Tanaman Koka : Sejarah, Klasifikasi, Ciri Ciri, dan Kegunaan
Tanaman koka adalah tanaman yang termasuk kedalam famili Erythroxylaceace yang berasal dari Amerika Selatan. Tanaman ini dulunya dikenal sebagai tanaman obat obatan namun sekarang dikenal sebagai bahan baku untuk narkotika jenis kokain yang berbahaya bagi tubuh. Dalam artikel kali ini, kita akan membahas tentang sejarah, klasifikasi, ciri ciri, dan kegunaan tanaman koka. Berikut pembahasannya.
Sejarah Singkat Tanaman Koka
Tanaman koka (Erythroxylum coca) adalah tumbuhan asli di barat laut Amerika Selatan dan memainkan peran penting dalam budaya Andes tradisional. Daun koka berisi alkaloid kokain, yang merupakan dasar bagi obat kokain, sebuah stimulan kuat. Tanaman ini telah lama digunakan oleh penduduk setempat untuk efek stimulannya, namun juga diklasifikasikan sebagai narkotika karena efek adiktifnya. Daun koka kadang-kadang dikunyah untuk menimbulkan sensasi segar, tetapi memiliki kandungan kokain yang membuatnya menjadi narkotika yang sangat berbahaya. Seorang apoteker asal Prancis bernama Angelo Mariani bahkan pernah mengolah wine dengan campuran koka. Tanaman koka telah lama menjadi bagian penting dari sejarah, budaya, dan kontroversi terkait penggunaannya.
Klasifikasi Tanaman Koka
- Kerajaan: Plantae
- Divisi: Magnoliophyta
- Kelas: Magnoliopsida
- Ordo: Malpighiales
- Famili: Erythroxylaceae
- Genus: Erythroxylum
- Spesies: E. coca
Ciri Ciri Tanaman Koka
Tanaman koka memiliki ciri atau morfologi sebagai berikut.
Bentuk
Tanaman ini berbentuk semak duri hitam, dan tumbuh hingga mencapai tinggi 2–3 m.
Daun
Cabang tanaman koka tumbuh lurus, dan daunnya memiliki warna hijau yang gelap, tipis, berbentuk oval, dan berujung runcing. Keunikan terletak pada adanya dua garis melengkung membujur yang mengelilingi daun, satu di setiap sisi, dan yang paling terlihat terletak di bagian bawah daun. Daunnya kadang-kadang dimakan oleh larva ulat bulu Eloria noyesi. Bila dikunyah seperti mengunyah sirih, lama kelamaan menimbulkan sensasi segar.
Bunga
Bunga tanaman koka memiliki ukuran kecil dan tergolong dalam kelompok kecil yang tersusun di tangkai yang pendek. Mahkotanya terdiri dari lima daun bunga berwarna kuning putih, dengan kepala putik yang berbentuk hati, dan tiga karpel yang bersatu membentuk tiga ovarium pada putiknya. Seiring berjalannya waktu, bunga tersebut akan berubah menjadi beri berwarna merah.
Kegunaan Tanaman Koka
Dikutip dari website Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Tengah, suku Indian di Amerika Selatan mulanya mempunyai kebiasaan mengunyah daun Koka atau membuatnya menjadi teh dan dikonsumsi sejak lebih dari 5.000 tahun yang lalu.
Tujuan mengonsumsi daun Koka awalnya adalah untuk penahan lapar, mengurangi rasa sakit, meningkatkan stamina tubuh dan untuk ritual keagamaan tertentu.
Tanaman Koka menjadi bahan dasar dari narkotika jenis Kokain yang mengandung alkaloid. Sebelum ditemukan obat bius masa kini, tanaman Koka merupakan bahan anestesi lokal terbaik pada masanya.
Seiring perkembangan zaman, pemanfaatan tanaman Koka berkembang luas dan dijadikan sebagai komoditi bisnis illegal yang melahirkan kartel-kartel narkoba internasional. Kokain pada akhirnya resmi dilarang karena mempunyai tingkat ketergantungan yang tinggi bagi orang yang mengonsumsinya.
Di Indonesia saat ini pengguna kokain terhitung jarang mengingat peredaran narkotika yang berasal dari jenis narkotika alami (tumbuhan) ini kecil dan sulit didapatkan.
Kandungan tanaman Koka merupakan 18 alkaloid yang sudah teridentifikasi yaitu, tropan, pirolidin, cis dan trans-sinamolkokain, benzoilekgonin, metilekgonin, pseudotropin, benzoiltropin, tropakokain, a dan b-truxilline, higrin, cuscohigrin, nikotin dan kokain sebagai alkalid utama.
Meskipun daun Koka bisa meningkatkan stamina tubuh, tetapi penggunaan daun Koka secara berlebihan bisa menyebabkan masalah malnutrisi, kelelahan, masalah pada gigi dan kulit serta meningkatnya denyut jantung dan tekanan darah. Penyalahgunaan Kokain dapat meningkatkan angka kesakitan dan kematian.