Rabu, 10 Juli 2024

Alat dan Bahan dalam Metode Kultur Jaringan Tumbuhan



Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan membutuhkan ruangan-ruangan yang  dipisahkan berdasarkan fungsinya. Selain itu diperlukan pula peralatan dan bahan untuk mendukung proses di laboratorium kultur jaringan. 



Alat dan Bahan dalam Metode Kultur Jaringan Tumbuhan

Nama Peralatan Laboratorium Kultur Jaringan Beserta Gambar dan Fungsi

Beberapa peralatan lab kultur jaringan antara lain : oven, magnetic stirrer, destilator, autoclave, lemari es, laminar airflow, pinset, scalpel, spatula, rak inkubasi, bunsen, aluminium foil, karet, plastik gulung, batang pengaduk kaca.  Gambar atau foto beberapa alat tersebut dapat dilihat di bawah ini.

1.  Laminar Air flow Cabinet (LAF)

Laminar Air flow Cabinet

Kabinet yang digunakan untuk isolasi, inokulasi dan subkultur. Laminar air-flow cabinet ini harus steril dan bebas dari debu yang dilengkapi dengan UV, lampu neon dan blower. Kabinet ini dapat diganti dengan enkas (kotak tertutup yang terbuat dari kaca atau triplek dengan
permukaan licin putih.

BACA JUGA : Laminar Air Flow Lokal

2. Oven

 

OVEN UNTUK PENGERING ALAT-ALAT LAB KULTUR JARINGAN

Oven digunakan dalam lab kultur jaringan berfungsi untuk mengeringkan alat-alat setelah disterilkan.

3. Autoclave

peralatan lab kultur jaringan - autoclave
Peralatan lab kultur jaringan - autoclave

Fungsi autoclave dalam kultur jaringan  untuk mensterilkan alat-alat seperti botol kultur, pinset, scalpel, dan media kultur.

4. Water Destilator


 

Water destillator di lab kultur jaringan berfungsi untuk destilasi air sehingga diperoleh aquadest

BACA JUGA : Pengenalan Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

5. Hotplate + Stirrer


 Fungsi : Hotplat + stirrerr berperan untuk menghomogenkan senyawa￾senyawa dalam media kultur dan untuk memanaskan media padat (agar).


6. Lemari Pendingin


 Lemari es berfungsi sebagai  tempat untuk menyimpan stok-stok media kultur agar tidak cepat rusak

7. Rak inkubasi

RAK KULTUR JARINGAN

 Rak inkubasi berfungsi untuk meletakkan botol-botol kultur setelah proses penanaman yang dilengkapi dengan lampu neon sebagai sumber cahaya, diletakkan   pada ruang dengan pendingin ruangan sehingga suhu terkontrol, dan harus dijaga kebersihannya. Rak dapat terbuat dari kaca atau triplek yang permukaannya putih.

8. Shaker Kultur Jaringan

 

Shaker Kultur Jaringan

Shaker di laboratorium kultur jaringan adalah alat penggojog botol kultur dan digunakan untuk mengocok eksplan yang ditanam pada media kultur cair.

BACA JUGA : Anggrek Shaker - Alat Pengocok Botol Kultur

9. Botol - botol media kultur jaringan

Botol - botol media kultur jaringan
 

Botol-botol tempat media  berfungsi sebagai tempat menanam eksplan kultur jaringan. Ukuran botol bervariasi dan disesuaikan dengan kebutuhan kultur jaringan. Pemilihan botol diusahakan yang mulut botolnya kecil, bening dan tahan terhadap tekanan dan suhu tinggi.

Bahan-bahan yang diperlukan dalam metode kultur jaringan tumbuhan

Bahan-bahan yang diperlukan dan biasa digunakan dalam metode kultur jaringan adalah media MS (Murashige and Skoog), yang terdiri dari makronutrien, mikronutrien, vitamin, iron, zat pengatur tumbuh (ZPT), myoinositol, sukrosa dan agar. Bahan-bahan seperti makronutrien, mikronutrien, vitamin, zpt, dan iron biasanya dibuat dalam bentuk larutan stok (media yang lebih pekat), sehingga pada saat akan membuat media, cukup mengambil larutan stok yang sudah dibuat.

Pembuatan stok bertujuan untuk mempermudah dibandingkan setiap kali membuat media harus menimbang (Edhi Sandra, 2013).

Pada pembuatan stok media, pemberian label pada botol larutan stok juga jangan sampai lupa dan harus benar agar mempermudah pada saat akan membuat media kultur.
Selain media kultur jaringan, ada beberapa bahan yang digunakan untuk sterilisasi eksplan, diantaranya adalah detergen, alkohol, clorox, aquadest steril, dan spiritus yang dapat digunakan untuk sterilisasi permukaan LAF atau untuk cairan dalam bunsen.

Media MS merupakan media kultur jaringan yang banyak digunakan untuk mengkulturkan berbagai jenis tanaman, karena media ini mengandung unsur hara makro dan mikro yang lebih lengkap dibandingkan penemu-penemu sebelumnya. Setelah penemuan media MS, banyak berkembang modifikasi-modifikasi media untuk tujuan tertentu, antara lain :

  • Media Nitsch & Nitsch (1969) untuk kultur anther
  • Media SH (Schenk & Hidebrant) untuk kultur kalus monokotil dan dikotil (Edhi Sandra, 2013). 
  • Media VW (Vacin & Went) dan media organik yang digunakan untuk perbanyakan anggrek
  • Media WPM (Woody Plant Media) untuk tanaman berkayu, atau tanaman perdu atau pohon berkayu.

Admin