Budidaya Sawi

Yuk Bagikan ..

 Budidaya sawi merupakan kegiatan menanam dan mengembangkan tanaman sawi secara sistematis untuk memperoleh hasil yang optimal. Sawi, atau Brassica oleracea var. capitata, adalah salah satu jenis sayuran yang populer dalam berbagai masakan.  Sawi memiliki daun hijau yang lebar dan tumbuh dalam bentuk roset dengan kepala yang padat. Artikel ini akan menjelajahi berbagai aspek dalam budidaya sawi, mulai dari jenis sawi, persiapan lahan, teknik penanaman, pemeliharaan tanaman, hingga panen dan pascapanen. Budidaya sawi bisa di lahan terbuka maupun dalam wadah, dan melibatkan perawatan seperti penyiraman, pemupukan, dan pengendalian hama dan penyakit. Dengan pengetahuan dan perawatan yang tepat, budidaya sawi dapat menjadi kegiatan yang memuaskan dan menghasilkan panen sayuran segar yang bergizi.

Jenis-Jenis Sawi

Sawi mencakup beberapa spesies Brassica yang kadang-kadang mirip satu sama lain. Di Indonesia penyebutan sawi biasanya mengacu pada sawi hijau (Brassica rapa kelompok parachinensis, deangan sebuta sawi bakso, caisim, atau caisin). Selain itu, terdapat pula sawi putih (Brassica rapa kelompok pekinensis, dengan sebutan petsai) yang biasa untuk sup atau olah  menjadi asinan. Jenis lain yang kadang-kadang sebuatnnya sebagai sawi hijau adalah sesawi sayur (untuk membedakannya dengan caisim). Kailan (Brassica oleracea kelompok alboglabra) adalah sejenis sayuran daun lain yang agak berbeda, karena daunnya lebih tebal dan lebih cocok menjadi bahan campuran mi goreng. Sawi sendok (pakcoy atau bok choy) merupakan jenis sayuran daun kerabat sawi yang populer dalam dunia boga Indonesia.

Sawi Putih / Petsai / sawi cina

Ciri-ciri sawi : daun agak halus dan tidak berbulu, tulang daun lebar, berwarna hijau keputih-putihan, bertangkai pendek dan bersayap. Sayap tersebut melengkung ke bawah. Jenis ini cukup populer.

sawi putih

Jika tahu kimchi, maka makanan khas Korea, kimchi terbuat dari sawi putih ini. Sayuran yang satu ini mengandung banyak sekali nutrisi di dalamnya. Bisa mendapatkan vitamin A, vitamin C, vitamin K, asam folat, kalsium, zat besi, magnesium, mangan, dan zinc di dalam sawi putih.

Sawi Hijau

Sawi sendok ( pakcoy/bok choy)

Namanya  demikian, karena sawi ini bentuknya seperti sendok. Cirinya Bagian batang pakcoy yang berwarna hijau keputihan lebih lebar daripada caisim yang memanjang dan kecil. Pakcoy juga punya bentuk versi mini yaitu “baby pakchoy”.

Caisim /caisin / sawi hijau

Ciri-ciri : batang panjang, kecil dan langsing. Daunnya panjang sempit, berwarna
hijau keputih-putihan, bertangkai panjang, bersayap dan berbulu halus

Caisim atau sawi hijau biasa ini adalah jenis sawi  mudah menemukannnya. Biasanya, sebagai sayuran tambahan untuk hidangan mie instan. Sawi punya struktur daun yang halus, tidak berbulu, dan tidak berbentuk bulat. Tangkai daunnya panjang, langsing, serta berwarna putih-kehijauan.

Kailan

Ciri-ciri:

  • Daun: Kailan memiliki daun berbentuk lonjong atau lanset dengan tepi yang rata. Daunnya berwarna hijau tua dan memiliki tekstur yang renyah.
  • Batang: Batang kailan panjang dan ramping, berwarna hijau. Batangnya lebih keras.
  • Bunga: Jika tumbuh lebih lama, kailan akan menghasilkan bunga-bunga kuning kecil yang terletak di ujung batangnya.
kailan

Kailan, punya sebutan “Chinese Broccoli”, adalah sayuran dengan bentuk daun dan batang yang datar dan tebal. Warna daunnya hijau mengilap, dan mempunyai sejumlah kecil kepala bunga berukuran kecil, jika membelinya di pasar tradisional. Kailan umum dalam  masakan Tionghoa. Sayur ini biasa dengan tumis dengan bumbu jahe dan bawang putih, atau rebus dan hidangkan dengan saus tiram.
Sawi pahit / jabung

sawi pahit

Sawi pahit lebih menguncup seperti bunga yang belum mekar dan juga batang yang pendek. Dari segi rasa sedikit lebih pahit daripada sawi hijau biasa meski tidak sepahit daun pepaya.

Persyaratan tumbuh sawi

  • Mudah penanaman di dataran rendah maupun dataran tinggi
  • Tanah gembur, subur (banyak menagandung humus) dan drainasenya baik.
  • pH tanah antara 6 – 7
  • Waktu tanam yang baik pada akhir musim hujan (Maret).

Budidaya Sawi

Pengolahan Tanah

  • Olah/cangkul tanah sedalam ± 30 cm.
  • Pemberian pupuk kandang / kompos sebanyak 10 ton setiap hektar atau 1 kg setiap m2
  • Buat bedengan dengan lebar 1 meter, panjang bedengan sesuaikan dengan kondisi lahan.

Penanaman

  • Sebelum tanam, biji sawi semaikan terlebih dahulu
  • Kebutuhan benih per hektarnya sebanyak 350 gr dengan daya kecambah 75%
  • Lahan pesemaian dicangkul dan digemburkan, lalu diberi pupuk kandang / kompos secukupnya.
  • Tabur biji sawi merata di atas pesemaian dan tutup dengan tanah secara tipis-tipis
  • Penyiraman setiap sore dengan menggunakan gembor
  • Setelah berumur 3 – 4 minggu dari waktu sebar (kira-kira berdaun empat helai) bibit dapat pindahkan ke bedengan
  • Beri tanaman pupuk Urea saat berumur 10 hari di bedengan
  • Pemberian pupuk di sekeliling tanaman sejauh 5 cm dari batang sebanyak 3 gr per tanaman
  • Untuk lahan 1 Ha, memerlukan 250 kg Urea
  • Pemberian pupuk bersamaan waktu tanah di dangir.

Pemeliharaan Tanaman

  • Pemeliharaan yang terpenting adalah pengendalian ulat daun
  • Pengendalian dengan cara penyemprotan racun hama dengan takaran 1 sendok makan setiap 10 liter air (Ambush 2 EC, Decis 2,5 EC).
  • Penggunaan racun hama sebaiknya saat serangan sudah cukup parah.
  • Sebaiknya racun hama tidak digunakan 15 hari sebelum tanaman dipanen.

Pemanenan

  • Tanaman sawi dapat panen setelah berumur 2 bulan.
  • Panen sawi Sawi  dengan cara cabut atau dipotong bagian batang diatas tanah.
  • Tanaman sawi yang terawat dengan baik dapat menghasilkan 10 – 15 ton/ha.
Scroll to Top