Budidaya Pohon Buah Pinang Betara

Yuk Bagikan ..

Pohon buah pinang Betara (Areca catechu) adalah tanaman tropis yang terkenal karena buah pinangnya yang berwarna merah kecoklatan yang populer sebagai camilan tradisional di banyak negara Asia Tenggara. Selain digunakan sebagai camilan, buah pinang juga memiliki nilai penting dalam berbagai aspek budaya, seperti upacara adat, obat tradisional, dan bahkan sebagai bahan dalam industri kosmetik.Budidaya pohon buah pinang Betara adalah peluang agribisnis yang menarik, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah beriklim tropis atau subtropis. Artikel ini akan membahas langkah-langkah dasar dalam budidaya pohon buah pinang Betara, manfaatnya, serta tips untuk mengoptimalkan hasil panen.

Pinang Betara

Sekilas tentang biji pinang

Biji pinang sangat banyak manfaatnya, khususnya dalam industri makanan maupun energi sebagai biofuel. Pemanfaatan buah pinang sebagai ramuan yang dimakan bersama sirih, telah menjadi kebiasaan secara turun temurun pada beberapa daerah tertentu di Indonesia, tetapi konsumennya terbatas.

Ekspor dari Indonesia diarahkan ke negara-negara Asia selatan seperti India, Pakistan, Bangladesh, atau Nepal. Negara-negara pengekspor pinang utama adalah Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Myanmar. Biji pinang yang diperdagangkan terutama adalah yang telah dikeringkan, dalam keadaan utuh (bulat) atau dibelah. Di negara-negara importir tersebut biji pinang diolah menjadi semacam permen sebagai makanan kecil.

Dari catatan Gabungan Asosiasi Petani Perkebunan Indonesia (Gapperindo), harga pinang di Sumbar sendiri menunjukkan trend peningkatan sejak 2015. Pada 2015, harga pinang tercatat Rp11.600/kg. Tahun 2016 harganya naik menjadi Rp13.200/kg dan puncaknya pada 2017 mencapai Rp18.300/kg.

Ketua Gapperindo Sumatera Barat Irman mengatakan, salah satu faktor yang menjatuhkan harga pinang disebabkan karena minimnya permintaan pinang dari negara yang menjadi tujuan ekspor pinang yakni India dan Pakistan.

Berdasarkan hal tersebut, potensi pengembangan produk berbahan dasar pinang ini dapat menjadi peluang yang sangat besar, terlebih kandungan pinang yang kaya akan manfaat seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Selain itu, diperlukan peningkatan kualitas tiap produk pinang agar dapat meningkatkan nilai ekonominya serta meningkatkan pula kesejahteraan masyarakat pelopor produsen produk pinang ini.  Saat ini biji pinang sudah menjadi komoditas perdagangan.

Manfaat Buah Pinang

Sebelum memasuki langkah-langkah budidaya, penting untuk memahami manfaat buah pinang Betara. Buah pinang memiliki berbagai manfaat, antara lain:

  • Makanan dan Camilan: Buah pinang umumnya dikonsumsi secara langsung atau digunakan sebagai campuran dalam masakan tradisional. Rasanya yang unik dan teksturnya yang kriuk menjadikannya camilan populer di berbagai budaya.
  • Obat Tradisional: Buah pinang telah digunakan dalam pengobatan tradisional selama berabad-abad. Beberapa manfaat kesehatan yang dikaitkan dengannya adalah sebagai obat antimikroba, peningkat energi, dan bahkan untuk mengatasi gangguan pencernaan.
  • Industri Kosmetik: Ekstrak buah pinang dapat digunakan dalam produk-produk perawatan kulit dan rambut karena sifat-sifatnya yang melembapkan dan nutrisinya yang kaya.
  • Aspek Budaya: Buah pinang memiliki nilai penting dalam berbagai upacara adat, seperti pernikahan, pertemuan keluarga, dan ritual keagamaan.

