Sabtu, 23 September 2023

Budidaya Tanaman Sayur Kangkung Darat

Tanaman sayur kangkung adalah salah satu jenis sayuran yang populer dan sering digunakan dalam masakan Asia. Kangkung memiliki daun hijau yang lebar dan batang yang lunak, membuatnya cocok untuk berbagai jenis hidangan. Selain memiliki rasa yang enak, kangkung juga kaya akan nutrisi yang baik untuk kesehatan tubuh.

budidaya kangkung darat


Kangkung tumbuh sebagai tanaman tahunan dan termasuk dalam keluarga Convolvulaceae. Tanaman ini biasanya tumbuh di air, seperti sawah, danau, atau sungai, meskipun juga dapat tumbuh dengan baik di tanah yang lembab. Kangkung memiliki daun berbentuk hati yang biasanya berwarna hijau gelap atau ungu dan dapat tumbuh hingga mencapai panjang sekitar 20 hingga 30 sentimeter. Batangnya berair dan lunak dengan akar yang merambat ke dalam air atau tanah.

Varietas Kangkung

Ada beberapa varietas kangkung yang dikenal, termasuk kangkung air  yang emmiliki nama latin Ipomoea aquatica var. aquatica  dan kangkung darat  dengan nama ilmiah Ipomoea aquatica var. reptans. Kangkung air biasanya ditemukan tumbuh di air, seperti sawah atau kolam, sementara kangkung darat tumbuh lebih subur di tanah yang lembab dan tidak selalu berada di dalam air.
 

Tahap Budidaya kangkung darat

Dalam artikel kali ini akan berfokus pada budidaya tanam kangkung darat.

Persiapan lahan

Untuk menyiapkan lahan diperlukan alat dan bahan sebagai berikut:

  • Cangkul untuk menggemburkan, menghaluskan tanah, membuat bedengan, dan membuat saluran air.
  • Hand traktor untuk meratakan tanah.
  • Garu untuk meratakan tanah.
  • Kapur pertanian untuk meningkatkan pH tanah, (hingga mendekati pH toleran 5,5 - 6,5), bila pH tanah lebih kecil dari 5,5 harus dikapur pertanian (Dolomit)
  • pH Meter/kertas lakmus untuk mengetahui tingkat keasaman tanah
  • Pupuk kandang/kompos (bahan organik) untuk memperbaiki sifat fisik tanah,yaitu struktur tanah serta menambah bahan organik dan unsur-unsur hara baik makro dan mikro yang diperlukan tanaman.
  • g. Pupuk anorganik (Urea, SP-18, KCI) untuk menambah unsur hara di dalam tanah.


Prosedur pelaksanaan

  • Lahan dibentuk mengikuti topografi lahan yang ada. 
  • Dibuat bedengan dengan panjang maksimum 5 m (disesuaikan pada kondisi lahan untuk memudahkan di dalam pemeliharaan tanaman), tinggi 20-30 cm, lebar bedengan 1m jarak antar bedengan ± 30 cm. Tinggi dan lebar parit disesuaikan dengan keadaan musim saat penanaman. 
  • Pada musim hujan tinggi bedengan 50 cm agar perakaran tanaman tidak terendam air sewaktu hujan deras (drainase harus baik).
  • Berikan kapur apabila diperlukan dengan dosis yang disesuaikan dengan derajat keasaman (pH) tanah. Setiap kenaikan satu point pH tanah dibutuhkan kurang lebih 1 ton/ Ha. Kapur yang telah dihaluskan ditaburkan ke bedengan kemudian diaduk agar merata dengan tanah.
  • Pemberian pupuk dasar berupa pupuk kandang/kompos sebanyak 20 ton/ha, Urea 50 Kg/Ha, SP 18 100 Kg/Ha.
  • Penebaran jerami sebanyak kurang lebih 5 Kg/m2 secara merata di atas permukaan tanah sebagai mulsa (sebagai penutup tanah untuk mencegah penguapan yang berlebihan dan juga untuk mencegah pertumbuhan gulma).

Penyiapan Benih

Penyiapan benih adalah menyediakan bibit/benih bermutu dari varietas yang unggul dan sehat, dengan tujuan mampu berproduksi sesuai dengan keunggulan varietas, sehat, dan mempunyai daya adaptasi yang baik.

