Berbagai Jenis Kopi: Menelusuri Aroma dan Keunikan Setiap Gelas

Yuk Bagikan ..

Dari pemetikan biji kopi hingga menjadi secangkir minuman yang nikmat, proses yang rumit menghasilkan berbagai jenis kopi dengan karakteristik yang berbeda-beda. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi jenis-jenis kopi yang populer, mengenal aroma dan keunikan masing-masing.  Para ahli menyakini tanaman kopi (Coffea sp.) berasal dari benua Afrika, kemudian menyebar ke seluruh dunia.

Saat ini tanaman kopi  meluas di Amerika Latin, Asia-pasifik dan Afrika. Pada era Tanam Paksa atau Cultuurstelsel (1830—1870) masa pemerintah Belanda membuka sebuah perkebunan komersial pada koloninya di Hindia Belanda, khususnya di pulau Jawa, pulau Sumatera dan sebagian Indonesia Timur (AksiAgrarisKanisius, 1980). Jenis kopi yang jadi pengembangan  Indonesia adalah kopi jenis Arabika. Bibitnya datangkan langsung dari Yaman. Tetapi selama perjalanan penanaman kopi arabika, kopi jenis ini mudah sekali terserang penyakit karat daun, maka dari itu muncullah jenis–jenis kopi yang lain untuk meningkatkan produksi tanaman kopi Indinoseia (Yahmadi, 1972).

jenis kopi

Di dunia perdagangan, ada beberapa golongan kopi tetapi yang sering jadi budidaya hanya kopi robusta, arabika dan liberika. Penggolongan kopi tersebut umumnya berdasarkan pada spesiesnya, kecuali Robusta. Kopi robusta bukan merupakan nama spesies karena kopi ini merupakan keturunan dari beberapa spesies kopi terutama Coffea canephora.

Kopi Arabika

Kopi arabika merupakan tipe kopi tradisional dengan citarasa terbaik. Sebagian besar kopi yang ada dengan menggunakan biji kopi jenis ini. Kopi ini berasal dari Etiopia dan sekarang telah menyebar di berbagai belahan dunia, mulai dari Amerika Latin, Afrika Tengah, Afrika Timur, India dan Indonesia (AksiAgraris Kanisius, 1980).

Penyebaran tumbuhan kopi arabika ke Indonesia oleh  seorang berkebangsaan Belanda pada abad ke-17 sekitar tahun 1646 yang mendapatkan biji arabika mocca dari Arabia. Gubernur Jenderal Belanda di Malabar mengirim bibit kopi ini  juga ke Batavia pada tahun 1696. Karena tanaman ini kemudian mati oleh banjir, pada tahun 1699  mereka mendatangkan  lagi bibit-bibit baru, yang kemudian berkembang di sekitar Jakarta dan Jawa Barat, akhirnya menyebar ke berbagai bagian di kepulauan Indonesia (Prastowodkk, 2010).

BACA JUGA : 

Secara umum, kopi ini tumbuh di negara-negara beriklim tropis atau subtropis. Kopi Arabika tumbuh pada ketinggian 600-2000 m di atas permukaan laut. Tanaman ini dapat tumbuh hingga 3 m bila kondisi lingkungannya baik. Suhu tumbuh optimalnya adalah 18-26°C. Biji kopi yang berukuran cukup kecil dan berwarna hijau hingga merah gelap. Sekitar satu abad kopi arabika telah berkembang sebagai tanaman rakyat (Yahmadi, 1972). Perkebunan kopi pertama  di Jawa Tengah (Semarang dan Kedu) pada awal abad ke-19, sedang perkebunan kopi di Jawa Timur (Kediri dan Malang) baru buka pada abad ke-19, dan di Besuki bahkan baru pada akhir tahun 1900an (Yahmadi,1972).

BACA JUGA :  Mesin Sangrai Kopi RC-1

Budidaya kopi arabika ini mengalami kemunduran karena serangan penyakit karat daun (Hemileiavastatrix), yang masuk ke Indonesia sejak tahun 1876. Kopi arabika hanya bisa bertahan di daerah-daerah tinggi (1000 m ke atas). Di lokasi ini  serangan penyakit ini tidak begitu hebat (AksiAgraris Kanisius, 1980).

Beberapa jenis varietas kopi arabika antara lain :

1. Kona

Berasal dari daerah Kona di Hawaii dan terkenal karena rasa yang lembut dengan sentuhan asam dan manis. Tanah vulkanik dan iklim tropis Kona menciptakan kondisi yang ideal untuk pertumbuhan kopi berkualitas tinggi.

2.  Blue Mountain 

Blue Mountain berasal dari Jamaika dan merupakan salah satu kopi paling terkenal di dunia. Rasa kopinya halus, lembut, dan memiliki asam yang seimbang, dengan aroma yang khas.

3. Geisha 

Varietas kopi dari Ethiopia dan kemudian menyebar ke Amerika Tengah. Kopi ini terkenal karena memiliki profil rasa yang kompleks, seperti bunga, buah tropis, dan rempah-rempah.

4. Kopi Peaberry / kopi lanang
kopi lanang

Peaberry bukanlah jenis kopi, tetapi varietas dari biji kopi yang terbentuk ketika hanya satu biji dalam buah kopi yang tumbuh. Biji Peaberry cenderung memiliki rasa yang lebih kuat dan kompleks karena fokus nutrisi hanya pada satu biji.

