Memahami Pupuk Anorganik dan Organik Serta Teknik Pemupukan untuk Pertumbuhan Tanaman yang Optimal
Pemupukan adalah salah satu aspek penting dalam budidaya tanaman yang berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan, produktivitas, dan kesehatan tanaman. Dalam usaha untuk mencapai hasil panen yang optimal, pemahaman tentang pupuk dan teknik pemupukan yang tepat sangatlah penting. Pemupukan yang efektif melibatkan penyediaan nutrisi yang seimbang dan sesuai kebutuhan tanaman, dengan memperhatikan aspek-aspek lingkungan dan sifat tanah.
Artikel ini akan menggali lebih dalam tentang pupuk dan memberikan wawasan mengenai teknik pemupukan yang dapat meningkatkan kualitas dan produktivitas tanaman secara keseluruhan. Kami akan menjelaskan konsep dasar pemupukan, nutrisi penting yang dibutuhkan tanaman, serta berbagai metode dan strategi pemupukan yang dapat diterapkan dalam budidaya tanaman.
Dengan pemahaman yang baik tentang pupuk dan pemupukan, petani dan penghobi berkebun dapat mengoptimalkan pertumbuhan tanaman, meningkatkan kualitas hasil panen, serta meminimalkan penggunaan pupuk yang berlebihan. Dengan demikian, mari kita mempelajari dasar-dasar pupuk dan teknik pemupukan yang efektif untuk mencapai pertumbuhan tanaman yang optimal.
Pengertian Pupuk dan Pemupukan
Pupuk adalah bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara tanaman yang jika diberikan ke pertanaman dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman.
Sedangkan pemupukan adalah penambahan satu atau beberapa hara tanaman yang tersedia atau dapat tersedia ke dalam tanah/ tanaman untuk dan atau mempertahankan kesuburan tanah yang ada yang ditujukan untuk mencapai hasil/produksi yang tinggi.
BACA JUGA:
- Pertanian Organik: Arti, Prinsip, Kelebihan, dan Pengembangan
- Pertanian Sayuran Organik
- Pupuk Organik : Pengertian, Kelebihan, Kekurangan dan Jenis
- Perangkat Uji Pupuk Organik (PUPO) Untuk Uji Pupuk Organik Padat
Pengertian Pupuk Organik dan Anorganik
Ada 2 jenis pupuk yaitu pupuk organik dan anorganik, beirkut penjelasannya di bawah ini.
1. Pengertian pupuk organik
Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri
yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota (sampah).
Pupuk organik berperan pada sifat fisik, kimia dan biologi tanah (Stevenson 1394). Peranan pupuk oganik terhadap sifat fisik tanah adalah memperbaiki struktur tanah; perbaikan sifat kimia tanah, pupuk organik rnenyurnbang hara ke tanah, meningkatkan kapasitas tukar
kation (KTK) tanah, dan perbaikan sifat biologi tanah, pupuk organik yang berasal dari berbagai sumber bahan organik dapat membawa jasad renik yang bemanfaat bagi perbaikan sifat fisik dan kimia tanah. Mutu pupuk organik sangat ditentukan oleh bahan baku yang digunakan dan cara pembuatannya (pengomposan).
2. Pengertian pupuk anorganik
Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk dengan meramu bahan-bahan kimia anorganik berkadar hara tinggi. Misalnya urea berkadar N 45-46% (setiap 100 kg urea terdapat 45-46 kg hara nitrogen) (Lingga dan Marsono, 2000). Pupuk kimia (anorganik) pada dasarnya hanya untuk memenuhi kekurangan hara alami yang diperlukan tanaman untuk dapat tumbuh dan berkembang sampai menghasilkan biji sesuai dengan yang dikehendaki. Untuk itu waktu pemberian dan takaran pupuk yang diberikan hendaknya disesuaikan dengan umur tanaman/stadia pertumbuhan tanaman.
Pupuk anorganik atau pupuk buatan dapat dibedakan menjadi dua yaitu pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya mengandung satu unsur hara misalnya pupuk N, pupuk P, pupuk K dan sebagainya. Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara misalnya N + P, P + K, N + K, N + P + K dan sebagainya (Hardjowigeno, 2004).