Dalam penyiapan benih, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Pemilihan benih

  • Varietas unggul.
  • Benih yang dipilih merupakan benih yang jelas varietasnya (tepat jenis disesuaikan dengan selera konsumen)
  • Varietas memiliki daya adaptasi yang tinggi dengan ekosistem setempat.

Benih kangkung
CEK Benih Kangkung Darat | Kangkung Cabut Curah  di Tokopedia
 

2. Mutu benih

  • Tingkat kemurnian > 95%.
  • Daya kecambah > 90% 
  • Bebas dari biji gulma dan cacat.
  • Benih sehat dan bebas dari OPT.

3. Sumber benih

  • Penangkar benih setempat yang telah berpengalaman dalam memproduksi benih/di dalam pembinaan instansi yang terkait.
  • Perusahaan bibit/benih dalam negeri atau benih-benih introduksi.

Tahap Penanaman

Pada tahap ini adalah menanam bibit di lahan pertanaman untuk menumbuh kembangkan tanaman sampai siap dipanen.

a. Penanaman kangkung darat ada tiga cara

  1. Cara tugal yang disesuaikan dengan jarak tanam
  2. Dengan cara garit
  3. Dengan cara sebar

b. Penanaman kangkung darat cara tugal lebih efisien dalam penggunaan benih, pupuk dan penyulaman serta pengendalian gulma. Penanaman kangkung darat secara tugal tidak akan menyebabkan terjadinya persaingan antar tanaman dan tanamannya lebih sehat.

c. Penanaman kangkung darat dengan cara garit menyebabkan penggunaan pupuk kandang /buatan lebih besar dibandingkan dengan cara tugal

d. Penanaman kangkung darat dengan cara sebar lebih praktis namun penggunaan dan pupuk lebih banyak.

e. Untuk menghindari kelayuan setelah penanaman, tanah disiram sehingga kondisi tanah lembab.

f. Penanaman bibit sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum jam 09.00 atau sore hari setelah jam 15.30 untuk menghindari stres karena terik matahari.

g. Buat lubang tanam dan diisi kompos, dengan dosis 1/2 kg per lubang tanam.

h. Lubang yang sudah berisi kompos disiram lebih dahulu supaya lembab, kemudian kompos dipanja/dilubangi dengan kayu supaya memudahkan penanaman.

Prosedur pelaksanaan

  • a. Penanaman kangkung darat cara tugal disesuaikan dengan jarak tanam, per lubang 2-3 butir benih.
  • b. Penanaman kangkung darat secara garit, benih diletakkan di dalam garitan sesuai dengan panjang bedengan
  • c. Penanam an kangkung secara sebar, benih di sebar berdasarkan luas bedengan secara merata sesuai luasan bedengan (kerapatan/density) kemudian ditutup dengan jerami agar kelembaban terjaga dipertahankan serta perkecambahan dapat dipercepat.
  • d. Setelah penanaman dilakukan penyiraman

Pemupukan Susulan

Tahap pemupukan susulan adalah memberikan unsur hara tambahan atau susulan pada tanaman untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman dan untuk menjamin pertumbuhan tanaman secara optimal sehingga menghasilkan tanaman yang bermutu yang baik.

  • Pupuk anorganik yang digunakan adalah Urea 50 Kg/Ha atau sesuai dengan anjuran setempat
  • Pupuk Urea diberikan pada saat tanaman berumur 15 hari setelah Tanam (HST)
  • Pupuk NPK (16-16-16) susulan diberikan pada saat tanaman berumur 15 Hari Setelah Tanam (HST), diberikan dalam bentuk larutan dengan dosis 4 gram /1,6 liter air/M2


 Prosedur Pelaksanaan

  • Siram pupuk Urea 50 Kg/Ha dan NPK (16-16-16) yang dicairkan dengan konsentrasi 4 gram /1,6 liter air /M2 .
  • Penentuan dosis dan kebutuhan pupuk sebaiknya atas dasar hasil analisis tanah bila memungkinkan.

Penyiraman

Tahap penyiraman adalah memberikan air sesuai kebutuhan tanaman pada daerah perakaran dengan air yang memenuhi standar pada waktu, cara, dan jumlah sampai pada kondisi kapasitas lapang (tanah pada kondisi lembab), untuk menjamin kebutuhan air bagi tanaman sehingga pertumbuhan maksimal.

