Rekomendasi Pemupukan Kelapa Sawit Secara Umum
Pemupukan yang tepat merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan produksi dan kualitas buah kelapa sawit (Elaeis guineensis). Kelapa sawit merupakan tanaman yang membutuhkan nutrisi yang cukup dan seimbang untuk tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah yang optimal. Dalam artikel ini, kami akan memberikan rekomendasi pemupukan secara umum untuk kelapa sawit, yang dapat membantu petani atau pengelola perkebunan dalam menjaga kesehatan dan produktivitas tanaman.
Penggunaan pupuk bisa menghabiskan 60 persen total biaya dari produksi kelapa sawit, sehingga sangat penting untuk mengatur pengaplikasiannya secara efisien.
Pemupukan yang efektif dan efisien selalu mengacu pada konsep 5T yaitu :
- Tepat jenis
- Tepat dosis
- Tepat cara
- Tepat waktu aplikasi
- Tepat frekuensi pemberian
Sedangkan untuk memperbaiki kondisi lahan dapat dilakukan melalui aplikasi bahan organik seperti limbah pabrik kelapa sawit (PKS).
Kegunaan Unsur Hara
Jenis dan kegunaan unsur hara penting diketahui oleh petani, sebab pengetahuan itu akan meningkatkan ketepatan baik jumlah, saat pemupukan, dan efektivitas pupuk terhadap produksi tanaman. Beberapa unsur hara yang penting bagi kelapa sawit, antara lain:
- Nitrogen (N), unsur hara ini diperlukan dalam jumlah banyak dan berguna bagi pertumbuhan tanaman, kekurangan N mengakibatkan pertumbuhan tanaman menurun. Gejala kekurangan N adalah pertumbuhan terhambat dan daun tua berwarna hijau pucat kekuningan. Sumber pupuk yang mengandung N adalah Urea atau ZA.
- Phospor (P), merupakan unsur hara yang diperlukan dalam jumlah banyak, berguna bagi perakaran dan batang yang kuat, serta meningkatkan mutu buah. Kekurangan P menyebabkan tanaman tumbuh kerdil dan daun berwarna keunguan. Sumber unsur hara P antara lain pupuk SP-18, rock phosphat, SP-36.
- Kalium (K) unsur ini juga diperlukan dalam jumah banyak, penting untuk penyusunan minyak dan mempengaruhi jumlah dan ukuran tandan. Kekurangan unsur K akan terjadi pada daun tua karena K diangkut ke daun muda. Gejalanya akan timbul bercak transparan, lalu megering. Sumber unsur hara K adalah pupuk
- Magnesium (Mg) diperlukan dalam jumlah cukup banyak, berfungsi dalam proses fotosintesis. Kekurangan unsur Mg ditandai dengan gejala ujung daun tua nampak kekuningan jika terkena sinar matahari, sedangkan daun yang terlindung tidak terjadi hal tersebut. Sumber hara Mg adalah kapur
- Tembaga (Cu), diperlukan dalam jumlah sedikit, merupakan pembentuk klorofil dan mempercepat reaksi fisiologi tanaman. Umumnya terjadi kekurangan Cu pada tanah gambut, ciri kekurangan berat Cu adalah daun kuning pucat lalu mengering dan mati. Sumber unsur Cu adalah CuSO4.
- Boron (B), diperlukan dalam jumlah sedikit, berfungsi menyusun gula dan karbohidrat, protein dan perkembangan ujung dan anak Kekurangan B ditandai munculnya daun pancing, daun kecil dan daun sirip ikan. Sumber unsur B adalah borak.
