Tanaman Kakao / Pohon Coklat : Pengertian, Sejarah , Klasifikasi, Morfologi, dan Varietas

Yuk Bagikan ..

Tanaman kakao (Theobroma cacao) yang juga populer dengan sebutan pohon coklat adalah tanaman yang memiliki peran penting dalam industri kakao dan cokelat. Kakao adalah bahan baku utama untuk pembuatan cokelat dan berbagai produk turunannya. Artikel ini akan menjelaskan pengertian, asal, klasifikasi, serta morfologi dari tanaman kakao.

Apa itu tanaman Kakao ?

Saat orang Indonesia mudah menyebut 1 kata yaitu kakao, di luar negeri ada perbedaan penyebutan yaitu cocoa dan cacao. Apa bedanya? Kedua kata tersebut berasal dari kata Theobroma cacao, klasifikasi taksonomi pohon kakao. Di seluruh dunia ada aliran pemikiran yang berbeda tentang bagaimana istilah ini harus digunakan. Ada yang mengatakan “cacao” berlaku untuk tingkat pertanian/asal (polong, biji, pohon), dan “cocoa”  adalah setelah biji kakao fermentasi dan peneringan atau panggang. Yang lain bersikeras itu hanya jika sudah jadi (cocoa mass / liquor) atau bubuk (pisahlemaknya (bungkil)). Untuk lebih membingungkan, banyak yang menggunakan istilah “cocoa” dan “cacao” secara bergantian. Perbedaan bahasa, terjemahan, dan penggunaan silang dari kata-kata tersebut telah membuatnya sehingga tidak ada satu perbedaan yang jelas antara keduanya.

pohon coklat

Perbedaan ucapan tersebut tidak berlaku dalam bahasa Indonesia. Namun jelas, semua merujuk pada tanaman yang sama.
Tanaman kakao adalah tumbuhan yang berasal dari keluarga Malvaceae. Buah kakao mengandung biji kakao yang digunakan sebagai bahan dasar dalam pembuatan cokelat. Kakao memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan merupakan komoditas penting di banyak negara tropis.

Asal usul / sejarah singkat kakao

Kakao memiliki sejarah yang kaya dalam budaya asli Mesoamerika. Jejak tentang kako penggunaannya kembali ke lebih dari 4000 tahun yang lalu. Kakao memperoleh status ilahi dalam budaya yang berbeda seperti Olmec, Izapan, Maya, Toltec, Aztec, dan Inca. Sebagai minuman untuk dewa, dan sangat berharga, minuman ini konsumsi  kalangan elit. Dewa disembah karena membawa kakao ke dunia dan digunakan dalam ritual, upacara, pesta dan festival. Karena nilainya, biji kakao menjadi  bentuk awal uang, pajak, dan bahkan ada pemalsuan!

Kata ‘cacao’ berasal dari kata Olmec dan Maya kakaw. Mereka menggunakan kakao dalam banyak resep berbeda, mulai dari minuman suci hingga sarapan berenergi. Chocolātl dalam bahasa Nahuatl,  oleh suku Aztec, berarti ‘air pahit’ atau ‘minuman pahit’.
 
Ironis karena dari sinilah asal kata ‘coklat’, yang saat ini digunakan untuk kreasi cokelat manis. Nama Latin resmi untuk pohon kakao adalah Theobroma Cacao, yang berarti ‘makanan para dewa’. Theo = dewa dan broma = makanan. Penamaan berdasarkan bagaimana penduduk asli menyebut kakao dalam bahasa mereka sendiri. Ketika kaisar Aztec Montezuma makan malam dengan Cortés dan para perwiranya, mereka termasuk orang Eropa pertama yang mencoba minuman kakao.
 

Fungsi kakao di Amerika Kuno

Kakao memiliki sejarah panjang dalam budaya asli:
  • Sebagai minuman suci untuk terhubung dengan yang ilahi.
  • Untuk upacara, ritual dan persembahan.
  • Asal mitologis penciptaan manusia.
  • Konsumsi di antara suku, rapat, dan  kepada tamu.
  • Mata uang, biji kakao kering  sebagai uang, kebanyakan di kerajaan Aztec.

