Cara Budidaya Jagung Hibrida
Menanam jagung hibrida telah menjadi pilihan populer bagi petani yang menginginkan hasil panen yang lebih besar, berkualitas, dan sesuai dengan kebutuhan pasar. Jagung hibrida adalah varietas jagung yang dihasilkan dari persilangan antara dua atau lebih varietas unggul yang memiliki sifat-sifat yang diinginkan. Dalam praktik pertanian modern, menanam jagung hibrida telah terbukti efektif dalam meningkatkan produktivitas dan menghasilkan tanaman yang tahan terhadap berbagai penyakit dan kondisi lingkungan.
Cara menanam jagung hibrida membutuhkan pemahaman yang baik tentang teknik dan tahapan yang diperlukan. Prosesnya dimulai dengan pemilihan benih jagung hibrida yang berkualitas tinggi sesuai dengan tujuan dan kondisi tumbuh di lahan pertanian. Selanjutnya, persiapan tanah yang optimal menjadi langkah penting sebelum penanaman dilakukan. Tanah harus dibersihkan dari gulma, dicangkul, dan diberikan pupuk yang tepat untuk memastikan nutrisi yang cukup tersedia bagi pertumbuhan tanaman.
Dalam artikel ini, kami akan membahas secara detail langkah-langkah penting dalam menanam jagung hibrida, termasuk persiapan lahan, pemilihan benih yang tepat, teknik penanaman yang efisien, pemeliharaan tanaman, dan strategi pengendalian hama dan penyakit. Dengan pemahaman yang baik tentang cara menanam jagung hibrida, petani dapat mengoptimalkan potensi panen mereka dan memberikan kontribusi positif pada industri pertanian secara keseluruhan.
Pengertian Jagung Hibrida
Jagung hibrida adalah hasil persilangan dua atau lebih jagung yang berbeda secara genetik. Proses persilangan bertujuan untuk menggabungkan sifat-sifat yang diinginkan dari varietas-varietas tersebut, seperti daya tumbuh yang kuat, produktivitas yang tinggi, atau resistensi terhadap penyakit.
Jagung hibrida umumnya menunjukkan efek heterosis, di mana keturunan yang dihasilkan memiliki sifat-sifat yang lebih baik daripada varietas induknya. Persilangan hibrida harus dilakukan kembali setiap musim tanam, karena keturunan tidak stabil dan tidak dapat dipertahankan. Contoh jagung hibrida yang populer adalah jagung hibrida manis (sweet corn).
Teknis Menanam Jagung Hibrida
Persiapa benih jagung hibdrida
Seleksi benih jagung dengan teliti untuk mengoptimalkan hasil, pilih benih jagung hibrida dan sesuaikan dengan musimnya, lakukan perlakuan benih dengan insektisida marshal dan fungisida dimertomorf (Renon, acrobat, sirkus) untuk mencegah penyakit bulai dan hama ulat tanah, semut.
Persiapan lahan
Tanah di gemburkan dengan di cangkul atau di bajak sedalam 25-30 cm, kemudian di ratakan/dihaluskan dengan garu. Buat bedengan bila tanam musim penghujan agar air hujan tidak menggenang. Untuk penanaman musim kemarau tidak perlu pembedengan.
Penanaman jagung
Buat lubang sedalam 5 cm dengan jarak 25cm untuk tanam 2 biji per lubang atau jarak 15cm untuk 1 biji 1 lubang, lalu masukan benih jagung kedalam lubang dan timbun tipis dengan bokashi, kemudian lakukan pengairan bila tanam musim kemarau. Jarak penanaman jagung juga bisa melihat di artikel Jarak Tanaman Jagung Supaya Hasil Panen Jagung Optimal
Pemupukan jagung hibrida
- Pemupukan pertama dilakukan ketika tanaman jagung berumur 15hst, komposisi pupuk : ZA 280kg/ha + SP 100kg/ha + furadan 12kg/ha. cara pemupukan dengan disebar lalu di timbun dengan tanah, kemudian di lakukan pengairan.
