Kamis, 29 Juni 2023

Pertanian Sayuran Organik

Pertanian sayuran organik semakin mendapatkan perhatian di era modern ini, ketika kesadaran akan pentingnya makanan sehat dan keberlanjutan lingkungan semakin meningkat. Metode pertanian organik ini menekankan penggunaan bahan alami dan prinsip-prinsip ekologis dalam membudidayakan sayuran, yang pada akhirnya menghasilkan hasil panen yang sehat, bebas dari pestisida dan residu kimia.

pertanian organik
Sumber : Greta Hoffman


Dalam artikel ini, kami akan membahas mengapa pertanian sayuran organik menjadi pilihan yang menarik dan apa manfaat yang bisa didapatkan dari pendekatan ini. Kami akan menjelaskan prinsip-prinsip dasar pertanian organik, mulai dari pengelolaan tanah yang berkelanjutan, pengendalian hama organik, hingga pentingnya keanekaragaman hayati dalam pertanian.
 


Arti pertanian organik

Pertanian organik adalah suatu metode budidaya tanaman dan ternak yang mengutamakan penggunaan bahan alami dan prinsip-prinsip ekologis. Dalam pertanian organik, digunakan pendekatan yang berkelanjutan dan tidak menggunakan pestisida sintetis, pupuk kimia, atau bahan tambahan buatan lainnya.

Prinsip dasar pertanian organik melibatkan penggunaan sumber daya alami yang terbarukan, seperti pupuk organik, kompos, dan biopestisida yang terbuat dari bahan-bahan alami. Dalam pertanian organik, juga ditekankan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem dan keberlanjutan lingkungan, dengan memperhatikan pola tanam yang sehat, pengelolaan air yang efisien, dan konservasi keanekaragaman hayati.

Pertanian organik juga melibatkan penggunaan teknik pengendalian hama dan penyakit yang alami, seperti penggunaan predator alami atau penggunaan varietas tanaman yang tahan terhadap serangan hama tertentu. Tanah dalam pertanian organik dikelola dengan prinsip-prinsip peningkatan kesuburan, seperti rotasi tanaman, pengomposan, dan penggunaan hijauan untuk memperbaiki struktur dan kandungan nutrisi tanah.

Pertanian organik bertujuan untuk menghasilkan produk pertanian yang sehat, berkualitas tinggi, dan berkelanjutan. Dalam praktiknya, sertifikasi pertanian organik dapat memberikan label resmi kepada produsen yang mematuhi standar tertentu dalam metode pertanian organik mereka.

Berkembangnya suatu sistem dalam hal ini sistem budidaya, tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan apabila dibandingkan dengan sistem yang lain. Demikian pula sistem pertanian organic mempunyai kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan sistem pertanian non-organik.

Kelebihan pertanian organi

  1. Tidak menggunakan pupuk maupun pestisida kimia sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan, serta produknya tidak mengandung racun.
  2. Tanaman organik mempunyai rasa yang lebih manis dibandingkan dengan tanaman non organik.

Kekurangan pertanian organik

  1. Kebutuhan bahan pendukung (pupuk organik, pestisida hayati0 dan tenaga kerja lebih banyak, terutama untuk pengendalian hama dan penyakit. Umumnya pengendalian hama penyakit dilakukan secara manual.
  2. Penampilan fisik tanaman organik kurang bagus (daun berlubang) bila dibandingkan dengan tanaman non organik.


Pupuk Organik

Pupuk organik merupakan sumber nutrisi tanaman utama dalam pelaksanaan pertanian organik, di mana  keberadaannya akan mempengaruhi terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pupuk organik adalah jenis pupuk yang sumbernya bahannya berasal dari kotoran hewan, bahan tanaman dan limbah, misalnya : pupuk kandang (ternak besar dan kecil), hijauan tanaman rerumputan, semak, perdu dan pohon, limbah pertanaman (jerami padi, batabg jagung, sekam padi) dan limbah agroindustri.

Tanah yang dibenahi dengan pupuk organic mempunyai struktur yang baik dan tanah yang kecukupan bahan organic mempunyai kemampuan mengikat air lebih besar daripada tanah yang kandungan bahan organiknya rendah. Pada umumnya pupuk organik mengandung hara makro N, P, K rendah, tetapi mengandung hara mikro dalam jumlah yang sangat diperlukan pertumbuhan tanaman.

 

BACA JUGA:

Karakter umum yang dimiliki pupuk organik adalah sebagai berikut.

  1. Kandungan hara rendah, kandungan hara pupuk organik pada umumnya rendah tetapi bervariasi tergantung pada jenis bahan dasarnya.
  2. Ketersediaan unsur hara lambat, hara yang berasal dari bahan organic diperlukan untuk kegiatan mikrobia tanah

Sumber bahan pupuk organik

Sumber pupuk organik berasal dari ternak dan tanaman seprti sapi, kerbau, kambing, ayam, kelelawar, jerami padi, batang jagung, seresah/ranting daun, dll. Pupuk organik  (pupuk kandang) merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik disbanding bahan pembenah lainnya. Pada umumnya nilai pupuk yang dikandung pupuk organic terutama unsur makro nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) rendah, tetapi pupuk organic juga mengandung unsur mikro esensial yang lain. Sebagai bahan pembenah tanah, pupuk organic membantu dalam mencegah terjadinya erosi dan mengurangi terjadinya retakan tanah.