Ada berbagai catatan tertulis tentang orang Eropa yang menemukan kakao untuk pertama kalinya, semuanya terkesan dengan rasa dan kekuatannya. Juga posisi sentralnya dalam budaya Mesoamerika. Orang Spanyol membawa kakao kembali ke Eropa pada awal abad ke-16. Ketika mereka kehilangan monopoli impor, kakao dengan cepat menyebar ke seluruh Eropa.

 
Kemajuan teknologi yang berbeda serta penambahan gula, susu bubuk dan bahan-bahan lainnya menghasilkan cokelat seperti yang kita kenal sekarang. Suguhan indah yang meleleh di lidah Anda, meski tidak selalu merupakan makanan sehat yang dihargai oleh penduduk asli Mesoamerika.
 

Cokelat saat ini

Cokelat seperti yang kita kenal sekarang adalah olahan dari kakao dengan senyawa yang kurang sehat yang membuat kakao begitu menarik. Kualitas kakao bergantung pada berbagai faktor pada varietas kakao tertentu yang men sesedikit mungkin.
Pada awal abad 19, produsen kakao utama dunia banyak berasal dari negara di Amerika Selatan seperti Equador dan Brazil, sedangkan saat ini negara produsen kakao mulai tersebar di seluruh wilayah tropis di dunia mulai dari Afrika sampai Amerika Selatan (Baon dan Wardani, 2010).
Di Indonesia, kakao mulai  masuk ke daerah Sulawesi Utara oleh bangsa Spanyol pada awal abad 16. Dari daerah tersebut, kakao kemudian menyebar ke seluruh wilayah di Indonesia dan mulai budidayakan secara serius pada tahun 1970an (Sugiharti, 2006).
Saat ini, Indonesia menjadi negara penghasil kakao terbesar ketiga di dunia. Beberapa negara penghasil kakao utama di dunia antara lain Ghana, Nigeria, Kamerun, Brazil dan Equador
 

Klasifikasi tanaman kakao

  • Kerajaan    : Plantae
  • (tanpa takson)    : Angiospermae
  • (tanpa takson)    : Eudikotil
  • (tanpa takson)    : Rosids
  • Ordo        : Malvales
  • Famili        : Malvaceae
  • Subfamili    : Sterculioideae
  • Genus        : Theobroma
  • Spesies        : Theobroma cacao

Ciri-ciri / Morfologi Tanaman Kakao

Tanaman kakao termasuk tanaman tahunan yang tergolong dalam kelompok tanaman caulofloris, yaitu tanaman yang berbunga dan berbuah pada batang dan cabang. Tanaman ini pada garis besarnya adadua bagian, yaitu bagian vegetatif yang meliputi akar, batang, daun dan bagian generatif yang meliputi bunga dan buah.

Akar

Tanaman kakao mempunyai akar tunggang yang pertumbuhannya dapat mencapai 8 meter kearah samping dan 15 meter kearah bawah. Perkembangan akar lateral tanaman kakao sebagain besar berkembang dekatt permukaan tanah, yaitu pada jarak 0 hingga 30 cm.

Penyebaran akar yaitu meliputi 56% akar lateral tumbuh pada bagian 0-10 cm, 26% pada bagian 11-20 cm, 14% pada bagian 21- 30 cm dan hanya 4% yang tumbuh dari bagian lebih dari 30 cm dari permukaan tanah. Jangkauan jelajah akar lateral tanaman kakao ternyata dapat jauh di luar proyeksi tajuk. Ujung akar membentuk cabang-cabang kecil yang susunannya tidak teratur .Pusat penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (2004) menjelaskan pada awal perkecambahan benih akar tunggang tumbuh dengan cepat. Akar tanaman kakao yang baru berkecambah berumur 1 minggu memiliki panjang 1 cm. Pada umur satu bulan panjang akar bertambah menjadi 16–18 cm dan pada umur tiga bulan panjangnya mencapai 25 cm. Setelah itu
laju pertumbuhannya menurun dan membutuhkan waktu dua tahun untuk mencapai panjang 50 cm.