Varietas pinang betara

Pinang Betara berasal dari Betara, Tanjung Jabung Barat, Jambi. Saat muda, buahnya berwarna hijau tua dan berwarna oranye ketika matang. Bentuknya oval seperti telur dengan sabut berwarna putih agak kecoklatan pada bagian dalamnya, sedangkan bagian luarnya berwarna oranye.

buah pinang betara

Tempurungnya berwarna putih kekuningan, sedangkan bijinya berwarna agak kecoklatan. Tanaman ini berkembang di lahan gambut di mana umur 4-5 tahun merupakan umur mulai berbunga dan 6-7 tahun merupakan umur mulai panen. Berdasarkan produktivitas buah per tandan per pohon, varietas ini bisa menghasilkan pinang 131,35 butir. Sehingga cukup potensial dan effisien dibandingkan dengan varietas lain untuk luas lahan yang sama.

Langkah-Langkah Budidaya Pinang Betara

Berikut adalah langkah-langkah dasar dalam budidaya pohon buah pinang Betara:

  1. Pemilihan Lokasi Tanam : Pilih lokasi yang mendapatkan cukup sinar matahari dan memiliki drainase yang baik. Pinang Betara tumbuh baik pada tanah berpasir atau berkerikil.
  2. Persiapan bibit : Persiapan biit membutuhkan waktu yang tidak sedikit dan sangat menentukan, karena itu membutuhkan persiapan yang cukup lama.
  3. Persiapan Tanah: Persiapkan lahan dengan membersihkan gulma dan bebatuan. Tambahkan pupuk organik ke dalam tanah untuk meningkatkan kesuburan.
  4. Penanaman Bibit: Tanam bibit pinang Betara pada lubang yang cukup dalam sehingga akar bisa meresap dengan baik. Pastikan untuk memberikan jarak yang cukup antara setiap pohon.
  5. Pemeliharaan Rutin: Lakukan penyiraman secara teratur, terutama selama musim kering. Pemupukan juga diperlukan untuk memastikan pertumbuhan yang optimal. Selain itu proses penyiangan juga dibutuhkan supaya pertumbuhan tanaman terjaga.
  6. Perlindungan dari Hama dan Penyakit: Periksa tanaman secara berkala dan lakukan tindakan pengendalian hama dan penyakit jika diperlukan.
  7. Panen: Buah pinang Betara biasanya siap dipanen dalam 2-3 tahun setelah penanaman. Panen buah yang sudah matang dengan gunting tajam.

Langkah langkah di atas akan dibahas lebih rinci selanjutnya dalam artikel ini.

A. Pemilihan Lahan

Untuk memaksimalkan perkembangan tanaman, maka sesuaikan dengan lahan. Jenis tanah yang dapat menyuburkan pinang bisa jenis gambut dan humus. Sebab, dua jenis tanah ini sudah memiliki banyak kandungan pupuk yang alam. Sehingga usahakan lahan yang dipilih memiliki salah satu jenis tanah di atas. Usahakan tanah pada lahan tidak mengandung kerikil dan tana merah agar tidak mengganggu pertumbuhan pinang.

Tak hanya itu saja, lahan juga harus berada pada ketinggian sekitar 1 – 600 mdpl serta bebas dari tanaman liar seperti semak dan gulma. Setelah itu, buatlah pancang yang dibagi beberapa kelompok dengan jarak yang berbeda. Agar pinang bisa tumbuh subur, jangan menanamnya dengan jarak yang terlalu dekat. Buatlah lubang untuk menanam pada pancang dengan ukuran yang berbeda pada tiap kelompok. Tunggu sampai 7 hari setelah itu baru dilakukan penanaman bibit pinang.
Catatan, pinang bisa tumbuh dilahan dengan ketinggian sampai 1000 mdpl, namun hasil buahnya kurang maksimal. Idealnya untuk pinang ditanam dilahan yang berada di dataran rendah dengan elevasi atau ketinggian 1 – 600 mdpl.

