Kabocha, Labu Kuning Jepang
Kabocha, atau yang dikenal juga sebagai labu kuning Jepang, adalah salah satu jenis labu yang populer di Jepang. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah dan Selatan, dan kemudian diperkenalkan ke Asia oleh pedagang Portugis pada abad ke-16. Kabocha telah menjadi salah satu bahan makanan pokok di dapur Jepang, dengan berbagai cara penyajian yang memikat dan cita rasa yang khas. Keunikan dan kelezatan Kabocha menjadikannya tidak hanya sebagai makanan yang lezat, tetapi juga sebagai salah satu bahan makanan yang sehat dan bergizi.
Kabocha memiliki bentuk yang menarik, dengan kulit tebal dan warna kuning yang mencolok. Dagingnya yang tebal dan lembut, serta rasa manis yang khas, membuatnya menjadi pilihan yang populer dalam berbagai hidangan Jepang. Labu ini sering digunakan dalam berbagai masakan seperti sup, sayuran rebus, dan hidangan tumis.
Asal usul kabocha
Secara harfiah Kabocha memiliki arti labu kuning, karena memang dagingnya berwarna kuning. Asal usul Kabocha diketahui dibawa oleh pelaut Portugis ke Jepang pada tahun 1541, bangsa Portugis menyebutnya cambodia abobora yang kemudian disingkat oleh orang jepang dengan “Kabocha”.
Kabocha merupakan istilah dalam bahasa Jepang yang berarti labu. Jadi kalau menyebutnya Labu Kabocha, jadinya sebenarnya labu - labu. Itu sebagnya dalam penamaan di pusat perbelanjaan, hanya ditulis Kabocha saja, bukan labu kabocha.
BACA JUGA:
- Perbedaan Labu Kuning / Labu Parang dengan Kabocha
- Labu Kuning / Labu Parang : Klasifikasi, Morfologi, Jenis Buah, dan Kandungan Gizi
Klasifikasi labu kuning kabocha
Taksonomi tumbuhan Kabocha diklasifikasikan sebagai berikut:
- Kingdom : Plantarum
- Divisi : Spermatophyta
- Sub-divisi : Angiospermae
- Kelas : Dikotil
- Sub-kelas : Sympetalae
- Ordo : Cucurbitales
- Famili : Cucurbitaceae
- Genus : Cucurbita
- Spesies : Cucurbita maxima L.
Kabocha (Cucurbita maxima L.) merupakan 1 dari 5 jenis spesies labu kuning.
Ciri-ciri kabocha
Labu ini mempunyai bentuk yang sama dengan labu lokal di Indonesia,. Saat awal masuk umumnya kulit buahnya berwarna hijau, dan ukurannya relatif lebih kecil. Warna buah, baik yang masih muda atau sudah tua, tidak berubah. Kini, ada pula varian kulitnya yang berwarna kuning.
Kabocha termasuk ke dalam labu musim dingin (winter squash) Japanese pumpkin varietas Cucurbita maxima dengan nama spesies Cucurbita maxima L (Brotodjojo, 2010). Tanaman ini masih satu keluarga dengan mentimun (kyury), semangka, dan melon, yaitu Cucurbitaceae (Imdad, 1995).
Kabocha tergolong tanaman semusim yang tumbuh menjalar atau merambat dan berbatang kokoh. Batang utama berbuku-buku dan berambut kasar. Buah Kabocha termasuk buah sejati tunggal dan berbiji banyak. Bijinya terdapat di dalam daging buah.
Tanaman ini tumbuh baik pada ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan sedang. Tanaman ini merupakan tanaman yang toleran terhadap kekeringan, realtif sedikit membutuhkan air dan sensitif terhadap genangan air. Kabocha dapat ditanam di seluruh daerah di Indonesia dan lebih baik ditanam pada musim kemarau (Imdad, 1995).
Komposisi buah labu spesies Cucurbita maxima terdiri dari :
- 81.2% daging buah
- 12.5% kulit, dan
- 4.8% biji dan jaring-jaring biji.