  • Air yang digunakan untuk menyiram adalah air bersih yang tidak tercemar limbah.
  • Untuk menyalurkan air, gunakan alat bantu berupa selang, pompa air, atau gembor.
  • Penyiraman dilakukan 2 kali setiap hari, pada pagi dan sore hari, tergantung kebutuhan.
  • Pada musim penghujan, intensitas penyiraman dikurangi agar tanah tidak terlalu lembab.

Prosedur Pelaksanaan

  • Genangi parit antar bedengan sampai mencapai 2/3 tinggi bedengan sambil air disiramkan ke masing-masing tanaman.
  • Bedengan disiram menggunakan gembor apabila air tidak cukup untuk menggenangi bedengan

Hama dan Penyakit tanaman

Tindakan yang memadukan satu atau lebih teknik pengendalian OPT (O rganism e Pengganggu Tanaman) berupa hama, patogen, dan gulma yang dikembangkan dalam satu kesatuan
atau dengan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) untuk mencegah kerugian eknomi berupa kehilangan hasil (kuantitas) dan penurunan mutu (kualitas) produk.
Alat dan bahan yang digunakan adalah:

  • Sprayer digunakan untuk menyemprotkan bahan pengendalian ke tanaman.
  • Bahan pengendali OPT (pestisida, agen hayati), untuk mengendalikan OPT.
  • Jangan menggunakan pestisida yang bersifat sistemik

Prosedur Pelaksanaan

  • Lakukan pengamatan secara rutin pada kondisi pertanaman. Utamakan pengendalian secara mekanis dan kultur teknis (tanaman yang terserang hama/penyakit dicabut dengan tangan atau pisau, dibuang dan dibakar atau dikubur sejauh mungkin dari lokasi kebun).
  • Lakukan prosedur pengendalian dengan cara penyemprotan pestisida secara selektif apabila tanaman terserang OPT.
  • Hentikan penyemprotan minimal 2 minggu sebelum panen.
  • Pencampuran pestisida dengan air dilakukan secara hati- hati dan tidak menyebabkan pencemaran lingkungan.
  • Musnahkan pestisida yang tidak habis, botol atau kaleng bekas wadah di tempat pembuangan limbah
  • Cuci bersih peralatan setelah dipergunakan.
  • Buang limbah pencucian ke dalam bak peresapan dan tidak boleh mencemari sumber air.

Pengendalian Hama

a. Hama Pemakan daun (ulat grayak/Spodoptera litura)
Gejala: Sayur yang terserang pada bagian daun menjadi berlubang, selanjutnya kangkung darat akan rusak dan rontok.
Pengendalian:

  • Cara mekanis: lakukan sanitasi lingkungan, dengan mengumpulkan tanaman yang terserang, kemudian dimusnahkan.
  • Cara Kimia : penyemprotan pestisida dilakukan sesuai dengan rekomendasi dan atau sesuai dengan petunjuk pada label penggunaan.

Pengendalian Penyakit

a. Busuk Batang
Gejala: pda bagian batang tanaman terjadi pembusukan pada usia muda, biasanya terjadi pada perubahan cuaca (dari musim kemarau ke hujan atau sebaliknya).
Penyebab: cendawan
Pengendalian :

  • Cara Mekanis: tanaman yang terkena serangan dicabut dandimusnahkan
  • Cara Kimia: rendam benih dengan fungisida berbahan aktif azoksisitrobin 250gr/ltr atau propineb 70%

Penanggulangan Defisiensi Unsur Hara

Defisiensi unsur hara dikenal sebagai penyakit fisiologis merupakan gejala yang muncul karena kekurangan salah satu atau lebih unsur hara. Untuk mengetahui adanya gejala ini harus dilakukan pengamatan dan analisa secara cermat. Penyakit fisiologis yang paling banyak ditemukan pada tanaman kangkung darat di Indonesia adalah defisiensi unsur hara boron, kalium.

a. Defisiensi unsur boron
Gejala :

  • Tanaman tumbuh kerdil dengan ruas-ruas yang pendek. 
  • Batang tanaman kaku dan terdapat beberapa luka/retakan yang mengeluarkan lendir coklat kekuningan.
  • Batang ini mudah sekali patah. Jika gejala berlanjut hingga tanaman dewasa maka tanaman sulit menghasilkan sayur. 
  • Apabila sayur terbentuk pun bentuknya abnormal.