Secara umum sumber bahan organik yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik adalah sebagai berikut.
1. Pertanian
Limbah dan residu : Jerami dan sekam padi, gulma, daun, batang dan tongkol jagung, semua bagian vegetative tanama, batang pisang, sabut kelapa. limbah pakan ternak, tepung tulang, cairan proses biogas

2. Industri

Limbah padat dan cair : Serbuk gergaji kayu, blotong, kertas, ampas tebu, kelapa sawit, pemotongan hewan, Alcohol, kertas, kelapa sawit (POME)

3.Limbah Rumah Tangga
Sampah : Tinja, Air kencing, sampah dapur, sampah kota, sampah pemukiman

 

Klasifikasi sayuran

 

sayur organik

Secara garis besar Direktorat Jenderal Hortikultura , Departemen Pertanian membagi jenis Sayuran menjadi tiga kelompok besar, yaitu:

1. Kelompok Sayuran Daun Dan Tunas

Sayuran daun dan tunas adalah kelompok sayuran yang dipanen hasilnya sebagai bahan pangan sayuran dalam bentuk bagian daun muda dan tunas tanaman. Yang termasuk kelompok sayuran daun antara lain: bayam, kubis-kubisan, seledri, daun bawang, daun singkong, katuk, kemangi, daun melinjo, daun kacang panjang. Sayuran tunas mencakup sayuran yang dikonsumsi adalah batang muda seprti kangkung, bayam, asparagus, rebung.

2. Kelompok Sayuran Buah dan Biji

Sayuran buah dan biji dapat berupa buah muda, buah matang dan biji kering. Yang termasuk eklompok sayuran buah antara lain adalah: tomat, kacang panjang, buncis, mentimun, waluh, labu, terung, okra, kapri, cabe, melinjo, jagung muda.

3. Kelompok Sayuran Umbi dan Akar

Kelompok sayuran umbi dan akar mencakup semua jenis sayuran yang panenya berada dlam tanah sebagian atau seluruhnya, atau merupakan bagian pangkal batang. Yang termasuk dlam kelompok ini adalah wortel, lobak, bit, kentang, bawang dan lain.
 

Kesesuaian jenis sayuran sesuai tanah

Pada kondisi pH yang berbeda, ketersediaan unsur hara pun berbeda. Pada tanah asam, unsur besi, tembaga, mangan dan aluminium banyak tersedia, tetapi ketersediaannya bisa menjadi racun bagi tanaman. Beberapa jenis sayuran yang sesuai dengan kondisi derajat keasaman (pH) tanah yaitu:

a. Reaksi tanah : pH 6,0 – 6,8
Jenis sayuran : Bayam, bawang merah, kapri, kara, kubis bunga, selada, seledri, wortel, bit, asparagus

b. Reaksi tanah : pH 5,5 – 6,0
Jenis sayuran : Buncis, kubis kepala, kubis tunas, mentimun, cabai, radis, labu, jagung, ubi jalar, tomat

c. Reaksi tanah : pH 4,8 – 5,
Jenis sayuran : kentang
Reaksi tanah  yang baik untuk pertumbuhan tanaman pada umumnya sektar pH 6,5. Jasad renik dalam tanah hidup subur pada pH tanah netral sampai sedikit masam. Pada kondisi tanah yang masam perlu dinetralkan dengan pemberian kapur pertanian (dolomite).

 

Pestisida organik

Bertanam secara organik tentu menggunakan pestisida yang bersifat organik pula. Pestisida organik adalah jenis pestisida yang digunakan dalam pertanian organik untuk mengendalikan hama, penyakit, dan gulma yang dapat merusak tanaman. Pestisida organik berbeda dengan pestisida sintetis, yang umumnya terbuat dari bahan kimia sintetis.

Pestisida organik menggunakan bahan-bahan alami yang berasal dari sumber daya alam, seperti tumbuhan, mineral, dan mikroorganisme. Bahan-bahan ini memiliki sifat pestisidal atau menghambat pertumbuhan organisme yang merugikan tanaman, namun dengan dampak yang lebih rendah terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.

Penggunaan pestisida organik bersifat ramah lingkungan karena aman bagi ekosistem. Dalam penggunaan pestisida organik harus disesuaikan bahan dengan hama dan penyakit yang akan dikendalikan. 

Fungsi pestisida organik

Adapun fungsi dari pestisida organik adalah sebagai:

  1. Penghambat nafsu makan /anti feedent,
  2. Penolak /repellent,
  3. Penarik/ antractant,
  4. Penghambat perkembangan,
  5. Menurunkan keperidian,
  6. Pengaruh lansung sebagai racun,
  7. Pencegah peletakan telur.