Batang

Pada awal pertumbuhan tanaman kakao yang diperbanyak dengan biji akan membentuk batang utama sebelum tumbuh cabang-cabang primer. Letak pertumbuhan cabang primer disebut jorquette, dengan ketinggian yang ideal 1,2- 1,5 meter dari permukaan tanah dan jorquette ini tidak terdapat pada kakao yang terdapat pada kakao yang diperbanyak secara vegetatif (Susanto, 1995).

Ditinjau dari segi pertumbuhannya, cabang-cabang pada tanaman kakao tumbuh ke arah atas atau samping. Cabang yang tumbuh ke arah atas disebut cabang orthotrop dan cabang yang tumbuh kearah samping disebut dengan plagiotrop dari batang dan kedua jenis cabang tersebut sering ditumbuhi tunas-tunas air (chupon) yang banyak menyerap energy, sehingga bila dibiarkan tumbuh akan mengurangi pembungaan dan pembuahan (Suhaidi, 2005).

Struktur batang kakao
struktur batang kakao

Keterangan gambar :a) tunas ortotrop dan tunas plagiotrop pada tanaman kakaob) cabang primer. Cabang primer ditunjukkan oleh huruf ”a” dan jorket ditunjukkan oleh huruf ”j” (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2004)
Tanaman kakao asal biji, setelah mencapai tinggi 0,9 – 1,5 meter akan berhenti tumbuh dan membentuk jorket (jorquette). Jorket adalah tempat percabangan dari pola percabangan ortotrop ke plagiotrop dan khas hanya pada tanaman kakao. Pembentukan jorket didahului dengan berhentinya pertumbuhan tunas ortotrop karena ruas-ruasnya tidak memanjang. Pada ujung tunas tersebut, stipula (semacam sisik pada kuncup bunga) dan kuncup ketiak daun serta tunas daun tidak berkembang. Dari ujung perhentian tersebut selanjutnya tumbuh 3-6 cabang yang arah pertumbuhannnya condong ke samping membentuk sudut 0–60º dengan arah horisontal. Cabang-cabang itu disebut dengan cabang primer (cabang plagiotrop).Pada cabang primer tersebut kemudian tumbuh cabang-cabang lateral (fan) sehingga tanaman membentuk tajuk yang rimbun.

Bunga

Tanaman kakao termasuk tanaman tahunan (parennial) yang mulai berbunga setelah tanaman berumur 3 tahun . Puncak produksi bunga terjadi setelah tanaman berumur 4 – 5 tahun. Tanaman kakao dapat bertahan sampai berumur 20 tahun atau lebih jika pengelolaannya baik Tanaman kakao mampu berbunga sepanjang tahun dengan masa pembungaan maksimum pada bulan Februari – April dan masa pembungaan minimun pada
bulan Agustus – September (Rahardjo, 2011).

Bunga kakao tergolong bunga sempurna, terdiri dari kelopak daun (calyx) sebanyak 5 lembar dan benang sari (androecium) berjumlah 10 helai. Diameter bunga 1,5 cm. bunga disangga oleh tangkai bunga yang panjangnya 2-4 cm.

Bunga kakao muncul dari bekas ketiak daun pada batang atau cabang ( Tampak kuntum bunga kakao yang masih kuncup (panah warna merah) dan beberapa telah mekar (panah warna kuning) yang berasal dari satu bantalan bunga.

Bunga tanaman kakao

Tanaman kakao bersifat caulifflora, yaitu bunga tumbuh dan berkembang dari bekas ketiak daun pada batang dan cabang. Tempat tumbuh bunga tersebut semakin lama semakin membesar dan menebal atau biasa disebut dengan bantalan bunga (Lukito, 2010). Setiap kuntum bunga tersusun atas 5 daun kelopak (sepala) dan 5 daun mahkota (petala) yang bebas satu sama lain serta organ kelamin .Bunga kakao merupakan bunga hermaprodit dengan organ betina (gynaecium) terdiri atas bakal buah (ovary), tangkai putik (stylus), dan kepala putik (stigma).