- Pemupukan ke 2 dilakukan pada umur 35hst, komposisi pupuk : ZA 350kg/ha + Phonska 200kg/ha. Cara pemupukan seperti pada pemupukan 1.
- Pemupukan ke 3 atau pemupukan penutup dilakukan pada umur 50 hst, komposisi pupuk: Urea 350kg/ha + Phonska 180kg/ha. Cara pemupukan seperti pada pemupukan 1.
Perawatan tanaman jagung hibrida
Pembubunan atau ipuk dilakukan bersaman pada waktu pemupukan. Pembersihan gulma ada 2 cara yaitu :
- Penyemprotan herbisida Calaris untuk gulma umur 5 - 21hst
- Gramoxon untuk gulma umur 40hst keatas.
Pencegahan bundle pada bunga yaitu pemberian insektisida furadan di kucup daun pada tanaman jagung umur 21hst dan 40hst .
Pengairan tanaman jagung dilakukan pada saat setelah pemupukan, dan 2 minggu sekali setelah pemupukan terakhir.
Hama dan penyakit tanaman jagung
Hama Lalat Bibit
Lalat bibit atau yang memiliki nama latinAtherigona exigua merupakan salah satu hama penting dan merugikan di pertanaman jagung. Lalat bibit menyerang tanaman yang masih muda atau yang baru muncul di permukaan. Serangan hama dimulai ketika telur diletakkan oleh imago pada permukaan bawah daun atau batang yang dekat dengan permukaan tanah, selanjutnya telur akan menetas menjadi larva yang kemudian akan melubagi bagian batang jagung dan membuat terowongan hingga ke dasar batang atau titik tumbuh tanaman. Hal ini menyebabkan gejala awal yang terlihat adalah berubahnya warna daun dari hijau normal menjadi kekuningan (klorosis), di sekitar batang yang terserang akan membusuk sehingga tanaman akan menjadi layu, pertumbuhannya kerdil, hingga kematian tanaman.
Cara pengendaliannya dapat dilakukan dengan pergiliran tanaman, menggeser waktu tanam, penggunaan varietas yang tahan, atau dengan memusnahkan larva dan telur serangga yang ada pada tanaman. Pengendalian hayati juga dapat dilakukan dengan Thricogramma spp. yang bisa memarasit telur, Opius sp. atau Tetrastichus sp. yang mampu memarasit larva, dan Clubiona japonicola yang merupakan predator bagi imago lalat bibit. Selain itu, juga dapat menggunakan insektisida kimia dan perlakuan seed treatment, seperti WINGRAN 70WS.
Hama Penggerek Batang Jagung
Penggerek batang jagung atau yang memiliki nama latin Ostrinia furnacalis menyerang tanaman jagung mulai dari fase pertumbuhan vegetatif sampai fase generatif. Imago meletakkan telur pada permukaan bawah daun. Telur yang baru menetas akan menggerek daun muda yang masih menggulung, kemudian menyerang batang hingga ke tongkol. Gejala serangan ditandai dengan adanya liang-liang gerekan pada batang yang dibatasi oleh buku, di setiap gerekan terdapat serbuk sisa hasil gerekan berwarna cokelat, adanya lubang gerekan pada batang membuat tanaman mudah patah atau roboh.
Cara pengendaliannya dapat dilakukan dengan pergiliran tanaman dengan tanaman noninang atau menggunakan pola tanam tumpeng sari jagung dengan kedelai ataupun kacang tanah. Pengendalian hayati dapat menggunakan parasitoid telur, seperti Trichogramma spp., cendawan entomopatogenik Beauveria bassiana dan Metarhizium anisopliae, predator Micraspis sp. dan Cecopet (Euborellia annulata). Pengendalian secara kimia dapat menggunakan Furadan 3G yang diberikan melalui pucuk sebelum berbunga (40 hari) dan diikuti dengan Decis 2,5 EC setelah berbunga.