Contoh pestisida alami / pestisida organik

Cara  pembuatan pestisida organik perlu diperhatikan kondisi bahan yang akan dipakai, yaitu berupa bahan segar atau bahan kering. Beberapa pestisida organik yang bisa digunakan untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman sebagai berikut:

1. Jenis bahan : Sirsak
Cara pembuatan : Biji ditumbuk dan dibuat tepung, lalu dicampur dengan air dan disaring
Cara Penggunaan : Disemprotkan ke seluruh bagian tanaman pada pagi atau sore hari
Hama sasaran : Aphid, semut, hama lainnya

2. Jenis Bahan : Tembakau
Cara pembuatan : Rendam batang dan tulang daun dalam air selama 7 hari atau didihkan sebentar. Setelah dingin, disaring
Cara Penggunaan : Disemprotkan ke seluruh bagian tanaman pada pagi atau sore hari
Hama sasaran : Berbagai jenis serangga

3. Jenis bahan : Daun Nimba
Cara Pembuatan : Biji 2 genggam ditumbuk, campur dengan air 1 liter, lalu aduk, diamkan satu malam dan saring, Rebus 1 kg daun segar dalam 5 liter air, diamkan semlam, lalu saring
Cara Penggunaan : Disemprotkan ke seluruh bagian tanaman
Hama sasaran : Berbagai laba-laba, nematode, jenis serangga

4. Jenis bahan : Urine sapi
Cara pembuatan : Campurkan urine sapi dengan rempah-rempah yang telah ditumbuk, diamkan selama 2 minggu, lalu saring
Cara Penggunaan : Semprotkan ke seluruh bagian tanaman dengan dosis 1 l urin dalam 10 liter air
Hama Saaran : thrip, aphid penyakit keriting pada cabai

 

Pola tanam pertanian sayur organik

Budidaya sayuran secara organik bisa diterapkan beberpa pola tanam, hal ini disesuaikan dengan kondisi lahan dan tujuan penanaman. Ada dua pola tanam yang biasa dipakai petani, yakni monokultur dan polikultur.

1. Monokultur

Pola tanam monokultur merupakan cara penanaman dengan satu jenis tanaman dalam satu hamparan areal. Pola tanam ini banyak dilakukan petani yang memiliki lahan khusus dengan pada perawatan yang sungguh-sungguh untuk orientasi komersil. 

Keuntungan pola tanama monokultur adalah memudahkan perawatan tanaman , karena jarak tanam, jadual pemupukan, penyemprotan dan panen sudah jelas. Jenis sayuran yang biasa ditanam dengan pola monokultur adalah bawang merah, bawang putih, cabe.

BACA JUGA:

2. Polikultur

Pola tanam ini merupakan cara penanaman lebih dari satu jenis tanaman pada lahan yang sama. Dalam pola tanam polikultur mempunyai beberapa istilah sebagai berikut:

  1. Tumpang gilir (multiple cropping); menanam lebih dari satu jenis tanaman pada lahan yang sama selama satu tahun untuk memperoleh lebih dari satu hasil panen.
  2. Tanaman Pendamping (companion planting); menanam lebih dari satu tanaman dalam satu bedeng sebagai pendamping jenis tanaman lainnya. Tujuannya untuk saling melengkapi kebutuhan fisik dan unsur hara.
  3. Tanaman campuran (mixed cropping); menanam lebih dari satu jenis tanaman pada satu lahan dan dalam waktu yang sama.
  4. Tumpang sari (intercropping dan interplanting); menanam lebih dari satu jenis tanaman pada suatu lahan dan dalam waktu yang sama dengan barisan-barisan teratur.
  5. Penanaman lorong (alley cropping); menanam tanaman berumur pendek diantara larikan tanaman yang tumbuh cepat dan tinggi serta berumur panjang (tahunan).
  6. Pergiliran tanaman (rotasi tanaman); menanam jenis-jenis tanaman dari family yang berbeda sacara bergantian(bergilir). Tujuannya untuk memutusa siklus hidup hama dan penyakit.

Penutup

Dalam era yang semakin meningkatkan kesadaran akan pentingnya pertanian berkelanjutan dan kesehatan lingkungan, pertanian organik dan penggunaan pestisida organik menjadi pilihan yang menarik bagi para petani dan konsumen yang peduli terhadap makanan sehat. Pertanian organik mempromosikan prinsip-prinsip keberlanjutan, mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, dan memastikan bahwa hasil panen yang dihasilkan bebas dari residu kimia berbahaya. Penggunaan pestisida organik sebagai alat pengendalian hama yang lebih aman dan alami menjadi alternatif yang menarik bagi pertanian konvensional yang bergantung pada pestisida sintetis. Dengan pertanian organik dan pestisida organik, kita dapat memperoleh hasil pertanian yang sehat, berkualitas tinggi, dan berkelanjutan, serta menjaga keseimbangan ekosistem alami. Semoga artikel ini telah memberikan wawasan dan inspirasi bagi pembaca untuk menggali lebih dalam tentang pertanian sayuran organik dan penerapan pestisida organik dalam praktik pertanian. Mari kita berkomitmen untuk menjaga kesehatan tanah, tanaman, dan makanan kita melalui pendekatan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan dalam pertanian.

Admin