Diagram bunga kakao (A) yang menunjukkan bagian sepala dan petala

Keterangan gambar :

  1. Kelopak bunga (kalyx); daun kelopak (sepala)
  2. Mahkota bunga (corolla); daun mahkota (petala)
  3. Tangkai sari (filament)
  4. Kelamin jantan palsu (staminodia)
  5. Tangkai putik (stylus)

Organ kelamin jantan (androecium) yang terdiri dari 5 benang sari (stamen) dan staminodia. Stamen merupakan organ kelamin jantan fertil karena mampu menghasilkan tepung sari (pollen) dengan diameter 2 – 3 mikron, sedangkan staminodia merupakan organ kelamin jantan palsu yang steril.

Diagram organ kelamin pada bungakakao yang menunjukkan adanya stamen dan staminodia

Keterangan gambar :

  1. Bakal buah (ovarium)
  2. Tangkai putik (stylus)
  3. Kepala putik (stigma)
  4. Kelamin jantan palsu (staminodia)
  5. Tangkai sari (filament)
  6. Kepala sari (anthera)

Perkembangan bunga kakao

Pembungaan kakao bersifat caulifflora dan raniflora, yakni bunga-bunga dan buah tumbuh melekat pada batang dan cabang, dimana bunganya terdapat hanya sampai cabang sekunder. Tanaman kakao dalam keadaan normal dapat menghasilkan bunga sebanyak 6.000 – 10.000 pertahun tetapi hanya sekitar 5% yang dapat menghasilkan buah.

Tahap perkembangan bunga kakao; (a) kuncup bunga kakao; (b) bunga kakao yang mekar; (c) buah kakao; (d) biji kakao terbungkus oleh pulpa

Setelah 30 hari, kuncup bunga akan mekar  yang menandakan bahwa putik dan kepala sari telah masak dan siap melakukan penyerbukan dan pembuahan. Kemudian  mengalami penyerbukan, bakal biji (ovule) akan tumbuh menjadi biji dan bakal buah (ovarium) akan tumbuh menjadi buah. Lewat masa pembuahan, buah kakao mulai tumbuh dan berkembang secara perlahan sampai hari ke 40. Setelah melewati fase tersebut, pertumbuhan buah mulai cepat dan mencapai puncaknya saat buah berumur 75 hari. Pembesaran buah akan berlangsung sampai buah berumur 120 hari serta siap panen pada hari ke 143 – 170. Pemanenan  apabila telah terjadi perubahan warna pada kulit buah

Buah

Buah kakao berupa buah buni yang daging bijinya sangat lunak. Kulit buahnya mempunyai sepuluh alur dan tebalnya 1-2 cm. bentuk, ukuran dan warna buah kakao bermacam-macam serta panjangnya sekitar 10-30 cm. Umumnya ada tiga macam warna buah kakao, yaitu hijau muda sampai hijau tua waktu muda dan menjadi kuning setelah masak, warna merah serta campuran antara merah dan  hijau. Akan masak 5-6 bulan setelah terjadinya penyerbukan.

Buah  yang ukurannya kurang dari 10 cm disebut Cherelle (pentil). Buah ini sering kali mengalami pengeringan (cherellewilt) sebagai gejala spesifik dari tanaman kakao. Gejala tersebut adalah  physiological effect thinning, yakni adanya proses fisiologi yang menyebabkan terhambatnya penyaluran hara yang menunjang pertumbuhan buah muda. Gejala tersebut dapat juga karena adanya kompetisi energi antara vegetatif dan generatif atau karena adanya pengurangan hormone yang  untuk pertumbuhan buah muda.

Biji terbungkus oleh pulpa yang berwarna putih rasanya asam manis dan ada dugaan untuk  mengandung zat penghambat perkecambahan. Di bagian dalamnya terdapat kulit biji (testa) yang membungkus 2 kotiledon. Biji kakao tidak memiliki masa dorman sehingga terkadang ada biji yang telah berkecambah di dalam buah yang terlambat dipanen.