Manfaat pupuk organik dan anorganik
Pemberian pupuk baik organik dan anorganik akan meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk, baik efisiensi fisik maupun efisiensi ekonomi. Secara umum manfaat pupuk organik bila dikombinasi dengan pupuk anorganik adalah sebagai berikut;
- Meningkatkan kualitas hasil;
- Meningkatkan kadar bahan organik tanah.
- Menambah unsur hara makro maupun mikro dalam tanah.
- Menambah kandungan bahan organik tanah, yang berperan menciptakan dan memelihara kesuburan tanah.
- Mengefisienkan penggunaan pupuk anorganik dan meniadakan dampak negatifnya.
- Berperan sebagai pembentuk butiran (glanulator) dari butiran-butiran mineral yag mengakibatkan struktur tanah menjadi gembur dalam tanah produktif.
- Mendorong meningkatkan daya tahan air tanah, sehingga tanaman tidak kekurangan air.
- Sebagai sumber tenaga untuk mikro organisme dalam tanah, tanpa bahan organik dalam tanah, kegiatan mikro organisme tanah akan berhenti. Pupuk organik yang merupakan pembentuk koloid humus yang sangat penting dalam pertukaran ion.
Contoh Jenis pupuk organik dan anorganik
1. Jenis- jenis Pupuk Organik
Biocompta
- Nitrogen (0,7 – 1,3 % N) = 15 – 29 kg urea/t bahan
- Fosfat (1,5 – 2,0 % P2O5) = 46 -56 SP-36/t bahan
- Kalium (0,5 – 0,8 % K2O) = 10 – 16 KCl/t bahan
- Kalsium (3,0 – 4,0 % Ca O)
- Magnesium (0,5 – 0,7 % Mg)
- C-Organik (C) = 10,0 – 11,0 %
- C/N ratio = 14,0 - 18,0
- pH = 8,7
Bokaplus
Nitrogen (1,08 % N) = 23,5 kg urea/t bahan
Fosfat (1,35 P) = 37,8 SP-36/t bahan
Kalium (1,20 % K) = 44,2 KCl/t bahan
Kalsium (9,22 % Ca)
Magnesium (1.16 % Mg)
Natrium (Na = 0,21 %
Besi (fe) 0,35 ppm
Mangan (Mn) = 335 ppm
Zn = 91 ppm
Cu = 33 ppm
Kompos Jerami
- Nitrogen (1,10 N) = 23,6kg urea/t bahan
- Fosfat (0,13 % P), 16,7 kg SP-36/t bahan
- Kalium (0,32 % K) = 11,8 kg KCl/t bahan
- Kalsium (0,42 % Ca)
- Magnesium (1.15% Mg)
- Natrium (Na = 0,03 %)
- Besi (fe) = 290 ppm
- Zn = 9 3 ppm
- Cu = 54 ppm
Kompos Bokasi
- Nitrogen (0,54 % n) = 11,6 kg urea/t bahan
- Fosfat (0,54 % P) = 69,2 SP-36/t bahan
- Kalium (0,19 % K) = 7 kg KCL/t bahan
- Kalsium (1,77) % Ca O
- Magnesium (0,45 % Mg)
- Natrium (Na = 0,10 %
- Besi (fe) = 2,26 %
- Mangan (Mn) = 571 ppm
- Zn = 167 ppm
- Cu = 54 ppm
Panen Mas
- Notrogen (1,26 % N) = 27 kg urea/t bahan
- Fosfat (0,50 % P) = 64,12 SP-36/t bahan
- Kalium (0,19 % K) = 7 kg KCL/t bahan
- Kalsium (4,18 % Ca)
2. Jenis –jenis pupuk anorganik
No. Jenis Pupuk Kandungan Hara
- Urea 45% N
- ZA 22 % N, 21% S
- SP36 36 %P2O5
- KCL 60 % K20
- Phonska 15% N, 15% P2O5, 15% K2O
- NPK 20:10:10 20%N, 10%P2O5, 10% K2O
Tentang pupuk anorganik
Pupuk anorganik atau pupuk buatan dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
- Pupuk tunggal
- Pupuk majemuk.
Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya mengandung satu unsur hara misalnya pupuk N, pupuk P, pupuk K dan sebagainya. Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara misalnya N + P, P + K, N + K, N + P + K dan sebagainya (Hardjowigeno, 2004).
