Jumat, 11 Agustus 2023

MOL ( Mikro Organisme Lokal) : Cara Pembuatan Dari Bahan Bonggol Pisang, Nasi Basi dan Daun Gamal

Pertanian organik dan berkelanjutan semakin menjadi perhatian utama di seluruh dunia, karena kita semakin menyadari pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem dan mengurangi penggunaan bahan kimia. Salah satu inovasi yang menarik dalam pertanian organik adalah penggunaan MOL atau Mikro Organisme Lokal. MOL adalah campuran mikroorganisme yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas tanah, mendukung pertumbuhan tanaman, dan mengurangi dampak negatif lingkungan. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara rinci cara pembuatan MOL menggunakan bahan-bahan alami seperti bonggol pisang, nasi basi, dan daun gamal.

Semuanya berawal dari penggunaan pupuk anorganik di Indonesia mampu meningkatkan hasil pertanian, namun tanpa disadari penggunaan pupuk anorganik secara terus menerus berdampak tidak baik bagi sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, hal ini menyebabkan kemampuan tanah mendukung ketersediaan hara dan kehidupan mikroorganisme dalam tanah menurun. 

gambar pertanian organik
Pertanian organik didukung dengan mol untuk menggantikan pupuk anorganik


Kondisi ini terjadi karena tingkat kesuburan dan bahan organik tanah mengalami penurunan, oleh karena itu jika tidak segera diatasi maka dalam jangka waktu tidak terlalu lama lahan-lahan tersebut tidak mampu lagi berproduksi secara optimal dan berkelanjutan. 


Solusi untuk mengatasi masalah ini adalah mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan menerapkan sistem pertanian organik. Pertanian organik merupakan sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu. Sistem pertanian ini pada dasarnya adalah mengoptimalkan produktivitas agroekosistem secara alami sehingga menghasilkan pangan yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan.

Pertanian organik bila diusahakan secara intensif dapat mengembalikan kesuburan tanah walaupun membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencapai tingkat kesuburan tanah seperti pada saat sebelum penggunaan pupuk dan pestisida anorganik yang berlebihan. Lahan pertanian di Indonesia banyak yang mengalami degradasi, ditunjukkan dengan semakin menurunnya kandungan unsur hara, dan bahan organik dalam tanah, serta meningkatnya pencemaran lahan pertanian karena limbah pestisida. Penggunaan pestisida dalam kurun waktu yang panjang berdampak pada kehidupan biota tanah. 


Pupuk kimia tertentu yang berkonsentrasi tinggi dalam waktu yang panjang menyebabkan terjadi penurunan kesuburan tanah karena kekurangan unsur hara lainnya terutama unsur hara mikro dan bahan organik tanah. Permasalahan degradasi lahan dapat dikendalikan dengan penerapan pengolahan lahan secara berkelanjutan melalui pemanfaatan potensi bahan organik yang berasal dari lingkungan sekitar.

Pupuk organik mempunyai kelebihan antara lain meningkatkan kesuburan kimia, fisik, dan biologi tanah, serta mengandung zat pengatur tumbuh yang penting untuk pertumbuhan tanaman. Penggunaan pupuk cair dengan memanfaatkan jenis mikro organisme lokal (MOL) menjadi alternatif penunjang kebutuhan unsur hara dalam tanah.


Penggunaan MOL sangat murah dan efisien karena larutan MOL menggunakan bahan alami yang terdapat di lingkungan sekitar, serta pembuatannya yang sederhana. MOL dapat bersumber dari bermacam-macam bahan lokal, antara lain urin sapi segar, batang pisang, daun gamal, buah-buahan, nasi basi, sampah rumah tangga, rebung bambu, serta rumput gajah juga dapat berperan dalam proses pengolahan limbah ternak, baik limbah padat untuk dijadikan kompos, serta limbah cair ternah untuk dijadikan Bio-urine. Limbah pertanian berupa empelur buah kakao banyak yang tidak dimanfaatkan sehingga bisa juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan MOL. 


Larutan MOL mengandung unsur hara makro, mikro, dan mengandung mikroorganisme yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan, dan agen pengendali hama dan penyakit tanaman sehingga baik digunakan sebagai dekomposer, pupuk hayati, dan pestisida organik. 