B. Persiapan Benih

1. Jumlah Benih

Budidaya tanaman pinang dilakukan mulai dari penyemaian biji. Walaupun daya kecambah pinang tergolong tinggi yakni lebih dari 90%, kebutuhan biji untuk disemaikan sebaiknya dicadangkan sebanyak 25% dari jumlah benih yang dibutuhkan dalam setiap hektar areal tanam. Misalnya, penanaman dengan jarak tanam 2,7 m X 2,7 m membutuhkan 1300 tanaman/ha sehingga disiapkan sebanyak 1625 benih untuk disemaikan.

2. Kriteria Buah untuk Benih

Beberapa kriteria tentang buah pinang yang baik untuk dijadikan benih yakni ukuran, berat dan umur buah. Khusus untuk ukuran buah, sangat tergantung pada varietas pinang. Ukuran buah pinang bervariasi dari ukuran kecil sampai besar. Kriteria buah pinang untuk benih adalah:

  • Buah diambil yang berukuran besar dan seragam dengan acuan buah yang besar berpotensi menghasilkan keturunan dengan buah besar juga ;
  • Berat buah yang dijadikan benih sekitar 60 buah/kg atau kurang lebih bobot buah sekitar 35 g/butir;
  • Umur pohon yang baik lebih dari 10 tahun dan telah stabil berproduksi hingga umur 25 tahun;
  • Buah untuk benih harus matang secara fisiologis yang ditandai dengan warna buah oranye atau telah berumur kurang lebih 12 bulan;
  • Tidak terserang hama dan penyakit.

3. Persiapan lahan semai

Sebelum mengecambahkan biji, pesemaian perlu disiapkan terlebih dahulu. Untuk kebutuhan benih pada penanaman di lahan seluas 1 ha, maka luas pesemaian yang diperlukan berkisar 4–5 m² atau sekitar 400 biji/m2. Langkah-langkah persiapan pesemaian sebagai berikut:

  1. Pesemaian harus cukup baik atau subur dan aman dari gangguan orang, ternak dan organisme pengganggu lainnya;
  2. Lahan dibersihkan dari rumput dan digemburkan;
  3. Buat bedengan memanjang sesuai kebutuhan dan kondisi lahan dengan lebar 1 m yakni dengan menggali saluran drainase diantara dua bedengan dan tanah galiannya ditimbun ke tengah sambil diratakan.

4.  Perkecambahan

Tahapan perkecambahan biji adalah sebagai berikut:

  • Buah pinang terpilih susun pada bedengan dengan posisi horizontal. Penyusunan harus rapat agar daya tampung bedengan maksimal;
  • Buah pinang tersebut tutup dengan tanah berpasir;
  • Bedengan beri naungan agar kelembaban terjaga dan terhindar dari teriknya penyinaran matahari langsung; Bedengan diberi pagar agar terhindar dari gangguan hewan. Perkecambahan berlangsung sekitar 1,5 hingga 3 bulan. Saat itu, akar atau tunas dari buah  sudah bermunculan dan daya kecambah buah pinang dapat mencapai 90%.
  • Pemindahan buah yang telah berkecambah ke pembibitan langsung pindahkan ke dalam medium tanam dalam polybag.

5. Pembibitan

Pembibitan lakukan dalam dua tahap, sebagai berikut.

1. Pembibitan Tahap Pertama

Kecambah buah bibitkan pada lahan dengan lebar 1 m dan panjang sesuaikan dengan kondisi lapangan dan bedengan beri dinding keliling dari papan setinggi polybag (15 cm). Tujuannya agar polybag dapat susun tegak dan rapi. Polybag berukuran 25 cm x 25 cm atau volume 1 kg media tanam.