Buah yang cukup tua diperoleh dengan pemetikan buah yang berumur 3-4 bulan. Semakin tua umur buah maka kulit buahnya pun akan semakin keras. Walupun buah labu berkadar air tinggi, tetapi mempunyai daya awet yang tinggi. Labu yang sudah matang, masih utuh dan tanpa luka dapat tahan sampai satu tahun dalam penyimpanan alami. Kondisi yang dibutuhkan selama penyimpanan adalah 24-29°C, selama dua minggu setelah pemetikan. Pada kondisi ini akan memperkeras kulitnya. Kondisi penyimpanan selanjutnya adalah suhu 10-13°C dan kelembaban 70-75%. Tempat penyimpanan harus dipilih yang bersih dan mempunyai sirkulasi udara yang baik (Herklots, 1972).
Keistimewaan dari Kabocha antara lain adalah rasanya yang lebih enak dari labu kuning varietas lokal yang kebanyakan ada di Indonesia, keunggulan produksinya, dan dapat tumbuh dan berkembang di kawasan tropik seperti Indonesia. Meski Kabocha dikenal memiliki keistimewaan dibanding sayuran lokal, tetapi jika tidak didukung dengan pengolahan yang benar, maka kualitas hasilnya akan menurun (Anonymousa, 2013).
Kandungan gizi dan manfaat kabocha
Tabel Komposisi Kimia Buah Labu (Cucurbita maxima) 100 g bahan
Komposisi (%b/b) |
Satuan |
Jumlah (kadar dalam produk) |
Kadar Air |
gram |
85-91.2 |
Kadar Protein |
gram |
0.8-2.0 |
Kadar Lemak |
gram |
0.1-0.5 |
Kadar Karbohidrat |
gram |
3.3-11.0 |
Kalsium |
miligram |
14-48 |
Phospor |
miligram |
21-38 |
Besi |
miligram |
70 |
Vitamin A |
IU |
340-7800 |
Vitamin B |
miligram |
0.014 |
Vitamin C |
miligram |
6-21 |
Kalori |
kJ |
85-170 |
Sumber: Direktorat Gizi, DepKes RI (2000)
Kandungan nutrisi di dalam Kabocha sangat baik bagi kesehatan, termasuk
juga untuk bayi dan anak. Di sisi lain, Kabocha juga banyak mengandung
vitamin dan nutrien lain. Kabocha memiliki serat yang tinggi dan rendah
lemak, disamping itu b-karoten yang terbentuk dari pigmen buah yang
berwarna kuning-oranye merupakan prekursor vitamin A yang apabila
dicerna tubuh akan berubah menjadi vitamin A yang bermanfaat sebagai
antioksidan yang dapat mengurangi resiko kanker dan penyakit jantung,
serta menurunkan tekanan darah. Terdapat juga vitamin C, besi, dan
kalium yang dibutuhkan untuk proses metabolisme tubuh. Manfaat lain dari
Kabocha adalah seratnya yang tinggi dapat mengurangi resiko sembelit
(Krisnawati, 2009). Kabocha juga mengandung lutein dan zeaxanthin, dua
kerotenoid yang mirip dengan b-karoten. Hanya kedua substansi ini yang
ada di dalam interior mata, yang mana keduanya melindungi mata dari
kerusakan dan membantu mencegah degenerasi makular (Whang et.al, 1999).
Komposisi
kimia, konsetrasi asam amino dan asam lemak, serta konsentrasi
tokoferol pada labu spesies Cucurbita maxima lebih tinggi dibandingkan
spesies Cucurbita pepo dan Cucurbita moschata (Kim et.al., 2012).
Menurut penelitian Kim et.al (2005), Kabocha merupakan sumber karotenoid
yang tinggi dibanding labu kuning jenis lainnya. Kandungan karotenoid
pada labu Kabocha sebagian besar berupa karoten yang nilainya bisa
mencapai 285.91 mg/100g sedangkan labu kuning biasa hanya 24.62 mg/100g.