Pengendalian Penyakit Tungro Tanaman Padi
Penyakit tungro merupakan salah satu penyakit yang sering menyerang tanaman padi dan dapat menyebabkan kerugian yang signifikan bagi petani.Artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik tentang penyakit tungro pada tanaman padi dan strategi pengendalian yang efektif. Penyakit tungro dapat menjadi ancaman serius bagi produksi padi, terutama di daerah yang rentan terhadap serangan wereng cokelat. Oleh karena itu, pengendalian penyakit ini menjadi penting untuk memastikan kesehatan dan produktivitas tanaman padi. Dampak terburuk yang dialami petani akibat serangan penyakit ini adalah gagal panen.
Penyebab penyakit tungro pada padi
Penyakit tungro adalah penyakit yang disebabkan oleh dua jenis virus yang berbeda, yaitu virus bentuk batang Rice Tungro Bacilliform Virus (RTBV) dan virus bentuk bulat Rice Tungro Spherical Virus (RTSV).
Kedua jenis virus tersebut tidak memiliki kekerabatan serologi dan dapat menginfeksi tanaman secara bersama – sama.
![]() |
Rice Tungro Spherical Virus (RTSV) |
Virus penyebab penyakit tungro hanya ditularkan oleh wereng hijau (sebagai vektor) tidak terjadi multiplikasi dalam tubuh wereng dan tidak terbawa pada keturunananya. Sejumlah spesies wereng hijau dapat menularkan virus tungro pada padi, tetapi wereng hijau adalah yang paling efisien sehingga perlu diwaspadai keberadaannya. Penularan virus tungro dapat terjadi jika vektor memperoleh virus setelah mengisap tanaman yang terinfeksi virus lalu berpindah dan mengisap tanaman sehat tanpa melalui periode laten dalam tubuh vektor.
![]() |
Wereng hijau penyebar virus penyakit tungro |
Tanaman padi yang terinfeksi virus tungro menunjukkan gejala perubahan warna pada daun muda, yaitu :menjadi kuning-oranye dan umumnya perubahan warna daun dimulai dari ujung daun, tanaman menjadi kerdil, jumlah anakan sedikit, dan pertumbuhannya terhambat. Berat dan ringannya gejala yang yang tampak menunjukkan tingkat keparahan penyakit pada tanaman yang terinfeksi virus tungro. Tingkat keparahan penyakit tungro sendiri tergantung pada tingkat ketahanan varietas padi dan umur tanaman padi pada saat terinfeksi. Tanama padi yang muda umumnya lebih rentan terhadap infeksi virus tungro dibandingkan tanaman tua.
Infeksi virus tungro juga dapat menurunkan jumlah malai per rumpun, malai pendek sehingga jumlah gabah per malai rendah. Serangan yang terjadi pada tanaman yang telah mengeluarkan malai umumnya tidak menimbulkan kerusakan fatal. Intensitas serangan tungro ditentukan berbagai faktor diantaranya: ketersediaan sumber inokulum (tanaman terserang), adanya vektor (penular), adanya varietas peka dan kondisi lingkungan yang memungkinkan, namun keberadaan vektor yang mengandung virus adalah faktor terpenting. Intensitas penyakit tungro juga dipengaruhi oleh tingkat ketahanan varietas dan stadia tanaman. Tanaman stadia muda, sumber inokulum tersedia dan populasi vektor tinggi akan menyebabkan tingginya serangan tungro. Ledakan tungro biasanya terjadi dari sumber infeksi yang berkembang pada penanaman padi yang tidak serempak.
Serangan tungro di suatu hamparan sawah pada umumnya terlihat berkelompok, suatu indikasi bahwa waktu infcksi berbeda – beda. Sebaran tanaman sakit yang mengelompok dapat menyebabkan hamparan tanaman padi terlihat seperti bergelombang karena adanya perbedaan tinggi tanaman antara tanaman sehat dan sakit.
