Tanaman Kakao (Theobroma cacao) : Cara Budidaya

Yuk Bagikan ..

Tanaman kakao (Theobroma cacao) memiliki peran penting dalam industri cokelat dan produk turunannya. Proses budidaya yang tepat sangat penting untuk mendapatkan hasil biji kakao berkualitas tinggi. Tanaman Kakao merupakan tanaman perkebunan berprospek menjanjikan. Banyak faktor yang butuh perhatian, seperti faktor tanah yang semakin keras dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman, serta faktor pemeliharaan lainnya. JIka  tidak  maka tingkat produksi dan kualitas akan rendah. Artikel ini akan membahas langkah-langkah penting dalam budidaya tanaman kakao.

budidaya kakao

 Sekilas tentang kakao (Theobroma cacao)

Tanaman kakao adalah tumbuhan yang berasal dari keluarga Malvaceae. Buah kakao mengandung biji kakao  sebagai bahan dasar dalam pembuatan cokelat. Kata ‘cacao’ berasal dari kata Olmec dan Maya kakaw. Mereka menggunakan kakao dalam banyak resep berbeda, mulai dari minuman suci hingga sarapan berenergi. Chocolātl dalam bahasa Nahuatl,  oleh suku Aztec, berarti ‘air pahit’ atau ‘minuman pahit’.  Nama Latin resmi untuk pohon kakao adalah Theobroma Cacao, yang berarti ‘makanan para dewa’. Theo = dewa dan broma = makanan. Penamaan berdasarkan bagaimana penduduk asli menyebut kakao dalam bahasa mereka sendiri

Cek syarat tumbuh tanaman kakao

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao yaitu iklim dan tanah.

Iklim

  • Lingkungan hidup tanaman kakao adalah daerah hutan yang banyak pohon yang tinggi sehingga memberi naungan dan mengurangi pencahayaan penuh. 
  • Tanaman kakao jika tanpa naungan atau pelindung akan mengakibatkan batang kecil, daun sempit dan tanaman relative pendek.
  • Curah hujan tahunan dan sebarannya sepanjang tahun. 
  • Curah hujan terlalu rendah, tidak tersedia cukup air bagi tanaman sehingga dapat menyebabkan stress dan kematian, tergantung pada taraf kekeringannya. 
  • Curah hujan tahunan terlalu tinggi dapat menyebabkan dampak negatif berupa erosi.
  • Curah hujan yang ideal yakni pada daerah yang bercurah hujan 1.100 mm sampai dengan 3.000 mm pertahun. 
  • Temperatur yang ideal bagi pertumbuhan kakao adalah dari 18 s/d 32 derajat celcius.
  • Lokasi dengan  ketinggian tidak lebih dari 800 m dari permukaan laut.

Tanah

  • Tanaman kakao menghendaki tanah yang subur dengan kedalaman minimum 150 cm.
  • Tanah yang sesuai untuk tanaman kakao adalah tekstur geluh lempungan (clay loam) yang merupakan perpaduan antara pasir 50%, debu 10-20%, dan lempung 30-40%. 
  • Tekstur tanah demikian memiliki kemampuan menahan lengas yang tinggi dan memiliki sirkulasi udara yang baik
  •  pH tanah yang netral  pH 6,0-7,
  • Tanah berkadar bahan organik tinggi, yaitu lebih dari 3%. 

 Tahap budidaya tanaman coklat 

Tanaman kakao tumbuh dari bibit. Bibit akan berkecambah dan memproduksi tanaman yang baik jika diambil dari pot tidak lebih dari 15 hari. Tanaman kakao mulai memproduksi buah pada berumur 2,5 – 3 tahun setelah tanam.  Buah kakao dapat dipanen apabila terjadi perubahan warna kulit pada buah yang telah matang.Sejak fase pembuahan sampai menjadi buah dan matang, kakao memerlukan waktu sekitar 5 bulan. Buah matang dengan ciri  perubahan warna kulit buah dan biji yang lepas dari kulit bagian dalam. Bila buah berguncang, biji biasanya berbunyi. Adapun untuk pemeliharaan meliputi pemangkasan, penyiangan, pemupukan, penyiraman, dan pemberantasan hama dan penyakit

Persiapan Lahan

Persiapan lahan untuk tanaman kakao butuh waktu, kira kira 1 tahun sebelum penanaman.