  1. Polybag harus memiliki lubang di bagian bawahnya agar drainasenya baik.
  2. Polybag diisi dengan tanah hingga setinggi 3/4 bagian, lalu dipadatkan.
  3. Biji pinang yang sudah berkecambah ditanam di dalam polybag pada kedalaman 4 cm atau posisi rata dengan tanah.
  4. Setiap polybag diisi satu kecambah.
  5. Selanjutnya, kecambah ditutup dengan tanah secukupnya agar kelihatan rapi.
  6. Bedengan diberi naungan dengan tinggi tiang naungan sekitar 2,5 m. Naungan terbuat dari daun kelapa, nipah dan alang-alang. Naungan mulai dikurangi setelah bibit berumur 2 bulan.
  7. Pengurangan ini dilakukan hingga bibit akan dipindahkan pada pembibitan kedua atau sudah berumur 5 bulan.

Selama dalam pembibitan, bibit perlu dipelihara dengan cara sebagai berikut:

  • Penyiraman dilakukan setiap pagi atau sore hari sebanyak 0,25 L/polybag, atau kondisi tanah dalam polybag sudah jenuh air;
  • Penyiangan gulma dilakukan bila di dalam dan disekitar polybag tumbuh gulma;
  • Pemberian pupuk majemuk NPK dilakukan dengan dosis 4 g/polybag;
  • Pencegahan hama dan penyakit dilakukan dengan menyemprotkan insektisida dan fungisida;
  • Seleksi bibit yang baik adalah bibit yang berpangkal relatif besar berbentuk seperti botol dan helaian daun melengkung.
2. Pembibitan Tahap Kedua
  • Pada pembibitan tahap kedua ini, bibit pada pembibitan pertama dipindahkan ke dalam polybag ukuran 40 cm x 50 cm.
  • Lahan yang digunakan dapat dilakukan di lahan pembibitan tahap pertama.
  • Jarak antar polybag pada pembibitan tahap kedua sekitar 30 cm x 30 cm.
  • Lahan harus datar agar polybag tidak rebah.
  • Ke dalam polybag, diisi tanah subur 2/3 bagian dan dapat pula ditambah kompos.
  • Dari 2/3 bagian polybag yang akan diisi dengan media tanam, 50% adalah kompos plus (pada bagian bawah) dan 50% sisanya diisi tanah biasa (pada bagian atas).
  • Bibit dari polybag kecil pada pembibitan tahap pertama dapat dipindahkan ke dalam polybag tersebut di atas dengan cara menyobek polybag kecil dan selanjutnya bibit ditanam dalam polybag besar.
  • Tanah dalam polybag harus relatif padat dan pangkal batang bibit tepat pada permukaan polybag. Agar pertumbuhan tanaman di polybag sempurna, perlu dilakukan pemupukan dengan pupuk NPK dengan dosis 20 g/polybag.
  • Lokasi pembibitan sebaiknya diberi pagar keliling agar terlindung dari gangguan ternak maupun hewan lainnya.
  • Lokasi pembibitan kedua ini sebaiknya dekat dengan sumber air.
  • Pemeliharaan pembibitan tahap kedua ini dilakukan selama 12 bulan sebelum dipindahkan ke lapang.

6. Seleksi Bibit

bibit pinang

Sebelum dipindahkan ke lapang, sebaiknya dilakukan seleksi bibit yang vigor atau kekar dengan kriteria sebagai berikut:

  1. Umur bibit yang akan dipindahkan ke lapang sekitar 12 hingga 18 bulan;
  2. Jumlah daun minimal 5 helai;
  3. Tinggi sekitar 60–75 cm dengan lingkar batang yang kekar;
  4. Tidak terserang hama dan penyakit.

C. Persiapan Lahan Penanaman

Tahapan yang harus dilakukan setelah lokasi tanam ditentukan adalah persiapan lahan yang dimulai dari pembukaan lahan (jika tanah berupa hutan semak, atau hutan lainnya) sampai dengan pembuatan lubang tanam

1. Pembukaan Lahan

Lahan yang dapat ditanami tanaman pinang adalah lahan semak belukar, lahan tidur atau lahan pekarangan.