Buah kakao. Bagian yang berwana putih disebut pulp atau pulpa

buah kakao

Biji kakao tidak mengalami masa dormansi sehingga penyimpanan biji untuk benih dengan waktu yang agak lama tidak memungkinkan. Biji ini berselimut lapisan yang lunak dan manis dengan sebu pulp atau pulpa.  Pulpa yang berwarna putih rasanya asam manis dan diduga mengandung zat penghambat perkecambahan. Karenanya biji yang akan digunakan untuk menghindari dari kerusakan biji dimana jika pulp ini tidak dibuang maka saat penyimpanan akan terjadi proses fermentasi sehingga dapat merusak biji.

Daun tanaman coklat

Daun kakao merupakan daun tunggal (folium simplex)  pada tangkai daunnya hanya terdapat satu helaian daun. Bentuk helai daun bulat memanjang.

Terdapat variasi bentuk daun berbeda untuk untuk tiap varietas. Bahkan pada varietas yang sama, daun bisa memiliki variasi bentuk pangkal, ujung, dan tepinya. Variasi pangkal daunnya runcing dan membulat, ujung daunnya runcing dan ada pula yang meruncing . Tepi daunnya rata dan ada pula yang berombak. Daging daunnya tipis tetapi kuat seperti perkamen.

Keragaman warna daun muda kaka

warna daun muda tanaman coklat

Selain itu ada pula variasi warna daun muda, antara lain kuning kecoklatan, merah, dan coklat. Variasi warna daun muda terjadi karena belum adanya klorofil yang terbentuk, tetapi terdapat pigmen lain seperti antosianin, karoten, dan xantofil yang memberikan warna merah atau oranye. Klorofil baru terbentuk ketika daun mencapai ukuran sempurna yaitu setelah berumur 3-4 minggu.Dengan demikian, tanaman kakao yang masih muda membutuhkan intensitas cahaya yang lebih banyak dari tanaman kakao yang telah dewasa untuk pembentukan klorofil.

Varietas Kakao

Buah kakao dari tiga varietas, criollo (A), forastero (B) dan trinitario (C; Karmawati et al., 2010

jenis buah kakao

Berdasarkan morfologinya, kakao dibagi menjadi 3 varietas, yaitu criollo, forastero, dan trinitario.

1. Kakao criollo

Jenis varietas Criolo mendominasi pasar kakao hingga pertengahan abad 18, akan tetapi saat ini hanya beberapa saja pohon Criolo yang masih ada.  Kakao varietas ini memiliki ciri-ciri berupa kulit buah berwarna merah atau kuning dengan permukaan yang kasar dan aluryang jelas (dalam). Daging buah kakao varietas ini cukup tebal tetapi lunak(mudah pecah) dengan biji yang besar dan bulat tersusun atas dua kotiledon.

Criollo memiliki mutu biji yang sangat baik karena memberikan cita rasa khas sehingga penamaanya sebagai kakao mulia. Namun, pertumbuhannya kurang kuat (mudah terserang penyakit), produktivitas yang rendah serta kadar lemak yang rendah menyebabkan varietas ini jarang  di Indonesia (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2004).

2. Kakao forastero

Kakao forastero atau kakao lindak yang memiliki ciri-ciri kulit buah berwarna hijau dengan permukaan halus dan alur yang dangkal. Daging buahnya tipis tetapi keras, bentuk biji gepeng dan berukuran lebih kecil dari biji kakao criollo, serta kotiledon berwarna ungu gelap.
Namun, kakao forastero memiliki pertumbuhan yang cepat dan tahan terhadap beberapa jenis hama dan penyakit, serta memiliki produktivitas tinggi. Kakao forastero sering juga disebut sebagai kakao industri (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2004).

3. Kakao trinitario

Kakao trinitario merupakan hibrida criollo dan forastero sehingga sifat morfologi dan fisiologisnya sangat bervariasi, begitu juga dengan daya dan mutu hasilnya

Syarat Tumbuh Tanaman Kakao

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao yaitu iklim dan tanah.