  1. Bersihkan alang-alang dan gulma lainnya
  2. Gunakan tanaman penutup tanah (cover crop) terutama jenis polong-polongan seperti Peuraria javanica, Centrosema pubescens, Calopogonium mucunoides & C. caeraleum untuk mencegah pertumbuhan gulma terutama jenis rumputan.
  3. Gunakan juga tanaman pelindung seperti Lamtoro, Gleresidae dan Albazia, dengan proses tanam setahun sebelum penanaman kakao . Pada tahun ketiga jumlah dikurangi hingga tinggal 1 pohon pelindung untuk 3 pohon kakao (1 : 3)

Pembibitan

Selama persiapan lahan, dilakukan juga persiapan bibit tanaman kakao. 

  1. Biji kakao untuk benih diambil dari buah bagian tengah yang masak dan sehat dari tanaman yang telah cukup umur
    • Sebelum dikecambahkan benih harus dibersihkan lebih dulu daging buahnya dengan abu gosok, Karena biji kakao tidak punya masa istirahat (dormancy), maka harus segera dikecambahkan.
      Contoh benih kakao siap semai
      benih kakao

       

  2. Pengecambahan dengan karung goni dalam ruangan, dilakukan penyiraman 3 kali sehari
  3. Siapkan polibag ukuran 30 x 20 cm (tebal 0,8 cm) dan tempat pembibitan,
    • Campurkan tanah dengan pupuk kandang (1 : 1), masukkan dalam polibag; 
    • Sebelum kecambah dimasukkan tambahkan 1 gram pupuk TSP / SP-36 ke dalam tiap-tiap polibag
  4. Benih dapat digunakan untuk bibit jika 2-3 hari berkecambah lebih 50%
  5. Jarak antar polibag 20 x 20 cm lebar barisan 100 cm
  6. Tinggi naungan buatan disesuaikan dengan kebutuhan sehingga sinar masuk tidak terlalu banyak
  7. Penyiraman bibit dilakukan 1-2 kali sehari
  8. Penyiangan gulma melihat keadaan areal pembibitan
  9. Pemupukan dengan N P K ( 2 : 1 : 2 ) dosis sesuai dengan umur bibit,
    • Umur 1 bulan : 1 gr/bibit
    • Umur 2 bulan 2 gr/bibit
    • Umur 3 bulan : 3 gr/bibit
    • Umur 4 bulan : 4 gr/bibit.
  10. Pemupukan dengan cara ditugal
  11. Siramkan POC NASA dengan dosis 0,5 – 1 tutup/pohon diencerkan dengan air secukupnya atau
  12. Semprotkan dengan dosis 4 tutup/tangki setiap 2-4 minggu sekali.
  13. Pada saat tanaman berumur 3 bulan sampai umur 4 bulan atap naungan dikurangi hingga 50%
  14.  Amati hama & penyakit pada pembibitan, antara lain ; rayap, kepik daun, ulat jengkal, ulat punggung putih, dan ulat api. Jika terserang hama tersebut semprot dengan PESTONA dosis 6-8 tutup/tangki atau Natural BVR dosis 30 gr/tangki.
  15. Jika ada serangan penyakit jamur Phytopthora dan Cortisium sebarkan Natural GLIO yang sudah dicampur pupuk kandang selama + 1 minggu pada masing-masing pohon
bibit kakao

 Penanaman

1.  Pengajiran

  • Ajir dari bambu tinggi 80 – 100 cm
  • Pasang ajir induk sebagai patokan dalam pengajiran selanjutnya
  • Untuk meluruskan ajir gunakan tali sehingga  jarak tanam yang sama.

2. Lubang Tanam

  • Ukuran lubang tanam 60 x 60 x 60 cm, pembuatan pada akhir musim hujan
  • Berikan pupuk kandang yang telah bercampur dengan tanah (1:1) tambah pupuk TSP 1-5 gram per lubang.

