Budidaya Sayuran Selada Romaine Secara Hidroponik NFT
Selada romaine atau cos (Lactuca sativa L. var. longifolia) adalah varietas selada yang tumbuh dengan bentuk panjang, daun hijau tua yang kokoh dengan rangkah daun yang kokoh di bagian tengahnya. Tidak seperti kebanyakan selada, ini tahan terhadap panas. Selada ini terkenal renyah, mengandung nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan, termasuk melawan kanker dan melindungi tulang. Selada romaine juga sumber vitamin, baik A dan C yang dibutuhkan tubuh. Daun selada ini bertekstur lembut, tetapi renyah bila digigit. Sangat cocok disantap mentah sebagai salad dengan saus bening ataupun saus kental.
Perbandingan selada romaine dengan selada keriting
Selada romaine memang tidak seperti selada daun keriting yang lebih umum. Jika belum pernah mencoba selada romaine, berikut perbedaaannya dengan selada daun keriting.
- Selada romaine memiliki warna hijau yang lebih tua daripada selada keriting. Selada keriting berwarna hijau muda dan lebih merata ke semua bagian daunnya, sementara batang selada romaine berwarna putih, kontras dengan daunnya.
- Selada romaine agak mirip dengan sawi, teksturnya agak kaku dan lebih tebal daripada selada keriting. Sementara selada keriting bentuknya lebar, bagus dijadikan alas lauk seperti ayam.
- Dari segi rasa, selada romaine memiliki rasa manis bila dibandingkan dengan selada keriting yang tawar.
Menanam Selada Hidroponik
Hidroponik adalah budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah. Secara harfiah, hidroponik berarti penanaman dalam air yang mengandung campuran hara. Ada beberapa metode hidroponik antara lain NFT, rakit apung, dan sumbu (wick). Jika ingin mengetahui menanam selada dengan metode hidroponik sumbu bisa melihat di artikel Cara Menanam Sayur Selada Cara Hidroponik Sumbu / Wick
Untuk artikel kali ini adalah menggunakan metode NFT. Hidroponik sistem NFT (Nutrient Film Technique) adalah salah satu sistem hidroponik yang menggunakan sistem sirkulasi nutrisi. NFT mensirkulasi aliran nutrisi tipis atau serupa dengan film. NFT bertujuan agar tanaman mendapatkan nutrisi, air dan oksigen secara bersamaan.
Pembudidayaan selada akan dibagi menjadi empat tahap, yaitu tahap semai, tahap pindah tanam, pembesaran, dan yang terakhir adalah pemanenan. Berikut penjelasan masing masing tahap.
Peralatan menanam hidroponik
![]() |
Paket hidroponik NFT 24 - 40 LUBANG. Estimasi harga 650rb. Cek di SINI |
- Hidroponik sistim NFT
- Tusuk gigi
- Gergaji besi
- Rockwool
- Nutrisi
- Bibit selada
- Nampan plastic
- Netpot
- Air secukupnya.
- Sprayer air
![]() |
Benih selada romaine. Cek di SINI |
1. Tahap Semai Selada Hidroponik
- Potong rockwool dengan ketebalan 2-3 cm menggunakan gergaji besi. Rockwool dipotong menjadi 18 bagian.
- Caranya adalah mengiris bagian yang pendek menjadi 3 bagian dan untuk yang panjang menjadi 5 bagian. Irislah rockwool sedalam 1 cm saja agar masing-masing bagiannya tidak terpisah.
- Potong secara perlahan dan rapi agar proses semai dapat diterapkan dengan nyaman, sesuai pada setiap bagian di rockwool yang telah dibuat.
- Setelah tahap pemotongan selesai, kini lubangi rockwool dengan tusuk gigi sedalam 0,5 cm. Atau, bisa juga menggunakan tusuk sate. Masukkan satu-persatu benih ke dalam lubang. Satu lubang diisi satu benih.
- Tipsnya agar lebih mudah,
semprot tusuk gigi menggunakan sprayer dengan air agar benih dapat menempel, sehingga pemindahannya akan lebih mudah.
- Pindahkan rockwool pada alas atau nampan, kemudian basahi menggunakan air biasa hingga semua bagian rockwool menjadi lembab atau basah.
- Kini, rockwool sudah bisa diletakkan di tempat yang kiranya cukup untuk mendapatkan pancaran sinar matahari. Selalu jaga rockwool saat proses semai berlangsung agar tetap lembab dan tidak mengalami kekeringan.
- Hari pertama, masih di awal tunas belum tampak atau muncul ke atas. Namun, sudah terlihat berwarna putih-putih dari dalam lubang.
- Hari kedua, tunasnya akan mulai naik meski masih pendek.