- Zink (Zn), diperlukan sedikit, berperanan dalam enzimatis dan menunjang pembentukan hormon pertumbuhan. Gejala kekurangan Zn adalah matinya jaringan tanaman. Gambut banyak mengalami kekurangan
BACA JUGA : Info Umum Menanam Kelapa Sawit : Dari Benih Hingga Panen
Minyak sawit: Dari benih hingga panen
Kandungan Unsur Hara
Kelapa sawit berdasarkan masa produktifnya terbagi: - Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
- Tanaman Menghasilkan (TM). S
Perbedaan pupuk memiliki perbedaan pula dalam konsentrasi unsur haranya. Untuk mengetahui seberapa banyak pupuk yang akan digunakan, diperlukan pengetahuan tentang jumlah konsentrasi unsur hara dalam berbagai pupuk tersebut
Tabel 1: Kandungan unsur hara pada pupuk-pupuk terpenting
Pupuk | Kandungan unsur hara (%) |
---|---|
Nitrogen (N) | |
Urea | 46 |
Amonium nitrat (AN) | 34 |
Amonium sulfat | 20.6 |
Fosforus (P2O5) | |
Triple super phosphate (TSP) | 45—47 |
Rock phosphate (RP) | 30—34 |
Diamonium fosfat (DAP) | 46 |
SP-36 (Indonesia) | 36 |
Potasium (K2O) | |
Muriate of potash (MOP, KCl) | 60 |
Magnesium (MgO) | |
Kieserite | 26 |
Dolomite | 10—18 |
Langbeinite | 18 |
Rekomendasi pupuk untuk aplikasi kelapa sawit secara umum
Pada Tabel 4 hingga Tabel 7, diperlihatkan rekomendasi tingkat aplikasi pupuk secara umum. Rekomendasi ini tergantung pada umur sawit dan hasil panen saat ini dan termasuk pula:
- Sawit dewasa pada tanah mineral (lihat Tabel 2)
- Sawit dewasa pada tanah gambut (lihat Tabel 3)
- Sawit belum dewasa pada tanah mineral (lihat Tabel 4)
- Sawit belum dewasa pada tanah gambut (lihat Tabel 5)
Jika Anda kurang yakin tentang seberapa banyak aplikasi pupuk yang dibutuhkan, tabel di bawah ini bisa digunakan sebagai panduan. Dosis yang direkomendasikan akan menghasilkan panen yang baik di hampir semua kondisi, namun penting juga untuk mendapatkan informasi dari sumber lokal dan tidak bersandar hanya pada tabel tersebut saja.
Tabel 2: Rekomendasi pupuk untuk sawit dewasa (> 3 tahun dari penanaman awal) di tanah mineral dalam satuan kilogram per sawit per tahun. TBS = Tandan Buah Segar
Tipe pupuk | Rekomendasi (kilo per sawit per tahun) | |
---|---|---|
Panen: 18—24 t/tahun TBS | Panen: > 24 t/tahun TBS | |
Nitrogen* 1 | ||
Urea | 1.2 – 1.5 | 1.5 – 2.0 |
Amonium nitrat | 1.6 – 2.0 | 2.0 – 3.0 |
Amonium sulfat | 2.4 – 3.0 | 3.0 – 4.0 |
Fosforus** 1 | ||
Triple super phosphate | 0.5 – 0.8 | 0.8 – 1.2 |
Rock phosphate | 1.0 – 1.5 | 1.5 – 2.0 |
Diamonium fosfat | 0.5 – 0.8 | 0.8 – 1.2 |
SP-36 (Indonesia) | 0.6 – 1.0 | 1.0 – 1.5 |
Potasium 1 | ||
Muriate of potash (MOP, KCl) | 1.8—2.5 | 2.5—3.0 |
Magnesium 3 | ||
Kieserite | 0.5—1.0 | 1.0—1.2 |
Dolomite | 1.0—1.5 | 1.5—2.0 |
Langbeinite | 1.0—1.5 | 1.5—2.0 |
Boron | ||
Borax | 0.05—0.1 | 0.05—0.1 |
* Sawit dewasa muda (4-6 tahun setelah penanaman) membutuhkan N 50-100 persen lebih banyak daripada jumlah yang disebutkan disini, untuk menghasilkan kanopi yang lebih besar dan lebih sehat.
** Tanah tropis umumnya memiliki kandungan P yang sedikit, sehingga tambahan aplikasi P akan sangat menguntungkan.
Tabel 3: Rekomendasi pupuk untuk sawit dewasa (> 3 tahun setelah penanaman) pada tanah gambut, dalam satuan kilogram per sawit per tahun. TBS = Tandan Buah Segar.
Tipe pupuk | Rekomendasi (kilo per sawit per tahun) | |
---|---|---|
Panen: 18—24 t/tahun TBS | Panen: > 24 t/tahun TBS | |
Nitrogen 4 | ||
Urea | 1.2—1.5 | 1.5—2.0 |
Amonium nitrat | 1.6—2.0 | 2.0—3.0 |
Amonium sulfat | 2.4—3.0 | 3.0—4.0 |
Fosforus* 5 | ||
Rock phosphate | 1.0—1.5 | 1.5—2.0 |
Potasium** 6 | ||
Muriate of potash (MOP, KCl) | 2.5—3.0 | 3.0—4.0 |
Magnesium*** 7 | ||
Kieserite | 0—0.5 | 0—0.5 |
Dolomite | 0—1.0 | 0—1.0 |
Langbeinite | 0—0.8 | 0—0.8 |
Boron | ||
Borax | 0.05—0.1 | 0.05—0.1 |
Tembaga | ||
Tembaga sulfat (CuSO4) | 0.1—0.2 | 0.2—0.4 |
Seng | ||
Seng sulfat (ZnSO4) | 0.1—0.2 | 0.2—0.4 |
* Untuk menurunkan tingkat keasaman tanah maka sangat dianjurkan untuk mengaplikasikan jenis fosforus menggunakan Rock Phosphate.