Pengertian mol

Mikroorganisme Lokal ( MOL) Mikrooganisme merupakan makhluk hidup yang sangat kecil dengan kemampuan sangat penting dalam kelangsungan daur hidup biota di dalam biosfer. Mikroorganisme digolongkan ke dalam golongan protista yang terdiri dari bakteri, fungi, protozoa dan algae.

mol


Mikroorganisme lokal (MOL) adalah hasil fermentasi yang berbahan dari berbagai sumber daya yang tersedia setempat. MOL mengandung unsur mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang tumbuhan, dan sebagai pengendali hama dan penyakit tanaman, sehingga MOL dapat digunakan baik sebagai decomposer, pupuk hayati dan sebagai pestisida organik terutama fungisida. 



Bahan utama dalam pembuatan MOL terdiri dari tiga komponen antara lain :


  1. Karbohidrat berasal dari air cucian beras, nasi basi, singkong, kentang, gandum, rebung, rumput gajah, dan daun gamal;
  2. Glukosa dari gula merah, cairan gula pasir, dan air kelapa;
  3. Sumber mikroorganisme berasal dari keong mas, kulit buah-buahan, air kencing, dan terasi.


Mikro organisme membutuhkan sumber energi, sumber nitrogen, vitamin dan mineral untuk dapat tumbuh dan berfungsi secara normal, komponen – komponen tersebut diperoleh dari bahan yang akan ditambahkan padda saat pembuatan MOL. 


Bahan-bahan tersebut mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi, sehingga dapat digunakan sebagai sumber energi bagi pertumbuhan mikroorganisme. semua mikroorganisme yang tumbuh pada bahan-bahan tertentu membutuhkan zat organik untuk pertumbuhan dan metabolismenya.

Mikro organisme yang tumbuh dan berkembang pada suatu bahan dapat menyebabkan berbagai perubahan pada komposisi kimia dan perubahan lain yang dapat dilihat dari luar, misalnya perubahan warna, pembentukan lendir, pembentukan endapan dan kekeruhan, pembentukan gas, aroma asam, aroma alkohol, aroma busuk dan beberapa perubahan lainnya.

Air kelapa sebagai bahan pembuat mol

  • Salah satu bahan pembuatan mol, adalah air kelapa. Air kelapa merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme selama proses fermentasi karena air kelapa mengandung :
  • 7,27% karbohidrat
  • 0,29% protein, dan
  • 1,7-2,6% Glukosa


Kandungan glukosa yang terdapat pada air kelapa sangat baik sebagai sumber energi bagi mikoorganisme dalam pembuatan MOL. 


Kualitas Larutan MOL Bahan organik memiliki peranan penting sebagai sumber karbon, dalam pengertian luas sebagai sumber pakan, dan juga sebagai sumber energi untuk mendukung kehidupan dan berkembangbiaknya berbagai jenis mikroba tanah.
Penurunan kandungan bahan organik tanah menyebabkan mikroba dalam tanah mengalami defisiensi.

Fermentasi dalam proses pembuatn mol

Larutan MOL adalah larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar dari berbagai sumber daya yang tersedia setempat. Larutan MOL mengandung unsur hara mikro dan makro dan juga mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan, dan sebagai pengendali hama dan penyakit tanaman, sehingga MOL dapat digunakan baik sebagai dekomposer, dan pupuk hayati.

Larutan MOL harus mempunyai kualitas yang baik sehingga mampu meningkatkan kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman secara berkelanjutan. Kualitas merupakan tingkat yang menunjukkan serangkaian karakteristik yang melekat dan memenuhi ukuran tertentu.

Faktor-faktor yang menentukan kualitas larutan MOL antara lain :

  1. Media fermentasi
  2. Kadar bahan baku atau substrat
  3. Bentuk dan sifat mikroorganisme yang aktif di dalam proses fermentasi
  4. pH
  5. Temperatur
  6. Lama fermentasi
  7. Rasio C/N larutan MOL.


Fermentasi merupakan aktivitas mikroorganisme baik aerob maupun anaerob yang mampu mengubah atau mentransformasikan susunan struktur molekul menjadi lebih sederhana. 


