Cara Pruning Tanaman Kelapa Sawit Supaya Hasil Meningkat
Pruning atau pemangkasan merupakan salah satu teknik penting dalam budidaya tanaman kelapa sawit yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen. Pruning dilakukan dengan menghapus sebagian daun, ranting, atau pelepah yang sudah tidak produktif atau mengganggu pertumbuhan tanaman. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi cara-cara pruning yang efektif untuk tanaman kelapa sawit guna mencapai hasil panen yang lebih tinggi.
Meski pruning cukup penting dilakukan, dalam pelaksanaan pruning kelapa sawit harus dilakukan secara hati-hati, mengingat jumlah pelepah sangat mempengaruhi banyaknya TBS (Tandan Buah Segar) yang mampu dihasilkan oleh pohon sawit. Sejumlah penelitian telah membuktikan semakin banyak pelepah yang dimiliki tanaman, maka semakin tinggi pula daya produksinya karena proses fotosintesisnya semakin besar.
Namun di sisi lain, pelepah yang terlalu banyak juga akan menimbulkan kesulitan tersendiri pada saat proses pemanenan, termasuk banyak berondolan yang tersangkut di pelepah. Sedangkan apabila jumlah pelepahnya terlalu sedikit, maka jumlah bunga jantan yang dimiliki oleh pohon sawit tersebut malah akan semakin meningkat.
Idealnya, jumlah pelepah yang dimiliki oleh pohon sawit muda yaitu 48-56 pelepah serta 40-48 pelepah pada pohon sawit tua.
BACA JUGA : Daftar Peralatan Perawatan, Panen Kepala Sawit dan Mesin Pencacah Pelepah
Jadwal pruning kelapa sawit
Pruning pada kelapa sawit punya jadwal tertentu. Selain itu pruning ini sebaiknya dilakukan pada saat yang tepat sebelum musim produksi mencapai puncak, sehingga panen dapat dilakukan dengan lebih efektif dan selama masa kemarau.
Berikut waktu runing kelapa sawit yang perlu diketahui agar produktivitas meningkat:
1. Pruning Sanitasi
Pruning sanitasi dikerjakan guna membersihkan tanaman kelapa sawit dari pelepah-pelepah yang mengganggu dan menjaga tingkat keseimbangannya. Waktu pengerjaan pemangkasan ini bertepatan dengan saat melakukan kastrasi yakni ketika tanaman sudah berusia sekitar 17-19 bulan.
2. Pruning Pertama
Umumnya pemangkasan pertama dilakukan sebelum proses pemanenan yang pertama kali dilaksanakan. Caranya adalah membuang seluruh pelepah yang terletak di bawah TBS yang posisinya paling rendah sehingga pertumbuhan TBS akan lebih optimal.
3. Pruning Usia 4 Tahun
4 tahun setelah pemangkasan pertama, tanaman kelapa sawit harus dipangkas lagi. Umumnya pada umur segini pohon sawit sudah memiliki pelepah dalam jumlah yang cukup banyak. Adapun metode pemangkasannya harus dilakukan melalui dua tahap.
Pertama, membuang 4 lingkaran pelepah apabila tanaman memiliki 8 lingkaran pelepah. Selanjutnya pada 2-3 bulan kemudian, 4 lingkaran pelepah sisanya tadi dibuang asalkan hanya sampai pada 2 pelepah di bawah TBS yang matang.
5. Pruning 5-7 Tahun
Kelapa sawit yang telah berusia 5 hingga 7 tahun perlu dipangkas secara berkala setiap setahun sekali. Caranya dengan membuang semua pelepah yang berada sampai 2 pelepah di bawah TBS yang masak. Untuk menjaga tingkat keseimbangan struktur pohon kelapa sawit, usahakan pohon tersebut masih mempunyai 48-64 pelepah.
6. Pruning 8-14 Tahun
Umumnya, proses pengerjaan pelakasanaan pemangkasan tumbuhan sawit yang berumur 8-14 tahun mirip seperti pemangkasan pada usia 5-7 tahun di atas. Seluruh pelepah yang tumbuh sampai 2 pelepah di bawah TBS yang masak perlu dibuang. Namun bedanya jumlah pelepah yang masih tertinggal di pohon kelapa sawit berkisar antara 40-48 pelepah atau 5-6 lingkaran pelepah.
7. Pruning 15 Tahun
Kegiatan pruning kelapa sawit yang dilakukan pada usia 15 tahun masih sama seperti yang dilakukan pada usia 8-14 tahun. Namun perlu diperhatikan bahwa jumlah pelepah yang tetinggal setelah pengerjaan pemangkasan dan pemanenan harus 32 pelepah atau 4 lingkaran pelepah.
Tips melakukan pruning pada tanaman kelapa sawit:
- Potong semua daun yang sudah mati atau hampir mati;
- Hitung jumlah daun yang tersisa dan tentukan daun mana yang perlu dipangkas;
- Potong daun sedekat mungkin dengan batang, tanpa merusak kelapa di sekitarnya, daun lainnya, atau batang sawit;
- Setelah dipangkas, potong setiap daun menjadi dua bagian, dan letakkan bagian bawahnya (bagian tangkai tebal dengan duri tajam) di tumpukan daun di belakang pohon untuk menghindari risiko terluka;
- Tempatkan bagian atas potongan daun di tumpukan daun pada sisi kanan dan kiri pohon sawit sehingga terlihat seperti ‘bentuk kotak’.
Dengan mengumpulkan pelepah sawit dalam wadah berbentuk kotak, unsur hara dan materi organik akan tersebar, dan pelepah akan cepat terurai karena tumpukan tidak terlalu tinggi.
Mengumpulkan pelepah juga menyediakan ruang yang lebih luas bagi petani untuk bergerak dengan leluasa, dan mencegah erosi tanah.