2. Penentuan jarak tanam pinang

Jarak tanam yang umum digunakan di lapang adalah 2,7 m x 2,7 m segi empat. Jarak tanam ini dianggap cukup efisien untuk pertumbuhan tanaman. Dengan jarak tanam demikian, diantara tanaman pinang dalam barisan dapat ditanami dengan tanaman lain seperti tanaman palawija sebagai tanaman tumpang sari.

BACA JUGA :  Kelapa: Klasifikasi, Morfologi, Manfaat, dan Cara Menanam Pohon Kelapa

3. Pemancangan Tiang Ajir

Pemancangan tiang ajir akan memudahkan penentuan letak lubang tanam dan jarak menjadi lebih teratur. Peralatan yang digunakan untuk pengajiran adalah tali nilon, meteran dan tiang ajir dari bambu setinggi 1,75 m. Tali nilon disiapkan sepanjang 100 m. Kemudian diberi tanda dengan mengikatkan potongan tali nilon yang warnanya berbeda dengan tali induk. Batas setiap tanda sepanjang 2,7 m sesuaikan dengan jarak tanam anjuran (2,7 m x 2,7 m).

Setelah peralatan siap, pemancangan tiang ajir dapat  dengan cara sebagai berikut:

  1. Menentukan arah timur dan barat serta menentukan satu titik di sudut Barat dan satu titik lainnya di sudut timur;
  2. Menancapkan tiang ajir pada kedua titik tersebut dan membentangkan tali nilon 100 meter (sesuai kebutuhan) yang menghubungkan kedua ajir tersebut;
  3. Memasang simpul sepanjang tali (simpul dari tali nilon dengan warna berbeda dari tali pertama) dengan jarak antar simpul 2.7 meter. Tali bersimpul ini merupakan baris pertama (bukan urutan baris pertanaman);
  4. Membuat baris kedua. Pada baris pertama, ditentukan satu titik secara acak (tepat pada salah satu simpul) dan dari titik tersebut ditarik meteran sepanjang 8 meter;
  5. Dari titik yang sama, ditarik meteran ke arah samping (kiri atau kanan) sepanjang 6 meter tegak lurus dengan baris pertama dan menghubungkan titik pada ujung titik 6 meter dengan ujung dari titik 8 meter pada baris pertama sehingga membentuk segitiga siku-siku. Penarikan garis ini harus diatur sampai membentuk sisi dengan panjang 10 meter mengikuti Rumus Pitagoras;
  6. Setelah diperoleh segitiga siku-sikunya, maka ditarik garis lurus pada sisi 6 meter dari segitiga siku-siku tersebut, diperoleh baris kedua;
  7. Pembuatan baris ketiga dilakukan pada bagian sebelah dari baris pertama atau baris kedua dengan cara yang sama seperti point (4) sampai point (6);
  8. Selanjutnya, dengan menggunakan tali nilon panjang yang telah diberi simpul berjarak 2,7 meter, baris pertama, kedua dan ketiga dihubungkan sambil memancangkan tiang ajir sampai seluruh lahan terisi dengan tiang ajir
4. Pembuatan Lubang Tanam

Lubang tanam untuk pinang dibuat dengan ukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm. Lubang tanam harus sudah dibuat 1 bulan sebelum penanaman karena perlu dibiarkan terbuka terkena sinar matahari. Setelah itu, lubang dapat diisi tanah lapisan atas yang telah dicampur dengan kompos atau pupuk kandang sebanyak 1 kg. Selain itu, tanah lapisan atas tersebut dapat dicampur pupuk NPK sebanyak 50-75 g/lubang. Tanah tercampur pupuk tersebut dimasukan ke lubang hingga 2/3 bagian.

D. Sistim Penanaman Pinang

Ada dua sistim penanaman pinang yang dapat dilakukan, yaitu penanaman dengan sistim monokultur dan penanaman dengan sistim tumpang sari, yakni:

1. Penanaman Sistim Monokultur

Dalam sistim ini hanya satu jenis tanaman menghasilkan. Penanaman sebaiknya pada musim penghujan. Bibit yang ditanam sudah merupakan hasil seleksi.