3. Tanam Bibit

  1. Pada saat bibit kakao tanam, pohon naungan harus sudah tumbuh baik dan naungan sementara sudah berumur 1 tahun
  2. Penanaman kakao dengan system tumpang sari tidak perlu naungan, misalnya tumpang sari dengan pohon kelapa
  3. Bibit dipindahkan ke lapangan sesuai dengan jenisnya, untuk kakao Mulia ditanam setelah bibit umur 6 bulan, Kakao Lindak umur 4-5 bulan
  4. Penanaman  saat hujan sudah cukup dan persiapan naungan harus sempurna.
  5. Saat pemindahan sebaiknya bibit kakao tidak tengah membentuk daun muda (flush)
BACA JUGA : Tentang Kakao

4. Pemupukan Kakao

Jenis pupuk yang biasa adalah Urea (46% N), ZA (21% N), TSP (46% P2O5), SP-36 (36% P2O5), KCl (60% K20). Kiserit (27% MgO) dan Dolomit (19% MgO).
Dosis pupuk tentatif (sesuaikan dengan umur tanaman) untuk tanaman kakao yang penaungannya baik, hujannya cukup, sifat fisika dan kimia tanahnya baik adalah seperti Tabel berikut ini.

Umur/fase Satuan Urea TSP/SP-36 KCL Kieserit
Bibit gr/bibit 5 7 4 4
0-1 th gr/ph/th 25 33 20 40
1-2 th gr/ph/th 45 60 35 40
2-3 th gr/ph/th 90 120 70 60
3-4 th gr/ph/th 180 240 135 75
>4 th gr/ph/th 220 240 170 120

( Sumber : Pusat Penelitian Kopi dan Kakao )

5. Pengendalian Hama dan Penyakit

Kenali ciri-ciri hama dan penyakit yang menyerang tanaman kakao. Berikut adalah cara pengendaliannya :
Ulat Kilan ( Hyposidea infixaria; Famili : Geometridae )

Menyerang pada umur 2-4 bulan. Serangan berat mengakibatkan daun muda tinggal urat daunnya saja. Pengendalian dengan PESTONA dosis 5 – 10 cc / liter.

Parasa lepida dan Ploneta diducta (Ulat Srengenge)
  • Serangan dilakukan silih berganti karena kedua species ini agak berbeda siklus hidup maupun cara meletakkan kokonnya, sehingga masa berkembangnya akan saling bergantian. 
  • Serangan tertinggi pada daun muda, kuncup yang merupakan pusat kehidupan dan bunga yang masih muda. Siklus hidup Ploneta diducta 1 bulan, Parasa lepida lebih panjang dari pada Ploneta diducta.
  • Pengendalian dengan PESTONA.
Ulat Jaran / Kuda ( Dasychira inclusa, Familia : Limanthriidae )
  • Ada bulu-bulu gatal pada bagian dorsalnya menyerupai bentuk bulu (rambut) pada leher kuda, terdapat pada marke 4 dan 5 berwarna putih atau hitam, sedang ulatnya coklat atau coklat kehitam-hitaman.
  • Pengendalian dengan musuh alami predator Apanteles mendosa dan Carcelia spp, semprot PESTONA
Kutu – kutuan ( Pseudococcus lilacinus ), kutu berwarna putih. Simbiosis dengan semut hitam.
  • Gejala serangan : infeksi pada pangkal buah di tempat yang terlindung, selanjutnya perusakan ke bagian buah yang masih kecil, buah terhambat dan akhirnya mengering lalu mati.
  • Pengendalian : tanaman terserang dipangkas lalu bakar, dengan musuh alami predator; Scymus sp, Semut hitam, parasit Coccophagus pseudococci Natural BVR 30 gr/ 10 liter air atau PESTONA.
Cacao Mot ( Ngengat Buah ), Acrocercops cranerella (Famili ; Lithocolletidae)
  • Buah muda terserang hebat, warna kuning pucat, biji dalam buah tidak dapat mengembang dan lengket.
  • Pengendalian : sanitasi lingkungan kebun, menyelubungi buah coklat dengan kantong plastik yang bagian bawahnya tetap terbuka (kondomisasi), pelepasan musuh alami semut hitam dan jamur antagonis Beauveria bassiana ( BVR) dengan cara semprot dengan PESTONA.
Helopeltis antonii
  • Menusukkan ovipositor untuk meletakkan telurnya ke dalam buah yang masih muda, jika tidak ada buah muda hama menyerang tunas dan pucuk daun muda.
  • Serangga dewasa berwarna hitam, sedang dadanya merah, bagian menyerupai tanduk tampak lurus.
  • Ciri serangan, kulit buah ada bercak-bercak hitam dan kering, pertumbuhan buah terhambat, buah kaku dan sangat keras serta jelek bentuknya dan buah kecil kering lalu mati.
  • Pengendalian dengan PESTONA dosis 5-10 cc / lt (pada buah terserang), hari pertama semprot stadia imago, hari ke-7 lakukan ulangan pada telurnya dan pada hari ke-17 lakukan terhadap nimfa yang masih hidup, sehingga pengendalian benar-benar efektif, sanitasi lahan, pembuangan buah terserang.
Penyakit Busuk Buah (Phytopthora palmivora)
  • Gejala serangan dari ujung buah atau pangkal buah nampak kecoklatan pada buah yang telah besar dan buah kecil akan langsung mati.
  • Pengendalian : membuang buah terserang dan bakar, pemangkasan teratur, semprot dengan pestisida
Jamur Upas ( Upasia salmonicolor ), menyerang batang dan cabang.
  • Pengendalian : kerok dan olesi batang atau cabang terserang dengan pesitisida pemangkasan teratur, jika serangan berlanjut, potong lalu bakar.