Fermentasi dapat terjadi karena ada aktivitas mikroorganisme penyebab fermentasi pada substrat organik yang sesuai, proses ini dapat menyebabkan perubahan sifat bahan tersebut. Mikroorganisme merupakan faktor utama dalam proses fermentasi sehingga harus memenuhi syarat- syarat tertentu antara lain :

  1. Mikrooganisme harus mampu menghasilkan perubahan-perubahan senyawa yang dikehendaki secara optimal
  2. Mempunyai sifat-sifat yang tetap, dan tidak mengalami perubahan karena nutrisi atau lingkungan.


Bakteri lebih menyukai pH netral, sedangkan jamur aktif pada pH asam. Pada umumnya pertumbuhan fungi dipengaruhi oleh faktor substrat, kelembaban, suhu, derajat keasaman substrat (pH), dan senyawa-senyawa kimia di lingkungannya.

Perubahan pH pada tahap awal fermentasi larutan MOL hingga akhir fermentasi larutan MOL menunjukkan proses fermentasi berjalan dengan baik. Hal ini menunjukkan aktivitas mikroorganisme, baik bakteri maupun jamur adalah optimum. Derajat keasaman pada awal proses fermentasi akan mengalami penurunan karena sejumlah mikroorganisme yang terlibat dalam proses fermentasi mengubah bahan organik menjadi asam organik.

Proses selanjutnya, mikroorganisme dari jenis lain akan mengkonversi asam organik yang telah terbentuk sehingga memiliki derajat kemasaman yang tinggi.
 

1. Pembuatan MOL dari Bonggol Pisang

Bahan Membuat MOL Bonggol Pisang:

  • Bonggol pisang 1 kg
  • Tetes 200 cc
  • Leri/air cucian beras 2 liter


Cara Membuat MOL Bonggol Pisang:

  1. Bonggol pisang dilumatkan atau diblender
  2. Campurkan tetes dengan air cucian beras
  3. Masukkan semua bahan ke dalam jerigen, tutup rapat
  4. Fermentasikan selama 2 minggu
  5. Buka tutup setiap pagi selama -/+ 5 menit untuk membuang gas yang terbentuk agar tidak meledak


Cara Aplikasi:

  • Untuk Penyemprotan
  1. 10 ml MOL dicampur dengan air bersih 1 liter (2 gelas Aqua dicampur 14-15 liter air). Semprotkan secara merata pada seluruh bagian tanaman.
  2. Penyemprotan dilakukan pada pagi/sore hari pada umur 10 HST, 20 HST, 30 HST dan 40 HST.
  3. Cocok digunakan pada tanaman pangan dan palawija (padi, jagung, kedelai, dll) sebagai zat perangsang pertumbuhan pada fase vegetatif
  •  Untuk Pembuatan Kompos
  1. Campurkan 1 liter MOL dengan 5 liter air, tambahkan gula merah 1 ons. 
  2. Aduk sampai larut dan semprotkan atau disiramkan pada bahan kompos


 

2. Pembuatan MOL dari Daun Gamal

Kualitas MOL yang baik terdapat pada komposisi bahan baku yang tinggi. Semakin banyak bahan organik yang dirombak maka proses perkembangbiakan mikroorganisme juga akan meningkat sehingga kandungan N-total yang terbentuk mengalami peningkatan. Salah satunya adalah mol bahan daun gamal.

MOL daun gamal dengan konsentrasi 300 g daun gamal dan lama fermentasi tiga minggu memberikan kualitas larutan MOL yang baik digunakan sebagai pupuk cair.

Kegunaan Larutan MOL Lahan pertanian di Indonesia banyak yang mengalami degradasi, ditunjukkan dengan semakin menurunnya kandungan unsur hara, dan bahan organik dalam tanah, serta meningkatnya pencemaran lahan pertanian karena limbah pestisida.

Penggunaan pupuk cair dengan memanfaatkan jenis mikroorganisme lokal (MOL) menjadi alternatif penunjang kebutuhan unsur hara dalam tanah.

MOL daun gamal dikatakan sebagai pestisida nabati karena daun gamal berfungsi sebagai pengendali hama ulat dan hama penghisap (kutu), sebagai akarisida (pengendali tungau) dan fungisida.
MOL daun gamal selain sebagai pestisida nabati juga dapat digunakan penyubur tanaman karena MOL daun gamal mengandung unsur N yang cukup.