Iklim

Lingkungan hidup tanaman kakao adalah daerah hutan yang banyak pohon yang tinggi sehingga memberi naungan dan mengurangi pencahayaan penuh. Tanaman kakao jika tanpa naungan atau pelindung akan mengakibatkan batang kecil, daun sempit dan tanaman relative pendek(Samudra, 2005).
Faktor iklim yang sangat relevan dengan pertumbuhan kakao adalah curah hujan tahunan dan sebaranya sepanjang tahun. Curah hujan yang terlalu rendah atau terlalu tinggi mempunyai dampak negatif pada tanaman kakao. Bila terlalurendah, tidak tersedia cukup air bagi tanaman sehingga dapat menyebabkan stressdan kematian, tergantung pada taraf kekeringannya. Sebaliknya, curah hujantahunan terlalu tinggi dapat menyebabkan dampak negatif berupa erosi.

BACA JUGA : Tentang Kakao

Lingkungan alami tanaman kakao adalah hutan tropis dengan curah hujan yang ideal yakni pada daerah yang bercurah hujan 1.100 mm sampai dengan 3.000 mm pertahun. Temperatur yang ideal bagi pertumbuhan kakao adalah dari 18 s/d 32 derajat celcius.

Berdasar wilayah penanamannya, budidaya tanaman kakao  pada daerah yang berada pada 100LU sampai dengan 100LS. Namun pada umumnya penyebaran pertanaman kakao terletak pada daerah 70LU sampai dengan 180LS  dan cukup toleran pada daerah 200LU sampai 200LS. Daerah penanaman kakao di Indonesia berada pada 50 LU sampai dengan 100 LS dan daerah ini termasuk ideal jika  ketinggian tidak lebih dari 800 m dari permukaan laut.

Tanah

Tanaman kakao menghendaki tanah yang subur dengan kedalaman minimum 150 cm. Hal ini penting karena akar tunggang tanaman memerlukan ruangan yang leluasa untuk pertumbuhannya agar akar tunggang tidak kerdil dan bengkok.

Tanah yang sesuai untuk tanaman kakao adalah tekstur geluh lempungan (clay loam) yang merupakan perpaduan antara pasir 50%, debu 10-20%, dan lempung 30-40%. Tekstur tanah demikian memiliki kemampuan menahan lengasyang tinggi dan memiliki sirkulasi udara yang baik (Poedjiwidodo, 1996).
Kakao memerlukan pH tanah yang netral atau berkisar 5,6-6,8 agar dapattumbuh dengan baik. Sifat ini khusus berlaku untuk tanah atas (top soil), sedangkan tanah bawah (subsoil) keasaman tanah sebaiknya netral, agak asam atau agak basa.

Tanaman kakao membutuhkan tanah berkadar bahan organik tinggi, yaitu lebih dari 3%. Kadar bahan organik yang tinggi akan memperbaiki struktur tanah, biologi tanah, kemampuan penyerapan (absorpsi) hara, dan daya simpan lengas tanah (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2004).

Tanaman kakao membutuhkan tanah yang kaya akan bahan organik dan pH yang netral
Bahan organik bermanfaat bagi tanaman khususnya untuk memperbaiki struktur tanah, menahan lengas dan sebagai sumber unsur hara.

Tanah dengan kadar bahan organik minimum 35 cukup optimum untuk tanaman kakao.
Bahan organik yang tersedia di dalam tanah berkorelasi positif dengan pertumbuhan tanaman, produksinya meningkat seiring peningkatan kadar bahan organik tanah dari 3% ke 6%.

Ketersediaan unsur hara dalam tanah dapat uji dengan pH tanah. Walaupun tanaman kakao masih dapat tumbuh pada kisaran pH 4,0-8,0, tetapi tanaman kakao akan tumbuh dan berproduksi optimum pada kisaran pH 6,0-7,0 .

Kesimpulan

Tanaman kakao adalah sumber penting dalam industri cokelat dan memiliki sejarah panjang dalam budaya suku asli di Amerika Selatan. Dengan klasifikasi dan morfologi yang unik, tanaman ini memainkan peran penting dalam memenuhi permintaan global akan cokelat dan produk turunannya.
Dengan memahami pengertian, asal, klasifikasi, dan morfologi tanaman kakao, kita dapat lebih menghargai pentingnya tanaman ini dalam kehidupan sehari-hari dan ekonomi global.

 
Scroll to Top