Minggu, 23 Juli 2023

Keunggulan Vertikultur dalam Pertanian dan Contoh Vertikultur Bawang

Secara umum, istilah vertikultur diadaptasi dari bahasa inggris yaitu vertical (tegak lurus) dan culture (pengembangbiakan). Jadi, vertikultur berarti teknik budidaya tanaman di ruang terbatas / lahan sempit dengan menggunakan bidang vertikal sebagai media tanamnya. Tujuan awal mula dikembangkannya teknologi vertikultur adalah semakin berkurangnya lahan pertanian dan perkebunan guna memenuhi kebutuhan pangan masyarakan. Sistem bercocok tanam vertikultur merupakan solusi untuk mengoptimalkan kondisi lahan yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga dan masyarakat. 


 Meski demikian, teknologi vertikultur terbagi atas beberapa tingkatan tergantung tingkat kerumitan dan kesulitan yang dihadapi. Dalam model yang paling sederhana, metode vertikultur dasar sangat mudah diduplikasi dan bahan pembuatannya pun tidak terlalu sulit didapatkan. Sehingga, sistem vertikultur dapat diterapkan dalam skala rumah tangga hingga industri. Sistem tambahan dalam vertikultur yang memerlukan skill dan pengetahuan khusus diantaranya sistem hidroponik atau irigasi tetes.

Vertikultur sangat cocok dipakai untuk budidaya tanaman semusim, misalnya sayur-sayuran. Selain menanamnya mudah, hasilnya langsung dinikmati. Aneka sayuran yang dapat ditanam antara lain seledri, selada, kangkung, bayam atau kemangi. Pohon cabai, tomat, atau terong juga mudah sekali tumbuh di dalam pot. Jenis poly bag atau kantung plastik tebal berwarna hitam, dapat menggantikan fungsi pot tanaman.

Kelebihan vertikultur

Murah dan Mudah

Dalam pembuatan “tingkat” alat dan bahan banyak tersedia di sekitar kita. Untuk pembuatan rangka dapat menggunakan kayu, bambu, atau papan. Modelnya pun terserah saja, yang penting sanggup menopang atau mengisi beberapa buah tanaman. Ada beberapa tipe yang umum dipakai seperti berbentuk persegi panjang, segitiga berjenjang atau seperti anak tangga.

Dapat pula digantung di langit-langit atau atap ruangan. Ukuran tinggi rak tersebut sewajarnya, agar perawatan pohon mudah dilakukan. Hal lain yang harus diperhatikan adalah beri jarak sekitar 30-50 cm dari permukaan lantai.

gambar vertikultur


Tak perlu bingung untuk media tanam. Tempat hidup pohon-pohon itu dapat dipakai bekas kaleng cat, biskuit atau wadah plastik minyak pelumas. Begitu pula dengan memanfaatkan gelas air minum mineral, ember bekas serta dapat memakai kantung plastik jenis polybag.

Manfaatkan benda-benda yang tidak terpakai untuk membuat pot-pot tanaman. Syarat pembuatan rak itu tidak hanya kuat, namun juga fleksibel. Dapat dengan mudah diletakkan di mana saja. Di teras samping, halaman depan, bahkan di dalam ruangan. Pot tanaman juga dapat ditata sedemikian rupa. Dengan memanfaatkan kerangka penyangga untuk menggantung wadah tanaman yang ringan.

Petani vertikultur juga dapat membuat bibit sendiri. Dengan penyemaian sederhana yang diambil dari pohon yang telah mampu menghasilkan bibit. Caranya yaitu dengan membiarkan buah matang atau setengah kering di pohon. Lalu bijinya dikeringkan dengan cara dijemur. Untuk benih tanaman semusim, pilih yang bentuknya  bagus dan tidak cacat, serta tenggelam bila direndam air. Wadah kotak kayu, kotak plastik persegi empat atau polybag kecil sangat baik dipakai sebagai tempat persemaian. Untuk pengadaan bibit tanaman lain dapat diperoleh dari hasil stek atau cangkokan.

Bagi yang doyan makan tomat, pare, kacang panjang atau mentimun, dapat pula menanam dengan cara ini. Sebagai wadahnya dipakai tempat yang lebih besar, seperti drum bekas, kaleng cat besar, atau karung bekas beras. Tentu saja diberi air, atau penyangga dari kawat, bambu, atau tali sebagai tempat untuk merambatnya.

BACA JUGA:



Sistem rak veltikultur permanen, namun dapat dipindah-pindahkan. Seakan-akan memindahkan kebun atau sawah mini ke dalam rumah. Tidak ada rotan, akar pun jadi. Tidak ada pot, bambu pun dapat menjadi wadah tanaman.


Menyehatkan

Teknik veltikulture adalah upaya untuk menghasilkan tanaman yang lebih higienis dan ramah lingkungan. Di Indonesia dikenal dengan nama Pertanian Organik (PO), yakni budidaya pertanian alami yang tidak menggunakan bahan kimia, tanpa pemakaian pupuk kimia, pestisida kimia atau zat perangsang buatan lainnya.

