Teknik Budidaya Matoa

Yuk Bagikan ..

Pohon buah Matoa (Pometia pinnata) adalah salah satu pilihan yang menarik untuk dibudidayakan di daerah tropis. Buah Matoa yang lezat dan pohonnya yang indah membuatnya semakin populer di kalangan petani dan pecinta tanaman. Dalam artikel ini, kami akan membahas teknis budidaya pohon buah Matoa agar Anda dapat memulai perjalanan budidaya Anda sendiri.

Syarat Tumbuh Pohon Matoa

Sebelum masuk ke tata cara budidaya pohon buat matoa, cek terlebih dahulu lokasi lahan yang Anda rencanakan. Supaya proses penanaman bisa maksimal.

Iklim

  • Curah hujan yang tinggi (>1200 mm/tahun).
  • Suhu 22 derajat hingga 28 derajat Celcius
  • Cahaya dengan intensitas cahaya yang mengenai pohon matoa berkisar antara 70 – 100%.

Media tanam

  • Matoa dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, mulai  dari berlempung sampai berpasir, berbatu, dan berkarang dengan drainase baik sampai buruk (kadang tergenang)
  • Tumbuh baik pada daerah yang kondisi tanahnya kering (tidak tergenang) dengan lapisan tanah yang tebal.
  • Topografi tempat tumbuh matoa bervariasi dari datar, bergelombang, maupun pada daerah berlereng dengan kelerengan landai sampai curam.
  • Beberapa pohon tumbuh di tepi sungai atau danau yang tanahnya selalu lembab, dan di pinggir jurang.

Menurut Soetisna et.al., (1994), di luar habitat aslinya, pertumbuhan pohon matoa yang terbaik pada ketinggian 0- 120 m dpl; di hutan lindung Cyclop mulai dari ketinggian 50-70 m dpl dan berasosiasi dengan Intsia sp. , Planconella sp. dan Palaqium sp. (jenis-jenis dari suku Meliaceae).

Teknik Budidaya Matoa.

Menyiapkan bibit matoa

Sumber bibit atau perbanyakan bibit matoa bisa dilakukan dengan 2 cara, yaitu :

  1. Teknik generatif
  2. Teknik vegetatif

1. Perbanyakan cara Generatif

Menurut BPTP Papua, (2014), perbanyakan secara generatif yaitu dengan menggunakan biji. Penanaman matoa oleh masyarakat umumnya dilakukan dengan menempatkan biji secara langsung di tempat penanaman atau dengan memindahkan anakan yang tumbuh secara alami ke tempat penanaman yang diinginkan. Pohon hasil perbanyakan dengan biji mulai berbuah pada umur 4 – 5 tahun.

Pada perbanyakan dengan biji sebaiknya terlebih dahulu disemaikan dalam polybag dan jika sudah cukup kuat dapat dilakukan pemindahan ke lapangan/kebun.

Setelah disemai, biarkan sampai bibit memiliki tinggi batang sekitar 10-15 cm. Kemudian pindahkan kepolibag, Rawat lah bibit sampai ketinggian batang mencapai 40-50 cm sebelum di tanam ke lahan tanam permanen.
Jarak tanam yang umum adalah 8 sampai 12 meter.

2. Perbanyakan bibit matoa secara vegetatif

Menurut BPTP Papua, (2014), Tanaman matoa dapat pula diperbanyak secara vegetatif dengan cangkok, stek maupun sambung. Tanaman yang diperbanyak dengan cangkokan sudah mulai berbuah pada umur 2 – 3 tahun
Sedangkan untuk bibit dari hasil cangkokan/vegetatif, maka perlu memilih pohon induk yang sudah terbukti menghasilkan buah dengan kualitas super, baik rasanya maupun ketahanan terhadap penyakit. Setelah cangkokan mengeluarkan akar, potong dan pindahkan ke plastik polibag yang telah diisi dengan campurantanah gembur dan pupuk kandang, rawat bibit sampai mengeluarkan banyak akar dan terlihat tanda-tanda bibit tumbuh (Biji bersemi, 2015).

Membuat lubang tanam

Budidaya matoa dapat  di tanah langsung dan juga bisa di pot sebagai tanaman buah dalam pot, namun buah matoa yang di tanam dalam pot tidak dapat menghasilkan buah yang maksimal karena ruang tumbuhnya terbatas.
Buat lubang tanam dengan ukuran 50 cm x 50 cm dengan kedalaman 50-60 cm dengan jarak antar tanaman 8 m – 12 m.
Kemudian isi lubang tanam 2/3 bagian dengan pupuk kandang. Biarkan lubang 1 bulan sebelum penanaman agar pupuk kandang tercampur dengan tanah .

Pemindahan ke lahan

Pemindahan bibit muda ke lahan kebun harus secara hati-hati. Upayakan untuk tidak menarik bibit tersebut seacara langsung agar tidak merusak sistem akar tanaman. Sobek plastik polibag dangan menggunakan pisau tajam, lalu keluarkan tanaman secara perlahan . Masukkan bibit pohon matoa di lahan yang sudah tersedia lalu timbun dengan sisa tanah dan pupuk yang masih ada.

Pemeliharaan

Pemeliharaan biasanya hanya  dengan membersihkan gulma di sekitar anakan pada waktu anakan masih kecil. Setelah pohon cukup kuat bersaing dengan tanaman lain biasanya dibiarkan begitu saja tanpa perawatan dan pemeliharaan.

Pemupukan tanaman matoa sejak saat tanam. Penggunaan jenis pupuk  adalah pupuk organik 5 kg, SP 36 1 kg, Urea 0,5 kg, dan Kapur 1 kg.

Campur semua pupuk menjadi satu dengan tanah galian. Biarkan bagian atas selama 4-6 hari kemudian tanami dengan bibit matoa.

Pemangkasan saat usia matoa mencapai 3 tahun penanaman. Hal ini bertujuan agar pohon matoa menghasilkan banyak cabang. Sehingga peluang setiap cabang menghasilkan buah akan lebih besar.

pohon matoa

Panen dan pasca panen

Pohon matoa mulai berbunga setelah 2 tahun (untuk pembibitan vegetatif) atau 4-5 tahunan untuk metode bibit generatif.
Buah matoa siap panen setelah 2 bulan dari keluarnya bunga, pemanenan matoa bisa  2 kali dalam 1 tahun. Metode panen dengan cara memanjat pohonnya lalu memetiknya dan mengumpulkannya dalam wadah yang bersih. Pisahkan buah matoa yang sudah dipetik dari tangkai buahnya.

Penanganan pasca panen matoa yang baik untuk meningkatkan mutu buah dan memperkecil kehilangan hasil serta meningkatkan harga jual buah matoa dengan pengepakan. Pembuatan kemasan buah matoa supaya menarik dengan mengaturnya dalam wadah piring stratofen dan membungkusnya dengan plastik bening.

Penutup

Budidaya pohon buah Matoa dapat menjadi investasi yang menguntungkan dalam jangka panjang. Dengan pemilihan lokasi yang tepat, persiapan tanah yang baik, perawatan tanaman yang cermat, dan perlindungan dari hama dan penyakit, Anda dapat menghasilkan buah Matoa yang lezat dan sehat. Semoga artikel ini memberikan panduan yang berguna untuk memulai budidaya pohon buah Matoa Anda sendiri.

Scroll to Top