Catatan :

  • Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat menggunakan pestisida kimia yang sesusai anjuran
  •  Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

 

6. Pemangkasan

Pemangkasan untuk pembentukan cabang yang seimbang dan pertumbuhan vegetatif yang baik. Pohon pelindung juga perlu pemangkasan agar percabangan dan daunnya tumbuh tinggi dan baik.
Pemangkasan ada beberapa macam yaitu :

  1. Pangkas Bentuk, saat umur 1 tahun setelah muncul cabang primer (jorquet) atau sampai umur 2 tahun dengan meninggalkan 3 cabang primer yang baik dan letaknya simetris.
  2. Pangkas Pemeliharaan, bertujuan mengurangi pertumbuhan vegetatif yang berlebihan dengan cara menghilangkan tunas air (wiwilan) pada batang pokok atau cabangnya.
  3. Pangkas Produksi, bertujuan agar sinar dapat masuk tetapi tidak secara langsung sehingga bunga dapat terbentuk. Pangkas ini tergantung keadaan dan musim, sehingga ada pangkas berat pada musim hujan dan pangkas ringan pada musim kemarau.
  4. Pangkas Restorasi, memotong bagian tanaman yang rusak dan memelihara tunas air atau dengan side budding.

7. Pemanenan Kakao

panen kakao
  1. Saat petik persiapkan rorak-rorak dan koordinasi pemetikan.
  2. Pemetikan terhadap buah yang masak tetapi jangan terlalu masak. Potong tangkai buah dengan menyisakan 1/3 bagian tangkai buah.
  3. Pemetikan sampai pangkal buah akan merusak bantalan bunga sehingga pembentukan bunga terganggu dan jika hal ini terus menerus terjadi, maka produksi buah akan menurun. Buah petik umur 5,5 – 6 bulan dari berbunga, warna kuning atau merah. Buah yang telah petik masukkan dalam karung dan dikumpulkan dekat rorak. Pemetikan pada pagi hari dan pemecahan siang hari.
  4. Pemecahan buah dengan memukulkan pada batu hingga pecah.
  5. Lalu keluarkan biji dan masukkan dalam karung, sedang kulit masukkan dalam rorak yang tersedia. 

Kesimpulan

Budidaya tanaman kakao membutuhkan perencanaan dan perawatan yang cermat, tetapi hasilnya dapat memberikan manfaat ekonomi yang signifikan. Dengan mengikuti langkah-langkah yang tepat, petani dapat menghasilkan biji kakao berkualitas tinggi yang mendukung industri cokelat dan produk turunannya. 

 
Scroll to Top