Pengendalian :

  • Gunakan pupuk mikro yang mengandung unsur boron seperti borate atau fertibor dengan dosis sesuai dengan anjuran.
  • Penyemprotan pupuk daun yang mengandung unsur mikro boron seperti multimicro (B 0,3%) atau CaB (B 2%) dosis 1 - 2 ml/l. P emberian pupuk daun diberikan pada pagi hari

b. Defisiensi unsur kalium
Gejala :

  • Terdapat perubahan tepi daun dari warna hijau menjadi kuning muda. 
  • Semakin lama, warna kuning berubah menjadi kecoklatan dan salah satu sisinya robek makin lama seolah-olah membentuk gerigi pada tepi daun tersebut. 
  • Tanaman yang kekurangan kalium mempunyai daya tahan yang rendah terhadap serangan OPT dan tidak tahan kekeringan. 
  • Selain itu tanaman mudah rebah karena serat-seratnya lemah.

Pengendalian :

  1. Komposisi pemupukan unsur hara makro NPK harus tepat dan seimbang.
  2.  Tambahkan pupuk susulan berupa K N 0 3 dengan konsentrasi 5 g/l.
  3. Penyemprotan pupuk daun yang mengandung unsur kalium tinggi.

c. Defisiensi unsur Magnesium
G ejala: kekurangan megnesium terlihat pada daun tua. Di antara tulang daun terlihat klorosis, warna daun menguning dan terdapat bercak-bercak merah kecoklatan
sedangkan tulang daun tetap berwarna hijau.
Pengendalian :

  • Pengapuran dengan dolomit (C aC 03M gC03) dosis 1 ,5 - 2 ton/ha
  • Penyemprotan pupuk daun yang mengandung unsur magnesium.

Panen

panen kangkung

 

Kegiatan memanen kangkung darat yang telah siap panen sesuai persyaratan yang telah ditentukan untuk memperoleh hasil sesuai dengan persyaratan yang diminta pasar.

  • Keranjang untuk wadah kangkung darat yang telah dipanen.
  • Tali untuk mengikat seperti tali rapia
  • Penentuan saat panen dapat dilakukan dengan cara mengamati penampakan fisik kangkung darat dan umur tanaman

Waktu dan Cara Panen

  1. Panen sebaiknya dilakukan pada sore hari karena cahaya matahari tidak terlalu panas.
  2. Panen dilakukan dengan mencabut tanaman kangkung darat beserta akarnya 3. Panen dilakukan terhadap kangkung darat yang sudah benar- benar siap panen, yaitu berdasarkan umur (25 HST) atau dapat dilakukan berdasarkan ukuran tinggi tanaman (kurang lebih 40 Cm).
  3. Kangkung darat yang telah dipanen dikumpulkan di keranjang, diberi alas dan diletakkan di tempat yang teduh.
  4. Penumpukan kangkung darat dilakukan secara hati-hati dan tidak terlalu tinggi
  5. Selesai panen kangkung secepatnya dipindahkan ke tempat penampungan

Pasca panen dan pengemasan

Kegiatan sortasi, pencucian, pengikatan dan pengemasan kangkung darat untuk mendapatkan kangkung dengan standar mutu yang baik dan seragam. Peralatan untuk tahap ini sebagai berikut :

  • Timbangan, untuk menimbang kangkung
  • Tali untuk mengikat kangkung darat
  • Bak pencucian untuk mencuci akar kangkung

 Prosedur Pelaksanaan

  1. Sortasi Kangkung
    • Di tempat penampungan dilakukan penyortiran kangkung dipilih kangkung yang mulus, ukuran merata, bentuknya normal, tidak luka, tidak terserang penyakit, tidak ada cacat fisik, tidak ada noda getah, tidak ada bintik-bintik kehitaman, tidak ada noda kudis (scab).
    • Sisa tanam an yang tidak terpakai dibuang dalam keranjang sampah.
  2. Penimbangan
    • Setelah disortasi tanaman, dicuci dan diikat dengan pengikat tali dan di m asukkan dalam wadah dan ditimbang sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
    • Kemasan harus bersih dan bebas dari semua benda asing.
  3. Pengemasan kangkung darat
    • Kangkung darat diikat dengan tali dan disusun ke dalam keranjang panen atau kemasan lain atau bahan lain yang tidak merusak produk kangkung darat


Admin