Hal ini bukan berati memakai bahan-bahan tersebut. Pemilih kebun dapat membuat sendiri pupuk alami dari bahan-bahan sederhana. Yang diperoleh dari limbah atau sampah dapur. Untuk urusan hama penyakit pun tak perlu khawatir. Resep tradisional peninggalan orangtua mampu menghadapi hama itu.

Kelebihan lainnya

Lahan yang meminimalis dapat menghasilkan hasil yang maksimal caranya yaitu dengan membuat sebuah rak untuk menaruh tanaman. Tanpa harus menanamnya langsung pada lahan yang ada. Rak tersebut dapat terbuat dari kayu, papan atau bambu. Bila ingin lebih kuat dapat menggunakan kerangka besi atau stainless steel. Tapi itu lebih mahal ongkos pembuatannya.

Keuntungan yang kedua adalah anti banjir, karena mudah dipindahkan, kalau kerangka bangunannya dibuat tinggi dapat mencegah banjir. Keuntungan yang ketiga adalah, penanaman jenis verticultura dapat dipakai untuk menyalurkan kreatifitas dengan mengecat pot dan rak. Boleh juga bila ditambahkan pernak pernik pot, seperti wadah air dibawahnya atau pot-pot gantung.
 

Vertikultur bawang Merah

Kebanyakan tanaman yang dibudidayakan secara vertikultur adalah jenis sekali tanam atau memiliki masa tumbuh singkat. Karakteristik tanaman dengan masa tumbuh singkat yakni memiliki sistem perakaran yang pendek. Tanaman yang dapat dibudidayakan secara vertikultur diantaranya sawi, bayam, selada, cabai, terong, bawang merah/putih, tomat, mentimun, kangkung, seledri, paprika, serta jenis sayuran lainnya asal memiliki sistem perakaran yang pendek. Kali ini adalah langkah-langkah menanam bawang merah dengan vertikultur.

  1. Lubangi Ember. Beri tanda pada ember yang akan dijadikan sebagai media tumbuh/pot. Buat 12 lubang melingkar, atas dan bawah.
  2. Siapkan pembolong besi yang berbentuk lingkaran (bisa memanfaatkan barang bekas (seperti bearing/laker bekas roda motor/sepeda) yang diberi pegangan besi/kayu.
  3. Panaskan besi pembolong dengan api. Tunggu beberapa saat sampai panas benar-benar tersalur merata pada besi.
  4. empelkan pada ember agar plastik meleleh dan terlubangi.
  5. Buat penyangga tanaman dari kardus bekas. Ukuran kardus bekas disesuaikan dengan tinggi ember, yakni sekitar 16-17 cm.
  6. Potong kardus agar tidak terlalu panjang jika dilingkarkan pada emeber. Kemudian masukkan/lingkarkan kardus pada ember dan rapikan hingga tiap sisinya terisi penuh.
  7. Gunakan staples untuk melekatkan ujung kardus agar ukurannya tetap sesuai dengan keliling ember.
  8. Lubangi kardus sesuai dengan 12 lubang ember yang telah kita buat sebelumnya. Bisa menggunakan gunting diputar-putar agar lebih rapi. Sesuaikan ukuran lubang dengan ukuran bawang merah yang akan ditanam.
  9. Siapkan bibit bawang merah. Pilih bawang merah yang sudah tumbuh tunas.
  10. Siapkan media tanam yakni campuran tanah, arang sekam dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1.
  11. Masukkan media tanam yang telah tercampur merata kedalam ember kira-kira setengah dari lubang yang paling bawah.
  12. Masukkan bibit bawang pada lubang-lubang dari kardus dari dalam ember. Lakukan dengan hati-hati agar tunas bawang tidak patah.
  13. Rapikan dan tambahkan kembali media tanam agar bawang merah bisa tertopang sempurna pada lubang ember.
  14. Lakukan hal yang sama (poin 11-13) untuk lubang diatasnya.
  15. Setelah semua lubang terisi bawang, penuhi ember dengan media tanam dan siram dengan air sampai benar-benar meresap hingga bagian bawah ember.
  16. Lakukan hal yang sama (poin 11-15) untuk 5-6 wadah ember. Kemudian susun ember bertingkat. Bisa menggunakan kawat sebagai pengikat antar ember.

Penggunaan kardus, selain menjadi penyangga bagi tanaman agar tidak lepas atau keluar dari lubang ember yang ukurannya lebih besar dari tanaman, kardus berfungsi juga sebagai penambat media tanam agar tidak berceceran keluar melalui lubang wadah (ember). Kemudian karena media tanam selalu disiram dan sifat kardus yang mudah hancur jika terkena air terus menerus, maka kardus bisa menjadi solusi sebelum tanaman memiliki sistem perakaran yang baik sebagai penopang pada media tanam.

Admin