
Biji wijen memiliki beragam warna, termasuk putih, hitam, dan cokelat. Biji wijen umumnya sebagai taburan makanan atau bahan baku pembuatan minyak. Pengguna biji wijen tidak hanya masyarakat Indonesia, tetapi beberapa negara lain seperti Korea, China, dan Jepang pun kerap menggunakan wijen dalam masakannya. Sementara itu, di Indonesia sendiri biji wijen kerap untuk pelapis onde-onde.
Sejarah wijen
Wijen adalah salah satu tanaman tertua yang di dunia. Tanaman wijen termasuk dalam familia pedaliaccene serta golongan cerelia atau biji-bijian.Wijen kemungkinan berasal dari Asia Tengah, yakni sekitar India, Afghanistan, Tajikistan, dan China. Namun ada beberapa sumber yang menyebut bahwa wijen sudah ada sekitar 3000 sebelum masehi.
Ada pula yang memperkirakan Wijen (Sesamum indicum L.) berasal dari benua Afrika, kemungkinan Ethiopia. Namun yang jelas, awal mulanya tanaman ini tumbuh di sekitar Asia dan Afrika.
Bahan Masakan Andalan dalam Chinese Food Ribuan tahun lalu, wijen merupakan komoditas minyak tertinggi di Siria, dan Babylonia. Produsen minyak wijen di dunia menyebar ke Birma, Sudan, Meksiko, maupun Turki. Seiring perkembangan zaman, wijen mulai banyak di Amerika dan sebagian besar kawasan Asia. Dewasa ini China dan India memegang peran penting dalam produksi wijen. Bahkan sekitar 50 persen produksi wijen di dunia berasal dari dua kawasan tersebut.

Klasifikasi Tanaman
Termasuk famili pedaliceae, genus Sesamum dan memiliki 24 spesies. Tanaman wijen mempunyai klasifikasi tanaman sebagai berikut :
- Philum : Spermatophyta
- Divisi : Angiospermae
- Sub-divisi : Dicotyledone
- Ordo : Pedaliales
- Famili : Pedaliaceae
- Genus : Sesamum
- Spesies : Sesamum indicum L.
(Juanda dan Cahyono, 2005)
Ciri-ciri botani tanaman wijen
Tanaman wijen merupakan tanaman setahun yang tumbuh tegak, dengan ketinggian mencapai 1,5-2,0 m. Tanaman ini memiliki bentuk semak yang mempunyai usia mpat bulan sampai satu tahun, tergantung kondisi lokasi penanaman dan varietas wijen
Batang

Bagian Batang hampir seperti kayu, namun kelihatannya tidak banyak terbagi dalam cabang-cabang. Batang berbentuk bulat atau segi empat, tergantung pada jenisnya.
Daun

Bagian daun tersusun berselang seling, hampir berhadapan. Daun bagian bawah, tengah, dan atas memiliki bentuk bervariasi yaitu ada yang lonjong menjari ataupun tidak menjari. Demikian juga tipe daun bervariasi, ada yang berbentuk bergerigi dan tidak bergerigi. Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan tangkai daun berwarna keunguan. Ukuran panjang daun berkisar antara 17,5 cm sampai 30 cm dan lebar 1 cm sampai 7 cm.
Bunga

Bagian bunga muncul dari ketiak daun, sebanyak 1-3 kuntum per ketiak daun. Bunga bertangkai pendek, berukuran kecil, dan memiliki lima buah kotak. Bunga tersusun atas lima daun bunga yang berbentuk seperti corong, berukuran panjang antara 2,5 cm – 3,0 cm dan diameter 0,5 cm – 1,0 cm serta berbau harum yang khas. Benang sari menempel di dalam mahkota bunga. Warna bunga bervariasi : putih,merah jambu, atau ungu dengan bintik-bintik kuning atau lembayung di bagian dalam
Buah