- Hari ketiga barulah tanaman selada mulai memunculkan daunnya yang kecil-kecil dan berwarna hijau muda. H
- Hari ketiga sampai hari keenam, daunnya akan semakin naik dari lubang dan yang tadinya masih bersembunyi atau kurang muncul, kini telah tampak dan merata.
- Sampai pada hari ke sembilan dan sepuluh, tanaman selada akan melalui tahap selanjutnya.
2. Tahap Pindah Tanam Selada Hidroponik
Sepuluh hari setelah melewati tahap semai, tanaman selada sudah siap untuk dipindahkan. Daunnya pun telah bertambah jumlahnya meski ukuran masih tidak berbeda jauh. Kira-kira tiga sampai empat helai daun yang berukuran kecil.
Namun, yang paling terpenting selada tetap segar dan sehat. Jika satu bagian dari rockwool tidak dapat bertumbuh dan masih terlalu kecil, itu artinya tidak bisa ikut dipindahkan. Untuk pemindahannya, siapkan netpot yang sudah dilengkapi dengan sumbu dan flanel.
Pemindahan ini dapat dilakukan di netpot yang berukuran 5 x 7 cm yang
kemudian diletakkan lubang-lubang pada paralon pada sistem hidroponik
NFT. Pada saat melakukan pindah tanam, nutrisi AB Mix Daun untuk sayuran
sudah mulai diberikan. Cara membuat air nutrisi hidroponik AB MIX
sebagai berikut :
- Air 1 liter
- Larutan A 5 liter
- Larutan B 5 liter
- Campurkan ketiga menjadi satu, aduk hingga rata sempurna. Larutan nutrisi siap digunakan.
Dalam pemisahan ini, Anda juga bisa melakukan seleksi dan pemilihan tanaman terbaik untuk dipindahkan. Setelah terpisah, masukkan satu-persatu ke dalam netpot sampai menyentuh kain flanelnya. Ulangi cara tersebut sampai semua lubang pada media baru akhirnya terpenuhi. Pastikan pula ukuran kain flanel sudah pas dan menyentuh dasar dari air nutrisi supaya penyalurannya tidak terhambat.
BACA JUGA ; Budidaya Sawi Pagoda dengan Hidroponik Sistem NFT
3. Tahap Pembesaran Selada Hidroponik
Pada tahapan ini, pembudidaya selada hidroponik dapat lebih mengamati bagaimana selada akan bertumbuh besar hingga panen. Sebaiknya, pengecekan juga dilakukan setiap 1-2 hari agar dapat memastikan kepekatan airnya, apakah sudah berkurang atau masih cukup. Jika ternyata berkurang, segera tambahkan pekat nutrisinya.
- Hari ke sebelas sampai keenam belas, daun akan mulai melebar dan lebih besar daripada yang sebelumnya.
- Pada hari ke tujuh belas, kepekatan airnya ditambahkan menjadi 800 ppm. Lalu, apabila air nutrisinya sudah kotor atau keruh, segera ganti dengan yang baru.
- Meski pertumbuhannya memang lebih lambat daripada tanaman cabai atau bayam, selada menunjukkan warna daun yang paling segar.
- Di hari ke 20-21, daunnya akan mulai keluar dari batasan netpot.
- Untuk dua hari selanjutnya, air nutrisi kembali diganti menjadi 1.000 ppm. Seperti sebelumnya, jika kotor harus lekas diganti dengan yang bersih. Dari hari ke 27-30, daun selada sudah besar dan lebih mudah pula untuk diserang hama.
- Penyakitnya juga harus diperhatikan agar pemanenan tidak gagal.
- Di hari ke-31, air nutrisi kembali ditingkatkan menjadi 1.200 ppm. Perlu diingat bahwa mulai dari hari ke-30 sampai saat panen, air nutrisi harus diperiksa setiap hari karena akan cepat habis.
- Semakin besar tanamannya, penyerapannya juga semakin bertambah.
BACA JUGA : Mengenal Selada Bokor : Ciri-ciri, dan Manfaat
4. Pemanenan Selada Hidroponik
Hari ke-32 sampai 33, daun selada sudah besar dan lebar, sudah memenuhi ukuran standar. Artinya, selada sudah siap untuk dipanen. Biasanya, masa panen untuk selada ketika menginjak usia 35-40 hari. Namun, pemanenan tetap disesuaikan dengan kebutuhan Anda. Jika menanamnya sendiri, pemanenan sudah dapat dilakukan ketika memasuki usia 30 hari.
Selada tidak boleh dibiarkan terlalu tua karena akan menghasilkan rasa yang pahit. Saat pemanenan, selada dapat dicabut dengan mudah dari netpot. Sayuran hijau tersebut siap untuk dimanfaatkan dengan baik dengan daun-daunnya yang segar dan sehat. Anda mendapatkan bantuan dari sebuah buku sebagai pedomannya!