Agricultural Engineering) menyatakan kecepatan udara melewati tanaman sebaiknya tidak lebih dari 1,0 m/s. Suhu berpengaruh dalam pertumbuhan tanaman yang ada dalam Green House, untuk menyeimbangkan suhu yang terdapat pada Green House harus dilakukan pengecekan suhu secara berkala.

Jenis Green House Tropis dan Sub Tropis

Perancangan Green House di kawasan tropis basah seperti di Indonesia,  memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda dengan rancangan Green House di kawasan subtropis. Kawasan subtropis dengan empat musim, rumah tanaman memiliki peran penting sebagai fasilitas produksi sayuran daun, sayuran buah, dan bunga dengan prinsip penggunaan Green House, pemanenan panas radiasi matahari memungkinkan pertumbuhan tanaman pada musim dingin, karena suhu udara di dalamnya dapat dijaga agar tidak terlalu rendah. 


Rumah tanaman atau Green House kawasan iklim tropis basah dirancang dengan fungsi utama sebagai pelindung tanaman dari gangguan lingkungan yang tidak sesuai dengan melindungi dari curah hujan, serangan Organisme Pengganggu Tanaman, angin kencang, dan sinar matahari atau intensitas cahaya yang berlebihan. Untuk Green House daerah tropis tidak disarankan dinding penutup dan atap dari material kaca.

SNI 7604-2010 adopsi dari Philipphine Agricultural Engineering Standard Pages 415-2001. Perbedaan Green House di daerah tropis dan subtropis seperti pada Tabel berikut

TropisSub Tropis
Fungsi untuk melindungi tanaman dari siraman hujan secara langsung dan intensitas cahaya yang berlebihanFungsi sebagai sarana pertanian, sangat penting pada musim gugur, semi dan dingin
Suhu udara relatif sama dengan luar Green HousePrinsip kerja menjebak panas sehingga suhu udara dalam Green House optimal
Konstruksi lebih sederhana, sarana kontrol relatif sedikitKonstruksi lebih kompleks karena memerlukan berbagai sarana kontrol lingkungan

Penutup

Green house pertanian telah membuktikan diri sebagai solusi yang efektif dalam meningkatkan produktivitas pertanian dan melindungi tanaman dari faktor lingkungan yang tidak menguntungkan. Dengan perkembangan teknologi yang terus-menerus, greenhouse berperan penting dalam masa depan pertanian yang berkelanjutan dan efisien.

Admin