Buah dengan panjang 2—3 cm, diameter 0,5— 1 cm, terdiri dari 4, 6, dan 8 lokus (kotak) memanjang. Tiap lokus berisi biji yang mengandung 50— 125 biji per polong. Sebelum buah masak panen, daun gugur, warna kulit buah (polong) yang semula hijau berubah menjadi kekuningan, kuning, akhirnya berwarna cokelat dan kering.
Sebelum kering buah pecah mulai dari ujung, sehingga biji keluar berwarna putih, kuning, cokelat atau hitam tergantung varietas.
Biji wijen
Biji wijen berbentuk gepeng atau seperti telur, berada dalam polong dengan jumlah sangat banyak, dan terletak berhadap-hadapan dengan posisi horizontal. Warna biji berbeda-beda, tergantung pada jenisnya : putih kekuning-kuningan, putih berbintik-bintik hitam, keabu-abuan, cokelat, atau hitam .
Biji sangat kecil, tiap kilogram terdiri dari 300—600 ribu biji. Ukuran biji berbeda, terutama akibat ketebalan kulit biji yang bervariasi. Kulit biji semakin tipis, mutu wijen semakin baik. Rendemen isi biji (kernel) dari biji berkulit berkisar 55%—85%. Ada kecenderungan kulit semakin tipis, kandungan minyak dari kernel semakin tinggi, kadar asam lemak jenuh 15% dari total asam lemak.
Umumnya wijen hitam, kulitnya lebih tebal daripada wijen putih, namun mutu minyak wijen hitam lebih baik. Wijen dari Indonesia rata-rata berkulit tipis, sehingga mempunyai mutu yang lebih baik daripada wijen dari luar negeri.
BACA JUGA : Minyak Kacang Tanah dan Bungkil ( Peanut Meal)
Manfaat Wijen
Selain pelengkap dalam masakan, biji wijen juga memiliki nilai gizi yang tinggi. Mengandung protein, serat, lemak sehat, mineral seperti kalsium dan magnesium, serta antioksidan, yang membuat biji wijen sebagai tambahan makanan yang sehat dalam diet sehari-hari.
Biji wijen dalam bentuk utuh atau dalam bentuk pasta biji wijen yaitu tahini. Tahini sering ada dalam masakan Timur Tengah dan Mediterania, dan juga menjadi bahan dasar untuk membuat saus hummus. Jadi, biji wijen adalah biji-bijian dari tanaman wijen yang bermanfaat dalam berbagai hidangan dan produk makanan di seluruh dunia.
Wijen untuk masak Pemanfaatan wijen umumnya dilakukan dalam dua metode, yakni pakai biji wijen langsung dan menjadi minyak. Biji wijen dapat digunakan sebagai taburan hidangan, baik pada camilan seperti odading maupun salad. Melansir dari The Spruce Eats, biji wijen mealui proses sangrai terlebih dulu agar lebih wangi. Sementara itu, minyak wijen biasa sebagai penambah rasa dalam masakan karena mengandung asam lemak tak jenuh.
Jenis Biji Wijen
Terdapat dua jenis biji wijen yang umum dalam masakan yakni wijen putih dan hitam. Keduanya sama-sama bisa digunakan untuk memasak, tetapi rasa wijen putih lebih lembut. Biji wijen mengandung minyak 35%—63%, protein 20%,asam amino 7 macam, lemak jenuh 14%, lemak tak jenuh 85,8%, fosfor, kalium, kalsium, natrium, besi, vitamin B dan E, anti oksidan dan alanin atau lignin, dan tidak mengandung kolesterol. Digunakan untuk aneka industri, bahan makanan ringan, dan penghasil minyak makan, serta sebagai bahan baku untuk industri farmasi, plastik, margarin, sabun, kosmetik, pestisida, dll.
Sebagai bahan makanan dan minyak makan digolongkan bermutu tinggi karena kandungan mineral dan proteinnya tinggi serta berkadar asam lemak jenuh rendah, sehingga tidak berdampak negatif terhadap kesehatan. Produk pangan dari wijen bermanfaat bagi kesehatan karena dapat mengikat kelebihan kolesterol dalam darah, pencegah pengerasan dinding pembuluh darah, memelihara kesehatan hati dan ginjal, mencegah kanker, dan meningkatkan kebugaran dan vitalitas tubuh.
Oleh karena itu minyak wijen dinamakan “Raja dari minyak nabati”.
Bungkil wijen (ampas) yaitu wijen yang sudah diambil minyaknya, sangat baik untuk pakan ternak. Selain itu bungkil wijen dapat juga dimanfaatkan sebagai lauk yang disebut “cabuk”.
Syarat tumbuh tanam pohon wijen
Budidaya di Indonesia, sehingga tersebar luas hampir di semua pulau dan daerah yang sesuai. Sentra pertanaman di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat. Budidaya wij oleh petani kecil dengan input dan teknologi yang relatif rendah, jarang yang menanam secara mono kultur, kecuali di beberapa tempat di Bima dan Sulawesi Selatan. Produktivitas sangat bervariasi dari 300— 1.200 kg per hektar.
Iklim
- Tanaman wijen menghendaki daerah tropika. Ketinggian 1—1.200 meter di atas permukaan laut (m dpi.) sensitif terhadap suhu rendah, curah hujan tinggi, dan cuaca mendung terutama saat pembungaan.
- Suhu optimal 25°—30° C dengan cahaya penuh.
- Curah hujan 300— 1.000 mm, toleran terhadap kekeringan, tetapi tidak tahan tergenang.
- Wijen termasuk tanaman hari pendek, sekitar 7 jam per hari. Makin panjang hari, panen akan makin cepat. Namun sudah banyak varietas yang dapat menyesuaikan diri di berbagai daerah yang bervariasi panjang harinya.
- Komoditas ini kurang tahan temaung, sehingga perlu dipikirkan bila bertanam secara campuran dengan tanaman lain. Terutama yang lebih cepat tumbuh dan tinggi daripada tanaman wijen. Meski pun demikian, tanaman ini dapat ditumpangsarikan dengan tanaman semusim lain.
Tanah
- Tumbuh baik dan berhasil pada semua jenis tanah, tetapi yang terbaik pada tanah lempung berpasir yang subur dengan pH 5,5—8,0.
- Tanah dangkal dan tanah garaman kurang sesuai.
- Selain itu, wijen menghendaki drainase baik, karena wijen tidak tahan tergenang.
- Oleh karena itu, pada tanah berat saluran drainase seringkah diperlukan agar kelebihan air dapat segera dibuang.
Sumber :
- BUDIDAYA DAN PASCAPANEN WIJEN – BALAI PENELITIAN TANAMAN TEMBAKAU DAN SERAT 2003The Spruce Eats
- The Queen Of Oil: Potensi Agribisnis Komoditas WIJEN” oleh Sri Handajani