Ada beberapa keuntungan dari pupuk anorganik, yaitu :
- Pemberiannya dapat terukur dengan tepat,
- Kebutuhan tanaman akan hara dapat dipenuhi dengan perbandingan yang tepat,
- Pupuk anorganik tersedia dalam jumlah cukup
- Pupuk anorganik mudah diangkut karena jumlahnya relatif sedikit dibandingkan dengan pupuk organik.
Pupuk anorganik mempunyai kelemahan, yaitu selain hanya mempunyai unsur makro, pupuk anorganik ini sangat sedikit ataupun hampir tidak mengandung unsur hara mikro (Lingga dan Marsono, 2000).
Peranan unsur hara makro terhadap tanaman
Nitrogen (N)
Sumber utama nitrogen adalah nitrogen bebas (N2) di atmosfer, yang takarannya mencapai 78% volume, dan sumber lainnya senyawa-senyawa yang tersimpan dalam tubuh jasad. Nitrogen sangat jarang ditemui karena sifatnya yang mudah larut dalam air (Poerwowidodo, 1992).
Nitrogen diserap oleh tanaman sebagai NO3- dan NH4+ kemudian dimasukkan ke dalam semua gas amino dan Protein (Indrana, 1994). Ada juga bentuk pokok nitrogen dalam tanah mineral, yaitu nitrogen organik, bergabung dengan humus tanah ; nitrogen amonium dapat diikat oleh mineral lempung tertentu, dan amonium anorganik dapat larut dan senyawa nitrat (Buckman dan Brady, 1992). Nitrogen yang tersedia tidak dapat langsung digunakan, tetapi harus mengalami berbagai proses terlebih dahulu. Pada tanah yang immobilitasnya rendah nitrogen yang ditambahkan akan bereaksi dengan PH tanah yang mempengaruhi proses nitrogen. Begitu pula dengan proses denitrifikasi yang pada proses ini ketersediaan nitrogen tergantung dari mikroba tanah yang pada umumnya lebih menyukai senyawa dalam bentuk ion amonium daripada ion nitrat (Jumin, 1992).
Peranan utama nitrogen (N) bagi tanaman adalah merangsang pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang, cabang dan daun. Selain itu, nitrogen pun berperan penting dalam pembentukan zat hijau daun yang sangat berguna dalam proses fotosintesis
Kekahatan atau defisiensi nitrogen menyebabkan proses pembelahan sel terhambat dan akibatnya menyusutkan pertumbuhan. Selain itu, kekahatan senyawa protein menyebabkan kenaikan nisbah C/N, dan kelebihan karbohidrat ini akan meningkatkan kandungan selulosa dan lignin. Ini menyebabkan tanaman jagung yang kahat akan nitrogen tampak kecil, kering, tidak sekulen, dan sudut daun terhadap batang sangat runcing (Poerwowidodo, 1992).
Salah satu bentuk pupuk N yang banyak digunakan adalah urea (CO(NH2)2). Urea dibuat dari gas amoniak dan gas asam arang. Persenyawaan kedua zat ini malahirkan pupuk urea dengan kandungan N sebanyak 46% (Lingga dan Marsono, 2002).Urea termasuk pupuk yang higroskopis (mudah menarik uap air). Pada kelembaban 73%, pupuk ini sudah mampu menarik uap air dan udara. Oleh karena itu urea mudah larut dan mudah diserap oleh tanaman (Lingga dan Marsono, 2002). Urea dapat membuat tanaman hangus, terutama yang memiliki daun yang amat peka.
Phosphor (P)
Paling sedikit ada empat sumber pokok fosfor untuk memenuhi kebutuhan akan unsur ini, yaitu pupuk buatan, pupuk kandang, sisa-sisa tanaman termasuk pupuk hijau, dan senyawa asli unsur ini yang organik dan anorganik, yang terdapat dalam tanah (Buckman dan Brady, 1992).
Unsur P diserap tanaman dalam bentuk ortofosfat primer, H2PO4. menyusul kemudian dalam HPO42-. Species ion yang merajai tergantung dari PH sistem tanah-pupuk-tanaman, yang mempunyai ketersediaan tinggi pada pH 5,5-7. kepekatan H2PO4 yang tinggi dalam larutan tanah memungkinkan tanaman mengangkutnya dalam takaran besar karena perakaran tanaman diperkirakan mempunyai 10 kali penyerapan tanaman untuk H2PO4 dibanding untuk HPO42- (Poerwowidodo, 1992).