Hama Penggerek Tongkol
Penggerek tongkol jagung memiliki nama latin Helicoverpa armigera, menyerang tanaman pada fase generatif (45-56 HST). Selain menyerang tongkol, serangga ini juga menyerang pucuk dan malai. Imago meletakkan telur secara tunggal pada permukaan daun dan rambut tongkol. Gejala serangan berupa rambut tongkol terpotong dan pada ujung tongkol terdapat bekas gerekan dan sering ditemukan larva. Larva masuk ke dalam tongkol muda dan memakan biji-biji jagung, sehingga terdapat terowongan bekas gerekan pada tongkol serta bekas gigitan pada biji jagung.
Cara Pengendaliannya dapat dilakukan dengan pengolahan tanah, pergiliran tanaman, mengambil dan memusnahkan larva satu per satu. Secara hayati, dapat menggunakan musuh alami Trichogramma spp, cendawan Metarhizium anisopliae, dan predator Staphylinidae. Secara kimia, dengan penyemprotan insektisida yang dilakukan setelah terbentuk rambut jagung, penyemprotan dapat dengan Furadan 3G atau dengan membuat lubang dekat tanaman, diberi insektisida dan ditutup lagi. Dosis yang digunakan 10 gram tiap meter persegi.
Hama Ulat Tanah
Hama ulat tanah pada tanaman jagung memiliki nama latin Agrotis ipsilon. Hama ini sangat aktif di malam hari dan biasanya bersembunyi di tanah pada siang hari. Hama ini menyerang dengan cara memotong batang tanaman muda berumur 1-3 minggu, sehingga tanaman patah dan mati.
Cara pengendaliannya dapat dilakukan dengan pengolahan tanah, penggunaan mulsa plastik, mengumpulkan dan memusnahkan larva di saat senja hari. Pengendalian hayati dengan Bacilius thuringiensis atau Beauvaria bassiana. Secara kimia, dapat menggunakan insektisida Khlorpirifos (Dursban 20 EC) dan Karbofuran (Furadan 3G).
Hama Ulat Grayak
Dua spesies ulat grayak yang sering ditemukan di pertanaman jagung adalah Spodoptera litura dan spodoptera frugiperda. S. frugiperda merupakan hama invasif yang baru dilaporkan di Indonesia pada awal tahun 2019 yang lalu. Perbedaan signifikan dari morfologi S. frugiperda ini adalah terdapat corak huruf Y terbalik dan terdapat 4 bintik hitam besar pada bagian abdomen. Umumnya, hama ini menyerang tanaman jagung pada malam hari dan bersembunyi di bawah tanaman, mulsa ataupun dalam tanah pada siang hari. Ulat grayak dapat menyerang batang, daun, hingga tongkol jagung. Gejala ditunjukkan dengan daun terserang terlihat berlubang, titik tumbuh terpotong dan terdapat kotoran seperti serbuk gergaji.
Cara pengendaliannya dapat dilakukan dengan menggunakan varietas tanaman yang memiliki daya kecambah yang baik, tanam serempak, pola tanam tumpang sari dengan tanaman noninang ulat grayak, mengumpulkan dan memusnahkan larva dan bagian tanaman yang terserang untuk mencegah penyebaran. Secara kimia, dapat menggunakan Karbofuran (Furadan 3G) dan pengendalian dengan musuh alami, seperti parasitoid Tricogramma spp, predator cocopet, kumbang kepik, dan semut.
BACA JUGA:
- Mengenal Jagung Manis : Cara Menanam, Nama Ilmiah, dan Perawatan
- Alat Tanam Jagung Modern / Seed Corn Planter
- Perbedaan Antara Jagung Hibrida, Komposit, Dan Transgenik
Penyakit pada jagung hibrida
Penyakit yang menyerang tanaman jagung antara lain: bulai, bercak daun, hawar daun, busuk pelepah, busuk batang.
Pengendalianya semprot dengan fungisida mankozeb, metalaksil, carbio.
Panen jagung hibrida
Tanaman jagung dapat dipanen mulai umur 105 hari tergantung dari varietasnya. Cirinya antara lain:
- Daun sudah kering 80%.
- Kulit/klobot jagung sudah kering.
- Buah jagung padat dan keras.
- Warna buah jagung bening/mengkilat.