** Pada gambut, dibutuhkan perbandingan penggunaan K dan N dengan penghitungan >3, sehingga proses terbaik adalah mengaplikasikan K2O tiga kali lebih sering dibandingkan dengan aplikasi N.
*** Aplikasi Mg pada tanah gambut biasanya diperlukan pada saat ditemukan gejala penurunan kualitas saja.
Tabel 4: Rekomendasi pupuk untuk sawit yang belum dewasa (1--3 tahun setelah penanaman) pada tanah mineral, dalam satuan kilogram per sawit per tahun.
Tipe pupuk | Rekomendasi (kilo per sawit per tahun)8 | ||
---|---|---|---|
Tahun setelah penanaman: | |||
1 | 2 | 3 | |
Nitrogen | |||
Urea | 0.6—1.0 | 1.3—1.7 | 1.3—2.2 |
Amonium nitrat | 0.8—1.5 | 1.7—2.4 | 1.7—2.9 |
Amonium sulfat | 1.2—2.0 | 2.6—3.4 | 2.6—4.4 |
Fosforus | |||
Triple super phosphate | 0.6—1.1 | 0.8—1.3 | 1.0—1.5 |
Rock phosphate | 0.9—1.5 | 1.2—1.9 | 1.5—2.2 |
Diamonium phosphate | 0.6—1.1 | 0.8—1.3 | 1.0—1.5 |
SP-36 (Indonesia) | 0.8—1.4 | 1.0—1.6 | 1.3—1.8 |
Potasium | |||
Muriate of potash (MOP, KCl) | 0.8—1.3* | 2.5—3.5** | 2.5—3.5 |
Magnesium | |||
Kieserite | 0.7—1.1*** | 0.7—1.5*** | 0.7—1.5 |
Dolomite | 1.4—2.1 | 1.4—2.8 | 1.4—2.8 |
Boron | |||
Borax | 0.05 | 0.10 | 0.10 |
* 0.5 kg/sawit pada tanah lempung pesisir dan tanah vulkanis yang kaya akan K.
** 2.0 kg/sawit pada tanah lempung pesisir dan tanah vulkanis yang kaya akan K.
*** Tak perlu aplikasi pupuk apapun pada tanah lempung pesisir.
Tabel 5: Rekomendasi pupuk untuk sawit belum dewasa (1--3 tahun setelah penanaman) pada tanah gambut, dalam satuan kilogram per sawit per tahun.
Tipe pupuk | Rekomendasi (kilo per sawit per tahun)8 | ||
---|---|---|---|
Tahun setelah penanaman: | |||
1 | 2 | 3 | |
Nitrogen | |||
Urea | 0.8 | 0.8 | 1.5 |
Amonium nitrat | 1.2 | 2.0 | 2.0 |
Amonium sulfat | 1.6 | 1.6 | 3.0 |
Fosforus | |||
Rock phosphate* | 1.1 | 1.4 | 1.7 |
Potasium | |||
Muriate of potash (MOP, KCl) | 1.6 | 2.5 | 4.0 |
Magnesium | Tidak dibutuhkan | Tidak dibutuhkan | Tidak dibutuhkan |
Boron | |||
Borax | 0.05 | 0.10 | 0.10 |
Tembaga | |||
CuSO4 | 0.1—0.2 | 0.05—0.1 | 0.05—0.1 |
Seng | |||
ZnSO4 | 0.1—0.2 | 0.05—0.1 | 0.05—0.1 |
* Untuk menurunkan tingkat keasaman tanah, maka cara terbaik adalah mengaplikasikan fosforus dengan menggunakan rock phosphate.
Tanah kaya kandungan
Di hampir semua tanah mineral yang ditemukan di Indonesia, selalu dibutuhkan aplikasi pupuk N dan P. Namun begitu, ada beberapa tanah tertentu yang sangat kaya akan kandungan K dan/atau Mg, dan tanah dengan jenis ini tidak lagi memerlukan aplikasi pupuk K dan/atau Mg, atau bisa jadi memerlukan namun dalam jumlah sedikit saja. Tidak pernah ditemukan tanah gambut yang kaya akan kandungan.