Kopi Robusta

Penemuan jenis ini pertama kali di Kongo pada tahun 1898. Banyak yang menyebut kopi robusta sebagai kopi kelas 2, karena rasanya yang lebih pahit,sedikit asam, dan mengandung kafein dalam kadar yang jauh lebih banyak. Kopi Robusta (Coffea canephora) menyebar ke Indonesia pada tahun 1900 (Prastowo dkk, 2010). Jenis kopi ini ternyata tahan penyakit karat daun dan memerlukan syarat tumbuh dan pemeliharaan yang ringan, sedang produksinya jauh lebih tinggi. Oleh karena itu, kopi ini cepat berkembang dan mendesak kopi-kopi lainnya.

Saat ini lebih dari 90% dari areal pertanaman kopi Indonesia terdiri atas kopi robusta.Kopi robusta (Coffea canephora) lebih toleran terhadap ketinggian lahan budidaya. Jenis kopi ini tumbuh baik pada ketinggian 400-800 m dpl dengan suhu 21-24 derajat Celcius (Aksi Agraris Kanisius, 1980).

Kopi robusta lebih cepat berbunga daripada arabika. Dalam waktu sekitar 3 tahun kopi sudah mulai bisa panen meskipun hasilnya belum optimal. Produktivitas kopi robusta secara rata-rata lebih tinggi daripada  arabika yakni sekitar 900-1.300 kg/ha/tahun. Dengan pemeliharaan intensif produktivitasnya bisa meningkat hingga 2000 kg/ha/tahun.

Untuk berbuah dengan baik, kopi robusta memerlukan waktu panas selama 3-4 bulan dalam setahun dengan beberapa kali hujan. Rendemen kopi robusta cukup tinggi sekitar 22%. Bagi para penggemar kopi, mutu kopi robusta masih di bawah arabika. Harganya pun demikian, kopi robusta lebih rendah. Karena harganya yang murah, para petani seringkali mengolah biji kopi robusta dengan proses kering yang lebih rendah biaya (Yahmadi, 1972).

Kopi Liberika

Kopi liberika berasal dari Angola dan masuk ke Indonesia sejak tahun 1965. Meskipun sudah cukup lama penyebarannya tetapi hingga saat ini jumlahnya masih terbatas karena kualitas buah yang kurang bagus dan rendemennya rendah (Prastowo dkk, 2010).  Kopi liberika (Coffea liberica) bisa tumbuh dengan baik di dataran rendah , lokasi kopi robusta dan arabika tidak bisa tumbuh. Jenis kopi ini paling tahan pada penyakit HV daripada jenis lainnya.

Mungkin inilah yang menjadi keunggulan kopi liberika. Namun banyak yang menyebut Kopi liberika mutunya lebih rendah dari robusta dan arabika. Ukuran buahnya tidak merata, ada yang besar ada yang kecil bercampur dalam satu pokok. Selain itu rendemen kopi liberika juga sangat rendah yakni sekitar 12%. Hal ini yang membuat para petani malas menanam jenis kopi ini (AksiAgraris Kanisius, 1980).

Jenis Liberika antara lain : kopi abeokutae, kopi klainei, kopi dewevrei, kopi excelsa dan kopi dybrowskii. Dari berbagai  jenis yang pernah coba budidaya di Indonesia tetapi hanya satu jenis saja yang cukup berhasil  ialah jenis excelsa (Prastowodkk, 2010).

gambar biji kopi

Perbedaan kopi arabika dan robusta

Ada beberapa jenis kopi, namun saat ada 2 jenis kopi yang dominan jadi budidaya di seluruh dunia. Coffea Arabica atau kopi arabika, merupakan 75-80% dari hasil seluruh kopi di dunia. Sementara Coffea canephoraatau kopi rosbusta,  menghasilkan 20% dari haril produksi kopi di seluruh dunia. Kopi robusta memang memiliki ketahan yang lebih baik daripada arabika, tapi memilih rasa kurang beragam dan memiliki kadar kafein yang lebih banyak.

Tanaman kopi arabika dapat melakukan penyerbukan sendiri, sedangkan tanaman kopi Robusta mengandalkan penyerbukan silang untuk tumbuh. Bunga Robusta juga cenderung lebih besar dan tumbuh dalam jumlah lebih banyak (sekitar delapan hingga 20 buah per sumbu, daripada dua hingga 12 bunga untuk arabika).

Ciri – ciri kopi arabika adalah

  • Memiliki karakter rasa yang cenderung asam
  • Aroma yang kuat seperti buah – buahan, bunga – bungaan, dan lai lain
  • Kandungan kafein sekitar 0,8 % – 1,4 %
  • Harga lebih mahal daripada jenis kopi lainnya

BACA JUGA :  Tanaman Biji Kopi: Asal Usul, Ciri-Ciri, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh

Ciri – ciri kopi robusta adalah

  • Memiliki rasa yang cenderung pahit
  • Karakter rasa lebih ke kacang – kaangan
  • Kandungan kafein dua kali lipat dari pada arabika yaitu 1,7 % – 4 %
  • Harga biasanya lebih murah sepertiga dari kopi arabika

Keduanya, memiliki kesamaan yaitu bisa tumbuh hingga 10 meter, jika batangnya tidak dipangkas.

Penutup

Setiap jenis kopi memiliki cerita uniknya sendiri, menciptakan pengalaman minum kopi yang beragam. Dari aroma hingga keunikan rasa,
mengeksplorasi berbagai jenis kopi adalah perjalanan yang mengasyikkan bagi para pecinta kopi.

Scroll to Top