Pada varietas yang agak tahan, setelah petani memberikan tambahan pupuk nitrogen, pertanaman padi yang semula sakit tampak seperti sembuh, menghijau kembali dan memberikan harapan untuk memperoleh hasil panen, walau sebenarnya virus – virus tungro masih tetap ada dan berkembang di dalamnya. Sering terjadi pada varietas yang rentan, pertanaman tampak merana sampai waktu panen atau sampai ada usaha sanitasi untuk menghilangkan sumber penyakit. Pada kasus yang lain apabila pertanaman padi terhindar dan infeksi sampai umur dua bulan, maka virus – virus tungro tidak akan mengakibatkan kerusakan tanaman dan kehilangan hasil panen.
Infeksi penyakit ini menyebabkan tanaman kerdil, daun muda berwarna kuning dari ujung daun, daun yang kuning tampak sedikit melintir dan jumlah anakan lebih sedikit dari tanaman sehat. Secara umum hamparan tanaman padi terlihat berwarna kuning dan tinggi tanaman tidak merata, terlihat spot – spot tanaman kerdil.
BACA JUGA:
- Varietas / Jenis Padi Unggulan di Indonesia
- Budidaya Tanaman Padi Sawah Secara Umum
- Waktu Panen Pada Tanaman Padi
- Ciri Ciri Padi Dengan Klasifikasi dan Morfologi Padi
Cara pengendalian penyakit tungro pada padi
Beberapa cara pengendalian yang dianjurkan kepada petani adalah:
- Waktu tanam yang tepat. Pesemaian dilakukan setelah lima hari setelah pengolahan tanah selesai. Penanaman bibit diupayakan seawal mungkin sehingga pada saat populasi wereng hijau mencapai puncak, tanaman padi sudah berumur sekitar 60 hari dan lebih tahan tungro.
- Gunakan bibit yang sehat. Jangan memindahkan/menggunakan bibit dari daerah endemis tungro.
- Lakukan tanam serentak. Untuk membatasi keberadaan umur tanaman yang rentan pada perkembangan dan penularan virus tungro, dilakukan upaya tanam serentak pada hamparan luas atau unit hamparan pengairan.
- Lakukan rotasi tanaman. Lakukan pergiliran tanaman dengan tanaman bukan padi/bukan inang virus tungro.
- Penggunaan varietas tahan. Penggunaan varietas tahan sesuai dengan keadaan setempat. Beberapa varietas tahan virus tungro seperti yang baru dilepas tahun 2009 yaitu Inpari 8 dan Inpari 9.
- Pergiliran varietas Penanaman varietas tahan yang sama secara terus menerus di areal yang luas akan memberikan tekanan seleksi yang tinggi bagi vektor dan virus. Hal ini akan memunculkan strain/koloni baru yang mampu mematahkan varietas tahan. Wereng hijau dikenal cepat beradaptasi terhadap varietas tahan, dengan demikian pergiliran varietas dapat mencegah atau menunda munculnya strain/koloni baru.
- Sanitasi lingkungan pertanaman dan eradikasi tanaman yang terserang. Dilakukan dengan pengolahan tanah dan pembenaman sumber tungro, untuk menghilangkan atau menekan jumlah sumber tungro dan sekaligus menekan terjadinya penularan virus tungro lebih lanjut. Sanitasi dilakukan dengan cara mencabut dan membenamkan tanaman terserang, turiang/singgang dan rumput yang menjadi inang.
- Pengendalian vector. Aplikasi insektisida butiran 6 kg/500 m2 sehari sebelum sebar benih. Jika diperlukan maka di pertanaman dapat dilakukan aplikasi insektisida sehari sebelum tanam dengan dosis sesuai anjuran. Aplikasi insektisida di persemaian dapat juga dilakukan apabila nilai indeks tekanan tungro > 75, dan pada pertanaman apabila saat berumur < 3 mst ditemukan 2 rumpun tanaman terserang tungro per 100 rumpun, disamping terus dilakukan sanitasi terhadap tanaman sakit.