2. Penanaman dengan Sistim Tumpang Sari

Penanaman sistem tumpang sari memberikan nilai tambah petani karena tanaman pinang baru berproduksi pada umur 5 tahun. Tanaman tumpang sari yang biasa ditanam adalah tanaman palawija antara lain jagung dan kacang-kacangan. Tanaman tumpang sari pada pertanaman pinang akan memberikan manfaat ganda pada petani, yakni pendapatan sebelum tanaman berproduksi dan efektivitasnya pemeliharaan tanaman pinang.

E. Pemeliharaan Tanaman

  1. Penyulaman, dilakukan untuk tanaman-tanaman yang mati atau rusak. Sebaiknya dalam penyediaan bibit untuk dipindahkan ke lapang, disisihkan sebanyak 25% dari total kebutuhan tanaman untuk satu hektar lahan yang akan ditanami sebagai tanaman sulaman.
  2. Pemupukan, dilakukan dua kali dalam 1 tahun, yaitu pada awal musim penghujan dan pada akhir musim penghujan. Ada aturan tersendiri untuk proses pemupukan pohon pinang dari umur ke umur untuk tetap menjaga pertumbuhannya.
    • Untuk pohon yang baru berumur 6 bulan – 4 tahun campurkan pupuk organik sebesar 2.5 kg dengan 250 gram pupuk NPK.
    • Sedangkan untuk pohon pinang yang sudah berumur diatas 4 tahun ganti dosisnya. Yaitu pupuk organik sebesar 6 kg dengan campuran pupuk NPK sebanyak 350 gram.
      Sebelum memupuk lakukan terlebih dahulu pengecekan kecocokan tanah dengan pupuk, untuk memaksimalkan hasil yang diperoleh.
  3. Penyiangan Gulma, yang dapat dilakukan dengan Ring Weeding maupun pembersihan blok pertanaman
  4. Pengairan, penting dilakukan pada daerah yang memiliki musim kering panjang karena pinang sangat peka terhadap kekeringan. Tanaman perlu diairi sekali dalam 4 sampai 7 hari tergantung jenis tanah dan iklim.

F. Panen buah pinang betara

Pohon pinang akan mulai menghasilkan buah pada usia 4 – 5 tahun. Serta akan berjalan normal untuk menghasilkan buah pada usia 6 tahun ke atas. Buah yang dihasilkan pohon pinang akan bergantung pada tahap-tahap di atas. Semakin baik mematuhi prosedurnya semakin banyak pula buah yang akan dihasilkan pada masa panen.

budidaya pinang betara

Buah pinang yang siap panen akan berwarna kuning dan jingga dan bisa dijual dalam 2 bentuk. Yaitu buah segar dan kering. Jika dijual dalam bentuk kering buah pinang dijemur selama satu minggu. Penjualan lebih cepat jika buah dijual dalam kondisi segar.

G, Pasca panen pinang

Proses pasca panen pinang betara ini sangat menentukan harga jual dipasaran. Karena jika penanganannya tepat, harga jual biji pinang juga bisa lebih bagus. Prosesnya bisa meliputi dari panen buah yang sudah tua atau 95% kondisi matang sempurna.

Pengeringan dengan sistem dijemur dulu, baru setelah itu di belah (pinang klotok). Proses ini bisa meningkatkan harga jual biji pinang kering dibandingkan yang dijual dalam kondisi segar atau melalui proses belah dulu baru dijemur (pinang cungkil).

H. Potensi Agribisnis

Budidaya pohon buah pinang Betara memiliki potensi sebagai agribisnis yang menguntungkan. Dengan permintaan yang konsisten atas buah pinang dalam berbagai industri, termasuk makanan, obat-obatan, dan kosmetik, budidaya ini dapat menjadi sumber pendapatan yang stabil. Selain itu, peningkatan kesadaran akan manfaat kesehatan buah pinang juga dapat membuka peluang pasar yang lebih besar.

Scroll to Top