Bentuk P yang lain yang dapat diserap tanaman adalah pirofosfat dan metafosfat. Kedua bentuk ini misalnya terdapat Tanaman juga menyerap P dalam bentuk fosfat organik, yaitu asam nukleat dan phytin. Kedua bentuk senyawa ini terbentuk melalui proses degradasi dan dekomposisi bahan organik yang langsung dapat diserap oleh tanaman (Hakim, dkk.,1986).
Ketersediaan phospor di dalam tanah ditentukan oleh banyak faktor, tetapi yang paling penting adalah pH tanah. Pada tanah ber-pH rendah (masam), phospor akan bereaksi dengan ion besi (Fe) dan aluminium (Al). reaksi ini akan membentuk besi fosfat atau aluminium fosfat yang sukar larut di dalam air sehingga tidak dapat digunakan oleh tanaman. Pada tanah ber-pH tinggi (basa), phospor akan bereaksi dengan ion kalsium. Reaksi ini membentuk kalsium fosfat yang sifatnya sukar larut dan tidak dapat digunakan oleh tanaman. Dengan demikian, tanpa memperhatikan pH tanah, pemupukan phospor tidak akan berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman (Novizan, 2002).
Menurut Buckman dan Brady (1992), bahwa fosfor dapat berpengaruh menguntungkan pada pembelahan sel dan pembentukan lemak serta albumin, pembungaan dan pembuahan, termasuk proses pembentukan biji, perkembangan akar, khususnya akar lateral dan akar halus berserabut, kekuatan batang, dan kekebalan tanaman terhadap penyakit tertentu.
Kalium (K)
Menurut Buckman dan Brady (1992), berbagai bentuk kalium dalam tanah digolongkan atas dasar ketersediaannya menjadi 3 golongan besar yaitu bentuk relatif tidak tersedia, mudah tersedia, dan lambat tersedia.
Senyawa yang mengandung sebagian besar bentuk kalium ini adalah feldspat dan mika, lebih lanjut dijelaskan oleh Mulyani (1999), bahwa sumber-sumber kalium adalah beberapa jenis mineral, sisa-sisa tanaman dan jasad renik, air irigasi serta larutan dalam tanah, dan pupuk buatan
Unsur ini diserap tanaman dalam bentuk ion K+ dan dapat dijumpai di dalam tanah dalam jumlah yang bervariasi, namun jumlahnya dalam keadaan tersedia bagi tanaman biasanya kecil. Kalium ditambahkan ke dalam tanah dalam bentuk garam-garam mudah larut seperti KC1, K2SO4, KNO3, dan K-Mg-SO4. Mekanisme penyerapan K mencakup aliran massa, konveksi, difusi, dan serapan langsung dari permukaan zarah tanah (Poerwowidodo, 1992).
BACA JUGA:
Mesin Proses Produksi Pengolahan Kompos - Daftar Harga Mesin Kompos / Pupuk Organik
Pemberian pupuk dengan metode 5 TEPAT
1. Tepat Waktu
Tepat waktu berperanan sangat penting dalam pengaplikasian pupuk, hal tersebut berkaitan dengan bio ekologi tanah, dan bio ekologi tanaman
2. Tepat Jumlah
Pupuk yang digunakan harus sesuai dengan dosis dan konsentrasi, dosis merupakan jumlah pupuk yang diaplikasikan dalam satuan luas bidang sasaran (Kg/Ha,) sedangkan konsentrasi jumlah kandungan unsur hara yang terdapat dalam Pupuk itu sendiri (dinyatakan dgn %
3. Tepat Jenis
Penggunaan Pupuk (jenis dan kandungan unsure hara), harus sesuai dengan kebutuhan tanaman
4. Tepat Cara
Tepat cara menyangkut pemilihan dan penggunaan alat aplikasi yang tepat, agar pupuk yang diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan tanaman dalam jumlah yang memadai untuk memberikan efek yang nyata.
5. Tepat aplikasi
Tepat aplikasi merupakan cara pengaplikasian pupuk yang berkaitan dengan lingkungan dan jenis pupuk yang diberikan.