Bahan

  • Daun gamal (daun gamal tua dan daun gamal muda) 500 g
  • Gula merah 100 g
  • Air kelapa 1 liter.


Peralatan

  • Stoples plastik
  • Gelas ukur
  • Botol aqua
  • Selang plastik
  • Blender
  • Saringan
  • Spidol
  • Pisau
  • Timbangan
  • Erlenmeyer
  • pH meter
  • beaker glass


Pembuatan Larutan MOL:  

  1. Larutan MOL dibuat dengan mencampurkan air kelapa dengan daun gamal yang telah dihaluskan dengan blender
  2. Kemudian ditambahkan dengan gula merah.
  3. Larutan MOL yang telah tercampur dimasukkan ke dalam stoples plastik kemudian ditutup dengan tutup stoples dan difermentasikan sesuai perlakuan yaitu satu minggu, tiga minggu, dan lima minggu.
  4. Setelah fermentasi larutan tersebut disaring ke dalam Erlenmeyer.
  5. Hasil saringan merupakan larutan MOL yang siap dipakai sebagai dekomposer dan juga sebagai pupuk hayati.


 

3. Pembuatan MOL dari Nasi Basi

Bahan dan alat yang digunakan adalah :

  1. Nasi basi 1 mangkok sebagai sumber karbohidrat dan sumber mikroorganisme dari jamur
  2. Gula pasir 5 sendok makan sebagai sumber makananan bagi bakteri
  3. Air 1 liter
  4. Wadah/ember


Cara pembuatan :

  1. Letakkan nasi basi terlebih dahulu pada tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung dan diamkan selama kurang lebih 2 hari hingga ditumbuhi jamur berwarna oranye.
  2. Kemudian masukkan 5 sdm gula pasir dan 1 liter air ke dalam wadah atau ember dan aduk hingga larut sempurna.
  3. Setelah itu, masukkan nasi yang sudah berjamur ke dalam wadah, tambahkan gula pasir dan diaduk hingga tercampur merata.
  4. Selanjutnya, tutup rapat wadah dan diamkan selama beberapa hari hingga berbau seperti bau tape.


Cara pengaplikasian:

  • Sebagai dekomposer
    • MOL dicampurkan dengan air dengan perbandingan 1:5 (1 bagian MOL: 5 bagian air).
    • Kemudian siramkan MOL pada bahan organik yang akan dibuat kompos.
  • Sebagai pupuk kocor
    • Sebanyak 300 ml MOL dicampurkan dengan 10 liter air, kemudian kocorkan pada tanaman dengan dosis 250 ml/tanaman.
    • MOL nasi ini bisa juga langsung disemprotkan ke tanaman, akan tetapi sebaiknya jangan terkena batang dan daun.


Memperbanyak mol

Selain cara pembuatan MOL di atas, perlu diketahui juga bahwa MOL adalah sekumpulan mikroorganisme yang ternyata juga dapat diternakkan. Ini karena sistem pembuatan MOL pada dasarnya adalah memperkembangbiakkan bakteri mikroorganisme yang semulanya sedikit menjadi banyak. 

Jika kita mempunyai 1 liter MOL yang sudah jadi, maka kita hanya perlu membaginya menjadi dua bagian. Bagian tersebut kemudian dimasukkan ke dalam suatu wadah dan ditambahkan air sebanyak 1 liter dan juga ditambahkan gula pasir sesuai takaran seperti di atas. 

Setelah itu, wadah ditutup rapat dan ditunggu hingga cairan menjadi pekat. Bila itu sudah terjadi itu tandanya MOL sudah terbentuk. Selanjutnya, kegiatan ini bisa dilakukan berulang kali hingga MOL baru menjadi banyak.

Penutup

Pembuatan MOL dari bonggol pisang, nasi basi, dan daun gamal adalah langkah kreatif dalam mendukung pertanian organik dan berkelanjutan. Dengan mengoptimalkan mikroorganisme lokal, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi tanaman, tanah, dan ekosistem secara keseluruhan. Dengan mengikuti langkah-langkah pembuatan MOL ini, Anda dapat turut berkontribusi dalam mengembangkan pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
 

Admin