Jika proses analisa tanah tidak pernah dilakukan sebelumnya, maka identifikasi tanah yang kaya akan kandungan dalam areal perkebunan perlu disimpulkan dari faktor lainnya. Berikut langkah-langkah yang bisa diikuti:
- Diskusikan dengan para petani dalam areal perkebunan tentang proses pemupukan yang selama ini dilakukan.
- Kunjungi beberapa perkebunan di kawasan yang sama yang kurang mendapatkan proses pemupukan yang baik dan temukan gejala penurunan kualitas yang muncul (Bagian 4) pada pelepah bagian bawahnya:
- Kurangnya kandungan potasium menjadi hal yang umum ditemukan dan mengindikasikan bahwa aplikasi pupuk K dengan jumlah yang sesuai umumnya diperlukan pada jenis tanah di areal perkebunan.
- Kurangnya kandungan magnesium menjadi hal yang tidak biasa ditemukan, namun masih bisa ditemukan pada areal perkebunan yang tidak menerima proses pemupukan dengan baik atau pada pohon sawit yang ditanam pada lereng yang tergerus erosi. Temuan gejala kurangnya kandungan Mg mengindikasikan bahwa aplikasi pupuk Mg umumnya diperlukan untuk jenis tanah di areal perkebunan tersebut.
- Kurangnya kandungan Boron umum ditemukan dan aplikasi pupuk B biasa digunakan di areal perkebunan.
- Jika ragu-ragu, periksa jumlah tandan hitam yang dihasilkan di perkebunan, sekaligus ukuran tandannya, dan diskusikan hasil panen yang diperoleh dengan para petani. Adanya gejala turunnya kualitas pelepah sawit beserta buruknya hasil panen adalah indikator yang bagus untuk menentukan jumlah aplikasi pupuk yang sesuai yang diperlukan.
- Tidak adanya gejala penurunan kualitas serta tingginya produktivitas , meskipun unsur hara tertentu tidak diaplikasikan atau diaplikasikan dengan jumlah kecil selama beberapa tahun, bisa mengindikasikan bahwa tanah tersebu kaya akan kandungan unsur tertentu. Pada beberapa situasi, aplikasi jenis-jenis unsur hara ini tidak diperlukan lagi. Hal ini bisa untuk sementara saja, sejalan dengan kondisi tanah yang akan turun kualitasnya setelah beberapa tahun menghasilkan produksi tinggi.
Aplikasi pupuk dan kurangnya pembiayaan
Jika biaya tidak cukup untuk untuk membeli semua pupuk yang direkomendasikan, jangan coret daftar pembelian pupuk yang harganya mahal, namun ikuti beberapa rekomendasi ini:
- Aplikasikan pupuk secara tepat dan dalam beberapa selang waktu, sehingga kerugian yang terjadi bisa ditekan hingga sekecil mungkin.
- Jika ditemukan gejala penurunan kualitas, prioritaskan aplikasi pupuk yang dibutuhkan untuk meningkatkan kembali kualitasnya.
- Jangan terlalu berhemat untuk penggunaan pupuk potasium (K) dan nitrogen (N), karena jenis unsur hara ini adalah yang terpenting untuk pertumbuhan kelapa sawit dan mereka tidak tersimpan dalam tanah dalam waktu yang lama.
- Kandungan magnesium (Mg) penting, namun selama tidak ditemukan gejala penurunan kualitas, Anda bisa memutuskan untuk mengurangi aplikasinya atau mengaplikasikan jenis pupuk dengan harga termurah (misalnya dolomit).
- Jika aplikasi fosforus (P) cukup dilakukan di masa sebelumnya, maka pengurangan penggunaannya bisa dilakukan dalam jangka waktu satu tahun, atau gunakan jenis pupuk dengan harga lebih murah (misalnya rock phosphate).
- Jika pohon sawit tidak menunjukkan gejala penurunan kualitas, maka boleh untuk tidak mengaplikasikan boron (B) sama sekali dalam jangka waktu satu tahun. Namun, di tahun berikutnya perlu diaplikasikan kembali, khususnya di perkebunan yang hasil produksinya baik.
- Ingat bahwa penggunaan pupuk yang terlalu sedikit saat ini, maka hasil panen akan menurun dua hingga tiga tahun berikutnya. Pupuk merupakan investasi yang penting dan pembeliannya seharusnya diprioritaskan.
Sumber